Rumah dan Kematian
Berbagai macam pandangan mengenai rumah dan kematian, hal itu terjadi
berbeda-beda dari suku-suku yang berada di di Indonesia. Respon yang berbeda
akan sangat dipengaruhi terhadap pandangan dan kepercayaan akan kedua hal
tersebut yaitu pandangan terhadap kematian dan juga rumah dan bagaimana
menghubungkan keduanya.
Pada
dasarnya pandangan yang menghubungkan segala sesuatu menjadi sebab akibat
dikategorikan dalam pandangan filsafat “Pantheisme” dengan moto Allah didalam segala sesuatu dan
segala sesuatu memiliki unsur keallahan”, hal ini menjadikan segala unsur saling terhubung dan menjadi
sebab akibat. Dalam filsafat pola hubungan seperti ini sering dikateegorikan
sebagai agama kuno.
Beberapa
suku-suku di Indonesia berada di dalam kerancuan dan kebingungan dalam
hubungannya dengan tradisi dan agama baru mereka, sehingga walau mereka telah
menyatakan diri sebagai agama Kristen atau Islam tetapi kenyataan praktek
percaya mereka bersifat Hinduisme yang kental dengan filsafat ‘panteisme’.
Penulis
memberi contoh beberapa suku di Indonesia
dalam tradisi hubungan antara rumah dan kematian. Suku Anak Dalam di
Bengkulu adalah salah satu contoh suku kuno dengan paham panteisme dimana
ketika seorag anggota suku meninggal, maka kelompok itu akan meninggalkan semua
yang ada dalam satu lingkungan dan berpindah ke tempat lain, selain untuk
membuang duka mereka, juga mereka memahami bahwa tempat itu telah terkutuk.
Kedua adalah suku Moronene yang memandang rumah memiliki hubungan dengan
segala sesuatu dengan penghuninya, oleh karena itu membangun rumah memiliki
aturan rumit serumit aturan agama, tukang pembangun rumah adalah orang-orang
khusus yang mengetahui tradisi dalam
membangun rumah karena satu kesalahan kecil akan sangat berpengaruh terhadap
penghuni, contoh pemasangan atap yang terbalik disebut juga sebagai lubang
kubur, pemasangan kayu yang tidak sesuai tumbuhnya kayu akan mempengaruhi
banyak hal.
Satu
sisi lain yaitu suku-suku di NTT yang sering memakamkan orang tua dan leluhur
mereka di pekuburan keluarga yang kadang
berada di samping rumah, sehingga tanah dan rumah itu menjadi satu
dengan pekuburan yang terus akan dipelihara sebagaimana memelihara leluhur
mereka, makam orang mati menjadi pemersatu anak cucu yang hidup.
Pertanyaan penting dalam kontek
ini adalah:
Apakah rumah dapat menyebabkan
kematian dan mempengaruhi berkat secara jasmani atau rejeki?Apakah kematian dapat
mempengaruhi rumah dimana kematian itu terjadi.
Secara fengshui bahwa memang
rumah dapat menjadikan orang mati, tetapi bukan penyebab secara langsung. Contoh:
ada rumah yang sehat menurut struktur peembangunannya dan juga tata letaknya:
Rumah yang mendapat sinar pagi akan lebih baik dari pada rumah yang mendapat sinar
sore hari.
Sirkulasi udara yang baik dalam
struktur bangunan akan sangat
mempengaruhi penghuni rumah, kesehatan, psikologi (stres atau tidak),
dan juga produktifitas, semua hal ini akan sangat berpengaruh dengan ekonomi.
Apakah kematian akan mempengaruhi
penghuni rumah dimana kematian itu terjadi? Jawabannya kalau kematian itu
terjadi bukan karena sebab-sebab poin di atas, maka pasti tidak akan
mempengaruhi penghuni rumah.
Apa kata
Alkitab mengenai hubungan rumah dan kematian:
1. Israel sangat memperhatikan
hubungan orang mati dan rumah atau lingkungan, hal ini dimulaikan ketika Abraham meminta Gua
di Makpela untuk di beli sebagai hak milik dan tempat ini akhirnya menjadi
tempat pemakaman keluarga hingga cucu dan cicitnya, dan makam inilah yang
menjadi tanda kepemilikian mereka atas Gua dan kebun di Makpela dan akhirnya
dari makam itu menjadi titik penaklukan mereka terhadap Kanaan. Hal ini
disebabkan oleh konsep tanah perjanjian.
2. Hal kedua adalah jawaban Tuhan
Yesus terhadap seorang muda yang meminta waktu untuk memakamkan orang tuanya
terlebih dahulu sebagai kewajiban seorang laki-laki dalam rumahnya, maka Tuhan
Yesus menjawab: “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan oran-orang
mati mereka”. Mat.8: 21-22), tetapi
pekerjaan Tuhan adalah lebih penting.
3. Iman Kristen dilatar belakangi
oleh Iman Yahudi yang menganggap jenazah itu adalah najis sehingga tidak boleh
di sentuh kecuali itu orang tua langsung atau keluarga terdekat. Dunia orang
mati dan dunia orang hidup telah terpisah oleh jurang yang dalam dan hanya
orang hidup yang akan menuju ke dunia orang mati, tetapi orang mati tidak dapat
menyeberang ke dunia orang hidup. Hubungan dunia orang mati dan orang hidup
hanya ketika manusia itu hidup, sehigga tidak ada doa bagi orang mati, sebab
setelah kematian tidak ada yang dapat dirubah lagi dengan doa, hanya keangan
dan harapan iman yang sama yang menghubungkan keduanya.
4. Orang Kristen Fokus kepad orang
yang hidup dari pada orang yang mati, seharusnya kasih dan cinta kepada orang
hidup harus lebih dari pada orang mati. Adat Alukta menjadikan orang hidup
memikul beban orang mati, demikian juga dengan tradisi Tionghowa terhadap
pemeliharaan altar orang mati adalah tradisi yang membebani orang hidup bagi
orang mati.
Satu
sisi lain yaitu suku-suku di NTT yang sering memakamkan orang tua dan leluhur
mereka di pekuburan keluarga yang kadang
berada di samping rumah, sehingga tanah dan rumah itu menjadi satu
dengan pekuburan yang terus akan dipelihara sebagaimana memelihara leluhur
mereka, makam orang mati menjadi pemersatu anak cucu yang hidup.
Pertanyaan penting dalam kontek ini adalah:
Apakah rumah dapat menyebabkan kematian dan mempengaruhi berkat secara jasmani atau rejeki?Apakah kematian dapat mempengaruhi rumah dimana kematian itu terjadi.
Secara fengshui bahwa memang rumah dapat menjadikan orang mati, tetapi bukan penyebab secara langsung. Contoh: ada rumah yang sehat menurut struktur peembangunannya dan juga tata letaknya: Rumah yang mendapat sinar pagi akan lebih baik dari pada rumah yang mendapat sinar sore hari.
Pertanyaan penting dalam kontek ini adalah:
Apakah rumah dapat menyebabkan kematian dan mempengaruhi berkat secara jasmani atau rejeki?Apakah kematian dapat mempengaruhi rumah dimana kematian itu terjadi.
Secara fengshui bahwa memang rumah dapat menjadikan orang mati, tetapi bukan penyebab secara langsung. Contoh: ada rumah yang sehat menurut struktur peembangunannya dan juga tata letaknya: Rumah yang mendapat sinar pagi akan lebih baik dari pada rumah yang mendapat sinar sore hari.
Sirkulasi udara yang baik dalam
struktur bangunan akan sangat
mempengaruhi penghuni rumah, kesehatan, psikologi (stres atau tidak),
dan juga produktifitas, semua hal ini akan sangat berpengaruh dengan ekonomi.
Apakah kematian akan mempengaruhi
penghuni rumah dimana kematian itu terjadi? Jawabannya kalau kematian itu
terjadi bukan karena sebab-sebab poin di atas, maka pasti tidak akan
mempengaruhi penghuni rumah.
Apa kata
Alkitab mengenai hubungan rumah dan kematian:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: