Pada masa awal penyebaran Islam di Indonesia, di riwayatkan bahwa ada 9 wali yg menjadi tokoh ulama penyebar agama islam. Tetapi ada satu nama dan kisah yg dilupakan yaitu Syaikh Siti Jenar merupakan salah satu ulama yang berkontribusi dalam penyebaran Islam di Indonesia. Akan tetapi terdapat salah satu ajaran yang dianggap menyimpang dari syariat Islam, ajaran tersebut yaitu Manunggal Kawula Gust (Tuhan).
Konsep ajaran tersebut menyebar dan
terdengar oleh para wali. Akhirnya
dianggap sebagai konsep yang menyimpang dari ajaran Islam. Atas dasar
itu, kemudian terjadi pertemuan antara para wali dan sejumlah tokoh penting di
Istana Argapura, Giri atau yang sekarang disebut dengan Gresik. Pertemuan itu
menghadirkan beberapa wali dan ulama-ulama terkemuka, yaitu Sunan Kalijaga,
Sunan Ampel, Sunan Kusus, Sunan Bonang, Tan Go Wat alias Syekh Bentong,
Penembahan Madura, Pangeran Palembang dan terakhir Syekh Siti Jenar.
"Menyembah Allah dengan bersujud
beserta ruku’-nya, pada dasarnya sama dengan Allah, baik yang menyembah maupun
yang disembah. Dengan demikian, hambalah yang berkuasa, dan yang menghukum pun
hamba juga.” (Ngabei Ranggasutrasna, dkk, Centhini: Tambangraras Amongraga,
Jilid I, 1991:120-123).
Banyak ahli Islam mengatakan bahwa
konsep “Manunggaling kawulo gusti adalah konsep sufi”, salah satu aliran dalam
Islam yg diperkenalkan oleh Jalaludin Rumi. Ataukah terpengaruh oleh filsafat
Hindu yaitu “panteisme” yg telah ada di Jawa jauh sebelum Islam ada. Tetapi hingga
saat ini, ajaran ini diharamkan oleh sebagian besar ulama Islam.
Dengan konsep yg dipertahankannya itu,
akhirnya Syeh Siti Jenar dieksekusi oleh sunan Bonang. Kendati dianggap
menyimpang oleh beberapa wali, akan tetapi menurut para pengikut Syaikh Siti Jenar,
tidak pernah menganggap dirinya sebagai Tuhan. Para pengikut beliau menjelaskan
jika ajaran Manunggaling Kawula Gusti ini bukan bersatunya Tuhan dengan
mahkluk-Nya, melainkan berarti semua yang diciptakan oleh Tuhan akan kembali
kepada Tuhan.
Dalam hindu ada konsep ‘manunggaling
kawula gusti” yg terpengaruh oleh konsep Pantheisme, oleh karena itu tidak
heran kita temui di India, hukum menabrak sapi atau lembu lebih berat dari pada
menabrak manusia.
Meski Budha sebagai agama Atheis (tidak
memiliki konsep Tuhan), tetapi konsep persatuan ini tetap ada yaitu “persatuan
makro kosmos dan mikro kosmos (manusia)” yg akhirnya menyempurnakan proses
“reinkarnasi” yg berakhir pada ketiadaan.
Kristen:
Dalam iman Kristen ada konsep kesatuan
Allah dengan orang beriman, tetapi konsep ini bukan berasal dari konsep Hindu
dan juga Budha, dan tentu saja bukan konsep Islam. “manunggaling kawula Gusti”
atau “bersatunya orang beriman dengan Kristus (Union with Christ).
Haruskah
orang kristen Bersatu dengan Yesus Kristus?
Keunikan iman Kristen diantaranya
adalah kita percaya Allah yg datang menjadi manusia, inkarnasi Kristus menjadi
tertawaan bagi banyak orang yg tidak memahami kedalaman rahasia ini. Ternyata
keunikan itu tidak berhenti di situ saja, tetapi berlanjut bahwa “Kristus
Yesus” itu Bersatu dengan umat-Nya. Mengapa persatuan itu penting?
- Jika engkau tidak Bersatu dengan
Kristus maka engkau tidak mendapat bagian dari-Nya.
Barang siapa memiliki Anak, ia
memiliki hidup; barang siapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup (I
Yoh. 5:19).
- Jika engkau tidak Bersatu dengan
Dia maka, Ia tidak dapat memimpinmu.
Suatu
saat seorang kapten kapal induk yg dikawal oleh 4 kapal perusak, berbicara di
radio untuk memerintahkan agar kapal yg berhadapan dengan mereka untuk merubah
arah. Tetapi Ia mendapat balasan bahwa mereka yg harus merubah garis layar.
Dengan marah, sangkapten membentak: Apakah engkau tidak takut? Ini adalah kapal
USS Abrham Lincoln…….kapal induk Amerika. Tetapi orang di seberang menjawab!
Rubah arah bodoh, kalua tidak mau hancur....ini mercusuar!
Apa yg
kita pelajari dari kisah ini, yaitu “cara pandang”. kapten kapal induk berpikir
bahwa dia paling besar, berbahaya oleh karena itu semua yg berada di depannya
harus menyingkir, tetapi ia salah dalam memandang, tidak semua lampu yg itu
adalah lampu kapal, ada juga suar yg memaksa kita untuk merubah arah jika tidak
ingin tenggelam.
Bersatunya
umat dengan Kristus Yesus adalah untuk memimpin kita, agar kita memiliki cara
pandang yg benar atas segala sesuatu, terutama kebenaran, jika Ia tidak Bersatu
dengan kita, maka Ia tidak dapat memimpin kita dan mengarahkan cara pandang
kita atas realitas kebenaran.
Apa
kata Alkitab mengenai persatuan orang percaya dengan Yesus Kristus? Bagaimana
orang percaya dapat besatu dengan Kristus?
Bagaimana mungkin Kristus yang adalah Allah dapat bersatu dengan manusia. Apakah kesatuan dengan Kristus adalah kesatuan dua pribadi atau dua roh?
Kesatuan
dengan Kristus adalah kesatuan rohani.
Ini adalah kesatuan yang dihasilkan oleh Roh Kudus. Ada hubungan yang erat
sekali antara Kristus dan Roh Kudus (1 Korintus 12:13). Perhatikan dalam surat
Roma 8:9-11, nama Kristus dipakai bergantian dengan Roh Kudus. Jadi ini
bukanlah kesatuan materi. Pribadi Allah tidak akan bercampur dengan pribadi
kita dan juga sebaliknya. Kita tidak menjadi setara dengan Allah.
Tuhan
Yesus Kristus menggenapkan keselamatan dan Allah Roh Kudus mengerjakan
keselamatan itu, agar dapat diterima dipahami, dan dihidupi oleh manusia
berdosa. Allah Tritunggal bekerja dalam satu kesatuan untuk nilai keselamatan
kita. Dengan demikian tampak bahwa Kristus tinggal di dalam kita jika Roh Kudus
ada di dalam kita. Kristus tinggal di dalam kita melalui Roh Kudus. Roh Kudus
adalah ikatan kesatuan kita dengan Kristus (Ibrani 6:17, 2 Korintus 3:17-18,
Galatia 3:2-3).
Dalam
Iman Kristen kesatuan Allah dan manusia, bukan dating dari inisiatif manusia,
tetapi Allah sendiri. Manusia berdosa selalu menghindari Allah, seperti yg
terjadi pada Adam dan Hawa di Eden.
Allah
yg menyatakan diri kepada Israel adalah Allah yg tidak tersentuh, bahkan
benda-benda yg menyatakan kehadirian-Nya menghanguskan Usa yg menyentuhnya. Dan
Allah yg tidak tersentuh itu menjanjikan Immanuel yaitu Allah tinggal Bersama
umat. Imanuel itu adalah Allh yg menjadi manusia, dan dalam keberadaan-Nya
sebagai manusia, Ia terbatas ruang dan waktu. Imanuel itu telah mengutus
pribadi yg lain, dimana pribadi itu, tinggal dalam diri manusia untuk
memuliakan sang Imanuel.
