Dalam sastra jawa dan kepercayaan jawa dikenal yang namanya Ratu Adil. Ratu Adil ini salah satu isi ramalan Joyo Boyo. Sebagian besar agama dan suku memiliki pengharapan mesianik masing-masing. Apa yang dimaksud pengharapan mesianik? Yaitu pengharapan eskhatologis dan teologis akan hadirnya sesosok pribadi yang akan membawa jalan keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi oleh sekelompok masyarakat atau sekelompok umat. Sesosok pribadi yang memiliki nilai kesempurnaan sebagai manusia dan kepemimpinan.
Dalam Islam ada suatu pengharapan mesianik, yaitu mengenai tokoh yang akan datang pada akhir jaman yaitu yang dikenal dengan ‘imam mahdi’ atau ‘Al-mahdi”. Pengharapan ini disebutkan oleh berbagai sumber hadits sahih Islam. Dari berbagai ciri Al-Mahdi, ada satu ciri dan misi Al-Mahdi yang kuat yaitu hanya dia yang dapat mengalahkan dajjal. Dan hanya satu pribadi yang disebut Quran dapat mengalahkan dajjal, yaitu?
Mesias, Ibrani Masyiah, Arab Masih artinya "yang diurapi". Mesias dalam arti umum, adalah gelar yang diberikan kepada raja-raja Israel, juga kepada para imam-imam. Kata "Sang Mesias" (Ibrani, הַמָּשִׁיחַ Hamasiakh, diartikan keselamatan). Kedua kata ini sering digunakan bersama-sama dengan yang diurapi. Ada tiga orang dengan jabatan yang diurapi yaitu raja, nabi dan imam (I Sam 9: 16).
Gelar Mesias digunakan secara umum dalam Perjanjian Lama (PL), terutama bagi raja-raja yang diurapi oleh Allah (misalnya Saul dalam 1 Samuel 24:6-7). Yesaya menyebut bahwa Koresh diangkat dan diperlengkapi untuk tugas yang agung dan mengalahkan raja-raja. Pada konteks ayat dalam Yesaya 45:1 tersebut urapan itu diberikan kepada orang-orang yang dipilih Allah untuk melakukan penyelamatan bagi umat Allah. Namun jika diteliti lebih dalam, Mesias yang dijanjikan, bukanlah raja Koresh ataupun raja-raja Israel yang sudah ada. Mesias yang dinuatkan dalam Alkitab jelas seorang yang lahir dari kalangan Israel sendiri yang kebesarannya melebihi Daud, dimana dalam nubuat yang dituliskannya ini Daud menyebut Dia adalah Tuannya (Mzm. 110: 1; 2:2).
Ada banyak nubuat tentang Mesias dalam Perjanjian Lama. Misalnya di kitab Yesaya, Mazmur, dan lain-lain. Dalam pemahaman masyarakat Yahudi, mesias yang dijanjikan itu adalah Musa baru, seorang pemimpin besar bangsa Yahudi. Bagi bangsa Yahudi jelas bahwa Mesias itu dikaitkan dengan nasionalisme mereka sendiri.
Istilah Mesias/Kristus/Al-Masih (Raja yang diurapi) dipakai sebagai gelar resmi dari tokoh utama yang dinanti-nantikan oleh orang Yahudi, merupakan Juruselamat yang mereka tunggu. Menurut Perjanjian Lama, Mesias yang dijanjikan adalah orang yang dipilih Allah, ditetapkan untuk menggenapi suatu tujuan penyelamatan bagi umat Allah, dan menggenapi hukuman terhadap musuh- musuh-Nya. Kepadanya diberikan kuasa untuk memerintah bangsa-bangsa, dan dalam semua tindakannya, yang sesungguhnya bertindak adalah Allah sendiri.
Bayangan orang Yahudi tentang sosok yang disebut Mesias itu harus seperti Musa dalam kepemimpinannya, secara spiritual dan juga kenegarawanannya. Mesias haruslah menjadi sosok yang lebih besar dari Musa sebagai pembebas, lebih besar dari Daud sebagai raja, lebih besar dari Harun sebagai imam, lebih besar dari Elia sebagai nabi, pendeknya, Mesias adalah manusia super dibanding semua manusia. Pemahaman orang Yahudi jaman Yesus sampai sekarang, Mesias yang dijanjikan itu, mereka berpikir harusnya sosok Mesias itu akan memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Membebaskan Israel dari penjajahan Romawi.
2. Mengumpulkan seluruh suku-suku Israel yang tersebar diseluruh bumi, untuk kembali ke tanah perjanjian.
3. Memimpin ibadah yang benar kepada Allah Israel.
4. Sebagai raja damai atau raja Syalom.
5. Mendirikan kembali kerajaan Daud.
Salah satu pondasi dasar iman Kristen bahwa Yesus adalah Mesias atau Kristus, atau yang diurapi Allah, atau juru selamat yang dijanjikan Allah. Menurut Injil, Yesus adalah pribadi yang memenuhi seluruh nubuatan PL mengenai Mesias yang dijanjikan.
Demikian nubuatan-nubuatan PL yang digenapi oleh Yesus menurut para penulis Perjanjian Baru, dintaranya adalah: kelahiran-Nya dari seorang perawan (Yesaya 7:14); kelahiran-Nya di Betlehem (Mikha 5:2); kematian-Nya yang dikorbankan (Yesaya 53:5); penyaliban-Nya (Mazmur 22:14-18); kebangkitan badan-Nya (Mazmur 16:10); dan banyak lainnya. Semua itu bersatu dalam kesaksian mereka bahwa "Yesus adalah Kristus, Anak Allah" (Yohanes 20:31). Selain itu, banyak mukjizat yang dilakukan Yesus yang menunjukkan bahwa Ia adalah Mesias yang dijanjikan.
Apa pentingnya ‘pengharapan mesianik’ bagi iman Kita?
1. Pengharapan Mesianik adalah pokok dasar iman dan batu uji ortodoksi.
Dalam pengakuan iman oikumenis termuat pengakuan terahadap Yesus Kristus adalah yang paling panjang, yang diakhiri dengan pengakuan akan kedatangan Kristus yang kedua kali: “Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan mati”.
Aku tidak hanya percaya bahwa Yesus akan datang yang kedua kali, tetapi kedatangan-Nya yang kedua kali akan mengakhiri semua perbantahan. Sampai saat ini orang Yahudi tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan, sebab ada tanda-tanda Mesias yang digambarkan dalam PL pada kedatangan-Nya yang pertama akan dinyatakan pada kedatangan-Nya yang kedua, ketika Ia datang dalam kepenuhan kemuliaan-Nya sebagai Raja diatas segala raja, sebagai hakim yang adil.
Pengharapan Mesianik iman Kristen berada dalam rentang waktu ‘telah dan nanti’, bahwa Mesias yang dijanjikan Allah dalam Perjanjian Lama itu telah datang dan melakukan penyelamatan lewat karya kematian dan kebangkitan-Nya dari kematian. Selain bahwa Ia telah datang, Iman Kristen juga percaya bahwa “Yesus Kristus akan datang kedua kali” dalam kepenuhan kemuliaan-Nya sebagai raja diatas segala raja dan sebagai hakim yang adil yang menandai akhir jaman dan memasuki kekekalan.
Seseorang yang menyebut dirinya Kristen, tetapi tidak memiliki iman bahwa Yesus adalah ‘Mesias yang telah menyelamatkannya’, maka imannya patut dipertanyakan. Selain percaya bahwa Yesus telah mati, bangkit dan naik ke sorga, orang yang menyebut dirinya Kristen harus percaya bahwa Yesus akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya.
Jemaat mula-mula percaya bahwa Kristus akan datang dengan segera, itulah sebabnya mengapa mereka hanya focus beribadah dan banyak yang menjual harta benda mereka, dan akhirnya menyebabkan kebangkrutan jemaat di Yerusalem. Terlebih lagi penganiayaan terhadap gereja baik oleh para imam dan pemimpin Israel dan berpuncak oleh kekaisaran Romawi, harapan akan datangnya Yesus Kristus yang kedua kali sungguh dirindukan.
Kita sering menyanyikan lagu “Kum Ba Yah (Datanglah Tuhan), tetapi apakah sungguh-sungguh kerinduan itu ada di hati kita? Pengharapan akan datangnya Kristus yang kedua kali adalah batu uji kesungguhan dan kemurnian iman kita.
Kerinduan akan datangnya Yesus Kristus yang kedua kali selain sebagai batu uji kemurnian iman, juga akan menjadi batu uji kesungguhan iman dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pelayanan, sebab datang-Nya Yesus Kristus yang kedua kali akan ditentukan apakah Injil telah diberitakan kepada seluruh suku bangsa (Mat. 28:19-20).
2. Pengharapan Mesianik adalah Pengharapan Iman Israel dan Gereja.
Dari Pidato 70 tahun kemerdekaan Israel, memperlihatkan kepada kita suatu fakta yang berbeda dengan gelar yang disematkan Alkitab kepada Israel sebagai “bangsa pilihan”. Fakta sejarah mencatat, bahwa tidak ada suku bangsa di dunia yang mengalami serangkaian penindasan seperti bangsa Israel. Demikian cuplikan singkat pidato Nethan Yahu di hari kemerdekaan Israel yang menggambarkan penderitaan Israel sepanjang masa:
Shalom Aleychem
Baru 70 tahun yang lalu! Orang-orang Yahudi dibawa ke pembantaian seperti domba…….merasa malu dan tanpa harapan, untuk dibantai!
Paskah dirayakan; Jangan lupakan apa ini.
> Kami selamat dari Firaun.
> Kami bertahan dari orang-orang Yunani.
> Kami bertahan dari Roma.
> Kami bertahan dari inkuisisi di Spanyol.
> Kami memiliki pogrom di Rusia.
> Kami bertahan dari Hitler.
> Kami bertahan dari Jerman.
> Kami selamat dari Holocaust.
> Kami bertahan dari tentara tujuh negara Arab.
> Kami selamat dari Saddam.
Kami akan terus bertahan dari musuh yang hadir hari ini juga. Pikirkan kapan saja dalam sejarah manusia! Pikirkanlah, bagi kita, orang-orang Yahudi, situasinya tidak pernah lebih baik! Lalu mari kita hadapi dunia. Mari kita ingat: Semua bangsa atau budaya yang pernah mencoba untuk menghancurkan kita, sudah tidak ada lagi sekarang - sementara kita masih hidup!
Mesir?
Orang Yunani?
Alexander dari Makedonia?
Orang Roma (apakah ada yang masih berbicara bahasa Latin akhir-akhir ini?)
Reich Ketiga?
Dan lihatlah kami,
> Bangsa Arab
> Budak Mesir
> Kita masih di sini
Dan kita berbicara dalam bahasa yang sama, Bahasa Ibrani sejak dulu! dulu dan sekarang! Orang-orang Arab belum tahu, tapi mereka akan belajar bahwa ada Elohim /Tuhan.... selama kita menyimpan identitas kita, kita selamanya.
Itulah sebabnya kita akan menang, pada akhirnya.
Dia tidak pernah tidur atau akan pernah tidur .... wali Israel .... YHWH / YAHWEH TUHAN Abraham, Ishak dan Yakub/ Israel.
Gereja menurut Rasul Paulus adalah: “Israel Rohani”. Gereja mula-mula, sebagian besar adalah orang Yahudi menurut darah, oleh karena itu gereja mula-mula memiliki dua status minoritas, karena dua setatus ini, maka gereja mengalami penganiayaan dan penindasan yang sangat tidak manusiawi, baik oleh orang Yahudi sendiri, terlebih Romawi. Bahkan sampai saat ini orang Kristen di negara-negara mayoritas Islam masih mengalami penganiayaan yang keji.
Apakah yang membuat gereja tetap bertahan dari semua penganiayaan dan penindasan keji dimasa lalu? Yaitu “pengharapan mesianik”. Hal ini tercatat dalam surat-surat pengembalaan para Rasul kepada jemaat dan Injil, khususnya dalam Surat Ibrani.
10:34 Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya. 10:35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. 10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. 10:37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. (Ibrani.10: 34-39).
Saat ini kita memasuki masa Adven, dan akan memasuki masa raya Natal. Kita akan merayakan bahwa Juru Selamat sudah datang ke dunia, tetapi juga mengingatkan kita akan pengharapan kita untuk kedatangan-Nya yang kedua kali.
Biarlah kedatangan Kristus yang kedua kali menjadi pengharapan dan penghiburan bagi kita dalam menghadapi setiap tantangan iman dan setiap kesulitan, bahwa derita yang kita alami saat ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang dianugerahkan-Nya ketika Ia datang kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: