Ada suatu meme yang berkembang ketika pemilu tahun 2019 lalu, yaitu munculnya gambar dimana-mana, terutama di blakang truck dengan gambar Soeharto dan tulisan: Piye kabare! Enak jamanku tow?
Dengan percaya diri, kelompk pendukung ORBA dan pendukung keluarga cendana berupaya menghidupkan kembali memori mengenai masa orba. Penulis sedikit bingung mengenai hal-hal apa yang diperbandingkan sehingga kelompok itu kembali menjual memori dan nostalgia dimasa orba? Para penjual memori orba menjadikan kesulitan di jaman pemerintahan Jokowi untuk kembali menjual kenangan masa lalu dan mengadili jaman Jokowi lebih buruk dari jaman orba.
Membanding-bandingkan jaman adalah hal yang tanpa disadari sering dilakukan banyak orang, termaksud mungkin kita. Menurut kebanyakan orang ini adalah hal biasa, tetapi menurut Alkitab, hal ini adalah suatu kebodohan. Kitab Pengkhotbah mengatakan: Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu. (Pkh.7: 10).
Apa yang dimaksud oleh Pengkhotbah ketika Ia mengatakan bahwa tidak berhikmat membandingkan jaman. Dan bagaimana kita seharusnya menjalani setiap tahun-tahun hidup kita dan menghitung hari agar beroleh hati yang bijaksana?
1. Jangan membandingkan:
Membandingkan adalah suatu poin dasar dalam belajar. Dengan membandingkan manusia mengerti apa yang menjadi miliknya dan bukan miliknya. Dengan membandingkan manusia dapat membedakan mana yang lebih baik dan buruk.
Metode perbandingan memang adalah proses awal atau proses dasar belajar untuk mengenal kebenaran dan mengambil keputusan, tetapi dalam tahap tertentu pada akhirnya justru menjadi sifat buruk manusia dan membawa kerusakkan.
Membandingkan masa bukan sesederhana membandingkan dua HP yang ingin di beli. Ada berbagai dimensi, unsur, sebab akibat, prbadi, yang membentuk suatu masa, mengisi, serta mempengaruhi apa yang terjadi di masa tertentu, dan seorang manusia tidak akan pernah cukup dan mampu untuk memahami semua itu, untuk memberikan penilaian secara utuh agar dapat mengatakan bahwa masa lalu lebih baik atau lebih buruk dari pada masa kini. Itulah sebabnya pengkhotbah mengatakan hal itu bukanlah hikmat atau kebodohan.
Ketika Allah membawa Israel keluar dari Mesir, ada dua alasan utama Ia melakukan hal itu seperti yang terungkap dalam Kitab Ulangan, bahwa Allah mendengar Erangan (suatu tangisan dalam kesakitan) dan Ia mengingat janji-Nya kepada bapa leluhur mereka yaitu Abraham, Ishak dan Yakub.
Di saat Israel telah berjalan keluar dan tiba di Baal-Zefon di tepi laut dan tentara Firaun mengejar mereka sehingga mereka terjepit diantara laut dan pasukan Firaun, mereka ketakutan dengan situasi itu dan mengatakan kepada Musa: “apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kau perbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?” (Kel. 14: 11).
Kita mungkin akan memahami situasi ini, bahwa memang permasalahan yang mereka hadapi sangat berat yaitu hidup dan mati. Tetapi setelah Allah melakukan perbuatan besar dengan membelah laut agar mereka dapat lewat, setibanya mereka di padang gurun Sin disaat mereka kekurangan makanan mereka mengatakan lagi hal yang sama: “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan amakanan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh Jemaah ini dengan kelaparan” (Kel. 16: 3).
Bukankah Tuhan telah membuat sepuluh tulah di Mesir untuk membebaskan mereka, bukankah ada tiang awan dan tiang api Tuhan yang senantiasa menaungi dan menerangi mereka? bukankah Tuhan telah membelah Laut Merah?, bukankah Tuhan telah mengeluarkan air segar dari batu karang di Mara dan Elim bagi mereka? Apa manisnnya perbudakkan di Mesir sehingga mereka selalu membandingkan situasi lalu mereka di Mesir dengan keadaan mereka saat ini? kalau toh Tuhan ingin mereka mati dalam perbudakan di Mesir, mengapa Tuhan sibuk membawa mereka keluar, bukankah Allah dapat berdiam diri saja dan membiarkan mereka mati?
Membandingkan masa lalu dan kini untuk menghakimi masa sekarang, atau mengatakan masa ini lebih baik dan masa lalu, adalah mengubur diri dalam kenangan dan melupakan apa yang terbaik yang harus dilakukan saat ini demi masa depan yang lebih baik, juga mengalihkan focus hingga kita tidak melihat jebakan kesenangan hari ini.
2. Perhatikan kaya/pekerjaan Allah dalam suka dan duka.
Sebuah peribahasa mengatakan: Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Bahwa menusia tidak dapat menolak rahasia Allah yang tak terduga. Baik malang maupun untung sering datang dan pergi dengan tiba-tiba, tanpa dapat disangka. Keberuntungan dan kemalangan datang dan pergi tidak terduga. Kemalangan dan kemujuran umumnya datang dan pergi seperti pencuri yang tidak dapat diduga atau diketahui.
Pengkhotbah menyatakan: Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya? Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya. (Pkh. 7: 13-14).
Suka dan duka bisa datangnya dari Allah, bisa datangnya dari Iblis, bisa datangnya dari manusia, atau diri kita sendiri, tetapi pengkhotbah mengingatkan pendengarnya agar memperhatikanlah pekerjaan Allah! berfokus pada pekerjaan Allah dan tidak berfokus pada yang lain.
Dengan berfokus pada karya, rencana dan ketetapan Allah, maka kita akan mengeliminasi dan mengabaikan pekerjaan iblis, atau tidak terpenjara oleh rasa bersalah karena kesalahan yang kita buat. Focus pada “pekerjaan Allah”, agar kita tidak kehilangan arah dalam situasi sulit yang kita hadapi. Focus pada pekerjaan Allah agar kita memiliki semangat dan penghiburan. Focus pada pekerjaan Allah agar kita tidak kehilangan harapan, sebab pekerjaan dan rencana Allah itu adalah karya dan pekerjaan yang membawa kepada rencana damai sejahtera bagi orang-orang percaya.
Marilah kita memasuki dan menjalani tahun 2021 dengan segala suka dukanya dengan keyakinan teguh bahwa Allah adalah penguasa waktu, Ia tidak akan meninggalkan kita seberapapun kelamnya tahun ini. Bahwa didalam Allah selalu ada harapan hari esok yang cerah, walau situasi saat ini tidak seperti yang kita harapkan dan inginkan. Kiranya Tuhan menolong kita melintasi tahun 2021 dengan kemenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: