Bulan ini, dan khususnya Mingggu ini, dunia merayakan hari kasih sayang atau yang kita kenal dengan valentine day. Tetapi tentunya sebagai orang percaya, kasih sayang harusnya setiap saat dan setiap waktu.
Ketika penulis bertanya kepada seseorang yang pernah meninggalkan Yesus dan beralih ke agama sepupu, apa yang membuatnya kembali kepada Yesus, ia mengatakan bahwa jujur aku tidak menemukan yang namanya kasih sayang Allah dalam agama yang lama, yang kita temukan hanya hukum, aturan, hukuman dan kutuk.
Iman Kristen adalah iman yang berpusat pada kasih kepada Allah dan kasih kepada sesame. Rasul Petrus dan Rasul Paulus, mengulang apa yang diajarkan Yesus mengenai hukum yang pertama dan terutama yaitu “kasih”. Inti iman Kristen menurut Rasul Paulus dan Rasul Yohanes adalah kasih. Tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang terbesar diantaranya adalah kasih.
Kasih manusia kepada Allah dan sesamanya tidak pernah sempurna, tetapi kasih Allah kepada kita adalah sempurna. Selain tidak sempurna, dalam keterbatasan kita sebagai manusia, kita sering gagal memahami dan kadang tidak mengerti kasih sayang Allah kepada kita.
Kegagalan memahami kasih sayang Allah, membuat banyak orang Kristen menuduh Allah tidak adil, tidak peduli, tanpa disadarinya ia sedang hidup karena kasih-Nya tersebut. Ada dua hal kasih sayang Allah yang kadang sulit dan keliru dipahami oleh orang beriman yaitu:
1. Allah merubah semua kutuk menjadi berkat bagi orang percaya.
Aku tidak percaya kepada fillsafat dualism, tetapi harus diakui ada dua kuasa besar yang bekerja di dunia ini dan disekitar manusia yaitu kuasa Allah dan kuasa Iblis yang berupaya menandigi Allah. Kuasa berkat dan kutuk.
Kata kutuk berasal dari kata Yunani anathema, yang berasal dari bahasa Ibrani kherem, yang berarti sesuatu yang terkutuk, sesuatu yang harus disingkirkan, sampai pemusnahan total (mi-salnya, Imamat 27:28; Bilangan 21:3).
Kutuk adalah ucapan yang mengandung kuasa untuk merusak atau menghukum. Kutuk adalah perkataan dan harapan untuk menyingkirkan perlindung-an dan kasih Allah dari seseorang atau kelompok. Kuasa kutukan hanya akan terjadi jika Allah mengisinkannya.
Kutuk bersumber dari dua yaitu: Allah (dalam pengertian hukuman dan situasi seseorang yang melawan hukum Allah). Kedua adalah kondisi seseorang yang mengikatkan dirinya dalam kuasa Iblis.
Kutukan Allah berkenaan dengan celaan atas dosa (Bilangan 5:21, 23; Ulangan 29:19, 20). Kedua, kutuk ialah peng-hukuman Allah atas dosa (Bilangan 5:22, 24, 27; Yesaya 24:6). Ketiga, orang yang mende-rita akibat-akibat dosa karena penghakiman dan penghukuman Allah (Bilangan 5:21, 27; Yeremia 29:18).
Berkat adalah “perkataan atau harapan terhadap sesuatu yang baik tentang seseorang atau sesuatu.” Secara khusus, dalam konteks yang lebih formal, istilah berkat menempatkan seseorang dalam kasih sayang atau perlindungan Allah.
Israel diperhadapkan dengan dua pilihan yaitu berkat dan kutuk, demikian juga bagi kita sekarang ini. Dalam kisah Balak dan Bileam, kita menyaksikan betapa kuasa kutuk dan berkat itu penting sehingga Allah harus intervensi langsung agar Bileam tidak mengutuk bangsa Israel. Jika kutuk Bileam tidak berarti apa-apa, mengapa Tuhan harus mencegah hal itu terjadi?
Banyak hal yang selalu menjerat dan mengungkung manusia sehingga berada dalam kuasa kutuk, bahkan juga orang yang menyebut diri Kristen, diantaranya adanya berbagai ikatan-ikatan roh nenek moyang (bedakan dengan perbuatan dosa). Ikatan-ikatan perjanjian darah dengan iblis dimasa lalu. Semua ini adalah ikatan kutuk yang hanya dapat dilepaskan oleh Allah, sehingga kita terlepas dari ikatan kutuk itu.
Kedua, sering kali uang atau harta benda, atau kesehatan diasumsikan sebagai berkat Tuhan. Dan sakit, rugi, kekurangan adalah kutukan. Kutuk dan berkat ditentukan dari cara kita memperoleh semua itu, dan dengan kuasa apa kita memperolehnya.
Ketika orang yang namanya Kristen pergi meminta pertolongan ke dukun, Ia bukan hanya sekedar meminta petolongan, tetapi anda sedang pergi mengikat perjanjian dengan setan, dan ikatan dengan setan itu selalu membawa ke kutuk. Ikatan perjanjian itu, tidak hanya bersifat pribadi, tetapi melibatkan orang yang berada dalam kuasa kita.
Kita mengucap syukur ketika kita menjadi milik Kristus, kita telah dilepaskan dari semua kutuk karena ikatan dengan roh nenek moyang, dan Roh Kudus selalu menolong kita untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan dosa yang terkutuk dihadapan Allah. (I Yoh. 5: 18-21).
2. Allah merencanakan rancangan damai sejahtera.
Hidup dalam iman kepada Allah, akhirnya kita memahami bahwa hidup tidak berjalan secara kebetulan dan mengalir secara alami. Hidup kita adalah hidup yang dirancang oleh Allah dan rancangan itu adalah rancangan damai sejahtera. (Yer 29:11). Kehadiran Tuhan Yesus di muka bumi ini, direncanakan oleh Allah sedemikian rupa, yaitu kelahiran-Nya hingga kematian-Nya. pertanyaan bagi kita sekalian, jika Allah mengasihi kita dan dikatakan bahwa Ia merencanakan rancangan damai sejahtera bagi kita, apakah itu dari kelahiran kita hingga kematian kita?
Ada beberapa hal yang membuat mansia dan khususnya orang percaya tidak memahami rancangan damai sejahtera Allah dalam hidup mereka. perkataan-perkataan Tuhan Yesus mengkonfirmasi hal ini ketika Ia beberapa kali berbicara mengenai rancangan damai sejahtera:
Ø Tuhan Yesus menangisi Yerusalem yang tidak mengetahui damai sejahteranya.
Ø Sebelum Ia naik ke sorga, Tuhan Yesus mengatakan: “damai sejahtera-Ku kutinggalkan bagimu, damai sejahtera-Ku kuberikan kepadamu, damai sejahteraku berbeda dengan damai sejahtera yang diberikan dunia kepadamu.
Beberapa penghalang sehingga kita gagal memahami rancangan damai sejahtera Allah, diantaranya adalah:
Ø Damai sejahtera Allah dirancang dan diberikan dalam kebenaran, sementara natur manusia tidak suka akan kebenaran, kita lebih suka dengan kebaikan, kenyamanan. Peleburan api sengsara tidak nyaman, tetapi itu satu-satunya jalan pemurnian.
Ø Damai sejahtera Allah diberikan dalam keutuhan Allah melihat waktu, sementara kita yang dikuasai waktu, damai sejahtera kita berdasarkan kebutuhan yang situasional.
Dalam kisah perjalanan hidup Yusuf, kita menyaksikan “rancangan damai sejahtera Allah yang sulit terpahami oleh manusia”, bahkan Yusuf pada mulanya tidak memahami bagaimana rancangan damai sejahtera Allah, yang bukan hanya dirancangkan bagi seorang Pribadi yaitu Yusuf, tetapi bagi satu keluarga, satu bangsa, bahkan itu dilakukan Allah bagi orang-orang jahat yaitu saudara-saudara Yusuf.
Para akhirnya Yusuf menyadari bahwa Allah berkarya dibalik setiap penderitaan yang dialminya untuk merancagkan rancangan damai sejahtera. Bahkan rancangan Allah itu mengubah kejahatan manusia menjadi rancangan damai sejahtera dari-Nya. Yusuf akhirnya memahami rancangan Tuhan itu: Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. (Kej. 45: 5).
Dalam pola pikir beragama kita adalah ketika seseorang setia kepada Allah, makai a tidak akan mengalami kesulitan, kekurangan, sakit dan berbagai tantangan hidup lainnya, tetapi kenyataan bahwa kita mungkin mengalami kesulitan-kesulitan dalam hidup kita, satu hal yang harus kita ketahui bahwa Allah tidak pernah merancang kecelakaan bagi kita, tetapi rancangan damai sejahtera. Ikutilah rancangan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: