Ada tiga tugas pokok Roh Kudus yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus, tentu bukan hanya itu tugas Roh Kudus, tetapi apa yang Tuhan Yesus bicarakan kepada muri-murid-Nya dalam kontek ini adalah, “karya Roh Kudus dalam hubungan dengan keselamatan”.
Tugas Roh Kudus yang dijajikan oleh Yesus ini, dinyatakan secara teologis dan logis. Logis yang dimaksud adalah tersistimatik atau terstruktur dalam sebab akibat.
Suatu karya tulis akan selalau dimulai oleh “sebab atau masalah”, jika tidak ada masalah, maka tidak ada soal yang akan dibahas dan dijembatani. Masalah utama dari keselamatan manusia, adalah “dosa”.
Semua ilmu pengetahuan yang tidak memahami masalah utama manusia, tidak akan pernah menyelesaikan permasalahan manusia. Ambil contoh ilmu psikologi umum, tidak ada yang pernah dapat menyelesaikan permasalahan manusia, sebab psikologi umum tidak memasukkan dosa sebagai penyebab dari semua permasalahan kejiwaan manusia.
Ilustrasi:
Teman penulis adalah seorang misionaris di Afrika. Hampir setiap tahun di Afrika mengalami namanya wabah kolera, mengapa hal itu terus terjadi berulang, sebab orang Afrika memiliki kebiasaan meminum air mentah, walaupun mereka telah merantau ke negeri lain, bahkan menjadi dokter, tetapi ketika mereka pulang ke Afrika mereka akan kembali kepada kebiasaan yang lama. Meminum air mentah dalam pandangan orang Afrika bukan masalah, bahkan sudah menjadi budaya.
Setelah menemukan masalah, maka harus ada solusi yang ditawarkan. Tuhan Yesus menyebut solusi itu adalah “kebenaran”. Masalah tidak harus berhenti kepada masalah, tetapi harus ada jalan keluar yang ditawarkan yaitu “kebenaran”. Setelah solusi yaitu kebenaran, barulah “sebab akibat atas kebenaran yang ditwarkan yaitu “penghakiman”. Bagaikan sebuah undang-undang dalam suatu negara, tidak boleh menghukum seseorang jika ia tidak melanggar undang-undang atau aturan, demikian juga Ia harus dituntun untuk melakukan yang benar, setelah itu penghakiman barulah sah untuk dilakukan.
Tugas Roh Kudus menurut Tuhan Yesus adalah:
1. Menginsafkan dunia akan dosa.
Ketika orang Yahudi menyalibkan Yesus, mereka menyangka bahwa mereka sedang melakukan bakti atau amal kepada Allah. Begitu pula dengan Paulus, ketika ia menganiaya, bahkan membunuh orang Kristen, ia menyangka bahwa ia sedang menjalankan tugas dari Allah. Jauh hari sebelum semuanya itu terjadi, Tuhan Yesus sudah mengingatkan kepada para Rasul bahwa, akan tiba masanya orang akan menganiaya kamu dan mereka menyangka bahwa mereka sedang melakukannya untuk Allah.
Sesuatu yang sangat penting dari pernyataan Tuhan Yesus bahwa dosa (hamartia) bukan sekedar melanggar hukum Allah, tetapi dihubungkan dengan diri-Nya, atau dihubungkan dengan respon manusia terhadap diri-Nya. mengapa?
Pribadi Allah adalah standart kebenaran. Ada banyak hukum di dunia ini, bahkan kita mengenal hukum yang hampir mirip sepuluh Hukum Taurat, yaitu hukum Hammurabi (1792-1750 S.M) yang ditemukan tertulis dalam slinder Hamburambi, yaitu Hukum jauh sebelum Musa, tetapi tetap ada perbedaan mendasar, sebab berasal dari pribadi yang berbeda, diantaranya selain terkesan mengerikan tanpa belas kasih, diskriminasi gender dan sosia;
Hukum Islam dikenal dengan “Syariah”, walau mereka mengcalim bahwa Islam sebagai agama samawi atau berasal dari Allah yang sama, tetapi sungguh berbeda, sebab kita tahu bahwa Allah Israel dan allah yang menurut mereka sama dengan Allah Israel, kenyataannya adalah berbeda, sehingga hasil hukumnya berbeda.
Hukum Taurat tergantung dan berpusat pada pribadi Allah, itulah sebabnya dalam sepuluh perintah atau sepuluh Hukum Taurat, kita menemukan hukum yang mengandung bukan hanya keadilan, tetapi etika dan moral, sebab Ia adalah cerminan pribadi Allah.
Sepuluh Hukum Taurat dibuka dengan pernyataan pribadi Allah sebagai satu-satunya Allah yang benar, dan berdasarkan kebenaran pribadi-Nya seluruh hukum itu bersumber.
Tuhan Yesus tidak menolak satu iotapun dari Hukum Taurat, tetapi menggenapi-Nya dalam “Hukum Kasih, yaitu mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri”, mengangkat Hukum Taurat ke level yang lebih mulia dari pada sebatas hukum yang menghukum.
Dalam Suratnya kepada jemaat Roma, Rasul Paulus menyatakan bahwa “sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal doa” (Rom.3: 20; 5: 13). Di bawah hukum Taurat, manusia hanya mengenal dosa dan terkurung di dalamnya tanpa jalan keluar.
Tuhan Yesus menghubungkan dosa dengan diri-Nya, bahwa: “akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku” (Yoh. 16: 9), mengapa tidak percaya kepada Yesus adalah dosa? oleh karya Roh Kudus, Rasul Paulus memberi tahukan kepada kita alasan semua itu, bahwa: sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh”. (Rom.8: 3-4).
Yesus Kristus adalah satu-satu-Nya Israel sejati, yaitu satu-satu-Nya manusia yang memenuhi tuntutan hukum Taurat, dan hanya dalam Dia hukum jalan satu-satu-Nya untuk terbebas dari hukuman dosa karena hukum Taurat. Jika hukum Taurat adalah cerminan pribadi Allah dan tidak ada seorang manusiapun yang dapat memnuhinya, demikian pula di dalam Yesus hukum itu dipenuhi dan hanya melalui percaya kepada-Nya dapat terbebas dari tuntutan hukum Taurat. Oleh karena itu menolak mengenal dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, adalah menolak pribadi Allah sendiri dan bukti kasih Allah kepada manusia, serta menolak satu-satunya jalan selamat yang disediakan Allah bagi manusia, sengan demikian menetapkan dirinya tetap berada dalam tuntutan hukum Taurat, dengan demikian menyatakan dirinya masih bukan saja berdosa tetapi tetap berada dalam kuasa dosa.
2. Kebenaran.
Apa itu kebenaran? Manusia menghabiskan ribuan tahun hanya untuk mencari kebenaran, baik kebenaran dalam hukum alam, kebenaran matematis, kebenaran hukum, kebenaran moral dan etika, tetapi tidak ada seorangpun yang jika jujur dapat mengakui bahwa mereka telah mencapi kebenaran itu secara utuh.
Manusia pada dasarnya hanya mencari dan menemukan kebenaran, tetapi Allah adalah kebenaran, Yesus Kristus adalah kebenaran, Ialah yang menciptakan serta menetapkan segala hukum-hukum dialam semesta ini.
Nabi Samuel mengatakan: “Engkaulah Allah dan segala Firman-Mulah kebenaran” (2 Sam 7: 28). Rasul Yohanes mengatakan: Firman-Mu adalah kebenaran. (Yoh.17:17). Tuhan Yesus mengatakan “Akulah kebenaran” (14: 6).
Firman Allah adalah kebenaran, Ia mengutus nabi-nabi untuk menyampaikan firman-Nya kepada Israel, tetapi Israel membunuh mereka, dan di jaman akhir ini, Ia mengutus anak-Nya sendiri, Firman itu menjadi daging, firman itu menjadi manusia dan berbicara kepada para Rasul secara langsung, tetapi ketika Ia telah naik ke sorga, tidak ada lagi yang berbicara kepada kita, itulah sebabnya Ia berkata: “kebenaran karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi”.
Yesus Kristus menjanjikan Roh Kudus; bahwa Ia akan menuntun kita kedalam segala kebenaran. “Roh Kudus akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan-Nya dan ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang”. (13)
Roh Kudus menguliminasi para penulis Injil dalam menyaksikan Yesus, Roh Kudus membimbing gereja dan orang percaya untuk memahami maksud Firman Allah di setiap jaman. Roh Kudus menyertai para pemeberita Firman Allah sehingga sseseorang tertarik untuk mendengar, memahami dan mengambil keputusan untuk percaya. Roh Kudus memuliakan Kristus melalui mulut setiap orang percaya.
3. Penghakiman.
Ketika orang imam-imam dan orang Yahudi memaksa agar Yesus disalib, mereka merasa bahwa Yesus telah dihukum sebagai penjahat besar, tetapi dibalik penghukuman itu, Pilatus terus merasa bersalah hingga akhir hayatnya. Yudas mesara terhukum atas tindakannya hingga ia bunuh diri, orang banyak dan para imam yang menyaksikan kematian Yesus di Salib kembali dengan memukul-mukul diri karena rasa bersalah, teritimewa, nubuat Allah di taman Eden telah digenapi bahwa “Ia akan meremukkan kepala ular”. Itulah sebabnya mengapa Tuhan Yesus mengatakan penghakiman “karena penguasa dunia ini telah dihukum”.
Roh Kudus memberi keyakinan dan kepastian bahwa “penghukukan” dan “penghakiman” itu ada, mulai saat ini dan pada akhinya akan berpuncak ketikan Tuhan Yesus datang yang ke dua kali, dimana si Iblis sebagai penguasa dunia ini di hukum besserta orang yang tidak percaya.
Demikianlah bahwa berita keselamatan dalam Yesus Kristus harus diberitakan oleh semua orang yang telah percaya, sebab itulah jalan satu-satunya keselamatan bagi manusia. Roh Kudus adalah oknum ke tiga dari Tritunggal, Ia akan bekerja dalam gereja untuk keselamatan itu, hingga Kristus datang yang ke dua kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: