Sabtu, 19 Juni 2021

Persaudaraan dalam Kristus

 
 


Tujan penciptaan yaitu “kasih”, Allah menunjukkan kasih-Nya yang besar itu di luar diri-Nya, oleh karena itu Ia menciptakan semesta sebagai pendukung mahkota ciptaan yang diciptakan menurut “peta teladan-Nya, atau menurut citra-Nya yaitu manusia. 

Dari tujuan awal penciptaan, akhirnya kita mengerti bahwa “focus semesta ini yaitu Allah dan manusia”. Itulah sebabnya mengapa hukum yang pertama dan terutama adalah “kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia” (Mat.22:34-40). Allah tidak berfokus kepada malaikat. Allah tidak menebus malaikat.

Menyadari akan focus ini, maka Iblis berupaya membuat hubungan kasih antara manusia dan Allah, manusia dan manusia lainnya menjadi rusak. Dosa menjadikan hubungan itu menjadi rusak, manusia menjadi seteru Allah, dan kepada Hawa Allah mengatakan: “engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu”. Iblis tidak tinggal diam dengan hal itu, maka terjadilah suatu “Kejahatan” diantara saudara dimana Kain membunuh adiknya Habel, dan kejahatan dalam keluarga, dalam hubungan persaudaraan semakin lama semakin rusak. Dosa tidak hanya menjadikan hubungan manusia rusak, bahkan persatuan manusia pun menjadi persatuan yang melawan Allah, hal itu nampak pada kasus “menara Babel”.

Saat ini kita hidup di dunia global dengan teknologi IT menjadikan manusia semakin indifidualis, menjadikan yang jauh menjadi dekat, tetapi juga yang seharusnya dekat menjadi jauh. Mengacaukan dunia maya dan dunia nyata, dan dunia yang nyata sekan menadi dunia maya. Menjadikan persahabatan dunia maya kadang seperti saudara, tetapi dalam satu sisi menjadikan dunia nyata dan orang dekat menjadi jauh.

 

Bagaimana konsep saudara menurut Alkitab dan apa peran Roh Kudus dalam hubungan saudara serta persekutuan?

 

1.   Saudara atau keluarga adalah titik awal manusia mengenal manusia dan menghayati Allah.

Allah itu adalah kasih. Inilah kasih itu, Allah terlebih dahulu mengasihi kita. Kasih kepada Allah dan kasih kepada manusia adalah nilai dan hukum tertinggi, atau terutama. Bagaimanakah mengasihi Allah? Rasul Yohanes berkata: Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya. (1 Yohanes 4:20).

Saudara dan keluarga adalah manusia pertama dan terdekat yang kita kenal, saudara dan keluarga adalah interaksi pertama dan pondasi utama dalam bersikap terhadap manusia dan menghayati Allah. Rasul Yohanes mengatakan: Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya (1 Yohanes 4:21).

Adalah sangat logis bahwa kita belajar mengasihi Allah dengan mengasihi sesama kita, dan tidak mungkin dapat dengan tulus mengasihi Allah jika membenci saudara, keluarga dan sesama manusia lainnya yang berinteraksi dengan kita secara nyata.  

 

2.   Sadara adalah anugerah Allah bagi manusia dimana manusia dipelihara secara fisik, moral dan ekonomi.

Ani Yudoyono dan Prabowo Edy adalah saudara, ketika Any mengalami sakit dan membutuhkan pendonor sum-sum tulang belakang, kedua anaknya tidak dapat menjadi pendonor, sebab, memang anak-anak hanya memiliki peluang kecocokan untuk menjadi pendonor dengan ibu mereka hanya sebesar 30%, sementara Edy Wibowo sebagai saudara kandung sebesar 70% lebih kecocokannya.

Pristiwa ini, meningatkan kita bahwa, Allah telah membentuk secara genetika saudara sekandung adalah orang terdekat secara fisik dengan kita, dan melalui kedekatan ini Allah juga memelihara kita manusia secara fisik. Demikian pula perlindungan secara secara hukum, tanggung jawab dan moral. Oleh karena itu, kita harus memikirkan bagaimana bersikap terhadap saudara yang Allah berikan kepada kita.

Saudara akan selalu menjadi anugerah, anugerah itu akan sangat tergantung kepada tindakan kita bagaimana harus menjaga persaudaraan itu.

Hidup manusia untuk siapa? Hidup mansia untuk apa? Hidup tidak boleh sederhana. Hidup manusia harus hebat, mencapai lompatan tinggi, mulia dan bermanfaat, yang sederhana itu sikap. Hidup manusia tertuju pada dua keberadaan yaitu “Allah dan manusia itu sendiri”, dan Yesus menggenapi hal ini, dimalam kelahiran-Nya para malaikat mengatakan salam “damai di Sorga dan Bumi”.  

Allah tidak hanya memberi natur dasar bagi manusia sebagai mahluk sosial, tetapi Ia juga memberi keluarga dan saudara untuk memeliharakan manusia yang lemah, menyatakan kebenaran, moral, etika, hukum dalam keluarga, terutama saudara.

Kepada Israel, kebenaran hubungan saudara dan keluarga itu dinyatakan dalam hukum Taurat yang harus menjadi identitas umat Israel dalam menyingkapi hubungan saudara, keluarga dan akhirnya hubungan sosial mereka.

Dalam Imamat Allah mengatur hukum kekudusan dalam relasi saudara, keluarga dan perkawinan bagi umat Israel yang berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya, yaitu: tidak boleh ada perkawinan dengan kerabat dekat, demi kekudusan Allah ditengah-tengah mereka,  yaitu isteri ayah atau ibu, saudara perempuan ayah (tante/bibi), terhadap saudara perempuan, menantu perempuan, ipar, terhadap anak, terhadap cucu. Tidak boleh menikahi perempuan sekaligus anaknya, tidak boleh menikahi kakak dan adik sekaligus, dan lain sebagainya. (Im. 18).

Pada Imamat 19:3, secara khusus diatur bagaimana relasi dalam keluarga, terutama “jangan membenci saudara dalam hati, tetapi harus menegur dengan terus terang”. Harus menghormati orang yang lebih tua (Im.19: 32).

Selain kebenaran moral, etika dan kekudusan, Allah juga memeliharakan manusia lewat hubungan saudara dan keluarga. Kepada saudara terdekat Allah memberi kewajiban untuk menebus saudaranya apabila mereka jatuh miskin dan harus menjual tanah. Demikian pula jika saudara menjadi miskin dan tidak sanggup bertahan dan terjual sebagai budak, maka saudara terdekat harus menebusnya agar ia tidak menjadi budak, demikian pula ia harus disokong secara ekonomi (Im.25: 36-37).

Demikianlah Allah memeliharakan manusia lewat keluarga dan saudara dan juga mengatur pola berelasi dengan saudara dan keluarga, serta memberi kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan diantara saudara dan keluarga, diantaranya kewajiban hukum danekonomi. Dengan demikian kebenaran Allah mengeni hubungan manusia yang bermoral, beretika dinyatan ditengah umat-Nya.

 

3.   Sahabat adalah yang menjadi saudara dalam kesusahan dan saudara akan disempurnakan oleh persekutuan.

Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. 1 Tesalonika 4:9

Saya dikagetkan oleh suatu komentar atau jawaban seorang remaja SMP di persekutuan remaja ketika saya bertanya kepada mereka apa harta terindah yang Allah berikan kepadamu? Sepakat mereka menjawab yaitu ‘keluarga’, tetapi ketika saya bertanya apa arti saudara menurut mereka, seorang menjawab bahwa lebih penting kecocokan dengan seseorang dari pada hubungan darah. Menurutnya bahwa arti saudara bukan kepada setatus hubungan darah, tetapi fungsi.  

          Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata saudara dapat berarti orang yang seibu, seayah, adik atau kakak; orang yang bertalian keluarga; orang yang segolongan kawan. Sedangkan kata persaudaraan itu sendiri dapat berarti persahabatan yang sekarib saudara.

          Berdasarkan definisi yang ada bahwa seberapapun kedekatan dan perhatian, sabahat harus menuju ke saudaraan: seperti kata firman Tuhan: “seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam kesukaran”. (Ams.17:17).

Sahabat sejati harus meningkat ke taraf saudara dalam kesukaran, oleh karena itu persaudaraan adalah tujuan tertinggi persahabatan. Oleh karena itu “saudara” memiliki nilai kedekatan dan tanggung jawab melebihi sahabat. Tetapi kenyataannya bahwa kadang posisi ini tertukar.

Salah satu karya dan tugas Roh Kudus adalah “mempersekutukan” manusia yang berbeda-beda, kaum keluarga, suku, bangsa, menjadi satu keluarga, saudara dan sekutu (2 Kor. 13:14; Flp. 2:1; 1 Kor. 1:9; I Yoh. 1:13).

Sahabat memiliki tujuan tertinggi menjadi saudara dalam kesukaran. Saudara memiliki tujuan tertinggi sebagai sekutu. Sekutu dalam hidup keseharian, hukum, ekonomi dan iman.

 Nas:

Zak. 11: I Tes. 4:9; Ibr. 13: 1; I Ptr. 1: 22; 2 Kor. 13: 11; I Yoh 2: 11; I Yoh. 3:14; I Yoh 3: 15; Mzm. 133: 1. I Ptr. 2:17; I Yoh. 16; I Yoh.3:17. Ams. 17:17; Rom. 15: 30; Ef. 4: 3.

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

  1.    Nyanyian Pembuka: Aku Hendak Bersyukur Pada Tuhan   Aku hendak bersyukur pada Tuhan Kar'na keadilanNya Dan bermazm...