Sabtu, 04 Desember 2021

Keselamatan


Ketika dulu saya bekerja di kapal, di setiap kapl selalu di tulis dengan bersar  yaitu “Safety First” (utamakan  keselamatan). Selamat telah menjadi suatu kesadaran umum di segala bidang, dan agama menadikan selamat atau keselamatan menjadi pokok utama berita & janji.

Perbedaan keselamatan dalam kacamata agama dan pemikiran umum terletak pada “hal-hal rohani” yaitu keselamatan roh manusia baik saat ini, maupun setelah kematian  ragawi.

Mengapa keselamatan kurang dihayati, kurang di hargai, kurang disyukuri? Karena orang-orang merasa baik dalam hidup mereka. Inilah sebabnya mengapa para pendosa yang diselamatkan lebih bergairah, lebih rendah hati, lebih dalam untuk menghayati keselamatan yang dianugerahkan kepada mereka. Aku teringat perkatan Tuhan Yesus: “Sebab itu Aku berkata kepadamu; Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih” (Luk. 7:47). orang yang hutangnya sedikit dibebaskan, sedikit pula mereka akan bersyukur”. Perkaaan ini bukan bertujuan harus menjadi dursila terlebih dahulu, tetapi agar kita memahami dan menghayati apa makna dibebaskan.

Kemarin ketika saya ke Batu lihat anak muda yang sedang sekolah, sewaktu saya balik, dengan lampu yang kurang terang, dan pandangan yang kabur karena kaca mata kena huja, akhirnya sepeda motor masuk ke jalan lubang, hampir saya terjatuh, ketika saya sampai ke rumah dengan tidak terjai  hal yang diinginkan, apakah itu selamat?

 Apa itu keselamatan dalam Iman Kristen?

1.    Selamat berarti saya dan saudara dibebaskan dari hukuman karena dosa.


Ketika kota Leningrad di kepung oleh Nazi, sektar  satu juta warga meninggal karena kelaparan. Dalam peristiwa itu ada 12 orang  ilmuan Rusia yang meneliti di laboratorium Bank Benih di Pavlovs, sebenarnya kalau mereka mau, mereka dapat tetap hidup, sebab mereka sedang berada di tumpukan benih, tetapi mereka memilih mati kelaparan demi karena memikirkan kehidupan angkatan muda Rusia, sebab beih-benih itu demi kelangsungan hidup generasi muda Rusia yang akan datang. Agar generasi muda Rusia bebas dari kelaparan di masa depan, ada leluhur mereka yang rela mati kelaparan.

Minggu lalu kita telah mengawali tema khotbah tahun ini dengan dosa. Tanpa memahami dosa, kuasa dosa, akibat dosa, maka anda dan saya tidak mampu memahami betapa besar arti keselamatan atau dibebaskan dari hukuman dosa.

Yesus bagaikan lilin yang menerangi dunia ini, dimana Ia sendiri harus terbakar dan habis demi sebuah terang abadi. Dibebaskan Pembebasan bukan sesuatu yang gratis, selalu ada korban atau yang mengorbankan diri demi kebebebasan dan demi hidup saya dan saudara.

Coba anda bayangkan, anda sedang dihakimi oleh hakim dan dijatuhi hukuman mati, bukankah anda akan menjual semua apa yang anda miliki, menggerakkan seluruh kemampuan anda untuk kebebasan anda? Bagaimana mungkin kita biasa-biasa saja atas pembebasan dari dosa, sementara saya dan saudara sedang dijatuhi hukuman mati, yaitu kematian  kekal.

Tuhan Yesus menempuh  arak yang jauh, yaitu dari surga ke bumi, Ia melewati jalan yang berduri yaitu penderitaan, Ia memasuki dunia yang gelap sampai ke dunia orang mati, untuk membebaskan saya dan saudara! Bagaimana mungkin kita tidak tergugah, tidak terpesona, tidak bersyukur atas pembebasan itu? Saya sangat heran  meihat orang Kristen menjual keselamatan itu hanya demi sepiring kacang merah1

 

2.    Keselamatan adalah jiwa yang dibaharui.

Di jaman Nuh ada satu perkataan Firman yang sangat menyedihkan yaitu: “ketka dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahw segala kecendrungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia teah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya”. (Kej. 6: 5-6). Karena manusia itu mengalami kerusakan total. Kerusakan total ini menjadi poin pertama 5 poin Calvinisme.

Semua keturuanan Adam telah rusak total dan tidak ada satu batupun yang diarapkan untuk membangun bait kudus bagi Allah, selain ia diperbaharui secara total, oleh karena itu Roh Kudus melahirbarukan (palingenesia) dan merubah atau mentransformasi total (metanoia).

