Minggu, 31 Juli 2016

Nenek Moyang Orang Moronene Tidak Tahu Meminta Maaf.

Nenek Moyang Orang Moronene Tidak Tahu Meminta Maaf.


Bahasa merupakan pokok penting dari dari suatu budaya. Menurut Sturtevent: "bahasa adalah sistem lambang sewenang-wenang, berupa bunyi yang digunakan oleh anggota-anggota suatu kelompok sosial untuk kerja sama dan saling berhubungan".
Manusia merupakan mahluk yang memiliki "sense of social" sehingga ia disebut mahluk sosial,  oleh karena itu ia membutuhkan bahasa untuk aktualisasi diri dan kelompok. Dengan potensi itu, manusia membentuk lambang-lambang untuk membedakan dan memberi nama,  membatasi cara-cara berpikir dan pandangan  yang  bersangkutan terhadap fenomena dan realitas yang ada disekitarnya. Pada akhirnya manusia memakai bahasa untuk mengungkapkan kedalaman makna nilai-nilai budayanya dan hal-hal yang supra natural.
Bahasa tidak pernah lepas dari kontek budaya dan keberadaannya selalu dibayangi oleh budaya. Bahasa adalah produk budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat pengguna bahasa tersebut. Degradasi budaya akan mempengaruhi bahasa yang dipergunakan oleh komunitas budaya.
Menurut para ahli komunikasi, ada tiga kata ajaib dalam hubungan manusia yang membuat hubungan itu berjalan hamonis dan konstruktif yaitu "tolong, maaf dan terima kasih". Dua kata terakhir ini tidak terdapat dalam bahasa Moronene. Dalam penerjemahan Injil Perjanjian Baru oleh Dr. David Anderson dan team, kata "maaf" diterjemahkan dengan "ma'apu", kata ini bukanlah murni bahasa Moronene, tetapi pengadopsian bahasa Indonesia, itulah juga mengapa penulis mengatakan "Nenek Moyang orang Moronene" sebab mereka pencipta budaya dan penutur pertama bahasa Moronene. 
Dalam pernyataan penulis sebelumnya, penulis mengatakan bahwa Nenek Moyang orang Moronene tidak pandai meminta maaf. Pernyataan ini pertama-tama didasari oleh kenyataan dalam bahasa Moronene tidak terdapat kata "maaf".  Ambil contoh  dalam bahasa Jawa terdapat kata maaf yaitu "ngapuro atau ngapunten", lalu apakah dengan demikian nenek moyang orang Moronene berbudaya rendah dibanding suku-suku lain? Dengan tegas penulis katakan tidak! Bahkan dengan bangga penulis mengatakan nenek moyang Moronene berbudaya sangat tinggi dan mulia.
            Walau dalam bahasa Moronene tidak terdapat kata "maaf" tetapi terdapat kata "tabea". Kata tabe memang dipergunakan oleh suku-suku lain yang berada di wilayah Sulawesi, tetapi dalam bahasa Moronene kata ini menemui penambahan yaitu "ea" (besar). "Tabe" sendiri berati "permisi, izin atau perkenan" sebelum melakukan suatu tindakan. Kata "tabea" bersifat panteisme. Kata "tabea" mengungkapkan kesempurnaan, yaitu kesempurnaan dalam motifasi, perencanaan, proses, dan harapan. Tabea bukanlah antisipasi "kesalahan dan kegagalan".
            Lalu apakah nenek Moyang Moronene berlindung didalam kata "tabea" ketika mereka melakukan kesalahan atau melanggar norma sosial serta adat? tentu saja  tidak!  Nenek Moyang Moronene, tidak mengenal kata "maaf", semua pelanggaran akan diselesaikan dengan "ko-hala", Ko-hala pertama-tama merupakan suatu tindakan "rekosiliasi" dan dalam tarap tertentu ia adalah hukum. Kohala memiliki tahap dan tingkatan yang disesuaikan dengan pelanggaran. Kohala sendiri mengungkapkan bahwa Nenek Moyang Moronene tidak memiliki budaya meminta maaf dalam proses verbal tanpa makna, tetapi dalam bentuk tindakan-tindakan perlambangan dan ritus yang sarat makna.

Pesan-Pesan:
1.       Ini adalah tulisan bebas, berhubung IQ penulis hanya 0,1 GB dan tidak tamat SD, maka mintalah saudara yg IQ 1 tera untuk memberikan referensinya.
2.       Nama group ini adalah "Bombana Cerdas" maka cerdas dan santunlah dalam menanggapi setiap statement.
3.       Ketiga, kalau bertemu saya jangan disate terlebih dahulu sebelum diajak ngopi dan jangan lupa dibayarin.
4.       Terakhir. mengenai "terima kasih" mohon Miru yg tulis....????


Salam damai..Hendra Amor.


Senin, 11 Juli 2016

KAYA TIDAK ANGKUH, MISKIN TIDAK HINA (Amsal 30:8b-9).



Jikalau suatu saat anda diperlaukan berdasarkan apa yang anda miliki, misal anda harus duduk dibarisan belakang pada saat anda datang ke gereja karena anda orang yang kurang kaya atau kurang mampu. Atau anda hanya diperkenan berbicara dengan waktu yang sangat sempit karena pendidikan anda rendah, dibedakan dengan orang yang berpendidikan yang lebih tinggi. Saya dapat pastikan bahwa tidak akan terima dengan perlakuan tersebut. mengapa? “karena ada adalah anda”. Anda bukan apa yang anda pakai, atau anda bukan pandidikan anda. Anda memisahkan diri anda dengan harta anda, pendidikan anda, setatus sosial anda, atau apa yang anda pakai. “saya adalah saya”, saya harus dinilai sama dengan sesama saya manusia, siapapun dia!
Contoh diatas memperlihatkan bahwa kita sekalian tanpa sadar menjadi bijak dengan memisahkan diri kita dengan apa yang kita punya, pendidikan kita, semua itu adalah hal-hal yang ditambahkan dalam diri kita. kita hanya mau dinilai dan diperlakuakan sebagai manusia. kita tidak tergantung pada apa yang kita pakai dan pendirikan kita.
Tepat sekali jika kita memisahkan diri kita dengan apa yang kita pakai, harta dan pendidikan kita. “saya adalah saya apa adanya”. Harta benda dan pendirikan adalah tambahan, tetapi dalam dunia nyata sering kali terjadi bahwa harta benda mempengaruhi kita, bahkan menentukan diri kita.  Seringkali sukacita dan damai sejahtera kita ditentukan oleh harta benda kita.
Amsal Salomo katakan: “Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.  Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.”  (Amsal 30:8b-9).  Pada bagian awal ayat ini berbicara mengenai kecukupan, tetapi pada bagian kedua adalah berbicara mengenai sikap terhadap harta benda dan harga diri yang sebenarnya, bahwa kekayaan tidak merubah sikap menjadi angkuh, demikian juga kekurangan tidak membawa diri menjadi hina. “aku adalah aku” bukan “aku adalah hartaku”.




Emansipasi Wanita Menurut Iman Kristen

WANITA DAN EMANSIPASI.




Menurut KBBI emansipasi adalah: 
  1.   Pembebasan dari perbudakan.
  2. Persamaan hak dalam berbagai asspek kehidupan masyarakat. Khususnya persamaan hak wanita dengan pria.
  3. Proses pelepasan para wanita dari kedudukan sosial, dan ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi  kemungkiina untuk berkembang  dan untuk maju.

Dalam Bahasa Inggris:
Emancipate: memerdekkan atau membebaskan.
Dari semua definisi ini, kita mengisayratkan suatu keberadaan sebelumnya, bahwa wanita itu direndahkan, dijajah, di isolasi, dibatasi, dijajah oleh sosial dimana ia berada.

Pertanyaan kita yang timbul berdasarkan pertanyaan diatas adalah: 

  1.   Apakah Allah menciptakan perempuan lebih rendah dari pada laki-laki?
  2.   Apakah Allah mendiskriminasi perempuan, menjadikan dia  tidak begitu penting, lebih lemah dan manusia urutan ke 2.   
  3.  Apakah selama ini, dalam gereja, wanita masih mengalami diskriminasi karena keberadaan mereka sebagai perempuan? 
5Berikut ini beberapa pandangan Alkitab terhadap perempuan:                                               
  1. Sejak dari semula dalam Alkitab, Allah telah menempatkan wanita dalam kemuliaan tersendiri, yang berbeda dengan kemuliaan laki-laki.

         Kepala wanita adalah laki-laki, dan kepala laki-laki adalah Kristus dan Kepala Kristus adalah Allah. Sebagaimana Kristus dan bappa-Nya sama kemuliaan dengan Bapa-nya demikian pula perempuan dan laki-laki sama kemuliaan. Kesamaan kemuliaan antara Bapa dan Kristus dinyatakan  oleh ketaatan danketndukkan Kristus kepada Bapa-Nya sebagai jalan menuju kemuliaan, sehingga Bapa sangat mengasihi dan memberikan kemuliaan itu.
     Sejak mula Allah menciptakan laki-laki, Allah tidak langsung menciptakan perempuan, tetapi memberi kesempatan kepada manusia untuk memberi nama kepada semua ciptaan yang lain, dalam proses inilah laki-laki menemukan dirinya seorag diri dan kesepian, berdasar fakta dan kesadaran itu, Allah lalu "membangun perempuan". Oleh karena itu kehadiran perempuan didunia, bukan hanya rencana dan karya agung Allah, tetapi juga dari kebutuhan dan kerinduan terdalam lai-laki. Perempuan bukan sesuatu yang dipaksakan, atau diberikan, tetapi ia adalah yang diperjuangkan dan dirinduka, "Ia adalah pribadi yang lebih berharga dari emas perak. ‘’misyle syelomoh, wanita yang berharga" - Woman of Worth" Amsal 31: 10-2   
    
     2. Wanita bukanlah pelengkap, tetapi penggenap laki-laki sebagai manusia. 
  • Perempuan  adalah penolong yang sepadan dengan laki-laki. Dalam keberadaannya yang   berbeda dengan laki-laki, Perempuan sepadan dengan laki-laki.`ezer  (help, succour, one who   helps),  (neged)  in front of/didepan,  in sight of/terlihat dari, opposite to (berlawanan). "Penolong yang sepadan", tentunya kesepadanan antara laki-laki dan perempuan adalah kesepadanan dalam perbedaan natur satu dengan yang lainnya. 
  •  Laki-laki dan perempuan mendapat mandat budaya yang sama dari Allah.
  •  Allah memberi mereka mandat bersama, menunjukkan bahwa mereka sama-sama penting dihadapan Allah. Kehadiran perempuan sebagai "penolong yang sepadan bagi laki-laki" menunjukkan satu hal "Bahwa tidak ada satupun dari tujuan Allah dalam diri manusia atau laki-laki yang akan terlaksana tanpa perempuan". Selain mandat budaya, Tuhan Yesus tidak membedakan perempuan dan laki-laki dalam amanat Agug-Nya. Laki-laki dan perempuan  mendapat Amaat Agung yang sama. 
  • Laki-laki harus mengasihi Isterinya dan tidak boleh menekan atau menganiaya dia, sebab dengan demikian ia melawan Tuhan. Demikian juga perempuan tidak boleh melawan suami-Nya, tetapi harus menghormati dia sebagai bentuk keesetiaannya kepada Tuhan, Siapa melawan suaminya, ia melawan Tuhan.
  • Perempuan adalah penolong pria dan pria adalah pelindung perempuan. ( I Ptr. 3: 1-7, 7)
6.      Perempuan dan laki-laki adalah sama-sama pewaris janji dan kerajaan Allah. (Malekhi. 2: 14)

Oleh karena itu, wanita tidak perlu berjuang untuk sama dengan laki-laki,  sejauh itu bukan menyangkut hak-hak dan kewajiban yang telah diberikan Tuhan sejak pada mulanya. Kegairahan perjuangan kesetaraan laki-laki  dan perempuan bukanlah untuk menjadi sama dengan laki-laki, tetapi  untuk mengembalikan perempuan pada naturnya seperti apa yang Allah kehendaki.


MENJADI YANG TERBESAR

Matius . 20:  20-18
Add caption

Berbagai macam cara yang dipakai oleh banyak manusia di tengah-tengah dunia ini untuk menjadi yang terkemuka. Banyak biaya yang harus dikeluarkan, tenaga, dan banyak yang harus dikorbankan termaksud orang lain, untuk menjadi seorang penguasa. Bahkan banyak pemimpin gereja yang telah memakai cara-cara dunia untuk meraih tampuk kepemimpinan, sehingga cara dan model kepemimpinan mereka pada saat memimpin tidak jauh berbeda dengan kepemimpinan dunia sekuler.

Dua orang murid Tuhan Yesus yang adalah  sepupu Tuhan Yesus sangat berambisi untuk menjadi yang terutama dan terbesar diantara para murid, mereka tidak mau didahului oleh rekan-rekan mereka dalam berkampanye, bahkan mereka memakai ibu mereka Maria saudara Ibu Tuhan Yesus untuk meminta posisi yang tertama diantara para murid kepada Tuhan Yesus.

Ambisi dua orang murid ini tetap sesuai dengan kontek dunia sepanjang jaman, dimana setiap orang berlomba untuk menjadi yang terbesar yaitu “siapa yang paling banyak dilayani, dialah yang terbesar”.  Tuhan Yesus menghancurkan anggapan dan semangat dunia yang menyimpang. Ia berkata “bila kamu ingin menjadi besar, jadilah seorang pelayan; bila kamu ingin menjadi yang pertama, jadilah seorang hamba”.  Orang  besar adalah dia yang dengan segenap melayani sesamanya.

Jawaban Tuhan Yesus memberikan arah kepada kehidupan dan ambisi Kristen yang seharusnya, bahwa setiap orang yang mau menikmati suatu berkat kemenangan-Nya haruslah terlebih dahulu meminum cawan perjamuan-Nya.  Inilah suatu realita hidup orang Kristen, bahwa tidak ada seorang Kristen yang terbebas dari cawan Kristus, dimana dalam cawan itu mungkin suatu pergumulan, perorbanan, cucuran keringat, kadang cucuran air mata, bahkan kepedihan hati.

Dalam sejarah Jepang hanya ada beberapa nama  besar, diantaranya adalah “Toyohiko Kagawa”. setelah menjadi Kristen Ia ingin menjadi seperti Yesus. Itulah yang membawa Kagawa pergi dan melayani di perkampungan kumuh. Kagawa tinggal di gubuk berukuran 2 meter, ia sering berbagi tempat tidurnya dengan orang-orang penderita sakit gatal yang menular. Pengemis meminta bajunya dan Kagawa memberikannya, kagawa selalu berdiri di dalam hujan deras untuk berkhotbah. Banyak orang yang kasar menertawai dia, tetapi mereka juga sangat mengaguminya. Kagawa terus berteriak “Allah itu kasih. Dimana ada kasih, disitu Allah hadir”. Kagawa selalu terjatuh karena keletihan dan orang-orang kasar selalu mengangkat dia dan membawanya pulang.  Bagaimana mungkin orang yang  sangat sederhana  memiliki nama yang tidak terkubur oleh waktu.

Kehidupan Kagawa mengamini perkataan Tuhan Yesus, bahwa walau Kagawa melakukan pekerjaan di tempat rendah, tetapi sejarah membuktikan bahwa namanya menjadi salah satu nama yang besar. Kesaksian ini juga menantang kita orang Kristen pada saat ini, bahwa menjadi pelayan dan hamba bagi semua justru membawa kita kepada posisi yang terutama dan dihormati oleh Bapa di Suarga.

