ALLAH YANG SETIA PADA JANJI-NYA.
Apa pentingnya janji?, banyak orang berkata yang terpenting adalah ‘bukti hari ini’? Janji tinggal janji, itulah kenyataan janji pada saat ini. Hari ini dan hari esok tak terpisahkan, hari ini adalah pijakkan masa depan, tetapi hari ini akan segerah berakhir dan masa depan harus disambut.
Janji belum terjadi. Belum terjadi karena belum wakktunya atau masih berada dalam proses. Janji memang belum terjadi tetapi akan menjadi kenyataan. Janji memang bukan bukti hari ini, tetapi harapan hari esok. Janji memang belum memuaskan hasrat, mata, belum mengsukacitakan hati, belum dapat dilihat, diraba dan dirasakan. Tetapi janji membangkitkan harapan, harapan bahwa hari esok masih ada, membangkitkan harapan bahwa hari esok akan lebih baik dari hari ini. Selain membangkitkan harapan, janji juga melatih kesabaran, ketabahan dan iman.
Sukacita dan gairah karena ‘bukti hari ini’ akan segerah berakhir, tetapi perjalanan ‘janji’ sangat panjang. Tak ada seorangpun memasuki pernikahan kudus karena sekedar berdasar bukti hari ini, tetapi karena janji setia masa yang akan datang. Bukti hari ini, adalah pijakan awal, tetapi janji akan masa depan adalah keseluruhan hidup, keutuhan harapan dan takdir.
Janji akan sangat tergantung kepada siapa yang berjanji. Bukti-bukti hari ini adalah pijakkan awal bagi seseorang untuk mempercayai janji dan yakin kepada yang berjanji, tetapi semua itu bukan suatu jaminan, imanlah yang menjadi jaminan janji. Siapakah yang dapat menjamin orang yang hari ini ingkar janji tidak akan setia dimasa depan, dan siapakah yang dapat menjamin orang yang memberikan bukti setia hari ini akan sselalu setia pada janjinya dimasa datang? semuanya adalah kemungkinan dan bukan kepastian.
Hidup orang beriman tidak didasarkan pada bukti hari ini, atau karena melihat bukti, tetapi karena mendengar janji Tuhan, mempercayainya dan mengharapkan-Nya. Allah yang berjanji adalah Allah yang dulu sudah berkarya, sekarang berkarya dan Ia Allah yang berjanji. Janji Allah adalah landasan hidup orang beriman hari lepas hari, orang beriman hidup oleh iman. Orang beriman percaya pada Allah yang berjanji, seperti Abraham percaya kepada Allah yang berjanji pada-Nya dan tetap memegang teguh janji itu sepanjang hidupnya. Karena janji Allah maka hari ini kita masih hidup, karena janji Allah maka kita bekerja hari ini, karena janji Allah maka kita membesarkan anak-anak, karena janji Allah maka kita memberitakan Injil.
Allah yang berjanji adalah Allah yang mengikatkan diri kepada mahluk yang tidak setia seperti kita sekalian. Ketika kita tidak setia Ia tetap setia, sebab Ia adalah Allah yang setia kepada janji-Nya. Allah yang berjanji adalah Allah yang memanggil kita sekalian untuk belajar setia kepada-Nya. Allah yang berjanji adalah Allah yang memanggil kita sekalian menjadi rekan sekerja dengan-Nya dan Ia berjanji bahwa Ia selalu akan menyertai kita sampai pada kesudahan jaman.
Janji Allah adalah teguh, tidak tergoyhkan oleh apapun, baik oleh waktu, perubahan. Allah yang berjanji dahulu adalah Allah tidak pernah berubah pada saat kini dan juga nanti. janji Allah adalah sumber harapan masa depan, janji Allah adalah penentu sejarah manusia, sebelum Allah menepati janji-Nya, dunia ini tidak akan berakhir, ketika Yesus menepati janji-Nya bahwa Ia datang kedua kali, saat itulah sejarah manusia berakhir.