Kamis, 30 Maret 2017

ANJING PUDEL DAN ORANG TUA.






Anjing pudel sungguh menggemaskan, tentunya penulis berbicara kepada pencinta anjing. Anjing pudel jenis anjing yang bertubuh kecil, berbuluh halus dan panjang. Anjing pudel bukan untuk berburu, bukan untuk anjing penjaga, Ia hanya anjing hias yang membuat hati senang.  Anjing pudel tidak cocok berada diluar rumah, ia tidak tidak  cocok kalau kotor.
Kakak penulis pernah memiliki anjing pudel, ketika saya sakit maka akan dibawa ke Puskesmas, tetapi ketika anjingnya sakit maka akan dibawah langsung ke dokter hewan khusus. Makanan anjing pudel kakak penulis adalah bakso, sementara kami orang rumah makan ikan kecil yang harganya jauh lebih murah dari makanan anjing.
Setiap kakak pulang kantor maka yang akan ditanyakan terlebih dahulu adalah "apakah anjingnya telah diberi makan"?, dan jarang sekali ia bertanya  apakah anak-anaknya dan kami apakah telah makan?  Setiap hari kakak penulis akan menggendong anjingnya dan mengelus anjing tersebut, sementara anak-anaknya diserahkan dalam gendongan pembantu dan sangat jarang ia menggendong mereka. Dari semuanya itu yang sangat menjengkelkan adalah ketika si hamer (nama anjing pudel itu) menggonggong jam 2 pagi, maka tugas penulislah membawa keluar ke lapangan agar ia dapat buang kotoran. Syukurlah suatu saat sang dokter hewan salah menyuntik si hamer dan mengenai uratnya sehingga terjadi infeksi dan matilah hamer. Kakak penulis menangisi anjingnya dan menguburkannya layaknya manusia. Apa yang dilakukan kakak penulis dengan anjing pudelnya secara umum dilakukan juga orang pemelihara anjing pudel lainnya.
Lalu bagaimana dengan orang tua? Orang tua yang benar selalu memeluk dan membiarkan anak-anak mereka tidur dalam pangkuan dan dekapan mereka, mereka tidak akan tertidur jika anak mereka sakit dan tidak akan makan sebelum anak-anak mereka kenyang. Setiap hari mereka akan memandikan anak-anak mereka, dan apapun yang terbaik yang mereka miliki adalah untuk anak-anak mereka.
Apa yang terjadi pada saat ini? Banyak orang tua ditinggalkan oleh anak-anak mereka ketika mereka telah besar dan berkeluarga, mereka jarang dihubungi bahkan sekedar ditelepon untuk menanyakan kabar mereka. Banyak anak menganggap orang tua mereka sebagai beban dalam rumah tangga mereka, dan lebih bannyak lagi menantu yang menganggap mertua mereka sebagai penganggu.
Ketia orang tua sakit, banyak anak-anak merasa jijik dengan orang tua mereka, untuk memeluk dan mencium mereka, apalagi membersihkan kotoran mereka ketika mereka sakit dan tidak dapat lagi mengurus diri mereka. Anak-anak jaman ini, bahkan ketika orang tua mereka meninggal  tugas memandikan jenasah orang tua merekapun mereka serahkan kepada orang lain. Bukankah orang tua harus menjadi pahlawan yang dihormati bagi anak-anak?
Itulah nasib banyak orang tua dan nasib anjing pudel, dengan sedih tetapi dengan jujur penulis katakan bahwa tanpa disadari nasib anjing pudel kadang lebih baik dari nasib orang tua dijaman ini. Diwaktu-waktu tertentu, bahkan di lampu merah lalu lintas akan dihentikan untuk mengheningkan cipta bagi para pahlawan?  Bukankah orang tua adalah pahlawan bagi anak-anak mereka? 
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.    Intoitus: (saat teduh). 2.    Nyanyian Pembuka: Dengan Apa Kan Ku Balas   Kau Allah Yang Setia, Bapa Yang Mulia. Ka...