SAKSI-SAKSI IMAN.
Khotbah
ini disampaikan kepada WBI untuk memulaikan tahun ini dengan suatu tema yang
penting yaitu iman, pengharapan dan kasih, oleh karen itu tahun ini dimulaikan
dengan iman.
Pendahuluan:
Khotbah ini dimulaian
dengan suatu pertanyaan mengenai IMAN yaitu “apa, mengapa dan bagaimana iman
itu?
Mengapa penulis
menekankan iman sebagai dasar bagi kita sekalian untuk memasuki tahun ini dan
memiliki kekutan untuk menapaki hari depan yang terbentang dihdapan kita
sekalian.
Apa pentingnya iman itu
sehingga kita harus beriman dan menjadikan iman sebagai landasan kita sekalian,
berikut ini adalah beberapa pernyataan besar dan penting mengenai iman:
Kej: Percayalah Abraham
kepada Tuhan dan Tuhan memperhitungkan itu kepadanya sebagai kebenaran.
Tuhan Yesus mengatakan
“Jika engkau memiliki iman sebesar biji sesawi saja, maka engkau dapat berkata
kepada gunung ini, terangkat dan pindah ke laut....(penyataan Tuhan Yesus ini
adalah penyataan iman yang sungguh besar).
Karena iman engkau
diselamatkan, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.
Tidak percaya adalah
menista Allah (Bil. 20: 12).
1.
Iman itu Apa?
Latar belakang dan lingkup iman:
Ketika kita berbicara mengenai iman, maka terlebih dahulu kita
harus memahami latar belakang dan lingkup iman itu sendiri. Latar belakang iman
adalah: “ciptaan, manusia.
Ciptaan dan manusia.
Manusia kita pahami
sebagai mahluk yang lemah dan Ia adalah ciptaan dan ia adalah ciptaan yang
terakhir, oleh karena itu telah ada fenomena sebelumnya yang tidak
diketahuinya.
Setelah manusia jatuh
dalam dosa dan tidak ada lagi persekutuan dengan Allah dan juga perjalanan
waktu maka, rentang dan jurang pengetahuan manusia akan fenomena dan keberadaan yang lain semakin jauh.
Manusia dan akal budi:
Allah menciptakan manusia menurut “peta teladan-Nya” salah satu
diantaranya yaitu: “Akal budi” dengan akal budi itu ada dua pokok utama “yaitu
agar dengan akal budi itumanusia dapat merespon Allah dengan kehendak bebasnya
dan yang kedua dengan akal budi itu manusia dapat mewakili Allah bagi seemesta
ini, ia sebagai mahkota ciptaan yang mewakili Allah untuk mengusahakan semsta
ini.
Satu fakta ini, bahwa “dengan akal budi dan kehendak bebas itu menjadi
korup, folusion, setalah jatuh didalam dosa. Dan karena akal budi itu
menghakimi manusia sendiri. Manusia mulai berpikir dari mana dan mau kemana
segala sesuatu.
Dengan pikiran manusia dapat, mengenali sesuatu, membedakan,
menganalisa,
Manusia dan waktu.
Manusia terkurung oleh waktu yaitu waktu yang lalu dan waktu
yang akan datang antara. Past dan Future. Bagaimana dengan dosanya dimasa lalu
dan bagaimana nasibnya di masa yang akan datang. “All saints has a past and
every sinner has a future”..!
Manusia mulai berpikir mengapa ia ada dan siapa yang menjadikkan
dan menjadi penyebab segala sesuatu dimasa ini. manusia mulai juga berpikir apa
yang akan terjadi setelah kematian? Apakah fenomena manusia dan yang ada ini
hanya sampai pada kematian?
Satu hal yang penting adalah keterbatasan manusia atas waktu,
yaitu waktu yang akan datang..kita tidak tahu sebentar yang akan terjadi...
Anda tidak tahu akan berhasil atau gagal, anda tidak tahu
akankah, Panjang umur atau pendek umur, anda tidak tahu.....Intinya anda banyak
tidak tahunya, lalu kalau anda tidak tahu maka apakah anda berhenti untuk saat
ini..?
Kalau anda tidak tahu pasti akan apa yang terjadi, lalu apakah
anda tidak akan melakukan apa-apa. Ada orang yang mengerjakan sesuatu, ternyata
akhirnya ia tertipu dan merugi, maka
dapatkah kita mengatakan bahwa untuk tidak tertipu maka jangan
mengerjakan apa-apa..?
Imanlah yang membuat kita melakukan sesuatu yang kita tidak tahu
bagaimana hasilnya.
Manusia dan fenomena.
Manusia dan fenomena
bahwa hingga kecanggian apapun, tidak ada seorangpun manusia yang dapat mengendalikan apa yang terjadi pada
dirinya, lingkungannya, mengapa ini terjadi padaku dan bukan padanya, mengapa aku mendapat
sesuatu yang luar biasa dalam hidupku. Hidup ini bukanlah kebetulan, segala sesuatu
berjalan dengan sangat baik dan teratur.
Manusia dan kebenaranan (segala kebenaran, kebenaran Allah).
Sebelum ditemukan
Ada
fakta kebenaran yang ada dalam
Devinisi:
TB : “Iman dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan”
TL : “Adapun iman itulah percaya yang sungguh
akan hal perkara-percaya yang diharapkan. Dan keyakinan akan hal
perkara-perkara yang tiada kelihatan”.
KJV :Now faith is substance of things hoped
for, the evidence of things not seen.
Iman berbicara dasar:
Dasar itu berbicara alasan awal:
Dasar itu berbicara mengenai dalil awal.
Apakah yang perlu menjadi dasar?
Gedung akan sangat ditentukan oleh dasarnya. Atau pondasi.
Ilmu pengetahuan harus ditentukan oleh dasar pemikiran yang
baik. Contoh:
Anda
mau tahu berbahsa inggris dengan baik sementara anda tidak tahu dan tidak
mengkuasai
Contoh anda ingin bermain musik dengan baik anda tidak mengerti dengan
baik solmisasi, tangga nada!
Dan
“Bukti
dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.
Bukti selalu berbicara sesuatu yang dilihat dalam pemikiran
Yunani-bukti selalu.
Bukti adalah sesutau yang dilihat, tetapi bukti dalam iman
adalah sesuatu yang dipercayai.
Bukti atau evidance dalam ilmu filsafat yaitu sesuatu yang dapat
dilihat, dinalar, diukur dan dirasakan, tetapi bukti yang dikatakan oleh penulis yaitu “bukti yang
tidak kita lihat” ....Apakah ini bertentangan dengan bukti yang selama ini
adala dalam dunia filsafat? Tidak! Evidance yang dimaksudkan oleh penulis
Ibrani adalah sesuatu yang melampaui pikiran yang biasa! Bukti ini tidak dapat
dilihat tetapi dipercayai,
Contoh:
Engkau belum melihat dan
belum dapat membuktikan hari esok, tetapi engkau yakin dengan sungguh bahwa
hari esok pasti datang.
Engkau belum pernah
melihat Bapa, melihat Allah tetapi engkau percaya Dia dan mengasihi Dia dengan
sungguh.
Bahyak hal yang engaku
belum lihat, belum engkau dapat hitung, belum engakau dapat pastikan tetapi
engkau telah percaya dengan sungguh itu akan terjadi.
IMAN MENUNTUN KEPADA PENGERTIAN:
Sebab oleh imanlah telah diberikan
kesaksian kepada nenek moyang kita.
Karena
imanlah kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah. Sehingga
apa yang kta lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat:
Pertanyaan:
Pengrtian
apa yang terpenting dalam dunia ini?
Iman itu menuntun kepada
pengertian:
Apa yang dimaksud dengan mengerti,
apakah pengertian adalah sesuatu yang penting?
Pengertian terpenting dalam dunia ini,
pertama-tama bukanlah menyangkut
matematika, ilmu ekonomi, tetapi pengertian mengenai Allah dan
pengertahuan mengenai manusia. Pengrtian inilah yang sangat penting dan
terpenting dan semua pengertian lain dalam dunia ini akan melayani kedua hal
ini, yaitu kemuliaan Allah dan juga demi kemaslahatan manusia.
Suatu bangsa yang memiliki teknologi
yang terhebat saat ini yaitu Nuklir jika teknologi nuklir itu tidak membawa
kepada kemaslahatan manusia, dan jika pengertian akan teknologi itu tidak
memuliakan Allah maka pemahaman dan pengertian itu menjadi sia-sia.
Dampak:
Sehingga
apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat:
Apa yang terlihat telah terjadi dari
apa yang tidak dapat kita lihat.
Bukan apa yang kita lihat menjadikan
apa yang kita lihat!
Iman itu bukan berdasarkan bukti, tetapi
karena iman terbukti.
Iman menolong kita manusia beriman
untuk memahami bukti atau memperoleh pengertian dari bukti.
Paulus mengatakan: “bahwa kami adalah
orang yang hidup karen percaya, bukan karena melihat”.
Jikalau kita hidup dan bergerak
berdasarkan bukti, maka kita tidak akan pernah bergerak akan sesuatu yang belum
dapat kita pastika, belum kita lihat, belum kita sentuh.
Hal yang kedua adalah:
“iman itu menuntun kepada bukti, bukan bukti yang menuntun kepada pengertian.
Manusia terjatuh kepada hal ini ketika meletakkan bukti sebagai yang
terutama dalam hidup manusia
Bahwa alam semesta telah dijadidkan
oleh Firman Allah:
IMAN ADALAH PENYEBAB SEGALA SESUATU
DALAM DIRI MANUSIA.