Metanoia adalah: perubahan prinsip hidup dengan berbagai aturannya itu membuahkan perubahan/tansformasi pada perilaku, perbuaan, kehendak, perasaan, cita-cita dan keputusannya. (Peter Wong. H. 246).

 3.    Keselamatan yaitu kita didamaikan dengan Allah.


Dalam teologi Kristen, khususnya Anthony Hoekema mengatakan: ada tiga rangkap hubungan manusia yaitu, hubungan dengan  Allah, hubungan dengan sesame manusia dan hubungan dengan alam semesta.

Kejatuhan manusia dalam dosa, bukan saja menjadikanya berdosa, tetapi menjadi seteru Allah. Hubungan yang rusak dengan Allah, menjadikan semua hubungan manusia menjadi kacau dan hilangnya damai dalam setiap hubungan.

Damai itu, bukan saja tidak ada perang, tetapi ketika kita mampu hadir dalam sitasi kasih. Mungkin anda tidak berperang dan cakar-cakaran dengan mertuamu, tetapi apakah mertuamu mengasihimu dan apakah engkau mengasihi mertuamu dengan tulus, siapa yang tahu.

Mungkin engkau tidak berkelahi dengan saudaramu, tetapi apakah engkau mengasihi sauaramu dengan tulus? Siapa yang tahu!

Mungkin engkau tidak bertengkar, tidak berperang, tidak bermusuhan dengan tetangga, rekan kerja, keluarga besar, sesame anggota gereja, pesaing bisnis, tetapi apakah engkau mengasihi mereka semua? Itulah arti “damai”. Dan ingat mereka semua berdosa dan tak luput dari kesalahan seperti dirimu sendiri.

Damai bukan saja diterima, tetapi sesuatu yang diupayakan dan berusaha didapatkan. Sebagaimana kata Firman Tuhan:

Apakah manusia berdosa seperti saya dan saudara dapat berdamai dengan Allah? Bagaimana dapat berdamai dengan Allah? Perjanjian Lama telah memberikan kita gambaran dalam liturgy ibadah PL, bahwa harus ada darah yang dicurahkan, terpercik, serta harus ada hidup abadi yang direnggut demi damai dan hidup kekal.

Manusia dapat berdamai denga Allah, hanya dengan satu jalan, yaitu “hidup kekal yang terenggu dan darah kudus yang tercurah”.

 

4.    Selamat yaitu berpindah dari kematian kepada hidup kekal!

Beberapa hari lalu di desa Paropo, kec. Silahi sabungan, Dairi, ada peristiwa vial di mana ada ibu-ibu menangis histeris karena dikirimi peti mati, sementara nama orang yang tertulis dalam salib masih hidup. Kemungkinan  peti mati itu dikirim oleh pihak calon Kades yang kalah dalam pemilihan.

Jika anda yang dikirimi peti mati itu apa yang anda akan lakukan? Apakah histeris seperti ibu dalam video….bukankah semua manusia akan mati?

Allah memperingatkan manusia agar jangan menjamah buah pohon pengetahuan, bahwa ketika mereka memakan, maka mereka akan mati. Ada tiga jenis kematian dalam iman Kristen yaitu “kematian tubuh, kematian kekal dan kematian rohani”.

Manusia begitu peduli, bahkan takut dengan kematian badani, tanpa menyadari bahwa seseorang yang diluar Kristus secara rohani mereka mati. Mengapa mati? Karena mereka tidak dapat merespon hal-hal rohani.

Tidak ada seorangpun pernah melihat Allah/Bapa, tetapi Anak yang duduk dipangkuan Bapa, menyatakan-Nya. (……)

Siapa yang percaya pada Yesus, mereka sedang merespon Allah. Siapa yang dapat merespon Allah dengan benar, mereka sedang berpindah dari kematian kepada hidup.

Perpindahan dari kematian kepada hidup, bukan saja terjadi karena percaya, sebab memang Kristus Yesus telah mengalahkan kematian dan hidup kekal, demikian seiap orang yang percaya terhisab dalam kuasa karya Yesus tersebut.

          Demikian selamat sangat penting, menjadi tujuan hidup kita, dan menjadi kesukacitaan besar bagi surga dan dunia ini. Biarlah keselamatan yang telah kita terima, mewarnai setiap hidup kita, sehingga api sukacita kita tidak dapat dipadakan oleh sengsara dunia ini. Tujuan hidup menjadi pasti, gairah ucapan syukur terus mewarnai kita. Amin.

 


 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

Liturgi Ibadah Minggu

  1.    Ajakan Beribadah: “carilah Tuhan selama Ia berkenan ditermui, berserulah kepada-Nya selama Ia dekat” (Yes. 55: 6). 2.    Lagu ...