Melayani dan dilayani adalah
dua kata dan pengertian yang kontradiktif atau bertentangan satu dengan yang
lain, tetapi didalam praktek sehari-hari baik dalam rumah tangga dan gereja
kedua keberadaan ini kadang bercampur baur dan sulit untuk dibedakan oleh kita
dan kadang dua hal ini menyatu didalam diri kita pada satu kesempatan yang kita
sebut sedang melayani.
Dunia ini mengukur
keberhasilan seseorang yaitu sebanyak apa ia dilayani, tetapi iman Kristen
menegaskan kebesaran seseorang ditentukan sejauh mana ia melayani. Tuhan Yesus
mengatakan: “Tidaklah demikian di atara kamu. Barang siapa ingin menjadi besar
di anatara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat. 20: 26).
Orang Kristen yang hidup di
dunia berada dianara dua kutub yaitu kutub panggilannya sebagai orang percaya
yang harus melayani Allah dan sesamanya. Kutub kedua yaitu kutub dunia ini yang
menuntut manusia untuk bangga jika dilayani, berharga jika di puji, merasa
berhasil jika merebut, merasa besar jika menguasai dan memperalat orang.
Dilayani memang nyaman,
tetapi itu bukan jalan hidup Kristen, tetapi sering orang Kristen susah untuk
membedakannya dan kadang tanpa disadari dalam kegiatan gereja yang kita sebut
sebut pelayanan kita sedang mencari untuk dilayani, dipuja dan mencari
keuntungan.
Beberapa pengkhotbah yang di
elu-elukan seluruh dunia menetapkan
syarat agar ia datang ke suatu tempat untuk berkhotbah yaitu dengan syarat
sejumlah uang, pelayanan tertentu diantaranya adalah hotel dimana ia akan menginap
harus dengan kelas tertentu dan bahkan ada pengkhotbah terkenal yang
mengharuskan hotel dimana ia menginap harus di sewa satu lantai, sehingga sulit untuk membedakan
dia datang untuk melayani ataukah dilayani.
Melayani adalah menyatakan
kehendak dan tujuan Allah dalam dunia ini dan mendahulukan kepentingan bersama,
“hendaklah kamu sehati sepikir, dalam
satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri
atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang
seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri (Flp. 2:
2-3). Di dalam pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepada kita, lebih sering kita
lebih kepada menguasai dari pada melayani, diamana kehendak kita yang menjadi
absolut yang lain hanya sekedar menjalankan keinginan dan kehendak kita, yang
ada hanya “aku” dan bukan “kita”.
Kendrungan dilayani dari
pada melayani di dalam dunia pelayanan yaitu ketika tanpa sadar kita mencari
keuntungan dalam pelayanan kita, keuntungan itu tidak harus berupa uang, tetapi
dapat berupa pencarian hormat dan puji-pujian manusia, itulah sebabnya mengapa
banyak pertentangan dalam pelayanan sebab banyak orang mencari untuk memperoleh
sesuatu dan banyak kekecewaan dalam pelayanan sebab sesuatu yang ingin diperoleh
tidak kunjung di dapatkan. Pelayanan adalah memberi bukan mencari sesuatu bagi
diri sendiri dalam wujud apapun.
Siapa yang mau melayani
Yesus maka harus mengikut Yesus, siapa yang mengikut Yesus maka harus “memikul
salibnya dan menyangkal diri”, meyangkal keinginan untuk dihargai lebih dan
menjadi prioritas utama, menyangkal keinginan untuk memperoleh uang atau harta
benda, menyangkal keinginan kedangingan, menyangkal keakuan dan perayalah bahwa
Tuhan Yesus memiliki cara sendiri untuk memberkati setiap orang yang
melayani-Nya dan yakinlah bahwa usahamu didalam pelayanan kepada Alah tidak
pernah sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: