Sabtu, 18 September 2021

MENGATASI FRUSTASI DALAM TUHAN

     


  Apakah orang beriman mengalami frustasi? Ayub mengatakan: "Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan” (Ayb 14:1), oleh karena itu, kita semua mengalami kegelisahan (stress, frustasi).

Stress, adalah tekanan pikiran dan perasaan untuk hal-hal yang dihadapi, bersifat jangka pendek dan pada satu objek. Frustasi adalah komulasi dari stress, dan menyangkut hal-hal prinsip yaitu tujuan utama. Contoh: untuk menyekolahkan anak, anda dipenuhi dengan stress, stress kalau tiba masa pembayaran, stress kalau anak tidak lulus mata pelajaran. Tetapi ketika anak anda keluar dari sekolah atau tidak menyelesaikan kuliah, maka anda akan kecewa berkepanjangan karena tujuan itu tidak tercapai itulah yang disebut frustasi.

Stress yang berkepanjangan karena tujuan besar atau utama tidak tercapai disebut sebagai frustasi. Frustrasi adalah rasa kecewa, marah, akibat kegagalan di dalam mengerjakan sesuatu atau akibat tidak berhasil dalam mencapai suatu cita-cita, atau apabila jurang antara harapan dan hasil yang diperoleh tidak sesuai (KBBI). Stress serta frustasi yang telah berdampak pada kesehatan psikologi serta fisik disebut depresi.

Stress dan frustasi sering kali disingkapi oleh orang yang mengalaminya, dan ada beberapa cara menyingkapinya, diantaranya adalah: agresi marah (angry agression), bertindak secara eksplosif (mudah meledak), dengan cara introversi (bersifat tertutup), perasaan tidak berdaya (helplessness), kemunduran (regression), fiksasi (fixation) penekanan (repression), rasionalisasi (rationalization), proyeksi (projection)    kompensasi, sublimasi.

Alkitab mencatat kisah orang beriman dengan segala permasalahan hidup yang mereka alami, dan ternyata bahwa mereka tidak terhindar dari stress dan frustasi, tetapi juga mencatat bagaimana mereka mengingkapinya.

Ayub mengalami peristiwa yang sangat berat dalam hidupnya. Dalam satu kesempatan ia kehilangan 10 orang anak, kehilangan ternak, kehilangan hasil panen, kehilangan barang dagangan, kehilangan para budak. Istri sebagai satu-satunya yang tertinggal, justru mengatakan: kutukilah Allahmu dan matilah. Para sahabat bukan menghibur, tetapi justru menekan secara psikologis, selain itu Ayub terkena penyakit parah. Sungguh suatu keadaan penderitaan yang lengkap yang dapat mengakibatkan stress, frustasi dan depresi berat. 

Nabi Habakuk mengalami masa-masa berat dalam hal ekonomi dan penghidupan:  3:17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, 3:18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan  aku. 3:19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.

Daud mengalami masa-masa berat dalam peperangan dan ketika dikejar-kejar oleh Saul dan harus hidup sebagai pelarian di padang belantara, maka lahirlah berbagai macam mazmur yang menggambarkan situasi kesesakkan, stress dan frustasi.

Tuhan Yesus mengalami ketakutan teramat sangat di Getsemany. Rasul menjalani hari-hari pelayanannya dengan berbagai himpitan dan ssituasi berat, hingga menunggu vonis mati, dan lahirlah perkataan iman dalam suratnya:  Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; 4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. 4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. 4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. 4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. 4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata (2 Kor. 4: 8-13).

