Manusia modern memenuhi hari-harinya untuk mencari, bahkan memuja kesuksesan, kekayaan dan hormat dunia. Tetapi ketika ajal mendekat semua hal yang selalu dicarinya tidak lagi menjadi andalannya, dan fokusnya beralih pada “apakah aku telah memperoleh keselamatan untuk hidup kekal atau tidak?”
Pada Minggu lalu salah satu poin perenungan kita yaitu mengapa banyak agama-agama yang tidak bertahan, tetapi juga ada yang bertahan? Salah satu poinnya yaitu bahwa: agama yang bertahan adalah agama yang menawarkan ‘keselamatan’.
Dari semua agama yang menawarkan keselamatan, iman Kristen memiliki perbedaan mendasar, yaitu:
a. Keselamatan dalam iman Kristen adalah anugerah, oleh karena itu, keselamatan tidak terletak pada pundak manusia atau usaha manusia, tetapi pemberian Allah.
b. Keselamatan dalam iman Kristen adalah karya sang juru selamat, yaitu Yesus Kristus.
c. Iman kepada Yesus Kristu atas pengorbanan-Nya di kayu Salib sebagai korban penebusan dosa, adalah jalan satu-satunya untuk memperoleh anugerah keselamatan.
Semua agama yang menawarkan keselamatan, mencalaim bahwa hanya dalam agama mereka dan menurut jalan agama tersebut ada keselamatan. Demikian pula dengan iman Kristen dengan tegas mengclaim bahwa: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (KPR. 4: 12)
Mengapa hanya dalam Yesus Kristus ada keselamatan?
1. Yesus adalah awal baru dari segala ciptaan.
Pada bulan lalu saya membeli hiasan keramik Italy pesanan kakak. Ketika memasuki toko, pemilik toko mengingatkan agar hati-hati, jika ada keramik yang tersentuh dan retak sekecil apapun, maka saya wajib membelinya, sebab keramik sebaik apapun dan semahal apapun jika telah retak sedikit, maka tidak ada lagi harganya, sebab tidak ada seorangpun yang mau membeli barang cacat.
Tuhan memerintahkan Yeremia untuk pergi memperhatikan seorang penjunan yang sedang membuat periuk tanah, ketika periuk yang sedang dibuatnya tersebut mengalami cacat setitikpun, maka sang penjunan tidak menambalnya, tetapi menghancurkannya dan membangun yang baru. Demikianlah standart keselamatan yang Allah kehendaki bagi bangsa-bangsa tanpa ada cacat cela (Yer. 18: 1-17).
Kesalahan konsep keselamatan adalah salah satu akibat dari kesalahan dalam memahami dosa. Dosa telah merusak manusia secara total (total depravity=Calvin). Manusia yang telah rusak total tak mungkin mampu memenuhi standart Allah untuk memperoleh keselamatan. Benda yang rusak tidak pernah akan layak bagi siapapun, apa lagi bagi Allah yang kudus.
Manusia sebagai mahkota ciptaan, mengakibatkan seluruh ciptaan turut berdosa dan terkutuk dalam kejatuhannya (Rom. 8: 22). Upah dosa adalah maut (Rom. 6: 23). Untuk menyelamatkan manusia dari upah dosa, seseorang harus mengalahkan maut. Itulah sebabnya mengapa Yesus harus mati sebagai penebusan yang pantas atas harga dosa.
Kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian, manjadi awal baru dari segala ciptaan untuk dibaharui, bukan dengan jalan tambal sulam, tetapi penciptaan baru (palingenesia). Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2Kor 5:17).
Segala sesuatu telah berdosa dan rusak total bersama-sama Adam yang pertama di taman Eden. Tetapi didalam Adam kedua, semua yang percaya megalami penciptaan kembali, menjadi baru seturut dengan kehendak Allah. Hanya dengan jalan ini, kita menjadi layak untuk diselamatkan.
2. Hanya didalam Yesus keadilan dan kasih Allah terpenuhi.
Suatu adagium bahasa latin Indubio Proreo yang berarti “lebih baik membebaskan seribu orang yang bersalah daripada menghukum satu orang yang tidak bersalah”, tampaknya moto ini tidak berlaku bagi Tuhan Yesus. Pontius Pilatus dan Herodes jelas mengakui bahwa mereka tidak menemukan setitik kesalahan dan perbuatan dosa Yesus, tetapi karena desakkan mereka akhirnya menghukum mati Dia.
Ferdinand I (1558-1564) Raja Hungaria dan Bohemia pernah berkata “Fiat Justitia Pereat Mundus” (Hendaklah keadilan ditegakkan, walaupun dunia harus binasa). Allah adalah Allah yang adil. Dia adalah hakim yang adil. Oleh karena itu Ia akan menghukum dosa secara adil, yaitu dengan hukuman maut atau kebinasaan.
Selain Allah kita adil, Ia juga adalah kasih. “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. (1Ptr 4:8). Allah yg adalah kasih itu, tidak mungkin mengampuni dosa yang melanggar keadilan-Nya. Dosa harus dihukum. Dan hukuman dosa ialah maut.
Ketika adagium hukum mengatakan: “lebih baik membebaskan seribu orang bersalah daripada menghukum satu orang yang tidak bersalah. Allah justru menganugerahkan Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus yang tidak berdosa, dihukum karena dosa, agar beribu-ribu orang berdosa dibebaskan dari hukuman. Akhirnya keadilan Allah bagi kita dan kasih-Nya, dapat terjadi, hanya didalam Yesus Kristus.
3. Hanya Yesus yang dijanjikan Allah dan dinubuatkan para nabi sebagai juru selamat.
Apa yang anda akan lakukan jika anda menjual sesuatu barang dan harga barang yang anda jual justru ditetapkan oleh pembeli? Hal ini dapat terjadi karena dua hal, yaitu si pembeli adalah pembeli kurang ajar. Dan kedua penjualnya adalah penjual bodoh.
Ketika Allah menciptakan dunia dan manusia, Allah menetapkan aturan dan hukum. Allah telah menetapkan harga dosa adalah maut. Tetapi kenyataan bahwa banyak manusia menetapkan sendiri harga tebusan dari dosanya, diantaranya yaitu ‘amal baik’. Amal baik yang dimaksud tentu amal baik orang berdosa.
Allah telah menetapkan upah dosa, dan menetapkan harga tebusannya. Hanya Yesus Kristus Anak-Nya yang tunggal layak menjadi tebusan dan penebus dosa. Itulah sebabnya mengapa hanya Dia yang dijanjikan (Kej. 3: 15) dan dinubuatkan (Yes. 53).
Natal adalah
perayaan untuk mengenang kedatangan sang Juru Selamat yang dijanjikan Allah,
dinubuatkan nabi, dan Malaikat menyampaikan pesan bahwa: “Ia akan melahirkan
anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan
menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Mat. 1: 21). Selamat menyambut natal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: