Jumat, 23 Juni 2017

HIDUP ADALAH SEBUAH PERTANDINGAN.
Filipi. 3: 13-16

Ada suatu perkataan yang terkenal yaitu: “jangan katakan, engkau memperoleh perak, tetapi engkau telah kehilangan emas”. Hidup bagaikan sebuah pertandingan. Rasul Paulus beberapa kali memberi perumpamaan kehidupan dengan memakai istlah olahragawan yaitu: “petinju dan pelari”.
Hidup itu hidup!  oleh karena itu ia penuh dengan dinamika. Selain penuh dengan dinamika, “kita hidup diantara hidup”, sehingga menjadikan yang hidup itu bersaing.  Seorang olahragawan “melatih diri sedemikian rupa untuk menjadi “pemenang dan yang terbaik” ia harus bersaing dengan yang lainnya untuk menjadi yang terbaik. Rasul Paulus katakan “aku telah mencapai tititk akhir” (2 Tim 4: 7), sebuah kata yang menunjukkan akhir dari sebuah pertandingan.
Untuk dapat menjadi seorang pemenang haruslah dapat mengalahkan pemenang. Menjadi yang terbaik haruslah mengalahkan yang terbaik. Banyak yang harus dikalahkan. Apa yang harus dikalahkan terlebih dahulu untuk menjadi pemenang? Seorang pemenang pertama-tama haruslah  menjadi orang yang mengalahkan musuh. “musuh yang paling besar adalah dirinyansendiri”. Dosa, kebiasaan buruk,  ketidak disiplinan.
Begitu banyak musuh dalam hidup kita. Disekitar kita musuh-musuh itu selalu ada! Tetapi musuh yang terutama adalah diri kita sendiri. “pemenang tidak tergantung ringan atau berat apa yang dikalahkannya, tetapi  ia akan melatih diri sedemikian rupa  sehingga menjadi seseorang yang bermental pemenang.
Bagaimana seharusnya seorang pemenang melatih dirinya untuk menjadi seorang pemenang? Dalam konteks ini, menurut  Paulus,  seorang pemenang adalah seseorang yang memiliki fokus.  Fokusnya adalah “panggilan surgawi” secara khusus mengenai “pengenalan  akan Yesus Kristus Tuhan”. Pengenalan akan Yesus Kristus adalah demikian berarti sehingga menjadi fokus dalam hidup Paulus. Pengenalan akan Kristus lebih berarti dari semua harta benda yang dimiliki, kebanggaan pribadi, status sosial. Pengenalan akan Kristus adalah fokus hidup Paulus.

 Seekor singa. Sebelum ia mengejar mangsanya, maka terlebih dahulu ia akan mengintai kawanan mangsanya, memperhatikan siapa yang lemah dan berada terpisah dari kawanan, maka fokus yang akan diburu telah ditetapkan.  Setelah menetapkan fokus maka singa akan mengejar mangsa yang telah di tetapkannya. Pada saat kawanan itu berlarian dengan kocar-kacir, bahkan ada beberapa kawanan yang berlari di dekat singa, lebih dekat dari sasaran yang telah ditetapkan, tetapi singa akan tetap mengejar buruan yang telah ditetapkan sebagai fokus. Itulah sebabnya mengapa singa selalu berhasil dan menjadi pemenang.
Seorang pemenang adalah seseorang yang terlatih dan berdisiplin menjadi yang terbaik.  Oleh karena itu ia harus keras dan ketat dengan dirinya sendiri. Ia harus menetapkan Fokus hidup agar hidup menjadi Efektif, uang, tenaga, dan waktu menjadi efektif sedemikian rupa untuk fokus hidupnya. Seperti rusa-rusa di Afrika selalu bangun dan berfokus untuk lari sekencag-kencang mungkin setiap hari untuk dapat hidup dan tidak menjadi mangsa, maka demikian juga orang Kristen yang telah dipanggil sebagai pemenang, ia harus berfokus hari lepas hari pada sasaran hidupnya untuk menjadi pemenang.
Setiap orang tidak dapat melakukan segala sesuatu sesuatu, tetapi setiap orang dapat melakukan sesuatu. Untuk menjadi pemenang tidak harus menjadi segala sesuatu dan melakukan segala sesuatu, tetapi untuk menjadi pemenang cukup dengan  melakukan sesuatu dengan berfokus. Kristus tidak memanggil kita untuk bekerja sebanyak mungkin, tetapi bekerja sebaik mungkin. Mesi tidak pandai menari, tidak pandai memasak, tidak pandai bermain piano. Ia hanya dapat bermain bola. Tetapi saat ini ia menjadi juara dunia.
Selain memiliki fokus hidup! Seorang pemenang adalah orang yang  memiliki motifasi yang tinggi. Dalam kontek ini Paulus memiliki motifasi yang tinggi, yaitu: panggilan surgawi untuk memperoleh hadiah surgawi. Hadiah itu demikian berharga dan mahal bagi Paulus, sehingga ia harus berjang sedemikian rupa untuk memperoleh hadiah itu.
 Seorang petinju yang bertinju, tidak akan pernah menjadi pemenang, jikalau ia tidak pernah menganggap sabuk yang sedang diperjuangkannya itu tidak berarti. Secara pribadi penulis menganggap bahwa menjadi hamba Tuhan adalah sangat berarti dan mahal bagi penulis, sehingga hal itu diperjuangkan sedemikian rupa, dan tidak mau seseorangpun meremehkan hal itu. Setiap  orang Kristen memiliki panggilan masing-masing, maka hal itu harus menjadi kebanggaan dan diperjuangkan demikian rupa, dihormati sedemikian rupa, itulah “orang Kristen yang menjadi pemenang”.



