Rabu, 10 Juli 2019

Melayani Bukan Untuk Dilayani.



Melayani dan dilayani adalah dua kata dan pengertian yang kontradiktif atau bertentangan satu dengan yang lain, tetapi didalam praktek sehari-hari baik dalam rumah tangga dan gereja kedua keberadaan ini kadang bercampur baur dan sulit untuk dibedakan oleh kita dan kadang dua hal ini menyatu didalam diri kita pada satu kesempatan yang kita sebut sedang melayani.
Dunia ini mengukur keberhasilan seseorang yaitu sebanyak apa ia dilayani, tetapi iman Kristen menegaskan kebesaran seseorang ditentukan sejauh mana ia melayani. Tuhan Yesus mengatakan: “Tidaklah demikian di atara kamu. Barang siapa ingin menjadi besar di anatara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat. 20: 26).
Orang Kristen yang hidup di dunia berada dianara dua kutub yaitu kutub panggilannya sebagai orang percaya yang harus melayani Allah dan sesamanya. Kutub kedua yaitu kutub dunia ini yang menuntut manusia untuk bangga jika dilayani, berharga jika di puji, merasa berhasil jika merebut, merasa besar jika menguasai dan memperalat orang.
Dilayani memang nyaman, tetapi itu bukan jalan hidup Kristen, tetapi sering orang Kristen susah untuk membedakannya dan kadang tanpa disadari dalam kegiatan gereja yang kita sebut sebut pelayanan kita sedang mencari untuk dilayani, dipuja dan mencari keuntungan.
Beberapa pengkhotbah yang di elu-elukan seluruh dunia  menetapkan syarat agar ia datang ke suatu tempat untuk berkhotbah yaitu dengan syarat sejumlah uang, pelayanan tertentu diantaranya adalah hotel dimana ia akan menginap harus dengan kelas tertentu dan bahkan ada pengkhotbah terkenal yang mengharuskan hotel dimana ia menginap harus di sewa  satu lantai, sehingga sulit untuk membedakan dia datang untuk melayani ataukah dilayani.
Melayani adalah menyatakan kehendak dan tujuan Allah dalam dunia ini dan mendahulukan kepentingan bersama,  “hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri (Flp. 2: 2-3). Di dalam pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepada kita, lebih sering kita lebih kepada menguasai dari pada melayani, diamana kehendak kita yang menjadi absolut yang lain hanya sekedar menjalankan keinginan dan kehendak kita, yang ada hanya “aku” dan bukan “kita”.
Kendrungan dilayani dari pada melayani di dalam dunia pelayanan yaitu ketika tanpa sadar kita mencari keuntungan dalam pelayanan kita, keuntungan itu tidak harus berupa uang, tetapi dapat berupa pencarian hormat dan puji-pujian manusia, itulah sebabnya mengapa banyak pertentangan dalam pelayanan sebab banyak orang mencari untuk memperoleh sesuatu dan banyak kekecewaan dalam pelayanan sebab sesuatu yang ingin diperoleh tidak kunjung di dapatkan. Pelayanan adalah memberi bukan mencari sesuatu bagi diri sendiri dalam wujud apapun.
Siapa yang mau melayani Yesus maka harus mengikut Yesus, siapa yang mengikut Yesus maka harus “memikul salibnya dan menyangkal diri”, meyangkal keinginan untuk dihargai lebih dan menjadi prioritas utama, menyangkal keinginan untuk memperoleh uang atau harta benda, menyangkal keinginan kedangingan, menyangkal keakuan dan perayalah bahwa Tuhan Yesus memiliki cara sendiri untuk memberkati setiap orang yang melayani-Nya dan yakinlah bahwa usahamu didalam pelayanan kepada Alah tidak pernah sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

  1.    Nyanyian Pembuka: Aku Hendak Bersyukur Pada Tuhan   Aku hendak bersyukur pada Tuhan Kar'na keadilanNya Dan bermazm...