Sabtu, 30 Januari 2021

Liturgi Ibadah Minggu


1. AjakanBeribadah:

        “carilah Tuhan selama Ia berkenan ditermui, berserulah kepada-Nya selama Ia dekat” (Yes. 55: 6).

 

2. Lagu Pembuka:

Nyanyi dan Bersoraklah

Yesusku Penyelamatku
Tiada Yang S'perti Engkau
Setiap Hari Ku Memuji
Keajaiban Kasihmu

Penghibur, Pelindung
Menara Kekuatan
Biarlah Semua Yang Bernafas
Tak Berhenti Menyembahmu

Reff:
Nyanyi Dan Bersoraklah Bagi Dia
Pujian Hormat Kuasa Bagi Raja
Gunung Tunduk Laut Bergelora
Mendengar Namamu

Ku Bersuka Atas Perbuatanmu
S'lamanya Ku Kasihi Engkau Tuhan
Tiada Janji S'perti Yang Ada Padamu

3. Votum:

      Dalam namaBapa. Anak, dan Roh Kudus, kiranya menyertai ibadah kita saat ini. Amin”

 

4. Salam:

                “kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, serta persekutuan Roh Kudus, menyertai kita sekalian

5. Lagu Pengakuan Dosa:

Batu Karang Yang Teguh

 

Batu Karang yang teguh, Kau tempatku berteduh.

Kar'na dosaku berat dan kuasanya menyesak,

Oh, bersihkan diriku oleh darah lambungMu.

 

Walau aku berjerih dan menangis tak henti,

apapun usahaku, tak menghapus dosaku.

Hanya oleh kurbanMu Kau s'lamatkan diriku.

 

6. Doa Pengakuan Dosa :

        “Ya Tuhan! Kami mengaku dengan kerendahan hati,  bahwa kami telah berdosa kepada-Mu, dengan melakukan apa yang Kau anggap jahat! Kami melawan kehendak-Mu dan mengikuti kehendak hati kami sendiri! Oleh karena itu kami memohon kemurahan-Mu, ampunilah kiranya dosa kami dan perbaharuilah kami dengan Roh yang teguh dan taat kepada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus penebus kami, kami berdoa. Amin.

7. Berita Anugerah:

        “sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba (Yes. 1:18).

 

8. Nyanyian Kelepasan:

 

Api kemuliaanNya

Dengarkanlah suara nafiri
Memanggil semua umatNya
Dari sluruh penjuru bumi
Datang untuk menyembah Dia

Dengarkanlah suara nafiri
Memanggil semua umatNya
G’reja Tuhan bersatu kini
Mengangkat tinggi panjiNya

Bersiap maju janganlah lengah
Yesus panglima kita
Gunakan semua senjata Allah
Dalam kuasa Roh Kudus

Api kemuliaanNya tercurah dari surga
Penuhi kami semua bangkitlah GerejaNya
Api kemuliaanNya tercurah dari surga
Britakan pada dunia bahwa Yesuslah Raja
Sgala Raja

9. Amanat Hidup Baru:

 

 10. Nyanyian Jemaat:

Janji-Mu S’perti Fajar


Ketika kuhadapi kehidupan ini
Jalan mana yang harus kupilih
Kutahu kutak sanggup,Kutahu kutak mampu
Hanya Kau Tuhan tempat jawabanku

Akupun tahu kutak pernah sendiri
Sebab Engkau Allah yang menggendongku
Tangan mu membelaiku, CintaMu memuaskanku
Kau menggangkatku, Ke tempat yang tinggi
Reff:
JanjiMu s'perti fajar pagi hari
Yang tiada pernah terlambat bersinar
CintaMu s'perti sungai yang menggalir
Dan ku tahu betapa dalam kasihMu

11. DoaSyafaat:

 

12. PelayananFirman      :

Þ Nyanyian  Jemaat: 

Kaulah Harapan

Bukan dengan kekuatanku

Ku dapat jalani hidupku

Tanpa Tuhan yang di sampingku

Ku tak mampu sendiri

Engkaulah kuatku

Yang menopangku

 

Reff:

Kupandang wajahMu dan berseru

Pertolonganku datang darimu

Peganglah tanganku jangan lepaskan

Kaulah harapan dalam hidupku

Þ DoaFirman                :

Þ PembacaanFirman      :

Þ Homili                                  :          

 

 13. Persembahan:(membacakan Maleakhi 3: 10)

Þ Nyanyian Jemaat: 

Kasih-Nya Seperti Sungai

 

Kasih-Nya seperti sungai, kasih-Nya seperti sungai
Kasih-Nya seperti sungai di hatiku
Mengalir di waktu susah, mengalir di waktu senang
Kasih-Nya seperti sungai di hatiku

Berkat-Nya seperti sungai, berkat-Nya seperti sungai
Berkat-Nya seperti sungai di hatiku
Mengalir di waktu susah, mengalir di waktu senang
Berkat-Nya seperti sungai di hatiku

 

Þ Doa Persembahan:

 

14. Pengutusan/ Berkat   :

Þ Nyanyian pengutusan:

Gusti Nuntun Lampah Kula.

 

1Gusti nuntun lampah kula saklangkung nggen kula begja

celak miwah tebih ugi tansah dipun kanthi Gusti

Reff:

nggih Gusti kang nganthi kula astanya

 pyambak kang ngreksa

mila kula manut Gusti kang dados Panebus yekti.

 

Dadosa ing wanci siyang, punapa kesaput ratri,

manah peteng miwah padhang, kula tansah dipun kanthi,

 

Gusti nuntun kula pasrah, klayan nrimah ing satitah,

nadyan ngantos dugeng janji, kula tansah dipun kanthi,

 

Þ Berkat:

        “Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera”.

 

 

 

 

 

Pengharapan Kristen.

 

Mengapa kita tetap berdoa walau benyak hal yang kita doakan belum terjadi? Mengapa kita terus menjual, walau kemarin kenyataannya dagangan kita tidak laku? mengapa orang terus menjalani pernikahan, walau kenyataannya pasangannya telah berubah dan situasi keluarganya telah kacau balau, atau dia tidak bahagia lagi seperti dulu? Mengapa orang tetap setia mendoakan anaknya yang sudah bertahun-tahun terhilang? Mengapa para petani tetap mengeluarkan tenaga, uang dan menabur sementara musim sulit diprediksi lagi?

Mengapa kita masih mau mengeluarkan uang dan harus capek-capek ribut terus menyuruh anak kita kuliah, sementara kita menyaksikan bahwa para sarjana aja menganggur dan banyak orang tidak kuliah lebih sukses dari orang kuliah? Mengapa? Apakah hanya kebanggaan punya anak sarjana walau menganggur, atau?

Mengapa kita harus tetap ke gereja hari minggu dan setia berdoa, walau kenyataan orang yang tidak ke gereja dan tidak berdoa baik-baik saja dan bahkan lebih sukses dari kita?

Mengapa para pemberita Injil harus meninggalkan daerah mereka dan pergi ke daerah lain untuk menginjili walau tidak ada jaminan bahwa mereka akan bertobat? Satu alasan untuk itu semua adalah “harapan”.

Menurut KBBI “harapan” adalah keinginan supaya sesuatu terjadi. Dalam bahasa Inggris yatu “hope” is an optimistic state of mind that is based on an expectation of positive outcomes with respect to events and circumstances in one's life or the world at large. As a verb, its definitions include: "expect with confidence" and "to cherish a desire with anticipation."

Menurut para psikolog, sosiolog, pengembangan sumber daya manusia, harapan adalah “keinginan yang belum terlaksana”, oleh karena itu harapan menyangkut masa depan.

Perubahan juga sangat berkaitan erat dengan harapan, khususnya saat ini kita berada di akhir bulan pertama tahun ini, dan kita memasuki tahun ini dengan segala sesuatu yang berubah, dan banyak dari kita yang mengatan bahwa perubahan itu adalah perubahan yang lebih sulit. Oleh karena itu, khotbah ini dibuat untuk mengantar kita memasuki tahun ini dengan sesuatu yang kokoh dan kuat, penuh optimisme, yaitu “harapan”.

Apa itu harapan?

Seperti devinisi yang diberikan kamus dan juga pemikiran para ilmuan sekuler, pada umunya mereka mengidentikan harapan dengan keinginan, yaitu keinginan yang terbit dalam hati manusia atas proyeksi pikirannya dan angan-angannya akan sesuatu yang baik, indah, sempurna agar terjadi dimasa datang dalam hidupnya. Oleh karena itu, dasar dari harapan dunia ini adalah keinginan dalam hati manusia.

Harapan Kristen tentu tidak sepenuhnya sama dengan pengharapan dunia ini, atau orang-orang dunia ini. Alkitab berulang kali membedakan keduanya bahkan mempertentangkannya.  Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia. (Ams 10:28). Keinginan orang benar mendatangkan bahagia semata-mata, harapan orang fasik mendatangkan murka. (Ams 11:23).

Kita akan memasuki dan melewati tahun ini dengan ‘harapan’, tentu bukan harapan pada umunya, tetapi dengan pengharapan Kristen. Oleh karena itu, terlebih dahulu kita akan membedakan pengharapan Kristen dan pengharapan dunia ini. Ada begitu banyak perbedaan dari keduanya, tetapi ada dua hal mendasar penting untuk kita renungkan pada saat ini.

 1.    Sumber

Mayoritas pemikir sekuler di dunia kuno, tidak melihat harapan sebagai kebaikan, tapi hanyalah angan-angan sewaktu-waktu. Atau hanya sekedar “keinginan yang belum terlaksana”. Oleh karena itu, harapan dunia ini bersumber dari keinginan manusia.

Karena pengharapan dunia ini bersumber dari keinginan dan angan manusia, maka, oleh karena itu berdampak pada bagaimana mereka membangun harapannya yaitu dengan modal-modal yang mereka lihat atau ada disekitar mereka, baik mengandalkan kekuatan pemikiran, harta benda, populareisme, hubungan keluarga dan lain sebagainya.

Dalam Film Titanic diwalai dengan adegan tiga orang anak muda yang sedang berjudi dan salah satu diantaranya adalah Jack. Jack Dowson mempertaruhkan semua uang yang mereka punya di meja judi. Ketika temannya memprotesnya, ia mengatakan: “ketika kamu tidak memiliki apa-apa, maka kamu tidak perlu takut kehilangan apa-apa”.

Ketika awal pandemic ini dan saya banyak kesana kemari untuk menyesuaikan pelayanan dengan pandemic ini, pada akhirnya saya sakit dan demam tinggi 3 hari, pada hari ke empat saya kehilangan kepekaan indra penciuman dan perasa, tapi tidak bilang-bilang. Lalu apa yang saya rasakan? Satu malam saya takut, lalu saya mengatakan kepada diri sendiri, apa yang saya takutkan, toh aku tidak memiliki apa-apa! Lalu saya menghubungi mas Agus untuk selalu menelpon pada pagi hari, kalau saya tidak menjawab, berarti ada yg parah. Lalu apa yang terjadi, aku bisa tidur nyenanyak, hal ini didasarkan oleh Firman Allah: Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. (Mzm 62:5).  

Inti dari semua ilustrasi ini adalah: “angan-angan, keinginan, apa yang dimiliki, baik itu orang-orang tertentu, harta benda, kepintaran, kadang menjadi pengalih perhatian orang beriman kepada dasar dan tujuan pengharapan yang sejati yaitu “hanya Allah atau Yesus Kristus sendiri”.

Pengharapan Kristen bersumber dari Allah sendiri (Rm. 15:13), Allah bukan sekedar menjadi sumber pengharapan, tetapi juga tujuan pengharapan itu sendiri. Harapan alkitabiah tidak dapat terlepas dari iman kepada Tuhan. Di mana ada keyakinan akan Allah yg hidup, yg berprakarsa dan bertindak, dan yg campur tangan dalam hidup manusia, serta dipercaya bahwa Ia akan menepati janji-janji-Nya, di situ harapan dalam pengertian alkitabiah menjadi mungkin.

Harapan Kristen demikian tidak tergantung pada tabiat seseorang, juga bukan disebabkan keadaan yg menguntungkan atau kemungkinan-kemungkinan manusiawi lainnya. Harapan tidak tergantung pada apa yg dimiliki seseorang, juga tidak pada apa yg dapat ia perbuat bagi dirinya, demikian juga tidak pada apa yg dapat dibuat oleh orang lain bagi dia.

 

2.    Tujuan Pengharapan Kristen:

a.     Menguatkan Iman.

“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih”. (1 Korintus 13:13). Tiga hal penting dalam teologi Kristen ini saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Iman pada akhirnya menghasilkan pengharapan, demikian pada akhinya bahwa iman tanpa pengharapan adalah iman yang lemah.

 b.    Menyatakan kerajaan Allah dibumi.

Karena asal atau sumber pengharapan dunia ini, atau pengharapan manusia pada umumnya berasal dari pryeksi keinginan manusia atau lebih tepatnya proyeksi keinginan individu, akan sesuatu yang baik, yang indah, yang ideal mengenai apa yang seharusnya terjadi dimasa datang, maka juga pada akahirnya akan berpusat kepada kehidupan individu.

Pengharapan Kristen bersumber dari “persekutuan dengan Allah”, oleh karena itu, pada akhirnya tujuan dari pengharapan Kristen, bukan pertama-tama mengenai nasib pribadi, tetapi kepada persekutuan.

Rasul Paulus mengatakan: “Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus  itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu”. (Flp. 1: 23-24).

Pengharapan Kristen, bukan pertama-tama upaya individual untuk mewujudkan damai sejahtera pribadi, kenyamanan dan keselamatan pribadi, tetapi karena hubungannya dengan Kristus sumber harapannya, ia dipanggil ke dalam ada bagi semuanya (1Tim. 2:6), Kesadaran bahwa ia ada bagi semuanya harus merasuki pikiran, perkataan dan perbuatannya.

Jadi, mengatakan bahwa harapan Kristen menghilangkan dorongan untuk berusaha menuju masyarakat yang adil dan damai dalam sejarah, dan karena itu merupakan sebuah pencarian egois, hanya mengaburkan hakekat harapan Kristen itu sendiri. Harapan Kristen sebetulnya tidak mengalienasi manusia Kristen dari dunia ini. Dalam kesadaran eksistensialnya, manusia Kristen ada dalam dunia dan bersama yang lain, dia memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membangun manusia lain dan dunia. Jadi tujuan pengharapan Kriten agar “kerajaan Allah”, dinyatakan dalam keluarga, lingkungan, dan persekutuan.

 


LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.   Introitus: (Iringan musik masuk, dan jemaat mengambil saat teduh). 2.   Votum: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yan...