Dosa adalah hal yang kita pahami, bahkan pandai berbuat dosa. Bagaimana mengkhotbahkan dosa semenara kita sendiri? selain itu khotbah dosa terlalu sering dikhotbahkan. tetapi mengkhotbahkan dosa walau menyembuhkan tetapi juga melukai dan banyak justru mematakan semangat.
Tema natal kita pada tahun ini adalah: “Yesus Juru Selamat Umat Manusia” (Mat.1:21). Dan untuk memahami keselamatan secara utuh, haruslah dimulai dari dosa.
Sakit, derita, air mata, duka, kejahatan, kekejaman, amoral, abai, kekurangan, semua adalah akibat, dan penyebab dari semua itu adalah “dosa”.
Kita terlalu latah dan hanya sekedar menghubungkan dosa dengan neraka, itu adalah pasti, tetapi kita sering mengabaikan bahwa dosa merupakan akar masalah hidup kita pada saat ini. oleh karena itu, siapa yang mau selamat dan memiliki damai sejahtera saat ini, maka ia harus membereskan dosa.
Kita tidak akan membahas dosa secara umum untuk saat ini, tetapi berfokus pada penilaian Yesus Kristus terhadap dosa.
Dosa adalah penyebab segala masalah, segala penderitaan, kekacauan. Demikian pandagan terhadap dosa, dan itu adalah benar, tetapi pada akhirnya, dosa mengurung kita, dosa membuat kita putus asa, sebab kita tidak menyukai dampaknya, tetapi kita tidak dapat membebaskan diri dari kungkungan dan kekuasaan-Nya, ia bagaikan lumpur isap, semakin kita berupaya dan berontak untuk melepaskan diri, semakin kita tenggelam didalamnya.
Apa yang kita dapat lakukan terhadap dosa? marilah kita meratap sebab tidak ada yang bisa kita lakukan untuk keluar dari kekuasaanya yang menghancurkan, sebagaimana tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat bebas dari kungkungan kematian, oleh karena itu jika ada yang dapat membebaskan kita darinya, marilah kita bersorak, bersuka cita, bersyukur, terpesona karena-Nya.
Kita akan memahami bagaimana dosa dalam pandangan Tuhan Yesus, sebagai Allah yang menjadi manusia dan sebagai penebus dosa manusia!
1. Dosa ada karena ketiadaan.
Kaum Calvinis percaya bahwa Allah pencipta segala sesuatu, dan tidak ada satupun yang ada yang ditiadakan. Jika dosa adalah keberadaan maka pasti ada yang mengadakannya dan Allah menjadi tertuduh.
Segala pujian hanya bagi Allah, Ia adalah terang dan tidak ada kegelapan pada-Nya. dosa adalah kegelapan yang paling gelap oleh karena itu tidak mungkin dosa diciptakan oleh Allah.
Dosa ada karena ketiadaan. Pada akhir tiap penciptaan Allah mengatakan baik, dan ketika Ia menciptakan manusia, Ia mengatakan sangat baik. Allah menciptakan manusia menurut citra-Nya, memberikan kehendak bebas kepada-Nya untuk menjadi rekan sekerja-Nya. Allah menciptakan manusia untuk taat kepada-Nya, ketika manusia meniadakan ketaatan itu, maka yang ada adalah pemberontakkan. Ketika manusia menolak percaya kepada perkataan Allah dan lebih percaya kepada perkataan iblis, maka itu adalah kedurkaan. Tidak adanya damai adalah perang. Tidak adanya kerelaan adalah perbudakkan. Tidak adanya kasih adalah kebencian, tidak adanya percaya adalah curiga dan cemburu, dan semua ketiadaan itu adalah dosa.
2. “Kamu telah mendengar” …tetapi “Aku berkata kepadamu”
“Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang
kita: jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata
kepadamu: setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang
berkata kepada saudaranya: kafir! Harus dihadapkan ke Mahkama Agama dan siapa
yang berkata saudaranya jahil (Raca)! Harus diserahkan ke dalam neraka yang
menyala-nyala. (Mat. 5: 21-22). Tetapi Aku berkata kepadamu: setiap orang yang
memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam
hatinya. (Mat. 5: 28).
Apakah dengan kata-kata ini Tuhan Yesus datang untuk menambah beban dan tuntutan Hukum Taurat? Tentu tidak! Tuhan Yesus justru menegur orang-orang Farisi yang menaruh beban di pundak umat, tetapi mereka sendiri tidak memikulnya. Lalu apa yang mau ditekankan Tuhan Yesus dengan perkataan-perkataan-Nya tersebut? “Tuhan Yesus memberikan perspektif baru kepada kita bagaimana melihat dosa”:
Ø Mengenali sumber dari pada berbagai macam bentuk dan manifestasi dosa.
Dokter yg disukai adalah dokter yang cepat menyelesaikan gejala atau dampak penyakit, tetapi dokter yg benar adalah dokter yang menyelesaikan sumber penyakit.
Ada seorang pemuda ingin menjadi “gamologis”, dan ia mau belajar kepada pamannya bagaimana menjadi ahli permata. Ketika ia datang belajar, pamannya hanya memberikan kepadanya “satu” berlian dan menyuruhnya untuk memegangnya dan memperhatikan.
Berjalan tiga bulan ia melakukan hal itu, akhirnya ia bosan dan menyangka bahwa pamannya tidak mengajarkan apa-apa kepadanya dan merasa diremehkan karena melakukan hal yang baginya adalah sia-sia, hingga suatu saat pamannya memberikan suatu berlian yg berbeda, dan ia mengatakan, berlian ini, berbeda dengan yg selama ini dipegangnya, walau ukurannya sama, tetapi beratnya berbeda, begitu pula dengan cahanya berbeda walau keduanya adalah berlian putih. Pamannya megatakan bahwa yg dipegangnya Sekarang adalah berlian opsidian atau palsu.