KEHANGATAN KASIH DALAM KELUARGA.
Mat. 24: 12





Dr. Tim La Haye dalam bukunya yang berjudul "You and Your Family", memberikan diagram silsilah dua orang yang hidup pada abad 18. Yang pertama adalah Max Jukes, seorang penyelundup alkohol yang tidak bermoral. Yang kedua adalah Dr. Jonathan Edwards, seorang pendeta yang saleh dan pengkhotbah kebangunan rohani. Jonathan Edwards ini menikah dengan seorang wanita yang mempunyai iman dan filsafat hidup yang baik. Melalui silsilah kedua orang ini ditemukan bahwa dari Max Jukes terdapat 1.026 keturunan : 300 orang mati muda, 100 orang dipenjara, 190 orang pelacur, 100 orang peminum berat. Dari Dr. Edwards terdapat 729 keturunan : 300 orang pengkhotbah, 65 orang profesor di universitas, 13 orang penulis, 3 orang pejabat pemerintah, dan 1 orang wakil presiden Amerika.

Berdasarkan diagram tersebut kita bisa melihat bahwa kebiasaan, keputusan dan nilai-nilai dari generasi terdahulu dalam suatu keluarga sangat mempengaruhi kehidupan generasi berikutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli psikologi dan pendidikan pada umumnya yang menyatakan bahwa lingkungan dan agen yang banyak mempengaruhi pembentukan watak, iman, dan tata nilai seseorang adalah keluarga asal (the family of origin). Dengan kata lain, keluarga asal dianggap paling berperan dan berharga dengan berbagai dinamika dan kondisi apapun Mazmur 78:5.
Gereja dan dunia saat ini menghadapi permasalahan yang sama yaitu "gagalnya hubungan rumah tangga". Mungkin terlalu buruk untuk mengatakan "rumah tangga gagal", tetapi kita berbicara mengenai keluarga yang kehilangan arah yang tidak sampai pada Sasaran dan Tujuan. Hal apakah yang menjadi penyebab utama dari permasalahan rumah tangga saat ini? Kenyataan yang didapati setelah memasuki rumah tangga, ternnyata tak seindah mimpi-mimpi  indah dan harapan.
Pernikahan Kristen dan keluarga Kristen memiliki tujuan berbeda dengan pernikahan dan keluarga pada umumnya,  ada maksud-maksud Allah yang besar yang dalam keluarga Kristen. Keluarga Kristen seharusnya menjadi keluarga yang berjalan sesuai dengan rencana Allah, Sukses, berbahagia dan Visioner.  Keluarga Kristen bukanlah sekedar keluarga. 
Semua suami dan isteri Kristen harus menyadari bahwa mereka adalah pemimpin yang harus memimpin sesuatu bagi kelangsungan "umat manusia, gereja dan  bangsa. Suami dan isteri Kristen  harus dapat memastikan beberapa angkatan setelah mereka tiada lagi, angkatan  itu tetap tetap menjadi angkatan yang beriman, menjadi angkatan penopang kebenaran, angkatan  yang terus melayani Allah dijaman mereka. Dengan angkatan-angkatan beriman itu,  maka kita dapat memastikan bahwa dunia ini tetap baik, demikian juga dengan gereja.
Kasih yang yang tetap hangat dalam keluarga adalah dasar yang kokoh dan  utama untuk pembangunan suatu keluarga. Hanya manusia yang  telah meneruma kasih Allah yang akan mengerti kasih Allah dan dapat menjadi angkatan yang mengasihi Allah. Oleh karena  itu "kehangatan  kasih dalam keluarga harus tetap terjaga".




LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.   Introitus: (Iringan musik masuk, dan jemaat mengambil saat teduh). 2.   Votum: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yan...