Rabu, 14 Februari 2018

PENTINGNYA MENGENAL YESUS

PENTINGNYA PENGENALAN.



Tibalah waktunya pertanyaan ini dipertanyanyakan kepada semua pembaca yang telah lama menjadi Kristen dengan berbagai macam kegiatannya, yaitu apa yang terpenting dalam iman Kristen? Apakah masuk surga? Apakah mendapatkan berkat? Atau terbebas dari api neraka?Dalam ukuran agama Yahudi, Paulus adalah pribadi yang idelal, terdidik dalam iman dan juga reaktif dalam iman, bahkan Paulus adalah seorang yang radikal. Tetapi dari semua peraihan agama itu Paulus mengatakan: “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Flp. 3: 7-8). Menurut Paulus bahwa “pengenalan akan Kristuslah hal yang terpenting dalam iman Kristen”. Mengapa pengenalan akan Kristus adalah hal terpenting?


1. Mengenal Yesus adalah mengenal kebenaran.
        Coba kita bayangkan kalau semua yang kita anggap benar itu adalah sesuatu yang salah? Kita mengira surga dan neraka ada, tetapi kenyataannya tidak ada. Kita menganggap melakukan dosa adalah salah tetapi kenyataanya itu salah. Manusia membuthkan kebenaran dan jaminan kebenaran itu. Apa itu kebenaran? Dalam iman Kristen kebenaran itu bukan sekedar hukum alam, standart etika, moral, keadilan dan fakta-fakta sejarah, tetapi Kristus adalah kebenaran! Semua kebenaran adalah kebenaran Kristus! Manusia tidak menciptakan kebenaran tetapi sekedar menemukannya atau Kristus menyingkapkan-Nya kepadanya. Kebenaran itu menjadi suatu hukum yang membawa segala sesuatu kepada esensi yang sebenarnya yaitu menuntun  manusia kepada penciptanya.
        Tanpa mengenal Kristus manusia tidak dapat mengenal kebenaran dan Allah. Tuhan Yesus mengatakan: “sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia”. (Yoh.14: 7). 


2. Pengenalan akan Kristus adalah satu-satunya jalan hidup kekal.
      
   Salah satu tujuan semua agama adalah hidup kekal dengan berbagai macam penyebutan dan hidup kekal itu dihubungkan hidup di surga dan untuk menuju hidup kekal berbagai cara ditawarkan, pada intinya bahwa untuk mencapai hidup kekal manusia harus berbuat amal baik. Ketika agama-agama mencari jalan yang lurus, Tuhan Yesus berkata ‘Akulah jalan, kebenaran dan hidup”.
          Bagi agama-agama hidup kekal itu adalah hidup nanti ketika manusia sudah mati, tetapi dalam iman Kristen kita mengetahui dari perkataan Yesus bahwa hidup kekal itu telah dimulai saat ini ketika seseorang telah mengenal Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat. “inilah hidup kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus (Yoh. 17: 3)

3. Pengenalan akan Kristus adalah tanda pertumbuhan iman.
        Ketika kita percaya kepada Yesus, maka keselamatan adalah suatu kepastian dan hidup kekal telah dimulai, tetapi anugerah keselamatan itu akan begitu sepi tanpa adanya pertumbuhan iman. “sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus”. (Ef. 4: 13). Kita menjalani kehidupan kekal dalam pertumbuhan iman menjadi serupa dengan Kristus.
  



Nenek Moyang Orang Moronene Tidak Tahu Meminta Maaf.


Bahasa merupakan pokok penting dari dari suatu budaya. Menurut Sturtevent: "bahasa adalah sistem lambang sewenang-wenang, berupa bunyi yang digunakan oleh anggota-anggota suatu kelompok sosial untuk kerja sama dan saling berhubungan".
Manusia merupakan mahluk yang memiliki "sense of social" sehingga ia disebut mahluk sosial,  oleh karena itu ia membutuhkan bahasa untuk aktualisasi diri dan kelompok. Dengan potensi itu, manusia membentuk lambang-lambang untuk membedakan dan memberi nama,  membatasi cara-cara berpikir dan pandangan  yang  bersangkutan terhadap fenomena dan realitas yang ada disekitarnya. Pada akhirnya manusia memakai bahasa untuk mengungkapkan kedalaman makna nilai-nilai budayanya dan hal-hal yang supra natural.
Bahasa tidak pernah lepas dari kontek budaya dan keberadaannya selalu dibayangi oleh budaya. Bahasa adalah produk budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat pengguna bahasa tersebut. Degradasi budaya akan mempengaruhi bahasa yang dipergunakan oleh komunitas budaya.
Menurut para ahli komunikasi, ada tiga kata ajaib dalam hubungan manusia yang membuat hubungan itu berjalan hamonis dan konstruktif yaitu "tolong, maaf dan terima kasih". Dua kata terakhir ini tidak terdapat dalam bahasa Moronene. Dalam penerjemahan Injil Perjanjian Baru oleh Dr. David Anderson dan team, kata "maaf" diterjemahkan dengan "ma'apu", kata ini bukanlah murni bahasa Moronene, tetapi pengadopsian bahasa Indonesia, itulah juga mengapa penulis mengatakan "Nenek Moyang orang Moronene" sebab mereka pencipta budaya dan penutur pertama bahasa Moronene. 
Dalam pernyataan penulis sebelumnya, penulis mengatakan bahwa Nenek Moyang orang Moronene tidak pandai meminta maaf. Pernyataan ini pertama-tama didasari oleh kenyataan dalam bahasa Moronene tidak terdapat kata "maaf".  Ambil contoh  dalam bahasa Jawa terdapat kata maaf yaitu "ngapuro atau ngapunten", lalu apakah dengan demikian nenek moyang orang Moronene berbudaya rendah dibanding suku-suku lain? Dengan tegas penulis katakan tidak! Bahkan dengan bangga penulis mengatakan nenek moyang Moronene berbudaya sangat tinggi dan mulia.
            Walau dalam bahasa Moronene tidak terdapat kata "maaf" tetapi terdapat kata "tabea". Kata tabe memang dipergunakan oleh suku-suku lain yang berada di wilayah Sulawesi, tetapi dalam bahasa Moronene kata ini menemui penambahan yaitu "ea" (besar). "Tabe" sendiri berati "permisi, izin atau perkenan" sebelum melakukan suatu tindakan. Kata "tabea" bersifat panteisme. Kata "tabea" mengungkapkan kesempurnaan, yaitu kesempurnaan dalam motifasi, perencanaan, proses, dan harapan. Tabea bukanlah antisipasi "kesalahan dan kegagalan".
            Lalu apakah nenek Moyang Moronene berlindung didalam kata "tabea" ketika mereka melakukan kesalahan atau melanggar norma sosial serta adat? tentu saja  tidak!  Nenek Moyang Moronene, tidak mengenal kata "maaf", semua pelanggaran akan diselesaikan dengan "ko-hala", Ko-hala pertama-tama merupakan suatu tindakan "rekosiliasi" dan dalam tarap tertentu ia adalah hukum. Kohala memiliki tahap dan tingkatan yang disesuaikan dengan pelanggaran. Kohala sendiri mengungkapkan bahwa Nenek Moyang Moronene tidak memiliki budaya meminta maaf dalam proses verbal tanpa makna, tetapi dalam bentuk tindakan-tindakan perlambangan dan ritus yang sarat makna.

Pesan-Pesan:
1.       Ini adalah tulisan bebas, berhubung IQ penulis hanya 0,1 GB dan tidak tamat SD, maka mintalah saudara yg IQ 1 tera untuk memberikan referensinya.
2.       Nama group ini adalah "Bombana Cerdas" maka cerdas dan santunlah dalam menanggapi setiap statement.
3.       Ketiga, kalau bertemu saya jangan disate terlebih dahulu sebelum diajak ngopi dan jangan lupa dibayarin.
4.       Terakhir. mengenai "terima kasih" mohon Miru yg tulis....????


Salam damai..Hendra Amor.


Rabu, 07 Februari 2018

Mengenal.




Mengenal.


Add caption


   Manusia menghabiskan sepanjang hidupnya untuk mengenal banyak hal di dunianya, karena tanpa mengenal, manusia akan terbuang dan tersisih dari lingkungannya. Tanpa mengenal maka manusia tidak memiliki identitas, tanpa mengenal maka manusia tidak memiliki sejarah sebagai kenangan diri dan sebagai alasan untuk kembali dan sebagai alasan untuk dicintai.
    Psikologi adalah salah satu kajian yang sangat luas, tetapi dimulai dengan suatu pertanyaan sederhana yaitu “siapa aku”, suatu pertanyaan pertantanyaan mendasar yang diajukan bagi diri sendiri untuk mengenal hakekat diri. Pengenalan akan diri sendiri adalah dasar bagi seorang pribadi mengenal pribadi yang lain. Mengenal diri adalah mengetahui dari mana asal manusia dan untuk apa manusia ada ditengah-tengah dunia ini dan tentunya ini semua akan menuntunnya memilih apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukannya, serta apa yang harus diperjuangkan sepanjang hayatnya.
    Salah satu karya teologi yang terbesar dalam sejarah gereja adalah “Institutio” ditulis oleh Calvin, dimana dalam karyanya ini Calvin berargumen bahwa langkah terbaik bagi manusia untuk mengenal Allah yaitu manusia harus mengenal dirinya terlebih dahulu sebab manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah atau peta teladan Allah, tanpa menanyakan siapa dirinya yang sebenarnya, manusia tidak akan mungkin mencari tahu siapa Allah yang telah menciptakannya.
Tentu bahwa mengenal diri sendiri sebagai satu pribadi adalah penting, tidak ada orang sukses yang tidak mulai dari yang sederhana yaitu mengenal dirinya, mengenal tujuan Allah menciptakannya, mengenal apa talenta-talenta yang Allah berikan kepadanya dan apa yang tidak diberikan Allah kepadanya. Pengenalan akan diri adalah jalan bagi seseorang utuk menuju kedewasaan.
Pengenalan diri sebagaimanapun peenting dan mendasar akan menjadi sia-sia jikalau berhenti disitu saja. Pengenalan diri harus berlanjut kepada pengenalan akan Allah. Pengenalan diri adalah titik berangkat bagi pengenalan akan Allah. Pengenalan akan Allah adalah tujuan hidup manusia entah disadarinya entah tidak.
Pertanyaan Yesus kepada murid-murid-Nya: “menurut kamu, siapakah Aku ini? (Luk. 9:20), adalah tuntunan kepada para murid akan tujuan hidup mereka sebagai manusia, bahwa nasib manusia akan ditentukan oleh pengenalan mereka akan Kristus. Hanya satu jalan bagi manusia untuk hidup kekal seperti yang dikatakan Yesus: “inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkay, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yoh. 17: 3).

Rasul Paulus dengan tegas mengatakan apa yang menjadi tujuan hidup manusia ketika ia berkata: “tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus…karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Flp. 3: 7-8). Pengenalan akan Kristus adalah tujuan tertinggi hidup orang beriman, tanpa mencapai itu maka gagalah hidup.




























PENTINGNYA MENGENAL KRISTUS




PENTINGNYA PENGENALAN.



Tibalah waktunya pertanyaan ini dipertanyanyakan kepada semua pembaca yang telah lama menjadi Kristen dengan berbagai macam kegiatannya, yaitu apa yang terpenting dalam iman Kristen? Apakah masuk surga? Apakah mendapatkan berkat? Atau terbebas dari api neraka?
Dalam ukuran agama Yahudi, Paulus adalah pribadi yang idelal, terdidik dalam iman dan juga reaktif dalam iman, bahkan Paulus adalah seorang yang radikal. Tetapi dari semua peraihan agama itu Paulus mengatakan: “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Flp. 3: 7-8). Menurut Paulus bahwa “pengenalan akan Kristuslah hal yang terpenting dalam iman Kristen”. Mengapa pengenalan akan Kristus adalah hal terpenting?

1. Mengenal Yesus adalah Kebenaran.
         Coba kita bayangkan kalau semua yang kita anggap benar itu adalah sesuatu yang salah? Kita mengira surga dan neraka ada, tetapi kenyataannya tidak ada. Kita menganggap melakukan dosa adalah salah tetapi kenyataanya itu salah. Manusia membutuhkan kebenaran dan jaminan kebenaran itu. Apa itu kebenaran? Dalam iman Kristen kebenaran itu bukan sekedar hukum alam, standart etika, moral, keadilan dan fakta-fakta sejarah, tetapi Kristuslah kebenaran! Semua kebenaran adalah kebenaran Kristus! Manusia tidak menciptakan kebenaran tetapi sekedar menemukannya atau Kristus menyingkapkannya kepadanya. Kebenaran itu menjadi suatu hukum yang membawa segala sesuatu kepada esensi yang sebenarnya yaitu menuntun  manusia kepada penciptanya.
        Tanpa mengenal Kristus manusia tidak dapat mengenal kebenaran dan Allah. Tuhan Yesus mengatakan: “sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia”. (Yoh.14: 7)

2. Pengenalan akan Kristus adalah satu-satunya jalan hidup kekal.
      Salah satu tujuan semua agama adalah hidup kekal dengan berbagai macam penyebutan dan hidup kekal itu dihubungkan hidup di surga dan untuk menuju hidup kekal berbagai cara ditawarkan, pada intinya bahwa untuk mencapai hidup kekal manusia harus berbuat amal baik. Ketika agama-agama mencari jalan yang lurus, Tuhan Yesus berkata ‘Akulah jalan, kebenaran dan hidup”.
         Bagi agama-agama hidup kekal itu adalah hidup nanti ketika manusia sudah mati, tetapi dalam iman Kristen kita mengetahui dari perkataan Yesus bahwa hidup kekal itu telah dimulai saat ini ketika seseorang telah mengenal Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat. “inilah hidup kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus (Yoh. 17: 3)

3. Pengenalan akan Kristus adalah tanda pertumbuhan iman.
        Ketika kita percaya kepada Yesus, maka keselamatan adalah suatu kepastian dan hidup kekal itu telah dimulai, tetapi anugerah keselamatan itu akan begitu sepi tanpa adanya pertumbuhan iman. “sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus”. (Ef. 4: 13). Kita menjalani kehidupan kekal dalam pertumbuhan iman menjadi serupa dengan Kristus.





LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.   Introitus: (Iringan musik masuk, dan jemaat mengambil saat teduh). 2.   Votum: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yan...