Selasa, 20 Agustus 2019

Membangun Hubungan Dengan Allah






Pemilu Indonesia 2019 diakhiri dengan kemenangan bagi Joko Widodo mengalahkan Prabowo Subianto, tetapi akhir pemilu itu, justru Joko Widodo sebagai pemenang yang berupaya bertemu dengan Prabowo untuk kembali merajuk hubungan, apakah pemenang lebih membutuhkan yang kalah ataukah sebaliknya? Siapakah yang lebih berkepentingan membangun hubungan? Tetapi sejarah membuktikan pemenang justru yang merendah untuk memulihkan hubungan.
“Dimanakah engkau” (Kej. 3: 14) adalah perkataan Allah kepada Adam ketika manusia telah jatuh ke dalam dosa dan mengetahui bahwa mereka sedang telanjang dan berdosa. Apakah Allah tidak mengetahui dimana Adam? Tentu tidak! Ayat ini menunjukkan bagaimana Allah yang sebenarnya yaitu Allah yang ingin bersekutu dengan manusia, tetapi manusia telah merusak persekutuan kasih itu dengan dosa.
Manusia berdosa akhirnya terkutuk dan terbuang dari hadapan Allah, manusia kehilangan seluruh kemampuan untuk kembali membangun hubungan dengan Allah, bahkan jelas seperti yang dikatakan Alkitab “tidak ada seorangpun yang mencari Allah (Rom. 3:11), tetapi Allah tetap sama yaitu Allah yang mengasihi manusia bahkan ketika manusia itu berdosa dan dikatakan secara natur telah menjadi seteru Allah.


 Allah tetap sebagai Allah yang mengasihi dan terus mencari manusia dan ingin membangun hubungan dengan manusia, seperti yang dikatakan oleh penulis Surat Ibrani: “setelah zaman dahulu Allah berulang kali  dalam berbagai cara berbicara dengan nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, (Ibr.1:1)
Bagaimana membangun hubungan dengan Allah? Tidak ada jalan yang dapat dilakukan oleh manusia, selain Allah sendiri yang membangun hubungan itu. Bagaimana Allah membangun hubungan dengan manusia berdosa? Pertama-tama bahwa harus ada “pengantara” dan harus ada “penebus dosa”, tanpa kedua hal ini maka hubungan dengan Allah tidak mungkin terjadi, sebab dosa harus di tebus karena walau Allah penuh kasih, Dia juga adalah Allah yang “Adil” yang menghukum setiap dosa. Yesuslah satu-satunya “pengantara dan penebus dosa yang dapat memulihkan hubungan manusia dan Allah” ( I Tim. 2: 5; Ibr. 8: 6).

Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan bagi manusia untuk memulihkan hubungan dengan Allah, oleh karena itu hanya melalui iman kepada Yesus Kristus semua manusia di muka bumi ini dapat memilki pemulihan hubungan dengan Allah.
Kedua, membangun hubungan dengan Allah hanya mungkin lewat “ketaatan” kepada Firman-Nya. Firman adalah surat kasih Allah kepada manusia. Allah adalah kasih, oleh karena itu isi utama dari Firman adalah “kasih”. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa dan kekuatanmu, akal budimu dan hukum yang kedua yang sama dengan itu adalah “kesihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Luk.10:27). Hukum kasih adalah kebenaran yang menuntun manusia kepada Allah.
Hubungan dengan Allah juga dibangun didalam “ibadah” khususnya “doa”. Doa adalah hak istimewa yang diberikan Allah kepada manusia yang beriman kepada Yesus Kristus, hanya doa didalam nama Yesus yang diperkenan oleh Allah (Yoh.14: 3). Dalam doa kita memuji Allah, medengarkan Allah dan Allah mendengarkan kita sekalian, inilah hubungan pribadi dengan Allah. Selamat membangun hubungan dengan Allah.





LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.   Introitus: (Iringan musik masuk, dan jemaat mengambil saat teduh). 2.   Votum: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yan...