Nas:
2 Ptr. 1: 5
Setelah
menyelesaiakan pendidikan SMP Penulis ingin melanjutkan studi di SMA paforit di
Kendari, yaitu salah satu sekolah dimana kakak sepupu penulis menjadi guru. Disaat
yang sama, om saya mendirikan SMK Pelayaran pertama di Kendari. Mendengar bahwa
di SMK setelah tamat bisa langsung kerja dengan gaji yang bagus, maka penulis
pindah ke SMK.
Satu
hal yang ingin aku lakukan, yaitu, aku ingin merubah ekonomi keluarga, aku
capek hidup miskin dan aku harus berubah. Kemiskinan adalah masalah utama
bagiku yang harus di selelsaikan dan di rubah. Pikirku bahwa memiliki uang
banyak adalah kesuksesan terbesar manusia, dan ketika seseorang memiliki uang
banyak maka semua masalah akan berubah.
Berjalannya
waktu, Allah membukakan suatu paradigma baru bagiku, bahwa masalah utama dan
tujuan utama hidup manusia adalah ‘keselamatan dalam pengenalan akan Kristus’.
Menyadari hal ini, dan atas panggilan khusus, penulis memutuskan keluar dari
pekerjaan dan melanjutkan studi teologi untuk langkah awal perubahan berikutnya.
Berubahnya paradigma “dari uang kepada pengealan akan Kristus’ adalah sesuatu
perubahan besar dan semua ini hanya akan mungkin karena karya Allah.
Apa
yang penulis gambarkan disini adalah proses perubahan dan keinginan untuk
merubah dalam diri seseorang, bahwa seseorang dapat berubah dan membawa
perubahan yang benar, dimulaikan oleh Allah dan selanjutnya adalah suatu upaya
manusia yang terstruktur.
Pertanyaan
bagi kita yaitu, hal apa yang harus dirubah dalam diri kita untuk dapat menjadi
agen perubahan?
Apa
yang diharapkan dari manusia berdosa selain kebinasaan dan pembinasaan yang
dilakukannya? Bagaikan seorang yang menyapu lantai dengan sapu kotor demikian
orang berdosa yang ingin berubah. Dosa telah merusak segala keberadaan manusia,
termaksud kehendaknya.
Hanya
oleh anugerah Allah manusia dapat berubah, Allah harus mengambil meletakkan
titik pijakan awal bagi manusia yaitu menganugerahkan iman. Dengan iman ini manusia
baru dapat melihat kebenaran Allah.
Campur
tangan Allah dalam merubah orang-orang pilihan-Nya telah dijanjikan-Nya jauh
sebelum peristiwa pentakosta: “Aku akan mencurahkan kepadamu air
jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu
dan dari semua berhala-berhalamu. Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan
Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu
dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan
kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di
dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala
ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan
melakukannya. (Yeh. 36: 25-27).
Setelah
Allah merubahkan manusia, baru manusia dapat berubah dan membuat perubahan pada
lingkungannya. Apa yang harus dirubah oleh manusia dalam diri dan
lingkunganya?
Tongkat
jadi tanaman, salah satu potongan syair lagu “tanah kita tanah sorga”, menyatakan
fakta kekayaan sumber daya alam Indonesia dan kemudahan hidup karena anugerah
Allah bagi alam Indonesia.
Syair
lagu koes plus ini berbanding terbalik dengan pidato Benjamin Nethan Yahu di
perayaan kemerdekaan Israel yang ke 70. Shalom Aleychem…..Baru 70 tahun yang
lalu! Orang-orang Yahudi dibawa ke pembantaian seperti domba. 60 tahun yang
lalu! Kami tidak punya negara. Tidak ada tentara….Kami membuat padang pasir
mekar, dan menjual jeruk, bunga dan sayuran di seluruh dunia.
Dengan
sumber daya alam dan kemudahan hidup di Indonesia, ternyata berbanding terbalik
dengan kenyataan. Indonesia walau telah menjadi negara berkembang, dan
baru-baru ini USA memasukkan Indonesia sebagai nagara maju, tetapi kenyataan
kemiskinan ada dimana-mana. Indonesia sampai saat ini masih mengimpor beras dan
gula. Bahkan Indonesia dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, sampai
saat ini masih mengimpor garam.
Selain
masih mengimpor pangan, ternyata Indonesia juga bukan negara produsen, bahkan
hampir seluruh rumah tangga di Indonesia, harus kredit sepeda motor selama 3
tahun, juga mobil. Bahkan kita selalu mendengar candaan bahwa Indonesia adalah
negara ‘pengimpor babu”.
Sebagai
orang Kristen Indonesia yang telah dirubahkan Allah, selanjutnya perubahan
apakah yang harus kita upayakan dan lakukan? Menurut penulis ada tiga hal
penting yang harus diupayakan gereja dan setiap orang percaya untuk merubah
dirinya dan menjadi agen perubahan di Indonesia. Yaitu: Iman, pikir atau
akal budi, dan karakter.
Suatu
saat Bill Gate berada dalam restoran yang pernah dikunjungi anaknya. Etika
Amerika, yaitu pelanggan wajib memberi tip kepada pelayan yang melayaninya 15%
dari harga yang dibelinya. Ketika Bill Gate selesai makan maka ia memberi tip 15%
kepada pelayan. Pelayan tersebut bercelutuh bahwa, anakmu memberi aku tip lebih
besar. Bill Gate menjawab pelayan tersebut, anakku adalah anak Bill Gate orang
kaya raya, sementara aku hanyalah anak seorang jaksa biasa yang tidak kaya.
Sebagai
anak jaksa sederhana, Bill Gete tahu rasanya bagaimana mengumpulkan dollar demi
dollar, tahu bagaimana tidak memiliki uang, tau bagaimana tidak dapat membeli
selembar koran di Bandara New York, hingga seorang pemuda berkulit hitam dua
kali memberikan koran kepadanya secara gratis. Tetapi anak Bill Gate, tidak pernah
mengalami semua itu. Itulah sebabnya mengapa Bill Gate mengatakan tidak akan
mewariskan kekayaannya kepada anak-anaknya. Ia mengatakan "Bukan hal
yang baik untuk memberikan anak uang dalam jumlah yang besar. Hal itu akan
membuat mereka kehilangan arah dan bisa menghancurkan jalan hidup yang sudah
mereka pilih,". Hal ini sejalan
dengan pengakuan anak pertamanya bahwa uang saku dari ayahnya hanya 6-11 $ per
Minggu, itupun ia mendonasikan 2$ bagi rumah amal.
Setiap
orang yang pernah merasakan tidak memiliki uang, yang pernah merasa lapar, akan
berupaya untuk merubah keberadaan itu. Langkah awal yang dilakukan untuk keluar
dari semua masalah itu adalah percaya. Percaya bahwa ada pribadi yang kuat
diluar dirinya yang mengatur segala sesuatu termaksud mengatur rejeki manusia.
Kedua
ia akan menggerakkan segenap akal atau pikirannya untuk keluar dari masalah itu.
Ia akan belajar, baik formal dan non formal. Selanjutnya ia akan berjuang langkah
demi langkah secara konsisten, agar ia tetap bertahan untuk tidak kembali pada
keadaan susah dulu.
Kisah
diatas, mengungkapkan tahap pembentukan manusia yang benar, yaitu dimulai dari karunia
iman, perubahan budi atau pikiran, dan kemudian adalah karakter. Rasul Paulus
megatakan kepada jemaat di Roma: “dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah
juga didalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu
menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji
menimbulkan pengharapan. (Rom. 5: 3-4).
a.
Iman.
Hampir semua orang Kristen
hafal ayat Amanat Agung (Mat. 28: 19-20), yaitu perintah untuk pergi menjadikan
segala bangsa menjadi murid Kristus. Oleh karena itu, mata kita langsung
beralih ke jendela untuk menatap dunia luar sejauh mata memandang. Tetapi kita
kadang kita lupa perintah yang sama bahwa: “Tetapi kamu akan menerima kuasa,
kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem
dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis 1:8).
Pemberitaan injil harus
dilakukan secara simultan yang dimulai dari konteks terdekat kita, yaitu dalam
rumah, kepada anak-anak kita dan keluarga. Itulah sebabnya Rasul Paulus memberi
syarat bagi seorang penatua, diaken, dan pemberita Injil harus bapak dari
anak-anak yang beriman. (I Kor. 7: 14; I Tim. 5:8; Titus. 1:6).
Jika kita ingin merubah
anak-anak kita, maka hal terpenting apakah yang harus kita rubah? Kita
mengenatahui bahawa iman menjadi titik awal dan terpenting dalam seluruh
perubahan dalam diri manusia.
Iman memang anugerah, tetapi
iman sejati hanya dari pendengaran Firman Kristus, oleh karena itu kita tidak
boleh menunggu Allah mengguntur dilangit untuk berbicara langsung kepada
anak-anak kita. Itulah sebanya mengapa Firman Allah dituliskan dan
diperintahkan kepada kita sekalian untuk memberitakannya.
Kita harus akui bahwa orang
Kriten telah kehilangan semangat ortodoksi, dimana tradisi iman telah
ditinggalkan. Pada sisi lain, apa yang ditinggalkan ini telah dipungut oleh
saudara sepupu kita dan mereka justru berkembang sedemikian rupa. Apa yang
dibuang itu? Semangat belajar Firman Tuhan.
Saudara sepupu kita
mengantar anak-anaknya untuk bejalar agama setiap hari, karena mereka
menganggap bahwa iman adalah hal mendasar bagi kehidupan anak-anak mereka. Tetapi
orang Kristen bahkan anak-anak mereka dijemput oleh pihak gereja, dalam hal
inipun mereka sering mengelak.
Iman hanya datang dari
pendengaran Firman Kristus (Rom. 10: 17). Pendengaran Firman Kritus hanya akan
ada oleh pemberitaan Firman dan penginjilan. Anak-anak kita hanya akan
mengalami perubahan sejati jika mereka mendengar Firman dan menimaninya.
b.
Akal
budi atau pikiran.
Alkitab mengatakan, jika
engkau tidak percaya maka engkau tidak teguh jaya (Yes. 7:9). Ayat ini
menempatkan iman pada posisi pertama dan utama dalam hidup manusia. Tetapi iman
tidak hanya sebatas iman, ia harus menuntun kepada hal selanjutnya yaitu
“pengertian”, sebagaimana tertulis dalam Ibrni: “karena iman kita mengerti”,
(Ibr. 11: 3a).
Iman yang menyelamatkan
tentu telah digenapi didalam Kristus, ia tidak perlu ditambahkan. Tetapi iman
yang merubahkan pribadi dan membuat orang beriman merubahkan lingkungan dimana
ia berada, harus ditambahkan. Dalam surat pengembalaanya, Rasul Petrus
menegaskan kepada Gereja bahwa: “justru karena itu kamu harus dengan
sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan
kepada kebajikan pengetahuan”. (2 Ptr. 1: 5).
Pada Abad 4, seorang bapa
Gereja Barat yaitu Agustinus mengatakan: “iman menuntun kepada pengertian”.
Saat ini, banyak orang Kristen telah merubah ordo atau susunan dalam perubahan
pribadi Kristen, yaitu lebih mengutamakan pengetahuan dan mengabaikan iman. Mereka
rela membayar uang les demikian mahal dan memaksa anak-anak mereka untuk les
tiap hari, tetapi mereka membiarkan anak-anak mereka tidur pada hari Minggu,
dimana anak-anak mereka seharusnya belajar pokok-pokok iman Kristen. Manusia
tidak beriman karena mereka pandai atau cerdas, tetapi iman akan menuntun
kepada kebijaksanaan dan pengetahuan. (Flm. 1:6).
c.
Karakter.
Karakter menurut KBBI
adalah: tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain.
Karakter menurut penulis adalah
perwujudan dari iman dan pemikiran seseorang. Karakter adalah sikap menetap
seseorang dalam berkomunikasi dan menyingkapi segala hal yang dihadapinya.
Tujuan dari pertumbuhan iman
dan pembaharuan budi orang percaya yaitu agar memiliki ‘karakter Kristus’ dalam
dirinya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Rasul Paulus: “sampai kita semua
telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Ef. 4: 13).
Hanya
dengan perubahan ketiga poin penting yaitu iman, pikiran (budi) dan karakter, baru
ada harapan bagi kita dan anak-anak kita, untuk dapat merubahkan lingkungan dimana
kita berada, yaitu, sosial, politik, ekonomi, teknologi dan ekologi.
Dulu
ketika ada kebakaran maka, kentongan dibunyikan, semua dengan sigap membawa ember atau alat yang diperlukan demi
memadamkan api. Tetapi sekarang jika ada kebakaran, orang berkumpul untuk menonton
dan live FB, Intagram Dll. Inilah salah satu contoh perubahan sosial. Perubahan
sosial yaitu kesadaran dan perilaku kolektif suatu masyarakat.
Dulu
pera bapak pendiri bangsa bersepakat untuk tidak menjadikan Indonesia sebagai
negara agama, sebab para pendiri bangsa dari Timur yang beragama Kristen tidak
setuju, maka didirikanlah NKRI. Tetapi pilgub Jakarta yang lalu, kita melihat
suatu praktik dan pola politik identitas, ini yang disebut perubahan praktek
politik praktis. Apa itu politik? Politik adalah beli gula, BBM, gaji buruh,
biaya rumah sakit dll. Oleh karena itu politik sangat penting. Ketika seorang
Ahok menjadi Gubernur Jakarta, maka dampaknya bagi masyarakat sangat besar, apa
lagi jika ada 100 Ahok di negara ini.
Kiranya
kita yang telah dirubahkan Allah, dapat mengupayakan perubahan dilingkup dimana
kita berada, di rumah dan keluarga besar, di gereja, di lingkungan dan
dimanapun Tuhan mengutus kita.
Daftar Bacaan Alkitab
Hari
|
Pagi
|
Malam
|
Hari
|
Pagi
|
Malam
|
Senin
|
Yeh. 36
|
Yes. 7:
1-9
|
Kamis
|
I Tim.5:
1-16
|
Titus.1
|
Selasa
|
Mat.28:
16-20
|
Kis.1:
1-11
|
Jum’at
|
Ibr.11
|
2 Ptr.1:
1-16
|
Rabu
|
Rom.5:
1-11
|
I Kor.7:
1-16
|
Saptu
|
Ef.4:1-16
|
Yak.1:
1-8
|