HIDUP ADALAH SEBUAH PERTANDINGAN.
Filipi. 3: 13-16
Ada suatu perkataan yang terkenal yaitu: “jangan katakan, engkau memperoleh perak, tetapi engkau telah kehilangan emas”. Hidup bagaikan sebuah pertandingan. Rasul Paulus beberapa kali memberi perumpamaan kehidupan dengan memakai istlah olahragawan yaitu: “petinju dan pelari”.
Hidup itu hidup! oleh karena itu ia penuh dengan dinamika. Selain penuh dengan dinamika, “kita hidup diantara hidup”, sehingga menjadikan yang hidup itu bersaing. Seorang olahragawan “melatih diri sedemikian rupa untuk menjadi “pemenang dan yang terbaik” ia harus bersaing dengan yang lainnya untuk menjadi yang terbaik. Rasul Paulus katakan “aku telah mencapai tititk akhir” (2 Tim 4: 7), sebuah kata yang menunjukkan akhir dari sebuah pertandingan.
Untuk dapat menjadi seorang pemenang haruslah dapat mengalahkan pemenang. Menjadi yang terbaik haruslah mengalahkan yang terbaik. Banyak yang harus dikalahkan. Apa yang harus dikalahkan terlebih dahulu untuk menjadi pemenang? Seorang pemenang pertama-tama haruslah menjadi orang yang mengalahkan musuh. “musuh yang paling besar adalah dirinyansendiri”. Dosa, kebiasaan buruk, ketidak disiplinan.
Begitu banyak musuh dalam hidup kita. Disekitar kita musuh-musuh itu selalu ada! Tetapi musuh yang terutama adalah diri kita sendiri. “pemenang tidak tergantung ringan atau berat apa yang dikalahkannya, tetapi ia akan melatih diri sedemikian rupa sehingga menjadi seseorang yang bermental pemenang.
Bagaimana seharusnya seorang pemenang melatih dirinya untuk menjadi seorang pemenang? Dalam konteks ini, menurut Paulus, seorang pemenang adalah seseorang yang memiliki fokus. Fokusnya adalah “panggilan surgawi” secara khusus mengenai “pengenalan akan Yesus Kristus Tuhan”. Pengenalan akan Yesus Kristus adalah demikian berarti sehingga menjadi fokus dalam hidup Paulus. Pengenalan akan Kristus lebih berarti dari semua harta benda yang dimiliki, kebanggaan pribadi, status sosial. Pengenalan akan Kristus adalah fokus hidup Paulus.
Seorang pemenang adalah seseorang yang terlatih dan berdisiplin menjadi yang terbaik. Oleh karena itu ia harus keras dan ketat dengan dirinya sendiri. Ia harus menetapkan Fokus hidup agar hidup menjadi Efektif, uang, tenaga, dan waktu menjadi efektif sedemikian rupa untuk fokus hidupnya. Seperti rusa-rusa di Afrika selalu bangun dan berfokus untuk lari sekencag-kencang mungkin setiap hari untuk dapat hidup dan tidak menjadi mangsa, maka demikian juga orang Kristen yang telah dipanggil sebagai pemenang, ia harus berfokus hari lepas hari pada sasaran hidupnya untuk menjadi pemenang.
Setiap orang tidak dapat melakukan segala sesuatu sesuatu, tetapi setiap orang dapat melakukan sesuatu. Untuk menjadi pemenang tidak harus menjadi segala sesuatu dan melakukan segala sesuatu, tetapi untuk menjadi pemenang cukup dengan melakukan sesuatu dengan berfokus. Kristus tidak memanggil kita untuk bekerja sebanyak mungkin, tetapi bekerja sebaik mungkin. Mesi tidak pandai menari, tidak pandai memasak, tidak pandai bermain piano. Ia hanya dapat bermain bola. Tetapi saat ini ia menjadi juara dunia.
Selain memiliki fokus hidup! Seorang pemenang adalah orang yang memiliki motifasi yang tinggi. Dalam kontek ini Paulus memiliki motifasi yang tinggi, yaitu: panggilan surgawi untuk memperoleh hadiah surgawi. Hadiah itu demikian berharga dan mahal bagi Paulus, sehingga ia harus berjang sedemikian rupa untuk memperoleh hadiah itu.
Seorang petinju yang bertinju, tidak akan pernah menjadi pemenang, jikalau ia tidak pernah menganggap sabuk yang sedang diperjuangkannya itu tidak berarti. Secara pribadi penulis menganggap bahwa menjadi hamba Tuhan adalah sangat berarti dan mahal bagi penulis, sehingga hal itu diperjuangkan sedemikian rupa, dan tidak mau seseorangpun meremehkan hal itu. Setiap orang Kristen memiliki panggilan masing-masing, maka hal itu harus menjadi kebanggaan dan diperjuangkan demikian rupa, dihormati sedemikian rupa, itulah “orang Kristen yang menjadi pemenang”.