Dalam
pembahasan saksi-saksi iman dimulaikan oleh penulis dengan membahas definisi
dan filosofi iman yang paling mendasar lalu pada bagian saksi disebutkan
mengenai nenek moyang kita telah terpuji....lalu dimulaikan dengan dua orang
saksi iman kuno yaitu “Habel dan Henok” dua orang yang berbeda nazib sama
sekali yang satu orang yang pertama “mati secara pisik dan yang satu lagi orang
yang diangkat secara pisik yang pertama dan tidak mengalami kematian”.
Dua orang
menjadi saksi-saksi iman yang pertama ini berbicara mengenai asal mula manusia
menyembah Allah dan menjalin kembali rellasi dengan Allah ketika kejatuhan
dalam dosa yang telah terpisah dengan Allah karena dosa manusia dan karena
iman, maka Allah kembali menerima manusia dan memiliki hubungan yang erat
kembali dengan Allah.
Dalam
pemberian contoh saksi iman menghadapkan manusia pada dua keberadaan yaitu
“kemaatian dan kehidupan”. Karena imannya kepada Allah, memang Abel mati,
tetapi ia dapat tetap berkata-kata walau ia telah mati. Dan karena iman maka
Henok tidak mengalami kematian tetapi diangkat oleh Allah dalam kekekalan
secara langsung.
Dalam hidup
ini manusia dierhadapkan dua hal yaitu kehidupan kekal dan juga kematian.
Hanya
dengan iman manusia dapat menyingkapi dan menjalani kedua hal itu.
Hanya
dengan imanlah manusia menyingkapi kehidupan dan kematian.
Hanya
dengan imanlah, manusia dapat menjalani, menghadapi dan mengharapkan kehidupan.
HABEL:
Mempersembahkan kepada Allah suatu
persembahan kepada Allah sebagai manusia dan persembahan itu jelas dilakukan dalam
suatu iman dan kebenaran
Karena iman:
Ia mempersembahkan korban yang lebih
indah.
Iman
membuat kita beribadah dan ibadah salah satu katanya adalah “korban”.
Tak ada seorangpun akan mengorbankan
segala sesuatu kepada Allah tanpa terlebih dahulu ia beriman, saya tidak
berbicara pertama-tama apakah ia beriman secara benar.
Karena iman itu maka ia melakukan
sesuatu yang lebih baik.
Dan karena iman telah disaksikan bahwa
ia adalah orang benar.
Karena
iman maka kita dibenarkan.
Oleh sebab imannya ia berkata-kata
lagi walau ia sudah mati.
Tanpa
iman tidak mungkin seseorang berkenan kepada Allah. Sebab barang siapa
berpaling kepadda Allah ia harus percaya bahwa Allah ada! Dan bahwa Allah
memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
TL: karena didalam hal iman segala datuk nenek itu sudah terpuji.
Satu hal
yang penting dari perkataan Firman dalam ibrani bahwa iman adalah “penyebab”
dalam hidup. Percaya itu menjadi penyebab segala sesuatu. Seseorang harus
membangun percayanya untuk menjadi atau menjadikan segala sesuatu. Seseorang
pertama-tama harus membangun percayanya kepada Allah terlebih dahulu, lalau
percaya yang dikerjakannya.
Philo
mengatakan: “tak ada seorangpun dapat berpikir tanpa meletakkan harapannya
kepada Allah”. Aku dapat mengatakan kepada anda sekalian pada saat ini bahwa
anda tidak dapat memikirkan dan mengharapkan sesuatu, tanpa meletakkan harapan
kepada Allah.
Bukan uang,
bukan kepintaran, bukan relasi yang
menjadi penyebab segala sesuatu dalam hidup kita. Anda mengharapkan sukses, dan
kesuksesan itu tidak mungkin akan anda raih tanpa meletakkan harapanmu kepada
Allah dan percaya dengan sungguh bahwa engkau dapat mewujudkan hal itu.
HENOK:
Keturunan Adam dari garis Set.
(Berbeda dari garis Kain). Ia adalah anak Yared, anak mahalael.
Henok hidup bergaul dengan Allah. Lalu
Ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
Hidup bergaul dengan Allah ini adalah
sesuatu hubungan yang baik, hubungan dekat,
Kehidupan Kristen dan kehidupan dalam
iman yang sesungguhnya adalah hidup dalam hubungan atu hidup bergaul dengan
Allah.
Iman Nuh: (Kej. 6; Rum. 3:22-; 4J
“karena iman maka Nuh dengan petunjuk
Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan dengan taat mempersiapkan bahtera
untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia dan
ditentukan untuk menerima kebenaran sesuai imannya”.
1. Karena iman maka Nuh mendengar
petunjuk Allah.
Banyak yang mendengar tetapi sedikit
yang menanggapi. Mendengar sesuatu dan menanggapinya dengan tepat membutuhkan
iman (Mat. 13: 14; Mrk. 4: 12).
2. Iman Nuh yaitu melakukan sesuatu
pekerjaan yang belum dilihatnya yaitu ia belum melihat hujan apalagi banjir dan
menyediakan kapal diatas gunung.
Iman kadang menantang kita untuk
melakukan sesuatu yang diluar nalar kita sebagai manusia.
Visi adalah prodak iman. Orang beriman
akan melihat sesuatu massa depan yang lebih baik. Ia akan rela menderita untuk
melakukan sesuatu
3. Karena iman itu ia menghukum dunia.
4. Nuh ditetapkan
IMAN
MENUNTUN KEPADA PENGERTIAN
Seorang
ahli perbandingan agama Islam asal Mumbai, India. Zakir Naik dalam
ceramah-ceramah terbukanya, sering kali menantang orang Kristen dengan
mengatakan “Islam sangat menghargai Yesus Kristus, tetapi hanya seebagai
nabi, tunjukkan kepada saya kalau didalam
Injil ada pernyataan Yesus bahawa Dia adalah Tuhan, maka saat ini juga saya
akan masuk Kristen”.
Apa
yang dilakukan oleh Zakir adalah meletakkan bukti diatas iman, bahwa bukti
menjadi dasar iman. Pola dan pertanyaan Zakir telah ada pada jaman Yesus,
ketika para ahli Taurat dan orang Farisi datang meminta tanda kepada Yesus
apakah Ia adalah Mesias, tetapi Tuhan Yesus menjawab “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi
kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus” (Mat. 12:
38-29). Apakah tanda Yunus itu? Yaitu ketika Yunus berada dalam perut ikan
selama tiga hari. Demikian juga Yesus mati dan turun kedalam dunia orang mati
dan bangkit. Bukankah kematian dan kebangkitan Yesus sudah lebih dari tanda
manapun juga, dan juga sudah lebih dari pengakuan seperti yang diinginkan oleh
Zakir?
Orang
Yunani mencari hikmat sedangkan orang Yahudi meminta tanda. Hikmat adalah
sesuatu yang masuk akal, dicocokkan dengan akal, disesuaikan dengan akal.
Sedangkan tanda adalah sesuatu yang dapat dilihat dan dapat rasakan. Kedua hal
ini adalah cara yang dipakai dunia ini untuk menegakkan harapan dan hidup
mereka.
Tuhan
Yesus telah memberikan bukti yang terbesar akan Diri-Nya dan hikmat Allah yang
terbesar di dunia ini dengan “kematian dan kebangkitan-Nya”. Yang menjadi
pertanyaan apakah semua orang yang telah melihat dan mendengar bukti itu
menjadi percaya? Tidak! Itulah sebabnya mengapa St. Paulus mengatakan: “Sebab pemberitaan tentang salib memang
adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang
diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah” (I Kor.1: 18).
Bagi
orang percaya “iman atau percaya menuntun kepada bukti”, tetapi bagi orang yang
tidak percaya seperti Zakir, bukti menuntun kepada iman, tetapi ketika bukti
itu diberikan mereka tetap tidak percaya, mengapa? Ternyata bukti itu tidak
mampu mereka pahami atau tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Dalam
Ibrani mengatakan: “Karena iman/percaya
maka kita mengerti” , bukan karena mengerti maka kita beriman. Terlepas
iman itu adalah anugerah Allah, tetapi dunia ini lebih banyak hal yang belum
dapat dibuktikan, belum dilihat dan belum kita mengerti, tetapi kita terus menjalaninya
karena kita percaya dan mempercayakan hidup dan harapan kita pada Yesus Tuhan
yang terpercaya.
Banyak hal yang masih sedang
diperjuangkan untuk menjadi kenyataan, banyak harapan yang belum terwujud,
lebih banyak hal lagi yang sedang menuju pembuktian dari pada yang telah
terbukti, dengan imanlah semua itu akan terwujud dan Allah tidak pernah
mengecewakan setiap orang yang berharap kepada-Nya dan mengikuti jalan-Nya.
Biarlah setiap orang yang beriman dalam perjalanan hidupnya bersama Allah dapat
mengatakan “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai
penolong dalam kesesakan sangat terbukti
(Maz. 46: 1).
IMAN DAN BERKAT.
“karena
iman maka Ishak sambil memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada
Yakub dan Esau”.
“Karena
iman maka Yakub, ketika hampir tiba waktunya akan mati, memberkati kedua anak
Yusuf lalu menyembah sambil bersandar pada tongkatnya.”
“Karena
iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang
Israel dan memberi pesan tentang tulang-tulangnya”.
Pendahuluan:
Dalam ibadah dimuat beberapa hal yang
penting untuk menunjukkan bahwa perkumpulan yang kita adakan itu bukan seperti
perkumpulan manusia yang berada di Pasar, atau kelompok arisan Kristen, tetapi
ibadah. Oleh karena itu ada beberapa unsur-usnsur liturgi untuk menegaskan hal
itu sebagai ibadah Kristen dan diyakini bahwa Allah hadir dan sedang dimuliakan
dalam ibadah itu, menegaskan bahwa perkumpulan itu adalah perkumpulan karena
Allah dan dikumpulan oleh Allah.
Unsur-unsur penting dalam ibadah itu
sebagaimana selama ini saya tegaskan bahwa “dimana ada Firman diberitakan dan
pelayanan perjamuan dilayankan didengar dan ditaati, itu adalah ibadah Kristen,
selain itu ada beberapa Unsur-unsur liturgi yang diberikan untuk mempertegas
nilai dan arti ibadah Kristen. Dalam teologi reform, bahwa ibadah itu dimulai
dengan tanda bahwa Allah yang memanggil dan menyatakan diri kepada manusia/umat
dan bukanlah umat yang mencari Allah. Votum adalah penegasan iman bahwa
kumpulan itu adalah kumpulan oleh, bersama dan
bagi Allah. satu hal tindakan atau unsur yaitu berkat. Saudara tahu
setelah bertahun-tahun saya menyerukan berkat Allah atasmu, kamu tahu apa
perbedaan antara saya dan pendeta Baptis lainnya?
Berkat adalah suatu tindakan iman dan
unsur liturgi yang penting
Apa
yang dilakukan:
1. Iman membuat seseorang memandang jauh
ke depan.
2. Memberikan berkatnya kepada Yakub dan
Esau.
3. Yakub memberkati kedua anak Yusuf.
4. Yusuf setelah hampir tiba matinya
memberitakan harapan besar bagi Israel dan keinginannya agar dimakamkan di
tanah perjanjian.
Browning: berkat adalah kemurahan yang
dikaruniakan Allah kepada umat-Nya, seperti dalam waktu panen. Berkat juga
merupakan kata-kata yang menjadikan seseorang menjadi kudus.
Berakah:Blessing: kuasa hidup, kelimpahan,
merdeka.
Berkat:
1. “Adalah sesuatu tidakan iman yang
paling besar! Berkat tidaklah dimohonkan tetapi diberikan dalam otoritas iman. Kenapa
berkat itu diberikan? karena yang memberikannya atas nama Tuhan itu tahu bahwa
mereka telah memilikinya dan dengan kuasa Tuhan pula mereka memberikannya”.
Berkat
adalah sesuatu yang diterima dari Allah dan diklaim hal itu telah dimiliki
karena iman dan diberikan juga dalam iman, untuk memastikan masa depan yang
belum dillewati tetapi diklaim bahwa itu sungguh akan terjadi.
Berkat
bukan suatu prodak lidah semata, tetapi prodak atau hasil kepastian iman atas
janji-janji Allah dan pekerjaan Allah yang dipegang erat.
2. Berkat adalah sesuatu yang berjalan
simultan, bahwa berkat yang diberikan dan diserukan atau di proklamirkan dalam
iman dan hanya akan efektif jika iman berkat itu juga disambut dalam iman.
Berkat
aatas nama Tuhan hanya akan diberikan oleh orang yang mengimani Allah dan jga
hanya diterima oleh orang yang juga percaya pada Allah dan percaya bahwa apa
yang diucapkan itu adalah benar.
Mengapa
Ishak memberkati Yakub anak bungsu memiliki
3. Berkat yang diberikan oleh para Patriakh itu dikatakatakan bahwa mereka
memandang jauh ke depan. “karena iman
maka Ishak sambil memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada Yakub
dan Esau”. Berkat itu bukanlah nubuatan, karena nubuat berjalan dalam
rencana besar Allah dan untuk penegasan dalam sejarah bahwa Allah. Berkat
adalah tindakan iman bagi sejarah hidup seseorang.
Berkat
bukan suatu pagar untuk apa yang Allah akan kerjakan dalam hidup kita, tetapi
apa yang harus kita kerjakan menurut Allah. Berkat itu bukan harapan, tetapi
pemberian iman dan hanya akan menjadi nyata jikalau diterima dengan iman dan
dilakukan dalam iman maka itu semua akan menjadi nyata. Perbedaan dari berkat
Patriakh yang diberikan dengan berkat yang diberikan kepada umat saat ini
adalah Berkat Patriakh adalah berkat yang diberikan secara khusus karena
rencana Allah dalam pemilihan Israel.
4. .
Kesimpulan:
1, Berkat itu adalah sesuatu yang
penting yang dilakukkan oleh orang beriman dalam imannya kepada Allah.
1. Berkat dan kutuk itu mengandung suatu kuasa
dari Allah
Iman itu memiliki kuasa.
Menaklukkan
kerajaan-kerajaan: Yesus lahir di Israel sebagai bangsa Yahudi, dalam
keberadaan sebagai orang terjajah. Demikian juga para Murid lahir sebagai orang
terjajah dengan situasi yang sangat berat. Ketika para Farisi berupaya menjebak
Tuhan Yesus dengan pertanyaan mengenai pajak, Tuhan Yesus dijebak di dua disisi
hidup yaitu “apakah layak memberi pajak kepada kaisar”
Mengamalkan
kebenaran.
Memperoleh
apa yang dijanjikan:
Telah
memperoleh kekuatan dalam kelemahan:
Bunda Teresa:
Polikarpus:
Ketika kita tidak memiliki apa-apa lagi dan
sangat lemah, maka disaat-saat seperti itulah biasanya manusia yang tidak
beriman akan sangat lemah bahkan hancur, tetapi bagi orang percaya, disaat-saat
seperti itu orang kadang sungguh-sungguh merasakan bahwa hanya tinggal Tuhan
saja yang dipunyainya.
Sperti kisah seorang homeless di Amerika yang
akhirnya menjadi milioner, bahkan hanya mendapatkan makan dari jatah di gereja.
Chris Gander, bahkan harus tidur di toilet umum
di stasiun,
Ibu-ibu
telah menerima kembali orang-orang yang telah mati, sebab dibangkitkan. tetapi
orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan,
suapaya beroleh kebangkitan yang lebih baik. (I Raj. 17: 23)
Iman
Melahirkan Keberanian
Sekitar
abad ke 4 M, Agustinus bapa gereja Barat menentang suatu kelompok dalam gereja
yang diekenal dengan bidat Montanisme yaitu suatu kelompok yang dipimpin oleh
Montanus, gerakan ini pada mulanya yaitu menentang para rahib dan pemimpin
gereja yang waktu sebelum Konstantinus Agung menyatakan Kristen adalah agama
negara pada tahun 312 M. Sebelum jaman Konstantinus Agung, orang Kristen
mengalami banyak penyiksaan dan penganiayaan yang menjadikan banyak orang
kristen menyangkal iman mereka karena ketakutan dan tidak sedikit diantara
mereka adalah para rahib atau para imam. oleh karena itu Konstantinus Agung
mengumumkan bahwa Kristen adalah agama negara, banyak orang Kristen yang dahulu
murtad termaksud diantaranya adalah pendeta kembali menjadi orang Kristen. Para
pendeta yang dahulu murtad inilah yang ditentang oleh Montanus, dan juga
pendeta yang terlibat masalah moral, bahwa pelayanan mereka tidak sah. Selain
banyaknya orang Kristen yang menyangkal imannya karena takut, juga sejarah
telah membuktikan bahwa banyak orang Kristen yang melawan ketakutan mereka dan
dengan tegas menyatakan iman percaya mereka secara terbuka dan pengerbanan
mereka telah menjadi benih bertumbuhnya gereja-gereja Tuhan.
Iman
bukan hanya menjadikan seseorang diselamatkan, tetapi iman harus berdampak pula
dalam kehidupan saat ini. Damai sejahtera adalah dampak dan tanda dalam
kehidupan sehari-hari orang beriman. Ketika Tuhan Yesus akan naik ke surga maka
Ia mengatakan “damai sejahtera-Ku Ku tinggalkan bagimu”.
Dosa
membawa dampak yang kontras dengan iman, yaitu mengakibatkan “ketakutan”. Tak
ada sukacita, sukacita dan damai dalam ketakutan. Hanya satu jalan untuk
memperoleh damai sejahtera yang sejati yaitu iman kepada Yesus Kristus, tetapi
ada berbagai macam cara dan jalan bagi ketakutan merasuki hidup kita. Takut
kekurangan, takut terhadap masa depan, takut memulaikan sesuatu. Dari semua
kketakutan itu, satu ketakutan yang sangat berbahaya yaitu takut memikul
konsekuensi iman, atau takut menyatakan kebenaran, itulah sebabnya mengapa Tuhan
Yesus mengatakan “setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku (Mat. 16:24)”, dalam arti bahwa
banyak orang yang mau mengikut orang tetapi sedikit orang yang mau menanggung
konsekuensi ikut Yesus.
Dalam
Ibrani 11: 23 tercatat orang tua Musa sebagai saksi-saksi iman, dimana yang
mereka lakukan adalah menyembunyikan Musa selama tiga bulan setelah ia lahir,
walau pada akhirnya mereka tidak bisa lagi menyembunyikan Musa dan
menghanyutkannya di Sungai Nil, tetapi apa yang mereka lakukan selama tiga
bulan adalah suatu tindakan iman yang sangat besar yaitu “keberanian”. “Karena
mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan
perintah raja (Ibr.11:23b). Iman membangkitkan keberanian keberanian untuk
berpihak pada kebenaran Allah, keberanian yang rela menanggung konsekuensi
mengikut Yesus, walau konsekuensi itu adalah salib dan penyangkalan diri,
tetapi hanya inilah jalan satu-satunya untuk mendapatkan damai sejahtera yang
sejati. Keberanian iman menyingkirkan ketakutan yang menggerogoti damai
sejahtera dalam diri.
BERTEKUN
DIDALAM IMAN.
Iman melahirkan ketekunan, tetapi sebelumnya
adalah bahwa kita membutuhkan ketekunan didalam iman itu sendiri. Kita tekun
mempercayai apa yang harus kita percayai. Bertekun didalam iman, yaitu ketika
kita harus terus mempercayai apa yang kita percayai, ketika percaya kita itu
mengalami ujian yang berat. Ketika kita pecaya Allah sang pemelihara, tetapi
kenyataannya kita kekurangan, Allah mengatakan bahwa Ia mengasihi kita, tetapi
kenyataan bahwa ada orang-orang yang kita kasihi dipanggilnya,
Kalkun:
Bagaimana kita bertekun dan
tetap bertumbuh dalam iman.
1. Tekun
yaitu mengikuti perlombaan yang diwajibkan.
Baru-baru ini kita diperhadapkan
dengan Pilkada Jakarta. Dalam proses pemilu itu ada yang namaya kampanye, yaitu
para calon harus mengeluarkan dan ayang banyak untuk dapat berbicara kepada
masa memperkenalkan diri mereka, memperkenalkan program mereka, mebuka kedok
lawan politik dan memberikan janji yang berdasarkan kemampuan bahwa kita lebih
mampu dari dia atau mereka, intinya agar mereka yang dipilih.
Tetapi sesuatu yang tidak
lazim yaitu yang dilakkukan oleh AHY ketika diundang untuk debat terbuka, maka
ia selalu menghindar, termaksud ketakutan menghadapi Najwa Sihab.
Apa yang dilakukan oleh SBY,
yaitu curhat sana-sini dan menyelamatkan diri anaknya dari debat, memang itu
bukan wajib, tetapi ketika anaknya menghadapi perlombaan atau pertarungan wajib
maka anaknya keok.
Dalam dunia tinju, seseorang
harus menghadapi pertandingan wajib untuk naik kelas merebut sabuk dan yang
kedua pertandingan wajib untuk mempertahankan sabuk, kalau mau lebih genngsi
maka ia harus menantang yang lebih diatasnya.
Dalam ketekunan iman juga ada
pertandingan atau lomba yang tidak bisa dihindari kadang lomba itu menempatkan
orang beriman dan tidak beriman pada posisi yang sama.
Dalam
hidup beriman ada “Anugerah Khusus” dan kewajiban khusus yang kita milliki sebagai
orang beriman. Tetapi ada pertandingan umum yang harus kita lewati bersama yang
diberikan Tuhan kepada semua. Contoh:
·
Tuhan memberikan hujan kepada semua
dalam suatu daerah baik orang percaya atau tidak.
·
Anda harus bekerja keras dan
berjuang dengan cerdas dalam persaingan kerja-Jangan karena beriman maka anda
menuntut Tuhan, bahwa dengan kerja sedikit anda akan mendapat banyak!
·
Anda sakit orang yang tidak beriman
juga sakit, intinya banyak hal-hal pisik yang terjadi kepada orang beriman dan
tidak beriman secara umum dan sama.
·
Ada kewajiban-kewajiban yang wajib
yang harus kita lewati dan lakukan untuk tetap bertumbuh dalam Allah.
2.
Jangan menjauhkan diri dari kasih
karunia kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar pahit pahit yang
menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang (12: 15). “looking diligently lest any man fail of the
grace of God; lest any root of bitterness spring up troble you, and thereby
meny be defiled”.
Banyak
anak ketika mereka mendapat pendisiplinan dari orang tua mereka, mereka merasa
seakan-akan orang tua itu jahat dan mereka melupakan kasih orang tua mereka
yang begitu berkelimpahan hari-lepas hari, dan menganggap bahwa orang tua
mereka jahat.
Apa yang menjadi masalah besar
dari dunia ini? yaitu angkatan manusia yang jahat! mengapa orang menjadi jahat?
atau mengapa suatu angkatan manusia menjadi rusak? Anak-anak yang jahat
peertama-tama adalah anak-anak bertumbuh tanpa kasih, atau anak-anak yang
bertumbuh dengan merasa tidak dikasihi. maka perhatikanlah dengan baik2
anakk-anak yang tidak mengerti bahwa mereka dikasihi akan bertumbuh sebagai
anak-anak yang membuat kacau dimanapun mereka berada. Anak-anak yang memilliki
saudara yang banyak lalu dia merasa dibedakan tidak dikasihi maka ia akan selalu
memprofokasi saudara-saudaranya dan anak-anak yang lain untuk iikut kacau!
Oleh
karena itu, saudara yang dikasihi Tuhan, seperti seorang anaka yang nakal itu
yang menjadi kacau dala dirinya bertumbuh menjadi kacau dan menjadibiang kerok,
oleh karena itu jangan jauh kan dirimu dari kasih karunia Allah. Selalu yakinkan hatimu dalam siatuasi apapun
bahwa Allah mengasihi aku! Itulah
sebabnya selalu dalam pengutusan berkat ibadah saya selalu menegaskan bahwa
Allah sangat mengasihimu, oleh karena itu hiduplah dengan kasih itu dan jangan
jauhkan dirimu dari kasih karunia Allah.
Kita
hidup hari lepas hari karena kasih karunia Allah. Semua hari yang kita lewati
adalah istimewa. Allah selalu menunjukkan kepada kita sekalian kasih karunianya
yang luar biasa.
Perasaan
dicintai, tahu dega pasti bahwa kita dicintai, adalah salah satu keadaan
positif yang akan membuat iman kita kokoh.
3.
Ingatan kepada Yesus. Penderitaan
Yesus adalah adalah inspirasi agar kita
jangan menjadi lemah dan putus asa. Kunci dari ketaatan adalah “mata yang
tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita kedalam iman dan yang membawa iman
kita kepada kesempurnaan”.
Ilustrasi:
Ada seorang yang sangat gendut
dan memiliki hobi makan, ketika dikagetkankanpun oleh sahabatnya apa yang
disebutnya adalah “migoreng pedas pake telur empat”. Mengapa dia sangat gendut?
karena yang ada dalam pikirannya selalu adalah makanan yang enak!
Rasul
Petrus mengatakan “kuduskan Kristus dalam hatimu”. Biarkan Yesus menjadi cinta
pertama dan terutama dalam harimu.
Apa yang Engkau perlu ingat
“Jangan lupa getsemani” ingat pengorbanan Kristus, ingatlah kasih Kristus
bagimu. Ketika engkau menjadi lemah dalam imanmu, ingatlah Yesus yang sudah
menderita bagimu.
Ketika St. Paul mengalami masa-masa paling berat dalam
hidupnya yaitu fonis kematian yang semakin dekat, maka pandangannya dan
harapannya hanya diarahkan kepada penderitaan Yesus.
4.
Pemurnian yaitu hajaran Tuhan,
Tuhan menyesah anak-anak-Nya yang dikasihi-Nya.
Pendidikan Kristen yang sejati
adalah pendidikan yang berdasarkan pada pribadi Allah sendiri. Sifat yang mana
dari Allah yang menjadi pusat pendidikan Kristen, tentunya dua hal yang utama
yaitu “Allah yang adil dan juga Allah yang penuh anugerah”.
Keadilan Allah adalah salah
salah yang menjadi dasar dari pendidikan Kristen. Apa keadillan itu? yaitu seseorang yang bekerja akan mendapat
upahnya, Apa yang ditabur itulah yang dituai. Seseorang yang menabur kebaikan
akan menuai kebaikan dan menabur keburukan akan mendapat keburukkan.
Allah yang penuh anuegrah itu
adalah Allah yang memberi pengampunan. Allah yang penuh belas kasih itu adalah
yang melupakkan dan mengampuni setiap kesalahan. Allah yang melupakkan
dosa.
Allah adalah Allah yang adil
dan Allah yang pemurah atau (membeeri pengampunan). keadilan dan kemurahan
dalam diri Allah tidak bertentangan satu dengan yang lain. Itulah sebabnya
mengapa Tuhan Yesus disebut korban atau tebusan dosa.
Dari pribadi dan sifat Allah
ini kita mengenal istilah pendidikan “menempatkan rotan dan roti pada tempat
dan bobot yang tepat.
Orang yang baik dan jahat
sangat tergantung dari pola dan perlakuan yang dialaminya sewaktu masih kecil.
Para penjahat berbahaya di dunia biasanya disebabkan ooleh dua hal yaitu
kekerasan yang mereka alami, kekerasan yang menjadikan mereka tidak mendapat
keadilan dan yang kedua adalah kasih sayang yang berlebihan yang menjauhkan
mereka dari disiplin.
5.
Dosa-adalah perintang iman dan
siapapun kita, kita belum sampai mencucurkan darah, seperti Yesus yang telah
berdarah karena melawan kuasa dosa bahkan sampai mati dalam melawan kuasa dosa
yaitu maut.
Dosa adalah penghalang bagi
pertumbuhan iman, perbuatan dosa pada dasarnya akan menjadi sesuatu yang
bertentangan dalam hati manusia, sebab dalam hati manusia ada tertulis hukum
akal budi dari Allah.
Sebagai orang percaya, kita
percaya bahwa Allah telah membuka hati kita aga tidak menjadi hati yang buta,
tetapi hati yang lemah lembut dan taat kepada Allah selain taat hati kita juga
harus menjadi hati yang teguh.
Pikiran, keinginan, tubuh harus dilatih
sedemikian rupa untuk taat kepada Allah, oleh karena itu “anugerah Allah” harus
dibuahkan dalam perjuangan yang begitu keras, tetapi sekeras apapun kita
berjuang, kita belum sampai menumpahkan darah, tidak ada yang muntah darah
diantara kita karena berjuang melawan dosa. yang ada kita begitu permisif
dengan pikiran, keinginan, dan tubuh kita kepada dosa.