Kamis, 30 Maret 2017

ALLAH YANG SETIA PADA JANJI-NYA.



Apa pentingnya janji?, banyak orang berkata yang terpenting adalah ‘bukti hari ini’? Janji tinggal janji, itulah kenyataan janji pada saat ini. Hari ini dan hari esok tak terpisahkan, hari ini adalah pijakkan masa depan, tetapi hari ini akan segerah berakhir dan masa depan harus disambut.
 Janji belum terjadi. Belum terjadi karena belum wakktunya atau masih berada dalam proses. Janji memang belum terjadi tetapi akan menjadi kenyataan. Janji memang bukan bukti hari ini, tetapi harapan hari esok. Janji memang belum memuaskan hasrat, mata, belum mengsukacitakan hati, belum dapat dilihat, diraba dan dirasakan. Tetapi janji membangkitkan harapan, harapan bahwa hari esok masih ada, membangkitkan harapan bahwa hari esok akan lebih baik dari hari ini. Selain membangkitkan harapan, janji juga melatih kesabaran, ketabahan dan iman.
Sukacita dan gairah karena ‘bukti hari ini’ akan segerah berakhir, tetapi perjalanan ‘janji’ sangat panjang. Tak ada seorangpun memasuki pernikahan kudus karena sekedar berdasar bukti hari ini, tetapi karena janji setia masa yang akan datang. Bukti hari ini, adalah pijakan awal, tetapi janji akan masa depan adalah keseluruhan hidup, keutuhan harapan dan takdir.
Janji akan sangat tergantung kepada siapa yang berjanji. Bukti-bukti hari ini adalah pijakkan awal bagi seseorang untuk mempercayai janji dan yakin kepada yang berjanji, tetapi semua itu bukan suatu jaminan, imanlah yang menjadi jaminan janji. Siapakah yang dapat menjamin orang yang hari ini ingkar janji tidak akan setia dimasa depan, dan siapakah yang dapat menjamin orang yang memberikan bukti setia hari ini akan sselalu setia pada janjinya dimasa datang? semuanya adalah kemungkinan dan bukan kepastian.

 Adakah orang tua yang dapat menjamin anaknya yang hari ini bayak menumpahkan air matanya, membuat hati marah, pada masa yang akan datang tidak akan berubah menjadi anak yang mengsukacitakan Allah dan orang tuanya.  Siapa yang dapat menjamin anak-anaknya yang nampak baik-baik saja hari ini, juga tetap akan baik-baik saja dimasa yang akan datang? Hanya Allah yang dapat menjamin segala sesuatu dimasa yang akan datang dan hahya iman kepada Allah yang  dapat dijadikan materai akan semua janji manusia dan masa depan manusia.
Hidup orang beriman tidak didasarkan pada bukti hari ini, atau karena melihat bukti, tetapi karena mendengar janji Tuhan, mempercayainya dan mengharapkan-Nya. Allah yang berjanji adalah Allah yang dulu sudah berkarya, sekarang berkarya dan Ia Allah yang berjanji. Janji Allah adalah landasan hidup orang beriman hari lepas hari, orang beriman hidup oleh iman. Orang beriman percaya pada Allah yang berjanji, seperti Abraham percaya kepada Allah yang berjanji pada-Nya dan tetap memegang teguh janji itu sepanjang hidupnya. Karena janji Allah maka hari ini kita masih hidup, karena janji Allah maka kita bekerja hari ini, karena janji Allah maka kita membesarkan anak-anak, karena janji Allah maka kita memberitakan Injil.
Allah yang berjanji adalah Allah yang mengikatkan diri kepada mahluk yang tidak setia seperti kita sekalian. Ketika  kita tidak setia Ia tetap setia, sebab Ia adalah Allah yang setia kepada janji-Nya. Allah yang berjanji adalah Allah yang memanggil kita sekalian untuk belajar setia kepada-Nya. Allah yang berjanji adalah Allah yang memanggil kita sekalian menjadi rekan sekerja dengan-Nya dan Ia berjanji bahwa Ia selalu akan menyertai kita sampai pada kesudahan jaman.
Janji Allah adalah teguh, tidak tergoyhkan oleh apapun, baik oleh waktu, perubahan. Allah yang berjanji dahulu adalah Allah tidak pernah berubah pada saat kini dan juga nanti. janji Allah adalah sumber harapan masa depan, janji Allah adalah penentu sejarah manusia, sebelum Allah menepati janji-Nya, dunia ini tidak akan berakhir, ketika Yesus menepati janji-Nya bahwa Ia datang kedua kali, saat itulah sejarah manusia berakhir.

ANJING PUDEL DAN ORANG TUA.






Anjing pudel sungguh menggemaskan, tentunya penulis berbicara kepada pencinta anjing. Anjing pudel jenis anjing yang bertubuh kecil, berbuluh halus dan panjang. Anjing pudel bukan untuk berburu, bukan untuk anjing penjaga, Ia hanya anjing hias yang membuat hati senang.  Anjing pudel tidak cocok berada diluar rumah, ia tidak tidak  cocok kalau kotor.
Kakak penulis pernah memiliki anjing pudel, ketika saya sakit maka akan dibawa ke Puskesmas, tetapi ketika anjingnya sakit maka akan dibawah langsung ke dokter hewan khusus. Makanan anjing pudel kakak penulis adalah bakso, sementara kami orang rumah makan ikan kecil yang harganya jauh lebih murah dari makanan anjing.
Setiap kakak pulang kantor maka yang akan ditanyakan terlebih dahulu adalah "apakah anjingnya telah diberi makan"?, dan jarang sekali ia bertanya  apakah anak-anaknya dan kami apakah telah makan?  Setiap hari kakak penulis akan menggendong anjingnya dan mengelus anjing tersebut, sementara anak-anaknya diserahkan dalam gendongan pembantu dan sangat jarang ia menggendong mereka. Dari semuanya itu yang sangat menjengkelkan adalah ketika si hamer (nama anjing pudel itu) menggonggong jam 2 pagi, maka tugas penulislah membawa keluar ke lapangan agar ia dapat buang kotoran. Syukurlah suatu saat sang dokter hewan salah menyuntik si hamer dan mengenai uratnya sehingga terjadi infeksi dan matilah hamer. Kakak penulis menangisi anjingnya dan menguburkannya layaknya manusia. Apa yang dilakukan kakak penulis dengan anjing pudelnya secara umum dilakukan juga orang pemelihara anjing pudel lainnya.
Lalu bagaimana dengan orang tua? Orang tua yang benar selalu memeluk dan membiarkan anak-anak mereka tidur dalam pangkuan dan dekapan mereka, mereka tidak akan tertidur jika anak mereka sakit dan tidak akan makan sebelum anak-anak mereka kenyang. Setiap hari mereka akan memandikan anak-anak mereka, dan apapun yang terbaik yang mereka miliki adalah untuk anak-anak mereka.
Apa yang terjadi pada saat ini? Banyak orang tua ditinggalkan oleh anak-anak mereka ketika mereka telah besar dan berkeluarga, mereka jarang dihubungi bahkan sekedar ditelepon untuk menanyakan kabar mereka. Banyak anak menganggap orang tua mereka sebagai beban dalam rumah tangga mereka, dan lebih bannyak lagi menantu yang menganggap mertua mereka sebagai penganggu.
Ketia orang tua sakit, banyak anak-anak merasa jijik dengan orang tua mereka, untuk memeluk dan mencium mereka, apalagi membersihkan kotoran mereka ketika mereka sakit dan tidak dapat lagi mengurus diri mereka. Anak-anak jaman ini, bahkan ketika orang tua mereka meninggal  tugas memandikan jenasah orang tua merekapun mereka serahkan kepada orang lain. Bukankah orang tua harus menjadi pahlawan yang dihormati bagi anak-anak?
Itulah nasib banyak orang tua dan nasib anjing pudel, dengan sedih tetapi dengan jujur penulis katakan bahwa tanpa disadari nasib anjing pudel kadang lebih baik dari nasib orang tua dijaman ini. Diwaktu-waktu tertentu, bahkan di lampu merah lalu lintas akan dihentikan untuk mengheningkan cipta bagi para pahlawan?  Bukankah orang tua adalah pahlawan bagi anak-anak mereka? 
  


PENGORBANAN YANG MERUBAH


PENGORBANAN YANG MERUBAH


         Iman Kristen adalah iman yang mendapat  penolakkan oleh dunia, penolakkan itu bukan karena nilai kebenaran Kristen, tetapi karena cara hidup Kristen yang berbeda dengan cara hidup dunia pada umumnya, yaitu kehidupan yang penuh kasih dan kelemahlembutan, kesetiaan. adalah suatu yang ironis bahwa suatu konsep yang benar dan cara hidup yang benar justru mendapat penolakkan adalah sesuatu yang logis bagi masyarakat dunia yang sudah terbiasa hidup didalam ketidakbenaran akan perlahan-lahan menganggap ketidakbenaran itu sebagai kebenaran karena telah terbiasa. 


     Sejarah mencatat bahwa iman Kristen berkembang dan bertumbuh dari tetasan darah para Martir, Agus Tinus mengatakan: "darah martir adalah benih gereja". Penolakkan iman Kristen disebabkan oleh perbedaan yang mencolok antara iman Kristen dan iman yang lain di bumi ini. Dari begitu banyaknya jemaat Kristen yang terpaksa ditumpahkan darahnya karena imannya, martir pertama yang dicatat oleh Alkitab adalah Stefanus. Kematian Stefanus adalah awal mula penganiayaan terhadap gereja.
     Kemunculan iman Kristen dianggap sebagai ancaman oleh tua-tua Yahudi dan mereka berupaya membungkan serta mengakhiri iman Kristen dengan cara apapun, tuduhan dan pembunuhan terhadap Stefanus adalah puncak yang pertama dari pengaaniayaan gereja. Paulus adalah pemimpin gerakan ini, itulah sebabnya dalam  tradisi Yahudi, ketika saksi Palsu menuduh Stefanus mereka menaruh baju mereka di kaki Saulus sebagai bukti bahwa Saulus mengetahui dan merestui kematian Stefanus.
     
     Dengan kebencian dan penolakan, Saulus merestui agar Stefanus di bunuh, tetapi keteguhan iman Stefanus yang disaksikannya mengusik pikirannya hari lepas hari yang memaksanya untuk memikirkan kembali apa yang dilakukannya dan mulai memikirkan iman Kristen. Pengorbanan Stefanus tidaklah sia-sia, tetapi justru membangkitkan iman seorang anak muda yang bernama Saulus, yang kemudian hari menjadi pemberita Injil terbesar dalam sejarah Iman Kristen.

      Henry Martin berlayar ke India pada tahun 1805 sebagai pendeta British East India Company (BIEC). Pada saat itu keberadaan Misionaris dianggap sebagai penghambat ekspansi ekonomi (BIEC) dan tentunya juga ditolak oleh orang-orang India sendiri.  Selama empat tahun peertama di India, ia melayani di pos Militer, mendirikan sekolah-sekolah dan menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dalam bahasa Urdu, Ia dikritik oleh rekannya, tetapi setiap hari ia menghabiskan waktu berada ditengah-tengah suku asli untuk belajar bahasa suku.  Henry mengalami berbagai macam penderitaan, ia rindupada kampung halaman, sakit, dalam buku hariannya ia menulis "Aku merasa semua hubungan duniawi tidaklah penting, aku dilahirkan hanya untuk Allah saja". 

Pada tahun 1811 ia berlayar menuju Persia, ia berharap  kesehatannya semakin baik saat ia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dalam  bahasa Persia dan Arab tetapi belum sempat sebab ia terkena TBC dan pada 16 Oktober 1812 Henry meninggal di Turki dalam perjalanan pulang ke Inggris untuk berobat. Henry meninggal diusia 31 tahun. Hidupnya sangat singkat, tetapi karyanya yaitu Alkitab dalam bahasa Urdu terus dipakai hingga saat ini. Tidak ada suatu karya besar bagi umat manusia tanpa danya pengorbanan.

Konsep korban mewarnai iman Israel dan juga iman Kristen. Tidak ada jalan kemerdekaan tanpa korban (Kel. 12: 1-42). Tak ada mahkota tanpa salib, tak ada kemuliaan tanpa pengorbanan. Berkorban justru menunjukkan kekuatan dan kedewasaan iman seseorang. Tidak ada perubahan tanpa pengorbanan. 


Pengorbanan Yesus adalah inspirasi bagi orang-orang percaya. C. T. Stood pendiri WEC International mengatakan: "Kalau Yesus Kristus adalah Tuhan telah berkorban bagiku, maka tidak ada hal yang terlalu besar yang dapat aku korbankan bagi-Nya".



Jumat, 24 Maret 2017


ALLAH YANG SETIA




Setia adalah suatu kesempurnaan hubungan, baik hubungan sahabat, suami dan isteri, umat dan gereja, Allah dan umat. Tetapi kenyataannya kesetiaan tidak seindah kata-kata dan harapan, kesetiaan selalu melewati jurang yang terjal, perjuangan yang menguras keringat dan air mata. Kesetiaan menuntut pengorbanan yang besar, pengorbanan perasaan, pengorbanan tenaga, pengorbanan keakuan dan ego dan banyak hal lain lagi.
Kesetiaan adalah sesuatu yang tidak pernah ada dengan sendirinya, kesetiaan adalah hasil dari pergumulan hari lepas hari. Kesetiaan akan selalu berada dalam perjalanan, ia terus berproses dan kadang membingungkan dan melelahkan.
Kesetiaan bukan sesatu yang tetap. Kesetiaan bukan upah dan piala pajangan karena telah meraih sesuatu, kesetiaan adalah sesuatu yang terus berproses, pergumulan kesetiaan terus berjalan selama manusia hidup. Kematianlah yang menyatakan seseorang sebagai pemenang setia atau justru pengkhianat kesetiaan.
Rasul Paulus menulis: “Ia juga meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia” (I Kor. 1; 8-9).
Paulus mengatakan bahwa Allah yang memanggil kita dalam persekutuan dengan Anak-Nya adalah setia. Bagaimanakah Allah menunjukkan dan menjalani kesetiaan kepada orang-orang pilihan-Nya? yaitu dengan ‘meneguhkan’, bahwa Ia meneguhkan kita sekalian sampai pada kesudahannya.
 Meneguhkan adalah tetap mengatakan ‘ya’ pada komitmen awal meskipun banyak cobaan yang harus dilewati. Meneguhkan adalah terus mengatakan dalam diri aku tidak berubah pada sesuatu yang baik, aku tetap sama seperti dahulu.
Kesetiaan hanya akan terjadi jikalau setiap orang meneguhkan didalam hidupnya, bahwa aku tetap percaya pada apa yang dulu aku percayai. Kestiaan hanya akan terjadi jiakalau kita meneguhkan bahwa aku akan terus melakukan apa yang telah aku mulai. Kesetiaan hanya akan diwujudkan ketika kita terus meneguhkan dalam hati bahwa aku tetap mencintaimu seperti cintaku dahulu, Kesetiaan hanya akan didapatkan ketika kita meneguhkan dalam hati kita bahwa sikapku kepadamu akan tetap sama walaupun sikapmu telah berubah kepadaku.
Allah yang setia adalah Allah yang terus meneguhkan dalam hati-Nya bahwa kita adalah anak-anak-Nya walaupun kenyataannya bahwa kita terus memberontak kepada-Nya. Allah yang setia adalah Allah yang senantiasa meneguhkan kita bahwa kita adalah orang-orang kudus denga cara menyucukan kita terus menerus walau kenyataannya kita seperti seekor babi yang senang kembali kepada kubangan meskipun kita telah dicuci dengan darah kudus, Allah terus melakukan-Nya sampai pada kesudahannya.
Baiklah kita menjadi orang-orang setia seprti Allah kita yang setia dengan terus meneguhkan dalam hidup kita bahwa, Aku akan terus berdoa meskipun saat ini aku belum mendapt jawaban, Aku akan terus percaya kepada Allah meskipun benyak kesulitan dalam hidupku. Baiklah kita terus meneguhkan dalam hati dan pikiran kita bahwa, aku suami atau isteri yang baik, Aku adalah pekerja yang rajin, aku adalah umat yang taat, aku adalah warga gereja yang melayani, aku sebagai murid yang disiplin.


LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.   Introitus: (Iringan musik masuk, dan jemaat mengambil saat teduh). 2.   Votum: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yan...