Tuhan Yesus tidak mengajarkan kita bagaimana mengenali dan berhenti melakukan berbagaimacam fenomena, praktek dosa, tetapi menyelesaikan sumber dosa yaitu “hati dan roh kita”. Oleh karena itu, Ia mengaruniakan kepada kita roh baru dan hati yang baru. (Yeh. 11: 19). Dosa tidak dapat diselesaikan dengan tambal sulam, atau renofasi, tetapi harus diruntuhkan dan dibangun baru.
Tuhan Yesus mengatakan: orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat, begitu pula dengan orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik”.
Ø Tuhan Yesus mengajar bahwa dari pada focus tidak melakukan dosa, lebih baik focus kepada melakukan kasih.
Tentu kita tidak mengabaikan kata “jangan” atau mengabaikan untuk menahan diri melakukan dosa, tetapi yang lebih penting adalah “melakukan kebaikan”, kita belajar untuk tidak melakukan dosa dengan cara melakukan kasih.
Bagaimana kita terbebas dari perasaan sedih? Apakah dengan berdiam diri, melakukan berbagai macam hiburan, wisata, dll, bukankah dengan cara “menghiburkan orang lain”. Siapa yang menghiburkan orang lain, pasti sedang menghiburkan dirinya sendiri.
Tuhan Yesus tidak mengajar kita hanya untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan sebagai cara menghentikan kejahatan, tetapi Ia memerintahkan kita untuk “mengasihi musuh kita dan berdoa bagi orang yang menganiaya kita”. (Mat. 5: 43-44).
Tuhan Yesus menegur orang Farisi yang mengundang-Nya untuk makan di rumahnya, “Sebab itu Aku berkata kepadamu: dosanya yang banyak itu telah dampuni ssebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih. (Luk. 7: 47).
3. Bagi Yesus semua dosa dapat diampuni, tetapi ada satu dosa yang tidak terampuni yaitu menghujat Roh Kudus. (Mat. 12: 22-37).
Mengapa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang tidak dapat diampuni? Tentu bahwa posisi Roh Kudus tidak lebih tinggi dari pada Allah Anak, tetapi lebih kepada perbedaan karya masing-masing.
Untuk diampuni maka seseorang harus memiliki juru selamat, atau penebus, dan hanya ada satu penebus yaitu Allah Anak atau Yesus Kristus, seseorang harus memiliki iman kepada Yesus Kristus, seseorang harus mengaku dosanya di hadapan Allah dengan tulus, bagaiman semua itu akan terjadi jika Roh Kudus tidak diam dalam hati mereka? bagaimana Roh Kudus akan berkarya jika mereka tegas dan aktif menolak karya Roh Kudus. Bagaimana tanda bahwa mereka menghujat Roh Kudus?
Menghujat Roh Kudus adalah menolak untuk mendengarkan hati Nurani, dimana Roh Kudus berkarya, bahkan mengadakan suatu perlawanan dengan tensi semakin meningkat. Menghujat Roh adalah mengidentifikasi pekerjaan iblis sebagai pekerjaan Allah, demikian pula sebaliknya.
4. Aku juga tidak menghakimimu, pergilah dan jangan buat dosa lagi. (Yoh. 8: 11).
Janji datangnya juru selamat terjadi ketika manusia jatuh dalam dosa, dan janji itu adalah demi menyelamatkan manusia dari dosa. Tuhan Yesus tidak datang untuk menghakimi, sebab Ia datang untuk menyelamatkan manusia.
Tuhan Yesus menegur dan mengecam perbuatan dosa, tetapi Ia tidak pernah menghakimi orang berdosa. Tuhan Yesus selalu memberikan cermin kepada setiap manusia agar mereka melihat wajah mereka yang sebenarnya, hal itu dilakukan-Nya ketika Ia berkata: “siapa diantara kamu yang tidak berdosa hendaklah ia yang pertama mengambil batu dan merajam”. kepada para imam dan ahli kitab, serta orang Farisi yang datang membawa seorang wanita pendosa agar Tuhan Yesus memberi keputusan. (Yoh.8: 1-11).
Kapan Tuhan Yesus menghakimi orang berdosa? Ketika Ia datang yang kedua kali menjadi hakim yang agung. Tuhan Yesus memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat. “engkau telah sembuh, jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk”.
Manusia tidak boleh menghakimi dosa sesama manusia, sebab semua mansia berdosa. Allah yang memiliki hak untuk menghakimi dosa. Mansia boleh menilai, tetapi tidak berhak menghakimi.
Tuhan Yesus tidak datang untuk menghakimi dosa tetapi mengampuni dan menyelamatkan manusia dari dosa (Mrk. 2:5). Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Yesus datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa. Bagaimana jalan pengampunan itu? “punya iman dulu baru ada pengampunan”. Jadi apa bila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.
Siapapun kita, kita adalah orang berdosa yang telah diampuni, oleh karena itu hendaklah sukacita sorgawi ada dalam hati kita, bahkan syukur itu harus lebih besar kepada orang-orang yang dibebaskan dari utang dosa yg besar, bukan untuk menghakimi orang berdosa lainnya karena kita nampak sedikit lebih baik, tetapi untuk berbelas kasihan dalam pemberitaan Firman agar makin banyak orang berbalik kepada Allah dan memperoleh pengampunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: