Sabtu, 08 Januari 2022

MANUNGGALING KAWULA GUSTI

 

    Pada masa awal penyebaran Islam di Indonesia, di riwayatkan bahwa ada 9 wali yg menjadi tokoh ulama penyebar agama islam. Tetapi ada satu nama dan kisah yg dilupakan yaitu Syaikh Siti Jenar merupakan salah satu ulama yang berkontribusi dalam penyebaran Islam di Indonesia. Akan tetapi terdapat salah satu ajaran yang dianggap menyimpang dari syariat Islam, ajaran tersebut yaitu Manunggal Kawula Gust (Tuhan).

Konsep ajaran tersebut menyebar dan terdengar oleh para wali. Akhirnya  dianggap sebagai konsep yang menyimpang dari ajaran Islam. Atas dasar itu, kemudian terjadi pertemuan antara para wali dan sejumlah tokoh penting di Istana Argapura, Giri atau yang sekarang disebut dengan Gresik. Pertemuan itu menghadirkan beberapa wali dan ulama-ulama terkemuka, yaitu Sunan Kalijaga, Sunan Ampel, Sunan Kusus, Sunan Bonang, Tan Go Wat alias Syekh Bentong, Penembahan Madura, Pangeran Palembang dan terakhir Syekh Siti Jenar.

"Menyembah Allah dengan bersujud beserta ruku’-nya, pada dasarnya sama dengan Allah, baik yang menyembah maupun yang disembah. Dengan demikian, hambalah yang berkuasa, dan yang menghukum pun hamba juga.” (Ngabei Ranggasutrasna, dkk, Centhini: Tambangraras Amongraga, Jilid I, 1991:120-123).

Banyak ahli Islam mengatakan bahwa konsep “Manunggaling kawulo gusti adalah konsep sufi”, salah satu aliran dalam Islam yg diperkenalkan oleh Jalaludin Rumi. Ataukah terpengaruh oleh filsafat Hindu yaitu “panteisme” yg telah ada di Jawa jauh sebelum Islam ada. Tetapi hingga saat ini, ajaran ini diharamkan oleh sebagian besar ulama Islam.

Dengan konsep yg dipertahankannya itu, akhirnya Syeh Siti Jenar dieksekusi oleh sunan Bonang. Kendati dianggap menyimpang oleh beberapa wali, akan tetapi menurut para pengikut Syaikh Siti Jenar, tidak pernah menganggap dirinya sebagai Tuhan. Para pengikut beliau menjelaskan jika ajaran Manunggaling Kawula Gusti ini bukan bersatunya Tuhan dengan mahkluk-Nya, melainkan berarti semua yang diciptakan oleh Tuhan akan kembali kepada Tuhan.

Dalam hindu ada konsep ‘manunggaling kawula gusti” yg terpengaruh oleh konsep Pantheisme, oleh karena itu tidak heran kita temui di India, hukum menabrak sapi atau lembu lebih berat dari pada menabrak manusia.

Meski Budha sebagai agama Atheis (tidak memiliki konsep Tuhan), tetapi konsep persatuan ini tetap ada yaitu “persatuan makro kosmos dan mikro kosmos (manusia)” yg akhirnya menyempurnakan proses “reinkarnasi” yg berakhir pada ketiadaan.

Kristen:

Dalam iman Kristen ada konsep kesatuan Allah dengan orang beriman, tetapi konsep ini bukan berasal dari konsep Hindu dan juga Budha, dan tentu saja bukan konsep Islam. “manunggaling kawula Gusti” atau “bersatunya orang beriman dengan Kristus (Union with Christ).

Haruskah orang kristen Bersatu dengan Yesus Kristus?

Keunikan iman Kristen diantaranya adalah kita percaya Allah yg datang menjadi manusia, inkarnasi Kristus menjadi tertawaan bagi banyak orang yg tidak memahami kedalaman rahasia ini. Ternyata keunikan itu tidak berhenti di situ saja, tetapi berlanjut bahwa “Kristus Yesus” itu Bersatu dengan umat-Nya. Mengapa persatuan itu penting?

  1. Jika engkau tidak Bersatu dengan Kristus maka engkau tidak mendapat bagian dari-Nya.

Barang siapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barang siapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup (I Yoh. 5:19).

  1. Jika engkau tidak Bersatu dengan Dia maka, Ia tidak dapat memimpinmu.

Suatu saat seorang kapten kapal induk yg dikawal oleh 4 kapal perusak, berbicara di radio untuk memerintahkan agar kapal yg berhadapan dengan mereka untuk merubah arah. Tetapi Ia mendapat balasan bahwa mereka yg harus merubah garis layar. Dengan marah, sangkapten membentak: Apakah engkau tidak takut? Ini adalah kapal USS Abrham Lincoln…….kapal induk Amerika. Tetapi orang di seberang menjawab! Rubah arah bodoh, kalua tidak mau hancur....ini mercusuar!

Apa yg kita pelajari dari kisah ini, yaitu “cara pandang”. kapten kapal induk berpikir bahwa dia paling besar, berbahaya oleh karena itu semua yg berada di depannya harus menyingkir, tetapi ia salah dalam memandang, tidak semua lampu yg itu adalah lampu kapal, ada juga suar yg memaksa kita untuk merubah arah jika tidak ingin tenggelam.

Bersatunya umat dengan Kristus Yesus adalah untuk memimpin kita, agar kita memiliki cara pandang yg benar atas segala sesuatu, terutama kebenaran, jika Ia tidak Bersatu dengan kita, maka Ia tidak dapat memimpin kita dan mengarahkan cara pandang kita atas realitas kebenaran.

Apa kata Alkitab mengenai persatuan orang percaya dengan Yesus Kristus? Bagaimana orang percaya dapat besatu dengan Kristus?

 Apa yg dimaksud ‘persatuan dengan Kristus”?


Bagaimana mungkin Kristus yang adalah Allah dapat bersatu dengan manusia. Apakah kesatuan dengan Kristus adalah kesatuan dua pribadi atau dua roh?

Kesatuan dengan Kristus adalah kesatuan rohani. Ini adalah kesatuan yang dihasilkan oleh Roh Kudus. Ada hubungan yang erat sekali antara Kristus dan Roh Kudus (1 Korintus 12:13). Perhatikan dalam surat Roma 8:9-11, nama Kristus dipakai bergantian dengan Roh Kudus. Jadi ini bukanlah kesatuan materi. Pribadi Allah tidak akan bercampur dengan pribadi kita dan juga sebaliknya. Kita tidak menjadi setara dengan Allah. 

Tuhan Yesus Kristus menggenapkan keselamatan dan Allah Roh Kudus mengerjakan keselamatan itu, agar dapat diterima dipahami, dan dihidupi oleh manusia berdosa. Allah Tritunggal bekerja dalam satu kesatuan untuk nilai keselamatan kita. Dengan demikian tampak bahwa Kristus tinggal di dalam kita jika Roh Kudus ada di dalam kita. Kristus tinggal di dalam kita melalui Roh Kudus. Roh Kudus adalah ikatan kesatuan kita dengan Kristus (Ibrani 6:17, 2 Korintus 3:17-18, Galatia 3:2-3).

Dalam Iman Kristen kesatuan Allah dan manusia, bukan dating dari inisiatif manusia, tetapi Allah sendiri. Manusia berdosa selalu menghindari Allah, seperti yg terjadi pada Adam dan Hawa di Eden.

Allah yg menyatakan diri kepada Israel adalah Allah yg tidak tersentuh, bahkan benda-benda yg menyatakan kehadirian-Nya menghanguskan Usa yg menyentuhnya. Dan Allah yg tidak tersentuh itu menjanjikan Immanuel yaitu Allah tinggal Bersama umat. Imanuel itu adalah Allh yg menjadi manusia, dan dalam keberadaan-Nya sebagai manusia, Ia terbatas ruang dan waktu. Imanuel itu telah mengutus pribadi yg lain, dimana pribadi itu, tinggal dalam diri manusia untuk memuliakan sang Imanuel.

Roh Kudus yg tinggal dalam diri manusia menjadikan manusia yg buta dan tuli secara rohani, dapat mendengar panggilan Allah lewat firman-Nya dan dapat melihat kemuliaan Allah.

Roh Kudus yg mendiami manusia menjadi tanda bahwa manusia tersebut sebagai “milik Kristus”. Satu pekerjaan besar Roh Kudus, adalah memuliakan Kristus di dalam diri orang percaya. Karena tidak mungkin seseorang percaya dan mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat, jika Roh Kudus tidak berkarya dalam dirinya. Seperti kata Rasul Paulus: Tetapi kamu tidak hidup di dalam daging, malainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. (Rom. 8:9-11).

Roh Kudus yg tinggal dalam diri manusia, mengerjakan pekerjaan yg tidak dapat dilakukan oleh semua manusia, yaitu mengerjakan proses keselamatan atau penerapan keselamatan kepada orang-orang pilihan Allah, dimana proses itu kita kenal sebagai “ordo Salutis” yaitu “kelahiran kembali, Iman/percaya, pertobatan, pembenaran, pengudusan dan pemuliaan”.

Rasul Paulus mengatakan kepada semua orang percaya bahwa, “tubuhmu adalah Bait Roh Kudus”, sebab Roh Kudus adalah Roh yg bukan hanya berkarya dalam gereja sebagai persekutuan, tetapi Ia juga bekerja dalam setiap pribadi sebagai gereja.

Kedua, kesatuan dengan Kristus adalah kesatuan resiprokal. Kesatuan resiprokal adalah kesatuan yang saling merespons. Sikap rohani kita bergantung pada seberapa kita mendalami penebusan Kristus. Orang yang menghargai karya keselamatan Tuhan akan takut berbuat dosa. Kesatuan resiprokal adalah kesatuan yang indah. 

  1. Bagaimana kesatuan itu menjadi nyata?

1.     Kesatuan dengan firman-Nya.

Tetapi barang siapa menuruti Firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. (I Yoh. 2:5).

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. (Yoh 15:7)           

Setiap persatuan atau persekutuan diikat oleh sesuatu, dimana kedua belah pihak saling terikat. Kristus hanya terikat oleh firman-Nya dan lewat firman-Nya Ia mengikat kita sekalian.

            Kesediaan untuk mendengar Firman dan menaati kewibawaan serta taat pada Firman Kristus, adalah tanda bahwa kita berada di dalam Dia. Perlawanan dan ketidakpedulian pada firman adalah tanda bahwa kita menolak Dia, melawan DIa dan tidak berada di dalam Dia. 

2.     Kestauan melalui tanda-tanda anugerah-Nya yg diinstusikan-Nya, yaitu Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus.

Tanda-tanda yg diinstusikan oleh Yesus Kristus, adalah Baptisan dan Perjamuan kudus. Gereja-gereja menyebut tanda-tanda ini dengan “sakramen”, dan orang Baptis menyebutnya sebagai “upacara gereja”.

Apa itu sakramen? “Sakramen adalah upacara yang telah ditetapkan oleh Kristus dalam Gereja-Nya, dengan maksud menandakan, memete2raikan, dan menampilkan, kebaikan-kebaikan yang merupakan hasil karya-Nya selaku Pengantara kepada mereka yang termasuk perjanjian anugerah. Melaluinya Dia menguatkan dan menambah iman mereka serta semua karunia lain yang telah mereka terima, dan mewajibkan mereka agar taat; sedangkan olehnya mereka memberi kesaksian tentang kasih mereka yang seorang terhadap yang lain dan persekutuan mereka, serta memelihara kasih dan persekutuan itu. Lagi pula, melalui sakramen- sakramen itu mereka dibedakan dari orang-orang yang di luar. (Kej 17:7, 10; Kel 12; Mat 26:26-28; 28:19. b. Rom 4:11; 1Ko 11:24-25. c. Rom 15:8; Kel 12:48. d. Kis 2:38; 1Ko 10:16. e. Rom 4:11; Gal 3:27. f. Rom 6:3-4; 1Ko 10:21. g. Efe 4:2-5; 1Ko 12:13. h. Efe 2:11-12; Kej 34:14) 

a.     Baptisan? (1Kor 10:16)

Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. (Gal 3:27).

Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. (Rm 6:5)

Baptisan adalah sakramen Perjanjian Baru. Di dalamnya Kristus menetapkan pembasuhan dengan air (bagi orang Baptis diselamkan), dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus, agar menjadi tanda dan meterai pencangkokan pada diri-Nya, pengampunan dosa karena darah-Nya, dan kelahiran kembali oleh Roh-Nya, pengangkatan menjadi anak, dan kebangkitan untuk kehidupan kekal. Melaluinya, mereka yang dibaptis diterima secara khidmat ke dalam Gereja yang kelihatan, dan berikrar akan menjadi seluruhnya milik Tuhan semata-mata. (Mat 28:19. b. Gal 3:27. c. Mar 1:4; Wah 1:5. d. Tit 3:5; Efe 5:26. e. Gal 3:26-27. f. 1Ko 15:29; Rom 6:5. g. 1Ko 12:13. h. Rom 6:4.)

b.     Perjamuan Tuhan.


Perjamuan Malam Tuhan adalah sakramen Perjanjian Baru. Di dalamnya kematian Yesus Kristus diberitakan dengan cara memberi dan menerima roti serta anggur, sesuai dengan pesan-Nya. Mereka yang ikut serta didalamnya dengan layak makan dan minum tubuh-Nya dan darah-Nya, sehingga mereka diasuh secara rohani dan bertumbuh dalam anugerah. Persatuan dan persekutuan mereka dengan Dia diteguhkan. Mereka menyatakan dan membarui rasa syukur mereka dan janji mereka kepada Allah, serta kasih mereka yang seorang terhadap yang lain dan persekutuan mereka sebagai anggota tubuh mistik yang sama. (Luk 22:20. b. Mat 26:26-28; 1Ko 11:23-26. c. 1Ko 10:16. d. 1Ko 11:24. e. 1Ko 14-16, 21. f. 1Ko 10:17.)

 

3.     Bersekutu dengan-Nya bersama-sama seluruh orang beriman di segala waktu dan disepanjang abad, menjadi gereja yg “Am” dan juga gereja local, seperti pengakuan iman kita.

karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.(1Kor 12:12).

demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. (Rm 12:5)

Tuhan Yesus menyebut orang-orang yg percaya kepada-Nya dan orang yg telah menikmati anugerah keselamatan dari-Nya sebagai “Tubuh”, dimana Ia sendiri sebagai kepala (Ef 1:10) atau pemimpin, oleh karena itu, tidak boleh ada orang yg menyebut dirinya Kristen atau percaya kepada Kristus, tetapi tidak bersekutu Bersama-sama orang-orang percaya lainnya pada gereja local, dengan demikian ia menunjukkan dirinya sebagai gereja Am.

            Kesatuan dengan Kristus, bukan saja ada dalam iman Kristen, tetapi sesuatu bagian penting dari iman Kristen. Kesatuan orang percaya dengan Kristus adalah upaya Allah untuk menyatakan diri-Nya dan karya-Nya kepada orang-orang pilihan, dan juga sebagai cara Allah memeliharakan orang-orang pilihan, agar dalam kesatuan itu, mereka dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Allah, menikmati anugerah keselamatan dan juga terpelihara hingga pada akhinya.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.    Intoitus: (saat teduh). 2.    Nyanyian Pembuka: Dengan Apa Kan Ku Balas   Kau Allah Yang Setia, Bapa Yang Mulia. Ka...