IMAN ABRAHAM.
Beriman dapat pula dikatakan percaya. Percaya yang bagaimana? Bukankah semua manusia yang berpikir percaya akan sesuatu? Orang beragama dan tidak beragama semuanya percaya akan sesuatu, lalu dapatkan kita katakan bahwa semua orang yang percaya sesuatu adalah orang beriman? Tidak! iman tidak berbicara mengenai percaya bahwa hari esok akan ada, lalu terbukti. Percaya pada hal-hal makan minum atau percaya asal percaya.
Percaya yang dimaksud beriman adalah percaya yang menyangkut sesuatu yang Illahi. Proses akan yang Illahi ini melibatkan seluruh keberadaan hidup manusia, tentunya menyertakan pikiran, hatinya, masa lalunya, harapannya akan masa depan, semangatnya.
Kedua. Percaya yang dimaksud adalah percaya yang Ilahi dan akhirnya yang dipercayai itu akan mempengaruhi seluruh hidup, yaitu merubah pola pikir, mempengaruhi perasaannya, mempengaruhi cara berperi laku, memberikan harapan untuk kehidupan saat ini dan kehidupan kekal. “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Apa hubunganya percaya kepada Allah dan kebenaran.
Percayanya Abraham kepada Allah adalah suatu perbuatan radikal, dimana di tempat Abraham hidup orang tidak mengenal Allah, demikian juga Abraham. Tetapi ketika Allah datang kepadanya dan berfirman, Abraham percaya kepada Allah.
percayanya Abraham kepada Allah adalah proses mengenakan dan menerima, yaitu meneriman Allah sebagai satu-satunya Allah dan Allah yang berdaulat dalam hidupnya, Abraham haarus melepaskan cita-cita dan mulai menerima rencana Allah secara total dalam hidupnya. Abraham harus meninggalkan keluarga dan tanah leluhurnya dan mulai mempercayai bahwa Allah akan menganugerahkan keturunan yang banyak kepadanya, bahkan ketika isterinya telah menepous dan ia sendiri telah berusia seratus tahun, ia tetap percaya pada janji Allah itu.