Sabtu, 26 Juni 2021

Persekutuan Roh Kudus

 

Alkitab telah memberi gambaran kepada kita sekalian fakta yang terjadi saat ini dan juga nanti, satu hal yang digambarkan adalah kacaunya hubungan sosial manusia. Manusia dicipta sebagai mahluk sosial, tetapi manusia cenderung egois, indifidualis. Perkembangan jaman dengan teknologi IT semakin mendukung sifat tersebut, akibatnya manusia menjadi aneh, disisi lain semakin menjauh dengan manusia disekitar, tetapi pada sisi lain mereka berupaya menjadi dekat dengan manusia lain di dunia yang tidak nyata yang kita kenal dengan madia sosial atau dunia maya.

Seluruh lembaga-lemba yang menyatukan manusia mengalami kekacauan, pertentangan, bahkan keruntuhan, bangsa terpecah, komunitas agama, dan yang lebih sering yaitu perpecahan dalam keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga besar.

Jika keluarga yang memiliki ikatan darah, sejarah, hukum, tanggung jawab. Negara memiliki ikatan etnis, sejarah, wilayah, cita-cita bersama. Dari semua kesamaan itu, kita menyaksikan keluarga hancur dan tercerai berai. Tidak sedikit negara berlumuran darah dalam pertikaian dan perpecahan. Amerika disebut sebagai negara demokrasi terbesar, tetapi sampai saat ini isu dan perilaku rasisme masih sangat marah, yang terbaru adalah demo berbulan-bulan atas meninggalnya George Floyd karena dibunuh oleh beberapa polisi kulit putih.

Gereja disebut sebagai persekutuan. Anggota gereja terdiri dari berbagai macam latar belakang yang berbeda, bangsa, ras, keluarga, pendidikan. Jika keluarga saja yang kadang memiliki iman yang sama dan ikatan lainnya selalu terpecah, bahkan hancur, maka bagaimana nasib gereja?

Mengenai masa depan kesatuan dan persekutuan gereja, jika hanya bersandar dan mengharapkan kekuatan dan kebaikan manusia tidak mungkin terjadi dan tidak mungkin akan bertahan, itulah sebanya mengapa Tuhan Yesus mengutus Roh Kudus, untuk mempersekutukan kawanan domba kepunyaan-Nya hingga Ia datang yang kedua kali.

Berbagai macam motifasi orang datang ke gereja, ada yang karena persahabatan, komunitas suku, motifasi ekonomi, dan berbagai macam motifassi lainnya, tetapi tujuan persekutuan Roh Kudus adalah menyatukan orang percaya dalam kesatuan.

Kita melewatkan pertanyaan bagaimana Roh Kudus mempersekutukan orang percaya dan berfokus pada maksud “persekutuan Roh Kudus”:

1.   Bahwa Roh yang sama yaitu Roh Kudus tinggal dalam diri setiap orang percaya.


Ketika orang Pentakosta dan Neopentakosta mengatakan di gereja-gereja Injili, Katolik dan Orthodox tidak ada Roh Kudus, ini bukan saja tuduhan serius, tetapi menurut penulis adalah hujatan terhadap karya Roh Kudus sendiri. Sebab bagaimana mungkin seseorang mengaku Yesus Tuhan dan memuliakan Yesus jika bukan oleh pekerjaan Roh Kudus (Gal. 4:4).

Sebelum Tuhan Yesus naik ke Sorga, Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan tinggal dalam hati orang percaya (KPR. 1:1-11), hal ini menggepkan nubutan nabi Yehezkiel (Yeh. 11: 19; 36: 26). Sejalan dengan itu Rasul Paulus mengatakan bahwa Roh Kudus telah dicurahkan dalam hati kita (Rom. 5: 5), dimana Roh Kudus menjadi jaminan atas kepastian iman (2 Kor. 1: 22; 2 Kor. 3:3 Yes. 63: 11).

Roh Kudus adalah Allah yang sangat dekat dengan kita orang percaya, Ia tinggal dalam hati, dititik pusat hidup manusia, menggerakkan, menghibur, menguatkan, dan mengajar kita sekalian.

2.   Bahwa Roh Kudus mempersatukan orang percaya dengan tujuan yang sama.

Berbagai macam motifasi orang datang ke gereja, ada yang karena persahabatan, komunitas suku, motifasi ekonomi, dan berbagai macam motifassi lainnya, tetapi tujuan persekutuan Roh Kudus adalah menyatukan orang percaya dalam kesatuan: Satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu Baptisan, satu Allah, dengan tujuan tertinggi yaitu pentumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. (Ef.4: 1-16).

 3.   Bahwa Roh Kudus memelihara setiap orang percaya dalam persekutuan orang Kudus (communnio Sanctorum).

Roh Kudus bukan hanya mempersatukan orang percaya dalam satu persekutuan, tetapi juga memeliharakan orang percaya dalam persekutuan itu. Pemeliharaan Roh Kudus dalam persekutuan pertama-tama adalah pemeliharaan rohani, dimana dalam persekutuan itu kita diajar akan Firman Allah oleh pejabat-pejabat gereja yang ditetapkan oleh Kristus dan para Rasul, didoakan, dinasehati, dihiburkan, dan lain sebagainya.

Dalam persekutuan orang kuduspun kita dipeliharakan secara jasmani. Pemeliharaan Roh Kudus secara jasmani nyata dalam kehidupan gereja mula-mula Kpr.2: 41-47; 6: 1-7). Pengelolaan perpuluhan yang seluruhnya diperuntukkan bagi para pelayan Firman, adalah manipulasi akan Firman Tuhan demi kepentinggan segelintir orang, yang akhirnya melemahkan pelayanan diakonia gereja.

Salah satu kesesatan gereja dalam ekstrim lain adalah “sosial Gospel”. Gereja tidak boleh dipandang sebagai lembaga sosial, tetapi bukan berarti pelayanan sosial atau diakonia harus diabaikan. Roh Kudus telah menetapkan para diaken sebagai orang-orang yang mengatur kesejateraan orang-orang miskin.

4.   Bahwa Roh Kudus memperlengkapi setiap orang percaya demi pekerjaan-pekerjaan kudus.

Didalam persekutuan Roh Kudus menjadikan setiap orang percaya penting. Selain mereka penting bagi Allah, mereka juga penting bagi sesama anggota persekutuan orang kudus lainnya, sebab kita telah menjadi “Satu tubuh” yaitu “Tubuh Kristus”.

Rasul Paulus menganalogikan gereja sebagai Tubuh Kristus, dimana dalam tubuh setiap anggota tubuh penting sesuai fungsi masing-masing, bahkan anggota tubuh yang kelihatannya paling lemah justru yang fungsinya sangat inti dan dihiasi ssedemikian rupa . (I Kor.12:1-31).

Bagi setiap orang percaya sebagai Tubuh Kristus, jangan pernah mengaggap diri lebih penting dari yang lain, dan juga jangan pernah merasa diri tidak penting karena keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki, kita memiliki fungsi dan tugas berbeda-beda, kita semua penting bagi Allah dan bagi persekutuan.

 5.    Bahwa Roh Kudus menjadikan kita sebagai tempat Ia membuahkan buah Roh.

Tuhan Yesus mengatakan: “dari buahnya kita mengenal pohon”. Roh Kudus tidak  nampak, juga ketika Ia tinggal dalam diri kita, Ia tidak nampak, tetapi dari apa yang kita buahkan menunjukkan siapa yang mendiami kita.

Buah-buah Roh Kudus adalah hasil yang harus tumbuh dalam hidup orang percaya, dengan demikian menjadikan Ia berguna, sehingga kapak tidak disediakan baginya untuk ditebang dan dicampakkan dalam api. (Mat.3:9-10)

Buah-buah Roh Kudus adalah bukan sekedar tanda pertumbuhan, identitas kita, terlebih bahwa buah itu menunjukkan fungsi yang dapat dinikmati oleh diri kita, perssekutuan, dunia, dan bagi kemuliaan Allah.

 


 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.    Intoitus: (saat teduh). 2.    Nyanyian Pembuka: Kubersyukur Bapa   Banyak yang Kau perbuat Didalam hidupku Rancanga...