Kebangkitan Yesus Kristus bukan sekedar fakta sejarah, fakta agama, pondasi iman Kristen, tetapi juga “Kuasa Kebangkitan”. Kuasa bukan sekedar dampak, tetapi dampak yang luar biasa. Dampak itu pasif, tetapi kuasa itu aktif.
Dampak kebangkitan Yesus bukan sekedar bersifat rohani, tetapi melingkupi hidup orang percaya baik saat ini dan juga nanti, philosofis maupun praktis,
Pentingnya kuasa kebangkitan Tuhan Yesus nampak pada pernyataan Rasul Paulus: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati” (Filipi 3:10–11).
Apa kuasa kebangkitan Yesus yang harus kita kenal dan merubah hidup keseharian kita sebagai orang-orang percaya?
1. Maka Terbukalah mata mereka:
Dalam sebuah Film India, dimana ada seorang saudagar kaya di sauatu desa selalu mengambil tanah penduduk dengan harga sesuka hati, tentu dengan takanan dan tipu muslihat, sampai seorang bapak dan kedua anaknya melawan keluarga tersebut dan membunuh saudagar tersebut.
Akibat pembunuhan tersebut, sang bapa mengakui bahwa dialah yang membunuh saudagar tersebut untuk melindungi anak-anaknya agar tidak ikut dipenjarakan. Sebelum bapa ini masuk penjara, ia menasehatkan kepada anaknya: “jika engkau punya tanah mereka akan merampasnya, jika engkau memiliki uang mereka akan merampoknya, maka engkau harus memiliki suatu kekuatan untuk melawan mereka yang tidak dapat dirampas dan dirampok yaitu pikiranmu”.
Pikiran manusia adalah kekauatan besar dalam diri manusia, tetapi ketika pikiran itu tertutup, maka pikiran itu dapat menjadi kekuatan penghancur yang hebat. Hitler membunuh jutaan warga Yahudi karena pikiran, Ia mempengaruhi pikiran orang Jerman saat itu bahwa mereka adalah Ras Aria yang unggul, sedangkan Ras Semitis harus dihancurkan. Begitu pula dengan aksi terror berdasarkan agama, sekitar 23 Juta jiwa melayang sejak Islam berdiri dan 4 kilafah, yang terakhir adalah kilafah Usmania dimana salah satu korban besarnya adalah 1 juta lebih orang Kristen Armenia. Di era Modern ini kita masih menyaksikan korban berjatuhan karena ISIS, Alqaidah, Hisbulah, boko haram, dan kalau di Indonesia pernah ada DI/TII, JAD, dll.
Kapan pikiran manusia dapat berubah menjadi kekuatan positif? Yaitu ketika Allah membuka pikiran mereka. dalam kontek kebangkitan Tuhan Yesus Lukas mengisahkan penampakkan Yesus kepada kedua murid di Emaus dengan ending yaitu: “terbukalah mata mereka”. atau terbukalah pengertian mereka!
Suatu saat saya ikut nimbrung mengomentari video yang dibuat oleh Kpt. Pilot Vincent yang membuktikan bumi ini bulat. Tetapi yang masuk dalam koment banyak dari saudara sepupu kita dengan kitab mereka yang mengatakan bumi ini datar, dan karena mereka banyak, maka secara mayoritas mereka yang mendominasi yaitu bumi ini datar! Pertanyaannya adalah: “bumi ini bulat atau datar? Saat ini sudah ada teknologi canggih, dimana satelit luar angkasa dapat memfoto bumi, tetapi fakta dan bukti didepan matapun ditolak untuk sesuatu faham yang tidak bisa mereka buktikan sendiri, sebab: “mata mereka belum terbuka”.
Lukas menulis kisah kebangkitan Tuhan Yesus yang menampakkan diri kepada dua murid yang sedang menuju Emaus dan ending dari pertemuan itu, ketika Tuhan Yesus memecah roti dalam perjamuan makan dan dikatakan Lukas: “maka terbukalah mata mereka: Dalam konteks lain dikatakan: “maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu”.
Kuasa kebangkitan Yesus yaitu: “terbukanya mata para murid, untuk mengenal Dia yang bangkit dan terbukanya pikiran mereka akan perkataan-perkataan yang selama ini diucapkan-Nya, mengenai tujuan kedatangan-Nya didunia ini.
Beberapa kali Tuhan Yesus memberitakan kematian-Nya, tetapi ketika Tuhan Yesus mati, para murid tidak mengingat apa yang Tuhan Yesus pernah katakan, bahkan ketika para wanita datang memberitakan kebangkitan-Nya, mereka tetap tidak percaya akan fakta itu,
Kata Tuhan Yesus kepada para murid yang menuju emaus: “hai orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!”. Bahkan ketika Tuhan Yesus mengajar mereka selama dalam perjalanan, mereka belum mengenal Dia”
Ketika Tuhan Yesus menampakkan diri kepada semua murid yang masi ragu dan belum memahami kebangkitan Tuhan, Ia mengatakan: inilah perkataan-Ku, yang telah kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakkni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur”. Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. (Luk. 24: 44-45).
Tindakan mengambil roti dan memecah-mecahkannya membuka mata dua murid di Emaus. Menrut Lukas: “dan terbukalah mata mereka”. mata yang terbuka, yaitu memoria, anamnesis, yaitu ingatan akan firman dan kejadian peristiwa iman di masa lalu, yang dibawa menjadi real kini dan disini. Oleh karena itu bukan sekedar ingatan pikiran akan masa lalu, tetapi membawa masa lalu itu menjadi pengalaman real masa kini.
Kebangkitan Yesus adalah kuasa yang membuka mata manusia bahwa Firman yang dikatakan-Nya tergenapi, bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia, itulah sebabnya mengapa Thomas langsung sujud dan menyembah Dia Tuhanku dan Allahku. Kebangkitan Yesus membuka pikiran para murid bahwa hanya didalam Dia ada harapan kebangkitan orang mati.
2. Kuasa memilih: (Plp. 1: 9-11; Flp.3: 10, 16).
Suatu keistimewaan manusia yang diberikan Allah yaitu “free will atau kehendak bebas”. Manusia pada mulanya diberi pilihan untuk menentukan pasangan yang sepadan, diberi kebebasan untuk memberi nama kepada hewan dan diberi kehendak untuk memilih makanannya, tetapi manusia justru memakai kehendak bebasnya untuk melawan Allah atau melanggar apa yang dilarang Allah. Sejak kejatuhan manusia dalam dosa, kehendak bebas manusia turut dikuasai dosa, sehingga manusia tidak mampu lagi memilih secara benar lagi.
Dalam dunia demokrasi menjadikan rakyat pada posisi tertinggi pemegang kekuasaan dalam suatu negara, dimana kekuasaan itu diwujudkan dengan “kekuasaan untuk memillih” yaitu memilih pemimpin yang akan diberi mandat untuk menjalankan kekuasaan pemerintahan.
Bangsa yang terjajah, tidak memiliki kuasa untuk memilih, rakyat diharuskan tunduk kepada kepada otoritas penjajah. Demikian juga manusia ketika telah jatuh dalam dosa, maka kuasa mereka untuk memilih menjadi tidak ada.
Kuasa untuk memilih secara benar dan tepat hanya akan terjadi jika “mata mereka terbuka”. Mereka dapat melihat dengan tepat, mereka mengetahui mana kehendak Allah dan apa yang baik dan benar. (Rom. 12: 1-2).
Secara Rohani, kita tiidak dapat memilih Allah, tetapi Allahlah yang memilih kita. Pemillihan Allah kepada kita berjalan secara supranatural, tetapi pemilihan supranatural itu ketika dinyatakan dalam kontek manusia, teraplikasi atas pilihan kita untuk percaya dan mengakui Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat kita, (Yoh. 15: 16; Ef. 1:14).
Selanjutnya seluruh kehidupan manusia ditentukan atas pilihan-pilihannya, baik pilihan-pilihan prinsip maupun pilihan praktis. Kita bangun dengan pilihan, selanjutnya sepanjang hari kita diperhadapkan dengan pilihan, memilih yang benar atau yang salah, memilih jalan yang benar atau jalan yang mudah. Bagi orang pilihan Allah, pilihan mereka hanya ada ya dan tidak, diluar itu adalah dari si jahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: