Lettu
Meyus meceritakan pengalamannya ketika memimpin platon mengejar gerombolan
pemberontak Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Mereka harus berjalan dalam hutan
selama tiga hari dan tiba waktu ketika mereka mendekati perkemahan pemberontak
hari mulai sore dan jarak pandang sangat terbatas oleh karena itu mereka tidak
dapat melancarkan serangan saat itu juga tetapi menunggu pagi hari ketika jarak
pandang cukup baik.
Dalam
keadaan lelah pasukan Lettu Meyus harus siaga dalam keadaan tiarap. Mereka
tidak boleh mengelurkan bunyi apapun sepanjang kawal malam. Walau mereka
kelelahan tetapi mereka tidak boleh tertidur sebab pihak musuh juga selalu
mengadakan patroli dan akan sangat berbahaya kalau justru pasukan musuh
mengetahui keberadaan mereka.
Apa
yang dilakukan oleh Lettu Meyus dan pasukannya bukanlah ronda atau begadang
biasa tetapi “berjaga-jaga”. Berjaga adalah tidak tertidur dan siaga penuh
sebab resiko dari kelalian mereka adalah kematian.
Titanic
adalah kapal penumpang terbesar di jamannya, dipesan pada 1908 dan selesai
dibangun pada 1911, kapal ini digadang-gadang sebagai kapal yang tidak mungkin
akan tenggelam, tetapi kenyataannya yaitu Titanic tenggelam justru pada
pelayaran perdananya, dimana bau catnya yang baru masih tercium.
Pertanyaanya
adalah mengapa kapal yang terbesar dan tercanggih di jamannya justru teenggelam
dipelayaran perdananya 15 April 1912 dan memakan korban terbesar dalam sejarah
pelayaran hingga saat ini?
Tenggelamnya
Titanic justru karena hal sederhana yaitu kelasi pengintai yang ditempatkan
pada tiang pengawas di haluan kapal kurang awas dalam “berjaga-jaga” sehingga
ia terlambat dalam melaporkan gunung es di depan kapal dan membuat perwira jaga
Robert Hitchins panic dan justru salah dalam membanting stir kapal sehingga
Titanic justru menabrak gunung es yang mengakibatkan lambung kapal bocor dan
tenggelam, akibatnya adalah korban jiwa 1.517 jiwa.
Dengan
kedua hal diatas kita dapat memahami ketika Tuhan Yesus meminta kepada
murid-murid-Nya untuk berjaga-jaga bersama dengan-Nya dalam doa di Getsemani. Berjaga-jaga
yang dimaksudkan Yesus bukan sekedar begadang dan ronda, tetapi bersiaga penuh,
sebab saat itu Yesus sedang berperang secara rohani untuk menyongsong
sengsaran-Nya di atas kayu salib dan Iblis berupaya agar penyaliban itu gagal.
Teguran
Tuhan Yesus ketika mendapati murid-murid-Nya yang sedang tertidur ketika Ia
meminta mereka untuk berjaga-jaga bersama-Nya "Tidakkah
kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? (Mat.26:41) adalah
teguran bagi kita sekalian pada saat ini juga, bahwa didunia ini kita sedang
bergumul dengan hal-hal materi, tetapi juga pergumulan penguasa-penguasa udara
yang selalu mencari kesempatan untuk membawa kita kepada pencobaan yang
bertujuan mematikan kita secara rohani atau mematikan iman kita.
Tuhan
Yesus menghadapi ketakutan-Nya itu dengan berjaga-jaga dalam doa, tetapi para
murid kurang peka akan hal itu. Tuhan berdoa tetapi murid tidur, akhirnya Tuhan
Yesus menang. Berjaga-jagalah terus agar engkau tidak jatuh dalam pencobaan,
roh memang penurut, tetapi daging lemah.