Rabu, 21 Juni 2017

ALLAH YANG MENDENGAR
Kel 3:7 


Mohamad Bouazizi (23) hanya seorang penjual buah di tepi jalan tanpa permit.  Bouazizi  merupakan pedagang telah dikasari oleh pihak berkuasa Tunisia dan gerainya disita. Suara penjual buah mungkin tidak didengar oleh Pemimpin Ditaktor Tunisia.  Oleh karena itu, Bouazizi  membakar diri  dihadapan banggunan kerajaan pada 17 Desember 2010. Akibat Bouazizi meninggal pada 4 Januari 2011. Kematian Bouazizi telah mencetuskan kemarahan rakyat yang sudah lama berdendam dengan kerajaan Tunisia yang corrupt. Demostrasi besar-besaran telah bermula selepas solat Jumaat pada 17 Disember 2010. Kemarahan rakyat Tunisia yang sampai kemuncak menyebabkan polisi tidak berani berada di jalan raya. Kerajaan Tunisia akhirnya tumbang.
Itulah gambaran dari keberadaan sekarang, yaitu dunia yang bebal dan tidak mendengar.  Revolusi negara-negara di Timur Tengah adalah sebuah kemarahan  kepada pemerintah yang tidak lagi mau mendengarkan rakyat kecil! Untuk dapat didengar aspirasinya maka seseorang harus membakar diri terlebih dahulu! Betapa sulitnya untuk didengarkan dan mendengarkan! oleh karena itu penulis juga menyerukan kepada setiap pemimpin untuk menjadi pemimpin yang mendengarkan dengan baik keluhan rakyat dan memahaminya bukan berdasar apa yang mereka inginkan, tetapi apa yang rakyat butuhkan. 
Dunia ini adalah dunia hubungan, Allah menciptakan dunia ini karena hubungan- hubungan. Hubungan  adalah komunikasi, “komunikasi yang pertama-tama adalah mendengar”. Baik hubungan antar pemerintah dan rakyat, Suami dan Isteri, anak dan orang tua dimulaikan dengan  mendengar. 
Dunia pada saat ini adalah dunia yang telah mengalami penyakit  “kebebalan”. Dunia sulit mendengar . Manusia tidak suka mendengar,  apalagi  mendengar “beban, permintaan”-Mendengar yang baik adalah melibatkan setiap keberadaan manusia! Melibatkan perasaan, melibatkan  hati, melibatkan  perhatian, empati, atau dapat  dikatakan bahwa endengar adalah melibatkan hidup!
Kata 'mendengar' dalam Alkitab salah satunya yaitu kata ('anah). Kata kerja ini secara khusus ditujukan kepada Tuhan sebagai subyek, karena kata kerja ini lebih memiliki makna 'mendengar doa'. Atau lebih tepatnya dapat diartikan "menjawab doa". Allah yang mendengar adalah Allah yang mengerti. Misalnya Kej 3:7 "Dan TUHAN berfirman: Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
Allah yang kita sembah adalah Allah yang mendengarkan. Allah yang mendengarkan dan memahami.  Allah yang mendengarkan  bukan hanya sesuatu yang baik, tetapi juga mendengar beban! mendengar keluhan. Mendengar  teriakan meminta tolong. Mendengar  kesengsaraan! Allah yang mendengar dan berempati.
Allah kita adalah Allah yang mendengar. Mengapa tidak banyak orang Kristen yang tidak mau berbicara dengan Tuhan, tidak mau memiliki saat-saat akrab dengan Bapanya! Berkeluh kesahlah, memohonlah, memintalah dan juga jangan lupa memuji, sebab Allah kita adalah Allah yang mendengar. 

Jumat, 09 Juni 2017

UKIRAN MORONENE


Pekuburan Kuno Raja-Raja Moronene yang Beeragama Kristen, terdapat ukiran yang biasanya berbending terbalik dengan yang terdapat pada bangunan rumah. 



Makam Ny. Hamania Simon 




Bentuk dalam pemakaman Raja-Raja Kristen Moronene





truktiur dasar Rumah Moronene dengan berbagai filosofinya. 



Ukiran pada rumah berbeda dengan ukiran yang terdapat pada kuburan, Rumah orang moronene dibangun dengan menjaga filosofi hubungan, sebagaimana agama kuno Moronene bersifat Pantheis

Rumah adat Suku Moronene. 










LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.   Introitus: (Iringan musik masuk, dan jemaat mengambil saat teduh). 2.   Votum: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yan...