Sabtu, 14 November 2020

Mesias Yang Dijanjikan

 

Banyak hal yang diinginkan manusia terjadi dimasa depan, tetapi tidak dapat dilakukan untuk saat ini. Maka untuk memastikan hal tersebut diperlukan “janji”. Janji adalah penegasan keinginan, harapan, rencana, dimasa depan sungguh-sungguh akan dilaksanakan dan dipenuhi.

Dalam hidup manusia, hal-hal penting yang melibatkan dua belah pihak diikat, ditegakkan, serta ditegaskan dengan janji. Pernikahan adalah salah satu contoh hal penting yang melibatkan dua manusia dalam perjanjian.

Sahnya suatu pernikahan yaitu ketika seorang pria dan wanita yang tidak terikat janji terhadap pihak lain, bersepakat mengucapkan janji dihadapan Allah, yang diwakili oleh para hamba Allah dan disaksikan orang banyak atau umat.

Hubungan Allah dan manusia adalah hubungan asasi dan menjadi dasar dari setiap hubungan manusia dimuka bumi ini. Relasi atau hubungan manusia dengan Allah adalah hubungan yang paling serius dan paling mulia dan akan menjadi penentu semua hubungan manusia.

Janji manusia harus menyertakan komitmen, harapan, iman, dan tentunya kehormatan serta kredibilitas, tetapi untuk meneguhkan janji itu agar dapat dipercayai, harus diteguhkan atas nama Allah.  Berbeda ketika Allah berjanji, maka janji itu ditegaskan atau dijamin oleh Diri-Nya sendiri, sebab Allah itu tepercaya dan setia, serta tidak ada yg lebih tinggi dari Dia

Janji adalah penting, oleh karena itu jangan mudah mengumbar janji, atau secara semberono mengikat janji dengan seseorang atau lembaga. Jangan semberono menandatangani perjanjian tanpa membaca. Janji adalah penting oleh karena itu jangan mudah ingkar janji.

Dari semua janji yang pernah ada, janji akan datang-Nya Mesias adalah yang paling penting bagi manusia, melebihi dari janji kemerdekaan suatu bangsa, melebihi janji seorang penguasa dimanapun, melebihi dari semua janji calon presiden dalam kampanye.

 

Mengapa janji Mesias adalah janji yang terpenting bagi manusia?

 

a.     Mesias sebagai jawaban kebutuhan dasar manusia.

Ketika pertama kali Allah berjanji kepada mausia, tujuan dari janji itu adalah demi menjawab kebutuhan manusia yang telah jatuh dalam dosa dan terbuang dari Allah. Jika hal dan kontek ini dipahami oleh orang Israel, maka gambaran Mesias sebagai pembebas dari jajahan Roma dan Mesias sebagai penguasa politik tidak pernah akan tercipta. Dosa dan keterpisahan dari Allah, adalah sumber dari semua masalah dan kekacauan di dunia ini. Sebaliknya semua masalah dan beban dapat ditanggung dan diselesaikan oleh manusia yang memiliki persekutuan yang baik dengan Allah.

Kecendrungan manusia adalah lebih memperhatikan permasalahan jasmani dari pada rohani, walau logika kita sekalian menyetujui bahwa hal rohani menjadi penentu hal jasmani, tetapi tubuh berdosa selalu membalikkan prioritas kita.

Ketika Yesus sedang kelaparan di padang gurun, Iblis mencobai-Nya untuk merubah batu menjadi roti, tetapi Tuhan Yesus menjawab: manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari semua perkataan yang keluar dari Mulut Allah. Jawaban Tuhan Yesus bukan saja menunjukkan Ia tidak tunduk pada Iblis, tetapi juga prioritas-Nya akan hal rohani mendahului dan mengarahkan jasmani.

Hal kedua adalah kecendrungan manusia memformulasikan juruselamat menurut permasalahan yang dihadapi. Konsep Mesias sebagai pemimpin politik lahir dari penderitaan umat Israel atas penjajahan Roma. Penggambaran dan formulasi Mesias & Allah menurut siatuasi kontekstual umat, menjadikan Allah sebagai Allah yang tidak sekedar konseptual, tetapi juga kontekstual. Hal ini adalah baik dalam batasan-batasan tertentu, tetapi akan sangat berbahaya jika tidak dituntun oleh Firman Allah. Hal ini yang melahirkan berbagai macam aliran teologi, diantaranya teologi kemakmuran, ibadah kesembuhan, dimana kesembuhan dan kekayaan menjadi ukuran kerohanian, dan ukuran berkat Tuhan.

Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah bagi kita. Yesus telah datang sebagai pribadi yang melebihi setiap raja agung di dunia. Alexander Agung, Agustus yang Agung, Nabudkadnezar yang agug. Semua raja agung itu hanya menaklukkan bangsa-bangsa dan mereka sendiri akhirnya dikalahkan oleh musuh yang tak terkalahkan yaitu maut. Hanya Yesus Orang Nazaret, dimahkotai duri sebagai hinaan, tetapi hanya Dia yang dapat menaklukkan maut dan hidup selama-lamanya.


Janji Mesias sangat penting, bukan hanya karena dijanjikan oleh Allah dan sebagai yang pertama dari janji-Nya, tetapi karena janji itu menjawab kebutuhan utama manusia untuk kembali kepada keberadaannya semula sebagai ciptaan.

Kita telah memasuki masa pra-Natal, dimana kita merayakan dan mengenang Mesias yang telah lahir bagi kita sekalian. Kiranya kesadaran bahwa Mesias yang dijanjikan itu telah kita terima sebagai Tuhan dan juru selamat, menciptakan sukacita natal yang kudus bagi kita sekalian.  

 

b.    Yesus adalah Mesias yang menjadi teladan!

Ada berbagai macam harapan akan pribadi pemimpin, dan ada berbagai macam teori kepemimpinan yang sering diajarkan. Setiap lima tahun sekali kita harus memilih pemimpin tertinggi di Indonesia dan juga memilih pemimpin daerah, kota dan profinsi. Setiap orang akan memilih sesuai dengan profil dan harapan mereka berdasarkan kebutuhan dan pemehaman masing-masing terhadap seorang pemimpin. Satu kata kunci dari pemimpin dan kepemimpinan yang ideal yaitu “teladan”.

Semua nabi, semua raja, semua pemimpin berdosa. Daud adalah orang yang mengasihi Tuhan, tetapi Ia berzinah dan membunuh dengan keji. Musa melanggar kemuliaan Tuhan karena ketidaktaatannya kepada Allah dihadapan umum. Tetapi Yesus, selain Ia tidak berdosa, Ia juga memberi teladan kepada kita secara sempurna dalam menggenapi tuntutan Hukum Taurat, bahkan Ia mengangkat Hukum Taurat ketaraf yang lebih tinggi dan lebih mulia. Hal itu dapat kita saksikan dari pengajaran-Nya mengenai hukum zinah.

Kejatuhan manusia dalam dosa, disebabkan oleh satu hal yaitu ‘ketidaktaatan kepada Allah’. Keteladanan Yesus ditunjukkan dalam ketaatan-Nya kepada Allah. Ketaatan Yesus adalah ketaatan tanpa batas, hingga Ia mati di kayu salib (Flp.2: 8). Karena ketaatan-Nya maka Allah sangat mengasihi dan meninggikan Dia, dan Allah menganugerahkan segala sesuatu kepada-Nya.

Tidak ada seorang pemimpin yang pernah ada didunia ini, maupun yang akan ada, yang menyerupai Yesus, itulah sebabnya mengapa Allah meninggikan Dia sedemikian rupa, disembah oleh bangsa-bangsa dan raja-raja di muka bumi ini. Rasul Paulus mengatakan “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (I Kor.11: 1).

Yesus adalah Mesias yang memberi teladan, yaitu Ia melakukan apa yang dipercayai-Nya dan melakukan apa yang diajarkan-Nya. “Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh 13:15). Keteladan Tuhan Yesus, selain menjadikan-Nya sebagai ‘pemimpin sejati’, juga menunjukkan bahwa apa yang dikatakan-Nya dan dilakukan-Nya adalah kebenaran.

Setelah pengorbanan di kayu Salib, keteladanan yang ditunjukkan Yesus adalah adalah jalan bagi manusia untuk kembali kepada persekutuan dengan Allah. Iman kita tidak berhenti pada sekedar percaya, tetapi berlanjut kepada hidup keseharian yang meneladani apa yang telah dilakukan Yesus.

            Kita sekalian adalah orang-orang yang percaya Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, oleh karena itu, kita adalah orang-orang yang telah meneriman janji terbesar dari Allah disepanjang sejarah manusia. Biarlah kita memasuki pra-Natal ini dengan sukacita sorgawi, sukacita yang tidak dapat terkalahkan oleh pademik dan akibat-akibatnya yang sedang melanda kita. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.    Intoitus: (saat teduh). 2.    Nyanyian Pembuka: Kubersyukur Bapa   Banyak yang Kau perbuat Didalam hidupku Rancanga...