Saat ini kita berada dalam situasi yang tidak menentu dan tanpa kepastian, tak ada yang dapat diandalkan, bahkan pemerintah sekalipun. Semua ketidakpastian ini, menyadarkan kita sekalian bahwa manusia penuh keterbatasan dan tidak mampu mengendalikan segala sesuatu. Ketidakpastian pada akhirnya melahirkan ketidaktenangan.
Ditengah semua ketidakpastian ini hanya ada satu harapan kita yaitu Allah. Allah kita dikatakan Allah, karena Ia berdaulat. Allah, bukanlah Allah kalau Ia tidak berdaulat. Kebenaran bahwa Allah berdaulat menjadi penghiburan bagi kita atas segala ketidakpastian.
Kata 'berdaulat' dalam bahasa Inggris adalah 'sovereign', yang berasal dari bahasa Latin superanus (super = above, over). a. Above or superior to all others; chief; greatest; supreme (= Di atas atau lebih tinggi dari semua yang lain; pemimpin / kepala; terbesar; tertinggi). b. supreme in power, rank, or authority (= tertinggi dalam kuasa, tingkat, atau otoritas). c. of or holding the position of a ruler; royal; reigning (= mempunyai atau memegang posisi sebagai pemerintah; raja; bertahta). d. independent of all others (= tidak tergantung pada semua yang lain).
Kedaulatan Allah berarti Allah yang berkuasa, memegang kendali atas apapun di semesta ini, baik sekarang dan nanti. Dia melakukan apa yang diinginkan-Nya dan Ia mencapai semua tujuan-Nya. Tidak ada yang mampu menggagalkan kehendak-Nya, baik penguasa, manusia dan maut sekalipun. (Mzm. 115:3; Yes. 46: 10).
Allah yang berdaulat menjadikan-Nya mengendalikan segala sesuatu. Ia menguasai waktu, musim. Ia berkuasa atas semua penguasa di semesta ini, Ia menetapkan segala sesuatu dan tidak ada sesuatupun terjadi diluar ketetapan-Nya (Dan. 2:21; Yes. 9: 6).
Kedaulatan Allah tentu juga tertuju dalam kehidupan semua manusia, baik orang percaya maupun tidak percaya, yaitu mengenai: kelahiran, kapan, dimana oleh siapa. Mengenai hidup & mati seseorang.
Juli 2021 adalah bulan duka bagi keluarga besar kami, karena kehilangan dua orang sosok nenek yang luar biasa. Selasa 10 Agt 2021 duka itu bertambah ketika seorang kakak rohani yaitu Pdt. Hans yang sangat berjasa dalam hidupku dipanggil Tuhan karena Covid 19. Semua kelihangan ini mengarahkan pandanganku kepada Allah yang berdaulat atas semua yang hidup. Pada akhirnya pemahaman atas kedaulatan Allah inilah yang menjadi penghiburan jika kita memahaminya dalam kaca mata iman Kristen, bahwa:
a. Orang percaya harus tahu bahwa Allah itu berdaulat dan kedaulatan-Nya itu bersifat ketetapan, walau orang percaya tidak mengetahui hal-hal detail yang Allah tetapkan baginya.
Allah dalam kedaulatan-Nya telah menetapkan kelahiran leluhur kita dan metapkan kita sebagai keturunan mereka. iman kita bukan iman keturunan, tetapi Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita, salah satunya dengan menganugerahkan kepada kita leluhur dan orang tua beriman, sehingga kita mendapat pendidikan dan teladan iman dari mereka.
Berdasarkan kedauatan-Nya, Allah menetapkan pada musim apa kita lahir dan lahir di mana. Bersyukur kita terlahir dimasa tidak ada perang dan bukan musim paceklik, pada musim yang baik, bukan pada musim pandemic seperti saat ini.
Mengetahui kedaulatan Allah menjadikan kita tahu, bahwa dunia dan segala isinya tidak tercipta secara kebetulan dan memiliki tujuan, termaksud semua yang hidup memiliki tujuan, khususnya semua orang percaya yang percaya kedaulatan Allah harus memiliki dan mengetahui tujuan hidupnya. Rasul Paulus mengatakan: tetapi bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku hidup, bukan aku lagi yang hidup, tetapi Kristus yang hidup didalam aku. (Flp. 2: 21; Gal,2:20).
Allah memilki tujuan pada semua yang hidup, termaksud hal-hal yang dianggap tidak sempurna, lemah dan kurang. Para murid mengurung Tuhan Yesus dengan pertanyaan, siapakah yang berdosa apakah ayah ibunya atau orang cacat itu sendiri ketika mereka melihat seorang yang cacat sejak lahirnya. Namun jwaban Tuhan Yesus jelas bahwa “bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia” (Yoh. 9).
Mengatahui kedaulatan Allah menjadi penghiburan besar bagi orang percaya didalam setiap keadaan. Baik dalam keadaan susah atau untung, sengsara, khususnya dalam keadaan pandemic saat ini. Allah mengetahui dan mengendalikan semua keadaan ini. Orang percaya tidak boleh hilang pengharapan dalam setiap keadaan. Rasul Paulus mengatakan: Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; Kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. (2 Kor. 4: 8-9).
b. Orang percaya harus mengetahui bahwa dalam kedaulatan-Nya Allah menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi, tetapi tetap membutuhkan dan menuntut tanggung jawab mansia atas setiap kejadian tersebut.
Allah dalam kedaulatan-Nya menetapkan segala sesuatu dan mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dan akan ada. Ketetapan Allah kepada manusia, tidak menghindarkan manusia dari tanggung jawab, mengenai apa yang dipikirkan, diucapkan, dan dilakukannya.
Tanggung jawab manusia adalah melakukan kewajiban dengan cara terbaik menurut tuntunan dan tuntutan Firman Allah[1]. Oleh karena itu, walau Allah menetapkan kematian manusia, tetapi kita tetap bertanggung jawab menjaga kesehatan dan nyawa kita. (Maz 39:5-6 Mat 6:27).
Tanggung jawab manusia tergantung kepada Firman Allah dan pengetahuan manusia. Manusia bertanggung jawab terhadap semua yang dilakukannya, terutama hal-hal yang diketahuinya. Ketetapan Allah dalam kedaulatan-Nya ada yang diberitahukan kepada kita dan ada yang tidak diberitahukan kepada kita, dan kita bertanggung jawab pertama-tama pada hal-hal yang diberitahukan dan diperintahkan kepada kita sekalian. (Ul. 29:29).
Ada beberapa orang mengalami problematika ketika ketika harus merawat orang tua kita sakit dengan perawatan yang sangat mahal. Apakah kita mau mengeluarkan uang besar untuk perawatan mereka? toh semua orang akan mati, apa lagi mereka telah tua? Apa yang harus kita lakukan untuk hal ini? Apakah buru-buru kita doa penyerahan dan menghentikan pengobatan? Atau tidak?
Saat ini kita semua megalami kebingungan mengenai pandemic ini. apakah kita perlu vaksin atau tidak? Kapan semua ini akan berakhir? Apakah kita akan tertular atau tidak? Apa lagi kita menyaksikan bahwa orang-orang yang telah divaksin secara lengkap tetap tertular covid 19, ditambah lagi berbagai informasi yang simpang-siur mengenai covid 19, ini. intinya kita harus mencari tahu, jika tidak tahu maka dengarkan orang-orang yang tahu (kompoten), dan lakukan menurut kesimpulan yang terbaik, sebab kita bertanggung jawab atas hidup kita dan hidup orang disekitar kita.
c. Orang percaya harus menerima kedaulatan Allah itu sebagai anugerah.
Dalam kedaulatan-Nya, Allah menetapkan ada yang lahir dari keluarga kaya, itu adalah anugerah, tetapi adalah tetap anugerah ketika Tuhan menetapkan kita terlahir dari orang tua miskin, sebab dengan itu kita akan lebih memahami akan arti pemberian dan arti perjuangan untuk memperoleh sesuatu. Dan tetap angerah karena Ia tidak menetapkan kita untuk mati dalam keadaan miskin. Yang kita ketahui bahwa siapa mencari mendapat, siapa mengetok baginya pintu dibukakan, siapa meminta diberi, dan bahwa kita harus bekerja keras dan bekerja cerdas untuk merubah nasib kita. (Mat 22:39 Ef 5:28-29).
Para murid Yesus berpandangan bahwa orang yang lahir cacat adalah suatu kutukan karena dosa, sehingga mereka mengurung Tuhan Yesus dengan pertanyaan, ini dosa dan salah siapa? Jawaban Tuhan Yesus adalah: “kemuliaan Allah mau dinyatakan”. Saya tidak menganggap remeh pergumulan orang-orang yang melahirkan dan harus membesarkan anak berkebutuhan khusus atau anak-anak cacat, tetapi jelas Firman Tuhan ini meyatakan kepada kita, bahwa hidup yang ditetapkan Allah, sebagaimanpun keadaanya adalah suatu anugerah dan harus diperjuangkan.
Allah dalam kedaulatan-Nya pula menetapkan waktu kematian kita. Mengenai kematian tidak ada waktu yang tepat, entah panjang umur atau pendek umur, tetapi kita tidak tahu kapan hal itu akan terjadi, oleh karena itu kita harus terus berjuang untuk hidup itu sendiri, selagi perjuangan untuk hidup itu tidak membahayakan hidup yang lain.
Bukan sekedar hidup dan mati, kedaulatan Allah berlaku bagi segala sesuatu dan diatas semua, diantaranya penderitaan yang dialami oleh orang-orang percaya, baik karena penindasan oleh pemerintah & negara konflik, penderitaan karena bencana alam, penderitaan karena musim, dan penderitaan yang lain. Masih dapatkah kita katakan hidup dalam segala penderitaan itu tetap merupakan anugerah? Ya! Tetap anugerah, karena kasih Kristus tetap dinyatakan didalam setiap penderitaan, sebagaimana Rasul Paulus mengatakan: “siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau pengaiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: “eleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan. Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (Rom.8: 35-37).
Kiranya Tuhan Yesus menolong kita dalam situasi apapun, dan biarlah Allah yang berdaulat itu menjadi penghiburan bagi kita ditengah ketidakpastian ini. Amin.
Hari |
Pagi |
Malam |
Hari |
Pagi |
Malam |
Senin |
Mzm.113 |
Yes.46 |
Kamis |
Mat.22: 34-40 |
Ef. 5: 22-33 |
Selasa |
Mzm.39 |
Dan.2 |
Jum’at |
Flp.2:12-18 |
Gal.2: 15-21 |
Rabu |
Yes.9: 1-7 |
Mat. 6: 25-34 |
Saptu |
2 Kor.4: 1-15 |
Rom.8: 31-39 |
[1] C. H. Spurgeon: "Let the providence of God do what it may, your business is to do what you can" (= Biarlah providensia Allah melakukan apapun, urusanmu adalah melakukan apa yang kamu bisa) - 'Spurgeon's Expository Encyclopedia', vol 7, hal 43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: