Minggu, 19 Februari 2017

IMAN ABRAHAM.

IMAN ABRAHAM.

Related image                    Beriman dapat pula dikatakan percaya. Percaya yang bagaimana? Bukankah semua manusia yang berpikir percaya akan sesuatu? Orang beragama dan tidak beragama semuanya percaya akan sesuatu, lalu dapatkan kita katakan bahwa semua orang yang percaya sesuatu adalah orang beriman? Tidak! iman tidak berbicara mengenai percaya bahwa hari esok akan ada, lalu terbukti. Percaya pada hal-hal makan minum atau percaya asal percaya.
                              Percaya yang dimaksud beriman adalah percaya yang menyangkut sesuatu yang Illahi. Proses  akan yang Illahi ini melibatkan seluruh keberadaan hidup manusia, tentunya menyertakan pikiran, hatinya, masa lalunya, harapannya akan masa depan, semangatnya.
Kedua. Percaya yang dimaksud adalah percaya yang Ilahi dan akhirnya yang dipercayai itu akan mempengaruhi seluruh hidup, yaitu merubah pola pikir, mempengaruhi perasaannya, mempengaruhi cara berperi laku, memberikan harapan untuk kehidupan saat ini dan kehidupan kekal. “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Apa hubunganya percaya kepada Allah dan kebenaran.
Percayanya Abraham kepada Allah adalah suatu perbuatan radikal, dimana di tempat Abraham hidup orang tidak mengenal Allah, demikian juga Abraham. Tetapi ketika Allah datang kepadanya dan berfirman, Abraham percaya kepada Allah.

       Proses percaya Abraham kepada Allah adalah proses melepaskan dan menerima sesuatu. Melepaskan dan menerima adalah siatuasi yang sangat sulit, ketika kita dituntut untuk melepaskan sesuatu kebiasaan yang telah membuat kita nyaman selama bertahun-tahun, dan sulit ketika dalam proses percaya itu kita dituntut untuk menerima sesuatu yang diluar kehendak kita, sesuatu yang membuat kita tidak nyaman, sesuatu yang menuntut tanggung jawab yang besar. Dalam proses percayanya kepada Allah, Abraham dituntut untuk melepaskan hal-hal yang sangat sulit dilepaskan oleh banyak manusia. Ia harus meelepaskan dewa-dewanya, agamanya yang lama, Abraham harus meninggalkan sanak keluarganya, meninggalkan tanah airnya dan menjadi seorang pengembara dalam tuntunan Allah ke tempat yang dia sendiri tidak ketahui. Proses melepaskan yang terbesar yaitu ketika Allah meminta puteranya yang sangat lama telah dinantikannya dari Allah, iapun bersedir mempersembahkan anak itu kepada Allah dan tetap percaya kepada Allah. Apa yang dilakukan Abraham adalah suatu proses melepaskan yang radikal dan total.
percayanya Abraham kepada Allah adalah proses mengenakan dan menerima, yaitu meneriman Allah sebagai satu-satunya Allah dan Allah yang berdaulat dalam hidupnya, Abraham haarus melepaskan cita-cita dan mulai menerima rencana Allah secara total dalam hidupnya. Abraham harus meninggalkan keluarga dan tanah leluhurnya dan mulai mempercayai bahwa Allah akan menganugerahkan keturunan yang banyak kepadanya, bahkan ketika isterinya telah menepous dan ia sendiri telah berusia seratus tahun, ia tetap percaya pada janji Allah itu.

Iman Melahirkan Keberanian

Sekitar abad ke 4 M, Agustinus bapa gereja Barat menentang suatu kelompok dalam gereja yang diekenal dengan bidat Montanisme yaitu suatu kelompok yang dipimpin oleh Montanus, gerakan ini pada mulanya yaitu menentang para rahib dan pemimpin gereja yang waktu sebelum Konstantinus Agung menyatakan Kristen adalah agama negara pada tahun 312 M. Sebelum jaman Konstantinus Agung, orang Kristen mengalami banyak penyiksaan dan penganiayaan yang menjadikan banyak orang kristen menyangkal iman mereka karena ketakutan dan tidak sedikit diantara mereka adalah para rahib atau para imam. oleh karena itu Konstantinus Agung mengumumkan bahwa Kristen adalah agama negara, banyak orang Kristen yang dahulu murtad termaksud diantaranya adalah pendeta kembali menjadi orang Kristen. Para pendeta yang dahulu murtad inilah yang ditentang oleh Montanus, dan juga pendeta yang terlibat masalah moral, bahwa pelayanan mereka tidak sah. Selain banyaknya orang Kristen yang menyangkal imannya karena takut, juga sejarah telah membuktikan bahwa banyak orang Kristen yang melawan ketakutan mereka dan dengan tegas menyatakan iman percaya mereka secara terbuka dan pengerbanan mereka telah menjadi benih bertumbuhnya gereja-gereja Tuhan. 
Iman bukan hanya menjadikan seseorang diselamatkan, tetapi iman harus berdampak pula dalam kehidupan saat ini. Damai sejahtera adalah dampak dan tanda dalam kehidupan sehari-hari orang beriman. Ketika Tuhan Yesus akan naik ke surga maka Ia mengatakan “damai sejahtera-Ku Ku tinggalkan bagimu”.
Dosa membawa dampak yang kontras dengan iman, yaitu mengakibatkan “ketakutan”. Tak ada sukacita, sukacita dan damai dalam ketakutan. Hanya satu jalan untuk memperoleh damai sejahtera yang sejati yaitu iman kepada Yesus Kristus, tetapi ada berbagai macam cara dan jalan bagi ketakutan merasuki hidup kita. Takut kekurangan, takut terhadap masa depan, takut memulaikan sesuatu. Dari semua kketakutan itu, satu ketakutan yang sangat berbahaya yaitu takut memikul konsekuensi iman, atau takut menyatakan kebenaran, itulah sebabnya mengapa Tuhan Yesus mengatakan “setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku (Mat. 16:24)”, dalam arti bahwa banyak orang yang mau mengikut orang tetapi sedikit orang yang mau menanggung konsekuensi ikut Yesus.
Dalam Ibrani 11: 23 tercatat orang tua Musa sebagai saksi-saksi iman, dimana yang mereka lakukan adalah menyembunyikan Musa selama tiga bulan setelah ia lahir, walau pada akhirnya mereka tidak bisa lagi menyembunyikan Musa dan menghanyutkannya di Sungai Nil, tetapi apa yang mereka lakukan selama tiga bulan adalah suatu tindakan iman yang sangat besar yaitu “keberanian”. “Karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja (Ibr.11:23b). Iman membangkitkan keberanian keberanian untuk berpihak pada kebenaran Allah, keberanian yang rela menanggung konsekuensi mengikut Yesus, walau konsekuensi itu adalah salib dan penyangkalan diri, tetapi hanya inilah jalan satu-satunya untuk mendapatkan damai sejahtera yang sejati. Keberanian iman menyingkirkan ketakutan yang menggerogoti damai sejahtera  dalam diri.
  


LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.   Introitus: (Iringan musik masuk, dan jemaat mengambil saat teduh). 2.   Votum: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yan...