Satu hubungan yang penting dalam kehidupan orang percaya adalah
“hubungan jemaat”, atau hubungan sesama orang percaya! Hubungan sesama orang
percaya mengalami degradasi mendasar yang disebabkan oleh dua hal penting, yang
pertama adalah “tidak mengerti akan pengertian dan makna persekutuan menurut
Alkitab dan yang kedua adalah berkembangnya budaya Prifat Barat, yang
mengutamakan prifasi pribadai dari pada hidup berkelompok”. Fakta-fakta dari
kemunduran persekutuan itu dapat kita saksikan didalam praktek hidup bergereja
dimana begitu mudahnya seseorang tidak mengikuti ibadah-ibadah Gereja bahkan
meninggalkan suatu gereja.
Hubungan sesama orang percaya berbeda dengan hubungan orang di pasar,
yang berkumpul hanya demi kepentingan pribadi. Bukan hubungan yang didasarkan
oleh selera yang sama.Bukan kumpulan arisan, bukan sebuah club. Hubungan orang
percaya diikat oleh Allah, Yesus Kristus, Roh, baptisan dan iman yang satu (Ef.
4:3-6) dan hubungan orang percaya di seluruh dunia di sebut
Ada beberapa jenis hubungan manusia: Hubungan suami dan isteri, hubungan
keluarga, teman, hubungan kelompok yaitu suku dll. Perjanjian Lama tidak memisahkan antara
“hubungan dan persekutuan”, semuanya hanya memakai satu kata yaitu: Chabar (khaw-bar') Masakan bersekutu dengan Engkau takhta kebusukan, yang merancangkan
bencana berdasarkan ketetapan? (Mzm 94:20).
Dalam Perjanjian Baru, “hubungan dan persekutuan” dibedakan dengan
sangat jelas dan tegas. “Hubungan” memakai beberapa kata diantaranya adalah sugkatathesis (soong-kat-ath'-es-is).
KJV menerjemahkannya dengan “agreement”, hal itu dapat kita lihat pada 2 Kor 6:16 Apakah hubungan bait Allah dengan
berhala ? Karena kita adalah bait dari
Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama
dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah
mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Kata “hubungan” itu lebih rendah dari “persekutuan”. Interaksi orang
percaya dengan sesama manusia yang belum percaya, inteksi dengan alam, hidup
sebagai warga negara semua itu disebut hubungan,
tetapi hubungan Allah Tritunggal,
suami dan isteri, hubungan Kristus dan jemaat-Nya, hubungan sesama saudara
seiman di sebut “persekutuan”. Mengapa
PB memisahkan hal ini? apa perbedaan dari keduanya?
Didalam “persekutuan” pasti
ada hubungan, sementara didalam
hubungan belum tentu ada persekutuan”. Hubungan adalah suatu “interaksi yang
tidak melibatkan iman” sedangkan didalam persekutuan pasti melibatkan iman.
Oleh karena itu, persekutuan adalah lebih erat dari “hubungan”, karena
‘persekutuan melibatkan iman dan Allah didalamnya. Mungkin dari konsep ini kita
akan bertanya: mana hubungan yang lebih dekat “persekutuan iman atau hubungan
darah dengan orang yang belum percaya?
Hubungan darah memang adalah hubungan yang paling dekat dalam hidup
manusia secara fisik atau secara daging, tetapi hubungan iman itu adalah ikatan
roh. iman Kristen mengatakan bahwa ikatan iman dan itu lebih erat dari pada
ikatan darah. Tuhan Yesus mengatakan: “jangan
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi: Aku datang
bukan untuk membawa damai, malainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan
orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya”
(Mat. 10: 34-35; Maz.27: 10).
Demikian hendaknya setiap orang Kristen, setiap anggota Jemaat lokal,
menghargai dan memelihara persekutuan itu dan menjadikan persekutuan orang
beriman sebagai wadah untuk bertumbuh kea rah Kristus dan menjadikan persekutuan
untuk menjawab panggilan Kristus bagi kita di tengah dunia ini dan menjadikan
persekutuan orang-orang percaya demi menunaikan Amanat Agung Yesus Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: