Sabtu, 22 Mei 2021

Mengenal Kuasa Gelap Menurut Namanya

 

Apalah arti sebuah nama? Tetapi bagi orang Yahudi, nama sangat penting, nama mewakili penyandangnya. Menurut orang Yahudi, tentunya juga para Rasul, dalam nama ada harapan, doa, dan berkat.

Nama diperoelh dari dua situasi/keberadaan, yaitu pemberian orang tua, dan kedua diberikan bersarkan reputasi, entah itu reputasi baik atau buruk. Dulu nama Herodes adalah agung, tetapi karena reputasi, maka sekarang orang-orang memberikan nama itu kepada anjing-anjing mereka.

Membedakan Roh adalah salah satu karunia-karunia Roh Kudus yang diberikan oleh Allah dalam Gereja-Nya, karunia ini harus ada demi menjaga gereja dari si jahat. Salah satu hal mendasar dari membedakan roh adalah “mengenal ssesuai dengan nama-nama atau sebutan yang diberikan Alkitab kepada kita, dibalik nama-nama itu ada reputasi masing-masing dari kuasa gelap itu.

Pandangan, sikap dan tindakan orang percaya terhadap Iblis, setan, roh jahat, dipengaruhi budaya dan konsep masa lalu, mengenai perdukunan dan kerasukan setan masa lalu, tanpa mengetahui bahwa Satan adalah roh penuh hikmat yang tidak pernah ketinggalan jaman, bahkan mereka menjadi roh jaman atau semangat jaman, itulah sebabnya mengapa Rasul Paulus menyebut Satan sebagai “ilah zaman ini”.

Hal penting yang perlu diketahui adalah fungsi nama dalam budaya kuno. Nama bukan hanya pembeda antara seorang pribadi dengan yang lain. Zaman dahulu nama menyiratkan sesuatu tentang penyandang nama tersebut. Demikian pula dalam kaitan dengan roh-roh jahat.

Beberapa kali Tuhan Yesus bertanya kepada kuasa-kuasa gelap yang merasuki seseorang sebelum mereka di usir oleh Yesus. Dalam berita Kitab Lukas, ada kuasa gelap yang tidak dapat diusir oleh murid-murid, dan Tuhan Yesus mengatakan “jenis” ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa. Kata yang dipakai oleh Lukas bahwa jenis kuasa gelap itu adalah “diabolos” yang diterjemahkan oleh KJV dengan “devil”. (Luk. 17: 18, 21).

Hal mendasar yang harus diketahui oleh orang percaya dalam membedakan roh, adalah mengetahui jenis mereka menurut nama mereka seperti yang ditunjukkan dalam Alkitab.

1.   Iblis: (Satan).

Iblis merupakan kata Nomina Ibrani שָׂטָן (SÂTÂN), Secara harfiah berarti lawan, kadang-kadang personifikasi segala kuasa nyata yang melawan Allah dan keselamatan manusia. Perhatikan penulisan nomina (nama pribadi) dan Verba (perbuatan, tindakan, atau sifat), meski pengucapannya mirip, namun aksudnya sebenarnya berbeda. (Mazmur 38:20; Matius 4:1; Wahyu 20:2).

Dalam Alkitab Perjanjian Baru terdapat juga kata σαταν (satan), berasal dari bahasa Ibrani שָׂטָן - SÂTÂN, dengan makna yang sama yaitu lawan, seteru, atau musuh. (Matius 4:10 TB, "Enyahlah, Iblis! KJV, Satan:.TR, σατανα). Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) "kurang konsisten" dalam menerjemahkan kata Iblis dan Setan karena dijumpai kata-kata yang tumpang-tindih, misalnya kata σατανας (Satanas) di satu pihak diterjemahkan dengan Iblis, di pihak lain diterjemahkan dengan Satan. Harunya terjemahan Indonesia konsisten dalam menerjemahkannya yaitu tetap memakai kata Satan, atau jika ingin memakai terjemahan kontekstual dengan kata Iblis (Arab), maka harus konsisten.

Demikian pula Alkitab Perjanjian Baru memakai kata yang sama, yang diadopsi dari pengaruh bahasa Aram yaitu σατανας (Satanas), sebutan ini merujuk pada bahasa Ibrani (PL) שָׂטָן (Satan), dengan makna yang sama yaitu lawan, seteru, musuh.

 

2.   Diabolos (διαβολος)

Jika dalam Alkitab PB terdapat kata Satan (σαταν) yang diterjemahkan oleh LAI dengan “Iblis” maka apakah sebutan Diabolos (διαβολος) berasal dari kata kerja διαβαλλω yang arti dasarnya adalah menuduh, memfitnah, apakah pribadi ini adalah pribadi yang lain atau memiliki pengertian yang lain dari pada satan atau iblis? (2 Korintus 12:7).

Sebutan diabolos diterjemahkan secara konsisten oleh KJV yaitu “devil”. Menurut Why. 12: 9; 20:2 bahwa Ular tua (ular yang di taman Eden) adalah: Iblis (diabolos) dan Satan (Satanas), memakai kata kai dimana pada Why. 20: 2 diterjemahkan “dan”, yaitu objek yang berbeda, sedangkan pada Why. 12: 9 diterjemahkan “atau”, yaitu objek yang sama. Indikasi yang ditunjukkan dari kedaua ayat ini, bahwa Ular tua (Ophis archaios) adalah diabolos dan Satan. Pemunculan kata satanas maupun diabolos secara konsisten dalam bentuk tunggal turut memperkuat hal ini. Jadi, sebutan “Setan” atau “Iblis” sebaiknya ditujukan pada pimpinan tertinggi roh-roh jahat.

3.   Lucifer dan Beelzebul

Dua nama lain yang disebut di dalam Alkitab yang sering kali dikaitkan dengan Satan. Nama "Lucifer" mucul dalam Yes. 14: 12. yang dikaitkan dengan "pemfitnah". Arti dasar Lucifer adalah: Putra Fajar, atau Bintang Timur.

Dalam bahasa Latin, kata “Lucifer” yang berarti “Pembawa Cahaya” (dari kata: lux, lucis, “cahaya”, dan “ferre”, “membawa”), adalah sebuah nama untuk “Bintang Fajar”. Versi Vulgata Alkitab dalam bahasa Lain menggunakan kata ini dua kali untuk merujuk kepada Bintang Fajar: sekali dalam 2 Petrus 1:19 untuk menerjemahkan kata bahasa Yunani “Φωσφόρος (Fosforos), yang mempunyai arti harafiah yang persis sama dengan Pembawa Cahaya yang dimiliki Lucifer dalam bahasa Latin; dan sekali dalam Yesaya 14:12 untuk menerjemahkan הילל (Hêlēl), yang juga berarti Bintang Fajar”.

Dalam ayat yang belakangan nama “Bintang Fajar” diberikan kepada raja Babilonia yang lalim, yang dikatakan oleh nabi akan jatuh. Ayat ini belakangan diberikan kepada raja iblis, dan dengan demikian nama “Lucifer” kemudian digunakan untuk Setan.  

Beelzebub atau Beelzebub adalah nama dewa orang Ekron lebih tepatnya dari kata Ba‘al Zebûb, yang artinya "Dewa lalat") dan juga digunakan di PB sebagai sinonim untuk Satan.

Yesus Kristus di fitnah oleh orang Farisi bahwa Ia menyembuhkan orang dengan kuasa Betzebul, yang menurut mereka adalah “penghulu setan”.

 

4.   Setan – Satan.

Matius 8:31 Kata setan(-setan) dengan huruf "s" kecil, Yunani Daimon, berasal dari kata δαιω - DAIÔ, membagi untung, secara konseptual berarti suatu ilah yang baik atau yang jahat, makhluk ilahi, ilah pelindung, suara batiniah. LAI menerjemahkannya dengan setan-setan, roh-roh (jahat).

Kata setan (dengan huruf s kecil) baik tunggal maupun jamak, Yunani δαιμονιον – daimonion yaitu bentuk netral dan merupakan derivatif (bentuk yang lebih panjang) dari kata δαιμων (daimon).

Setan-setan ini seting juga di sebut “roh-roh jahat” (pneuma akatharton, pneuma ponēron, atau daimonion). Nama-nama ini hampir selalu muncul dalam bentuk jamak, dan sering muncul dalam berbagai cerita pengusiran rog-roh jahat di Alkitab (Mat 10:1; Mar 3:11; 5:13; dst). Dengan demikian, kita sebaiknya memahami ini sebagai antek-antek Iblis. Sayangnya, LAI:TB kadangkala menerjemahkannya dengan “setan” (misalnya Mat 7:22 daimonia; Mat 8:16 daimonizomenous), sehingga dengan demikian berpotensi mengaburkankan perbedaan antara penghulu/pemimpin dan para pengikutnya.

Demikianlah nama-nama yang diberikan Alkitab bagi kita, bahwa Beelzebul, Lucifer, Iblis, dan Setan adalah sinonim, yang menunjuk kepada penguasa tertinggi dari kerajaan kegelapan.

Walau Tuhan Yesus memberi tahu kita bahwa “roh yang ada padamu lebih besar dari pada yang ada dalam dunia” (I Yoh. 4: 4), Alkitab juga  memberi tahu kita agar “berjaga-jaga”, berdoa agar jangan jatuh kedalam pencobaan.

Pencobaan yang dilakukan iblis dapat berupa apa saja, Ayub mengalami pencobaan yang sangat berat. Tuhan Yesus mengalami pencobaan dari Satan ketika Ia lemah. Rasul Paulus juga mengalami pencobaan-pencobaan tersebut dalam rupa penyakit. (2 Kor. 12: 8).

Satan atau Iblis dalam PL memiliki tugas penting, yang dilakukannya pada orang-orang penting yaitu: “menuduh”, apa yang dimaksud dengan penuduh ini, dapat kita resapi dari pekerjaan sorang jaksa dengan tugas “menuduh atau menuntut”, yaitu berupaya menyatakan bahwa kita salah, dan kedua menuntut kita agar di hukum berdasarkan “hukum” (tentu bahwa Iblis berupaya memperalat hukum Allah) dan secara psikologis. Tuhan Yesus saat memperingatkan St, Petrus memakai kata “Iblis menuntut” (Luk. 22: 31). Kata “menuduh” dapat kita saksikan dalam kasus Imam Yosua (Zak. 3:1).

 Minggu ini dalam kalender gerejawi, adalah minggu penantian Roh Kudus, yaitu pasca Tuhan Yesus naik ke Sorga. Pada 2 Minggu lalu kita sudah membahas mengenai Tuhan Yesus yang pergi menyediakan tempat bagi kita, tetapi ada tugas lain dari Tuhan Yesus yang naik duduk di sebelah kanan Allah Bapa itu: yaitu “menjadi pengantara” dan menjadi “pembela kita” (Rom.8: 34). Mengapa Kristus menadi pembela kita di Sorga? Sementara kita berada di bumi ini? membela kita dari apa dan siapa? Yaitu tentunya membela kita dari “penduh dan tuduhan yang diberikannya” yaitu Iblis.

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

  1.    Nyanyian Pembuka: Aku Hendak Bersyukur Pada Tuhan   Aku hendak bersyukur pada Tuhan Kar'na keadilanNya Dan bermazm...