Roh
Kudus yg tinggal dalam diri manusia menjadikan manusia yg buta dan tuli secara
rohani, dapat mendengar panggilan Allah lewat firman-Nya dan dapat melihat
kemuliaan Allah.
Roh
Kudus yg mendiami manusia menjadi tanda bahwa manusia tersebut sebagai “milik
Kristus”. Satu pekerjaan besar Roh Kudus, adalah memuliakan Kristus di dalam
diri orang percaya. Karena tidak mungkin seseorang percaya dan mengakui Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat, jika Roh Kudus tidak berkarya dalam
dirinya. Seperti kata Rasul Paulus: Tetapi kamu tidak hidup di dalam daging,
malainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika
orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. (Rom. 8:9-11).
Roh
Kudus yg tinggal dalam diri manusia, mengerjakan pekerjaan yg tidak dapat
dilakukan oleh semua manusia, yaitu mengerjakan proses keselamatan atau
penerapan keselamatan kepada orang-orang pilihan Allah, dimana proses itu kita
kenal sebagai “ordo Salutis” yaitu “kelahiran kembali, Iman/percaya, pertobatan,
pembenaran, pengudusan dan pemuliaan”.
Rasul
Paulus mengatakan kepada semua orang percaya bahwa, “tubuhmu adalah Bait Roh
Kudus”, sebab Roh Kudus adalah Roh yg bukan hanya berkarya dalam gereja sebagai
persekutuan, tetapi Ia juga bekerja dalam setiap pribadi sebagai gereja.
Kedua, kesatuan dengan Kristus adalah kesatuan resiprokal. Kesatuan resiprokal adalah kesatuan yang saling merespons. Sikap rohani kita bergantung pada seberapa kita mendalami penebusan Kristus. Orang yang menghargai karya keselamatan Tuhan akan takut berbuat dosa. Kesatuan resiprokal adalah kesatuan yang indah.
- Bagaimana kesatuan itu menjadi
nyata?
1. Kesatuan dengan firman-Nya.
Tetapi
barang siapa menuruti Firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna
kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. (I Yoh.
2:5).
Jikalau
kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa
saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. (Yoh 15:7)
Setiap
persatuan atau persekutuan diikat oleh sesuatu, dimana kedua belah pihak saling
terikat. Kristus hanya terikat oleh firman-Nya dan lewat firman-Nya Ia mengikat
kita sekalian.
Kesediaan untuk mendengar Firman dan menaati kewibawaan
serta taat pada Firman Kristus, adalah tanda bahwa kita berada di dalam Dia.
Perlawanan dan ketidakpedulian pada firman adalah tanda bahwa kita menolak Dia,
melawan DIa dan tidak berada di dalam Dia.
2. Kestauan melalui tanda-tanda
anugerah-Nya yg diinstusikan-Nya, yaitu Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus.
Tanda-tanda
yg diinstusikan oleh Yesus Kristus, adalah Baptisan dan Perjamuan kudus.
Gereja-gereja menyebut tanda-tanda ini dengan “sakramen”, dan orang Baptis
menyebutnya sebagai “upacara gereja”.
Apa itu sakramen? “Sakramen adalah upacara yang telah ditetapkan oleh Kristus dalam Gereja-Nya, dengan maksud menandakan, memete2raikan, dan menampilkan, kebaikan-kebaikan yang merupakan hasil karya-Nya selaku Pengantara kepada mereka yang termasuk perjanjian anugerah. Melaluinya Dia menguatkan dan menambah iman mereka serta semua karunia lain yang telah mereka terima, dan mewajibkan mereka agar taat; sedangkan olehnya mereka memberi kesaksian tentang kasih mereka yang seorang terhadap yang lain dan persekutuan mereka, serta memelihara kasih dan persekutuan itu. Lagi pula, melalui sakramen- sakramen itu mereka dibedakan dari orang-orang yang di luar. (Kej 17:7, 10; Kel 12; Mat 26:26-28; 28:19. b. Rom 4:11; 1Ko 11:24-25. c. Rom 15:8; Kel 12:48. d. Kis 2:38; 1Ko 10:16. e. Rom 4:11; Gal 3:27. f. Rom 6:3-4; 1Ko 10:21. g. Efe 4:2-5; 1Ko 12:13. h. Efe 2:11-12; Kej 34:14)
a. Baptisan? (1Kor 10:16)
Karena kamu semua, yang dibaptis dalam
Kristus, telah mengenakan Kristus. (Gal 3:27).
Sebab jika kita telah menjadi satu
dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan
apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. (Rm 6:5)
Baptisan adalah sakramen Perjanjian
Baru. Di dalamnya Kristus menetapkan pembasuhan dengan air (bagi orang Baptis
diselamkan), dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus, agar menjadi tanda dan
meterai pencangkokan pada diri-Nya, pengampunan dosa karena darah-Nya, dan
kelahiran kembali oleh Roh-Nya, pengangkatan menjadi anak, dan kebangkitan
untuk kehidupan kekal. Melaluinya, mereka yang dibaptis diterima secara khidmat
ke dalam Gereja yang kelihatan, dan berikrar akan menjadi seluruhnya milik
Tuhan semata-mata. (Mat 28:19. b. Gal 3:27. c. Mar 1:4; Wah 1:5. d. Tit 3:5;
Efe 5:26. e. Gal 3:26-27. f. 1Ko 15:29; Rom 6:5. g. 1Ko 12:13. h. Rom 6:4.)
b. Perjamuan Tuhan.
Perjamuan Malam Tuhan adalah sakramen Perjanjian Baru. Di dalamnya kematian Yesus Kristus diberitakan dengan cara memberi dan menerima roti serta anggur, sesuai dengan pesan-Nya. Mereka yang ikut serta didalamnya dengan layak makan dan minum tubuh-Nya dan darah-Nya, sehingga mereka diasuh secara rohani dan bertumbuh dalam anugerah. Persatuan dan persekutuan mereka dengan Dia diteguhkan. Mereka menyatakan dan membarui rasa syukur mereka dan janji mereka kepada Allah, serta kasih mereka yang seorang terhadap yang lain dan persekutuan mereka sebagai anggota tubuh mistik yang sama. (Luk 22:20. b. Mat 26:26-28; 1Ko 11:23-26. c. 1Ko 10:16. d. 1Ko 11:24. e. 1Ko 14-16, 21. f. 1Ko 10:17.)
3. Bersekutu dengan-Nya bersama-sama
seluruh orang beriman di segala waktu dan disepanjang abad, menjadi gereja yg
“Am” dan juga gereja local, seperti pengakuan iman kita.
karena sama seperti tubuh itu
satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak,
merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.(1Kor 12:12).
demikian juga kita, walaupun
banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah
anggota yang seorang terhadap yang lain. (Rm 12:5)
Tuhan Yesus menyebut
orang-orang yg percaya kepada-Nya dan orang yg telah menikmati anugerah keselamatan
dari-Nya sebagai “Tubuh”, dimana Ia sendiri sebagai kepala (Ef 1:10) atau pemimpin, oleh karena
itu, tidak boleh ada orang yg menyebut dirinya Kristen atau percaya kepada
Kristus, tetapi tidak bersekutu Bersama-sama orang-orang percaya lainnya pada
gereja local, dengan demikian ia menunjukkan dirinya sebagai gereja Am.
Kesatuan dengan Kristus, bukan saja
ada dalam iman Kristen, tetapi sesuatu bagian penting dari iman Kristen.
Kesatuan orang percaya dengan Kristus adalah upaya Allah untuk menyatakan
diri-Nya dan karya-Nya kepada orang-orang pilihan, dan juga sebagai cara Allah
memeliharakan orang-orang pilihan, agar dalam kesatuan itu, mereka dapat
bertumbuh dalam pengenalan akan Allah, menikmati anugerah keselamatan dan juga
terpelihara hingga pada akhinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: