Sabtu, 24 September 2016

BERKORBAN.





Salah satu penyebab terganggunya hubungan dalam rumah tangga, hubungan suami dan isteri, orang tua dan anak, yaitu "hilangan pikiran dan nilai pengorbanan". Kenyataan para suami menuntut banyak kepada isteri, begitu pula isteri menuntut  perlakuan khusus dari suami, orang tua menuntut dari anak-anak mereka.
Mengapa tuntutan muncul? isteri menuntut kepada suami, suami menuntut isteri, orang tua menuntut anak-anak? karena setiap pihak berpikir bahwa ia telah melakukan "pengorbanan" kepada pihak yang lain. Suami merasa bahwa ia telah berkorban banyak bagi isteri, istripun demikian, orang tua merasa telah berkorban banyak bagi anak-anak, sehingga banyak orang tua yang demikian emosi jika anak-anak tidak menuruti keinginan mereka.
Penulis bertanya kepada kaum pria dalam persekutuan kaum pria, apakah mereka telah "berkorban" bagi rumah tangga mereka? dengan  suara bulat semua bapak mengatakan "ya!", lalu penulis terus bertanya pengorbanan apa yang telah mereka lakukan? sepakat pula bahwa mereka telah bekerja sekuat tenaga untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka, juga mereka sepakat bahwa mereka telah sekuat tenaga membesarkan anak-anak dan menyekolahkan mereka. Penulis melanjutkan pertanyaan: "apa perbedaan antara pengorbanan  dan tanggung jawab ?, bukankah bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga adalah tanggung jawab suami dan isteri yang bekerja bersama? bukankah ketika orang tua membesarkan anak-anak dan memberikan pendidikan terbaik kepada mereka adalah tanggung jawab?
Suami dan isteri, orang tua, harus mampu membedakan antara "tanggung jawab dan pengorbanan". Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh seseorang, sementara pengorbanan adalah sesuatu yang baik yang dilakukan seseorang walau tanpa ada keharusan. Tanggung jawab, adalah sesuatu sebab akibat dari posisi yang diambil seseorang. Contoh seorang pria yang telah memutuskan untuk menikah, maka dengan sadar ia telah  mengetahui tanggung jawab atas  setatus yang diambilnya yaitu, suami, kepala rumah tangga, ayah, dan tentunya ia memperoleh manfaat-manfaat dari setatus itu.
Pengorbanan yaitu ketika seseorang tidak memiliki posisi dan hubungan, terhadap sesuatu, serta tidak ada kewajiban untuk melakukan sesuatu, tetapi ia melakukannya, dan ia tidak menerima upah apa-apa dan manfaat apa-apa bagi dirinya sendiri dari apa yang dilakukannya.
Tanggung jawab selalu berhubungan dengan hak, tetapi pengorbanan tidak. Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus dilakukan seseorang karena ia telah menerima sesesuatu, berupa status, manfaat pisik, moral dan kehormatan bahkan materi. Seorang suami melakukan tanggung jawabnya sebagai suami karena ia telah menerima manfaat dari setatusnya sebagai suami, ia memperoleh teman hidup yang membebaskannya dari rasa sepi, teman hidup yang membebaskannya dari gairah seksual, teman hidup yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak mampu dilakukannya sebagai pria. Ketika ia harus bekerja memeenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangganya maka ia memperoleh manfaat kebanggan dari itu. Demikian pula dengan para isteri melakukan segala sesuatu karena ia telah memperoeleh banyak manfaat dari setatusnya sebagai seorang isteri.
Implikasi dari tanggung jawab yang dilakukan  yaitu seseorang tidaklah harus mendapat pujian bahkan puji diri, tidak berak meminta lagi sebab ia telah memperoleh sebelumnya, tidak harus menuntut lagi sebab ia telah mendapatkan manfaat sebelumnya.
Seorang suami, isteri, orang tua yang berkorban adalah mereka yang melakukan sesuatu yang terbaik bagi keluaarga mereka, kelurga besar, orang lain dialuar tanggung jawab yang seharusnya mereka lakukan, melakukan sesuatu melebihi tanggung jawab yang seharusnya mereka lakukan. 

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.   Introitus: (Iringan musik masuk, dan jemaat mengambil saat teduh). 2.   Votum: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yan...