Senin, 11 Juli 2016

KAYA TIDAK ANGKUH, MISKIN TIDAK HINA (Amsal 30:8b-9).



Jikalau suatu saat anda diperlaukan berdasarkan apa yang anda miliki, misal anda harus duduk dibarisan belakang pada saat anda datang ke gereja karena anda orang yang kurang kaya atau kurang mampu. Atau anda hanya diperkenan berbicara dengan waktu yang sangat sempit karena pendidikan anda rendah, dibedakan dengan orang yang berpendidikan yang lebih tinggi. Saya dapat pastikan bahwa tidak akan terima dengan perlakuan tersebut. mengapa? “karena ada adalah anda”. Anda bukan apa yang anda pakai, atau anda bukan pandidikan anda. Anda memisahkan diri anda dengan harta anda, pendidikan anda, setatus sosial anda, atau apa yang anda pakai. “saya adalah saya”, saya harus dinilai sama dengan sesama saya manusia, siapapun dia!
Contoh diatas memperlihatkan bahwa kita sekalian tanpa sadar menjadi bijak dengan memisahkan diri kita dengan apa yang kita punya, pendidikan kita, semua itu adalah hal-hal yang ditambahkan dalam diri kita. kita hanya mau dinilai dan diperlakuakan sebagai manusia. kita tidak tergantung pada apa yang kita pakai dan pendirikan kita.
Tepat sekali jika kita memisahkan diri kita dengan apa yang kita pakai, harta dan pendidikan kita. “saya adalah saya apa adanya”. Harta benda dan pendirikan adalah tambahan, tetapi dalam dunia nyata sering kali terjadi bahwa harta benda mempengaruhi kita, bahkan menentukan diri kita.  Seringkali sukacita dan damai sejahtera kita ditentukan oleh harta benda kita.
Amsal Salomo katakan: “Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.  Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.”  (Amsal 30:8b-9).  Pada bagian awal ayat ini berbicara mengenai kecukupan, tetapi pada bagian kedua adalah berbicara mengenai sikap terhadap harta benda dan harga diri yang sebenarnya, bahwa kekayaan tidak merubah sikap menjadi angkuh, demikian juga kekurangan tidak membawa diri menjadi hina. “aku adalah aku” bukan “aku adalah hartaku”.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.    Intoitus: (saat teduh). 2.    Nyanyian Pembuka: Kubersyukur Bapa   Banyak yang Kau perbuat Didalam hidupku Rancanga...