Jumat, 24 Maret 2017


ALLAH YANG SETIA




Setia adalah suatu kesempurnaan hubungan, baik hubungan sahabat, suami dan isteri, umat dan gereja, Allah dan umat. Tetapi kenyataannya kesetiaan tidak seindah kata-kata dan harapan, kesetiaan selalu melewati jurang yang terjal, perjuangan yang menguras keringat dan air mata. Kesetiaan menuntut pengorbanan yang besar, pengorbanan perasaan, pengorbanan tenaga, pengorbanan keakuan dan ego dan banyak hal lain lagi.
Kesetiaan adalah sesuatu yang tidak pernah ada dengan sendirinya, kesetiaan adalah hasil dari pergumulan hari lepas hari. Kesetiaan akan selalu berada dalam perjalanan, ia terus berproses dan kadang membingungkan dan melelahkan.
Kesetiaan bukan sesatu yang tetap. Kesetiaan bukan upah dan piala pajangan karena telah meraih sesuatu, kesetiaan adalah sesuatu yang terus berproses, pergumulan kesetiaan terus berjalan selama manusia hidup. Kematianlah yang menyatakan seseorang sebagai pemenang setia atau justru pengkhianat kesetiaan.
Rasul Paulus menulis: “Ia juga meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia” (I Kor. 1; 8-9).
Paulus mengatakan bahwa Allah yang memanggil kita dalam persekutuan dengan Anak-Nya adalah setia. Bagaimanakah Allah menunjukkan dan menjalani kesetiaan kepada orang-orang pilihan-Nya? yaitu dengan ‘meneguhkan’, bahwa Ia meneguhkan kita sekalian sampai pada kesudahannya.
 Meneguhkan adalah tetap mengatakan ‘ya’ pada komitmen awal meskipun banyak cobaan yang harus dilewati. Meneguhkan adalah terus mengatakan dalam diri aku tidak berubah pada sesuatu yang baik, aku tetap sama seperti dahulu.
Kesetiaan hanya akan terjadi jikalau setiap orang meneguhkan didalam hidupnya, bahwa aku tetap percaya pada apa yang dulu aku percayai. Kestiaan hanya akan terjadi jiakalau kita meneguhkan bahwa aku akan terus melakukan apa yang telah aku mulai. Kesetiaan hanya akan diwujudkan ketika kita terus meneguhkan dalam hati bahwa aku tetap mencintaimu seperti cintaku dahulu, Kesetiaan hanya akan didapatkan ketika kita meneguhkan dalam hati kita bahwa sikapku kepadamu akan tetap sama walaupun sikapmu telah berubah kepadaku.
Allah yang setia adalah Allah yang terus meneguhkan dalam hati-Nya bahwa kita adalah anak-anak-Nya walaupun kenyataannya bahwa kita terus memberontak kepada-Nya. Allah yang setia adalah Allah yang senantiasa meneguhkan kita bahwa kita adalah orang-orang kudus denga cara menyucukan kita terus menerus walau kenyataannya kita seperti seekor babi yang senang kembali kepada kubangan meskipun kita telah dicuci dengan darah kudus, Allah terus melakukan-Nya sampai pada kesudahannya.
Baiklah kita menjadi orang-orang setia seprti Allah kita yang setia dengan terus meneguhkan dalam hidup kita bahwa, Aku akan terus berdoa meskipun saat ini aku belum mendapt jawaban, Aku akan terus percaya kepada Allah meskipun benyak kesulitan dalam hidupku. Baiklah kita terus meneguhkan dalam hati dan pikiran kita bahwa, aku suami atau isteri yang baik, Aku adalah pekerja yang rajin, aku adalah umat yang taat, aku adalah warga gereja yang melayani, aku sebagai murid yang disiplin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

  1.    Nyanyian Pembuka: Aku Hendak Bersyukur Pada Tuhan   Aku hendak bersyukur pada Tuhan Kar'na keadilanNya Dan bermazm...