Dari permasalah yang dihadapi oleh orang beriman, kita mengambil beberapa kata yang menunjukkan dan mewakili siatuasi stress dan frustasi: 

Ø  Tertekan

Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar. (Mzm 42:6)

Ø  Gelisah

Perjanjian Lama memakai kata “Hamah” (haw-maw'), (verb), yang dapat diartikan: ribut 8, terharu 3, gelisah 3, melolong 2, mengerang 2, cerewet 2, gemuruh 2, menderu 2, tembok-tembok 1, berdebar-debarlah 1, berdebar-debar 1, ribut gembira 1, peribut 1, menangis 1, mempeributkan 1, meraung 1, menjerit 1. Dalam bahsa Inggris diterjemahkan dengan: to murmur, growl, roar, cry aloud, mourn, rage, sound, make noise, tumult, be clamorous, be disquieted, be loud, be moved, be troubled, be in an uproar 1a)

*      Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (Mzm 42:5).

*      Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (Mzm 43:5).

Ø  Gentar

*      Yoh 14:27   Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Ø  Kesesakkan

Tsarah (tsaw-raw'), (noun feminime). Diterjemahkan dengan: (kesesakan 35, kesusahan 12, kesukaran 5, kesesakanku 4), straits, distress, trouble 2) vexer, rival wife

*      Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya. (Mzm 142:2)

*      Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Sela Mzm 50:15

*      Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. (Mzm 34:17).

*      Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran (2 Kor 6:4). anagkh (an-ang-kay'). Yang diartikan harus 4, kesukaran 2, kesesakan 2, sendirinya 1, dipaksa 1, dengan paksa 1, haruslah 1, keharusan 1, perlu 1, terdorong 1, paksaan 1

Bagaiamanakah cara orang percaya keluar dari situasi stress dan frustasi, berdasarkan contoh yang dilakukan oleh orang beriman di sepanjang sejarah Alkitab?

1.    Iman


Yoh 14:1      "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Kata yang dipergunakan adalah tarassw (tarasso), (verb) yang arti dasarnya adalah: (kacau/mengacaukan 2, terkejut 2, gelisah 2, sangat terharu/sedih yang mendalam 2, gentar 1,) dalam terjemahan inggris lebih banyak diterjemahekan dengan: trouble 17.

          Iman pertama-tama adalah percaya kepada pribadi Allah sebagai pribadi yang berkuasa atas segala sesuatu, Ia lebih besar dari semua, dan tentunya lebih besar dari semua kesesakkan, penderitaan yang membuat kita stress dan frustasi.

          Iman dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Kita tidak dapat kembali pada masa lalu. Masa lalu telah terjadi tidak dapat kita rubah, tetapi masa yang akan datang tidak dapat kita tolak. Iman melahirkan Pengharapan akan masa depan yang lebih baik, meski kenyataan saat ini berkata lain.

Manusia penuh dengan keterbatasan, apa yang dilihat manusia sangat sedikit dibanding dengan apa yang tidak dilihatnya, tetapi Allah “dulu ada, sekarang ada dan yang akan datang”. 

 

2.   Doa

Mzm 34:17   (34-18) Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.

Mzm 118:5   Dalam kesesakan aku telah berseru kepada TUHAN. TUHAN telah menjawab aku dengan memberi kelegaan.

Mzm 107:19 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,

Mzm 107:28 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan.

Setiap orang membutuhkan pribadi lain sebagai sahabat, pendengar, teman berbicara, pelipur lara, dan sahabat yang sejati yaitu sahabat yang rela memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya. Hanya Tuhan Yesus yang rela memberikan nyawa-Nya bagi sahabat-sahabat-Nya. Tuhan Yesus adalah sahabat sejati kita.

Dalam hubungan dengan stress dan frustasi, Tuhan Yesus adalah sahabat sejati kita, Ia adalah pendengar yang sabar, Ia menghitung air mata kita, Ia tahu isi hati kita yang terdalam, Ia memahami kelemahan kita, Ia menutup aib kita, Ia mengampun kesalahan dan dosa kita, Ia terpercaya, kita dapat berbicara kepada-Nya kapanpun dan dimanapun. Berbicara secara terbuka telah meringankan beban dan tekanan yang kita alami, apa lagi jika Ia mengabulkan doa kita.

Untuk berbicara dan terapi dengan psikolog kita harus membayar dan membuat janji, dan belum tentu mereka menadi pendengar yang baik yang memberi solusi, tetapi Yesus itu sendiri adalah jalan keluar dari setiap tekanan dan frustasi kita.

 

3.   Berharap kepada Allah.

         


Mzm 42:5   (42-6) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Sebagai orang Percaya kita harus tahu dan menekankan, bahwa, harapan kita adalah Allah. Jangan pernah menjadikan anak-anakmu sebagai pengharapanmu, karena mereka kadang mengecewakan, jangan mengharapkan harta bendamu, jangan mengharapkan kekuatanmu…harapan kita adalah Allah.

Harapan menyangkut waktu, yaitu masa yang akan datang. Walaupun engkau masih hidup, tetapi tidak memiliki pengharapan engkau telah mati. Tak apa orang mengatakan miskin karena engkau tidak memiliki uang, tetapi jika engkau tidak memiliki pengharapan maka engkau sungguh-sungguh bangkrut. Orang boleh meremehkan engkau karena engkau anak orang susah, tetapi jika engkau memiliki pengharapan, maka tidak ada yang tidak mungkin.

Harapan adalah suatu keinginan perubahan yang lebih baik di masa yang akan datang. Siapakah yang dapat menentukan masa yang akan datang? Yaitu yang menguasai masa depan yaitu Allah. Manusia, kekuasaan, hikmat manusia, kekayaan, tidak dapat menentukan masa depan manusia. Hanya Allah yang dapat menentukan segala sesuatu.

 

4.   Positive Thinking (berpikiran positive)

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Suatu saat sseorang pengusaha yang bangkrut karena tertipu oleh sahabatnya, ia menelpon seorang Psikolog karena ia stress, frustasi atas apa yang dialaminya.

Mereka bertemu, pengusaha tersebut menangis sambal marah dengan apa yang dialaminya….sambil mengatakan semuanya sudah hancur….semuanya sudah hancur:

Akhinya si pskolog membuka pembicaraan:

Psikolog: Ok….kapan istrimu pergi meninggalkanmu…?

Pengusaha: anda ngomong apa? Istri saya tidak mungkin meninggalkan saya, ia sangat mencintai saya!

Psikolog: OK…kita catat pada poin 1 sebagai hal yang baik.

Psikolog: kapan anakmu masuk penjara?

Pengusaha: anda stress ya? Anak saya, adalah anak-anak yang takut Tuhan, berpendidikan, serta taat, hukum.

Psikolong: ok..kita catat pada poin 2 sebagai sesuatu yang baik. Jika demikian mengapa engkau katakan anda sudah hancur, anda sudah berakhir?

Kadang kita menyaksikan kenyataan bahwa orang cacat secara fisik, hidup lebih sukses, isnpiratif dari pada orang yang secara fisik tidak kekurangan, mengapa? Semua tergantung cara berpikir, dimana orang difable selalu berpikir mengfungsikan apa yang ada dan tersisa, bukan menangisi dan mengutuki apa yang tidak ada. Cara berpikir akan menentukan bagaimana menyingkapi setiap tekanan dan permsalahan hidup yang dialaminya. Terlebih dari semua itu, orang beriman harus berpikir positif terhadap Allah.

Dengan pikiran positif pada Allah, ketika mendapat kabar duka dan kehancuran yang dialaminya, Ayub tetap berkata: “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan. Dalam semuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut” (Ayub.1:21-22).

Masalah paling besar dan kehancuran yang sesungguhnya yaitu, ketika kita berpikir negative kepada Allah! Allah tidak sayang saya, Allah tidak berbuat apa-apa, bahkan mungkin kita berpikir bahwa Allah tidak akan mampu membawa aku keluar dari permasalahan yang aku alami, itulah kehancuran dan akhir yang sebenaranya.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.    Intoitus: (saat teduh). 2.    Nyanyian Pembuka: Dengan Apa Kan Ku Balas   Kau Allah Yang Setia, Bapa Yang Mulia. Ka...