Keluarga
bambu kuning, itulah sebutan keluarga kami, sebab didepan rumah kami terdapat
bambu kuning yang ditanam papa. Bambu kuning kami sering dibeli oleh para nelayan
Bugis dan Bajo. Bagi orang Bajo dan Bugis, laut bukan hanya kumpulan air, laut
dipercaya oleh orang Bajo (suku laut nomaden) dan orang Bugis (suku pelayar
yang terkenal dengan kapal pinisinya), bukan sekedar kumpulan air, dan badai
bagi orang Bajo dan Bugis bukan sekedar urusan cuaca, tetapi kuasa gelap di
laut. Itulah sebabnya mengapa bambu kuning kami sering dibeli mereka, sebab ada
bagian perahu yang harus memakai bambu kuning yang dipercayai sebagai penangkal
badai. Demikian pula bagi orang Yahudi pada jaman Yesus, laut atau kumpulan air
yang besar adalah sumber kejahatan, kekacauan, dan segala keburukan. Di dalam
kitab Wahyu, monster yang menyebabkan banyak masalah bagi dunia itu keluar dari
laut. Itulah sebabnya, bangsa Yahudi bukan bangsa pelaut seperti nenek moyang orang
Indonesia.
Suatu
saat di Danau Galiela, ada sebuah perahu sedang berlayar. Ketika malam telah
tiba, sekonyong-konyong ada angin badai menghantam perahu tersebut. Dengan
susah payah para awak dalam perahu berupaya mengendalikan perahu tersebut agar
tidak tenggelam, ya beberapa orang awak perahu tersebut adalah pelaut handal,
sebab sejak dari muda mereka adalah nelayan yang telah terbiasa dengan ombak.
Ketika
perahu itu sedang terombang ambing oleh badai, ada seorang pria di buritan
sedang tertidur lelap, entah karena apa ia sangat terlelap, mungkin karena
kelelahan. Para awak tidak mempedulikan sang pria yang sedang tidur di buritan
itu, sebab mereka mengenal Dia sebagai anak tukang kayu dan memang
pekerjaan-Nya adalah tukang kayu. Itulah alasan mengapa Ia tidak dibangunkan,
sebab pikir para awak itu, toh Dia adalah tukang kayu, bisa apa Dia dengan
perahu yang sedang terserang badai.
Tiba pada
akhirnya, para awak tidak mampu lagi membendung amukan badai dan perahu itu
hampir tenggelam, mereka membangunkan pria tersebut. Mereka membangunkan-Nya
bukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi saat itu,
tetapi agar siap-siap sebab perahu sedang akan tenggelam. Mereka
membangunkan-Nya dengan hati bersungut-sungut, bagaimana mungkin orang tersebut
dapat tetap lelap ditengah badai?
Menurut
Matius, para murid membangunkan dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, tolonglah, kita
binasa”. Menurut Lukas, para murid berkata: “guru, guru, kita binasa!. Markus
memberi data yang lebih menarik, para murid justru terkesan bersungut-sungut
dan sedikit marah kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa? Tuhan Yesus bangun dan menghardik air dan angin
itu, “diam tenanglah’. Tuhan Yesus menegur para murid: mengapa kamu begitu takut,
mengapa kamu tidak percaya?
Hal penting apakah yang dapat
kita renungkan dalam peristiwa Yesus tertidur di buritan perahu dalam badai?
Apa pengaruh cerita ini bagi iman kita?
1. Ternyata
badai tetap menerpa.
Ada satu nyanyian SM dalam
bahasa Inggris yang mengatakan: jika Yesus dalam bahtera, kita dapat tersenyum
dalam badai, kita berlayar pulang.
With Christ in the vessel
we can smile at the storm
As we go sailing home
Lagu
ini sudah menjadi kesimpulan teologi, tetapi tidak menceritakan kenyataan kisah
sebanrnya, bahwa para murid kali itu, tidak ada yang tersenyum, mereka semua
ketakutan.
Banyak iman gugur, dan banyak
orang Kristen yang kecewa ketika mengikut Yesus. Hal ini disebabkan oleh
pemberitaan yang salah dari banyak pemberita Injil. Banyak iman gugur karena
tidak didirikan pada janji Allah yang benar. Tuhan Yesus tidak pernah janji
tidak ada badai, Tuhan Yesus tidak pernah janji tidak ada ombak masalah menerpa.
Tuhan Yesus berjanji bahwa Ia akan tetap berada dalam bahtera dimana orang
percaya berada.
Kita tidak membahas mengapa
Tuhan kadang mengijinkan badai menerpa bahtera dimana orang beriman berada.
Para murid membangunkan Yesus dengan suatu pernyataan yang kurang pantas kepada
Tuhan. Mereka bersungut-sungut kepada Tuhan: “Guru, Engkau tidak peduli kalau
kita binasa”? (Markus 4:35-41). Demikian sungut-sungut dan tuduhan yang tidak
pantas kepada Tuhan, sungut-sungut dan tuduhan inipun, sering dilontarkan oleh
banyak orang Kristen, Tuhan tidak peduli padaku!
Kejadian badai di Danau Galilea
mengajarkan secara tegas kepada semua orang percaya, bahwa tidak ada janji dan
jaminan ketika Tuhan Yesus berada dalam bahtera, badai tidak akan menerpa. Selama
perahu berada di laut dan selama bahtera tetap berlayar, maka sepanjang itu,
badai mungkin akan datang menerpa. Bukan badai yang menjadi masalah utama dalam
cerita ini, tetapi siapa yang berada dalam perahu itu. Tidak peduli seberapa
besar badai menerpa, tetapi siapa yang berada dalam perahu.
2. Para
murid yang merasa ulung
Dulu penulis mengira bahwa
seiring berjalannya waktu dalam pelayanan, maka semua akan menjadi mudah.
Ternyata hal itu tidaklah benar. Penulis masih selalu gugup saat berkhotbah
seperti pertama kali berkhotbah. Demikian juga dengan menulis, dulu kadang
tidak sempat tidur karena mempersiapkan khotbah, dan sekarang hal itupun masih
tetap sama.
Sampai saat ini, penulis masih
sangat membutuhkan pertolongan Tuhan dalam melakukan semua pelayanan ini, tanpa
Tuhan yang menuntun hari demi hari, semua tidak akan berjalan baik.
Banyak orang tidak mengalami kemajuan
lagi dalam hidup mereka, dalam karir, dalam hal rohani, dalam hal berumah
tangga, dalam pelayanan. Bahkan mengalami kemunduran karena telah merasa bisa,
merasa hebat dan merasa mampu. Perasaan itu timbul karena mereka merasa bahwa
aku telah lama melakukan pekerjaan ini.
Robert Theosakhi menjawab
pertanyaan mengapa sebagian besar sarjana lulus dengan nilai A, justru akhirnya
menjadi pekerja pada sarjana dengan nilai C? menurutnya bahwa ada kecendrungan kesalahan
yang dibuat oleh orang-orang pandai, salah satunya adalah ‘merasa pandai,
merasa bisa, merasa ulung’. Apa akibatnya ketika seseorang sudah merasa mampu? Yaitu
mereka akan merasa cukup dengan diri sendiri, tidak membutuhkan orang lain dan
tidak mau belajar lagi. Akibatnya kreatifitasnya terhenti dan ia tidak maju
lagi.
Tak ada beda orang yang gagal
dalam rumah tangga pada tahun pertama pernikahan, dan orang yang gagal pada
tahun ke dua puluh, kedua-duanya gagal. Mari ingat kembali ketika saudara pertama kali
kita masuk kerja. Bukankah saudara meminta dukungan doa para hamba Tuhan dan
sahabat, dan juga berdoa agar dimampukan untuk bertahan dan mampu mengerjakan
pekerjaan dengan baik, serta berprestasi didalam kerja. Ingat apa yang anda lakukan ketika hari pertama masuk kerja?
ketika hari pertama duduk dibelakang meja kerja anda! Apakah semangat, dan
kedekatan dengan Tuhan masih sama, ketika dulu pertama kali anda kerja?
Ingat sikap anda dan manisnya
kebahagiaan anda pada hari pertama pernikahan anda! Apakah kebahagiaan diwaktu
bulan madu pernikahan anda masih sama seperti hari ini? kata orang Jawa Tresna
jalaran saka kulina, seharusnya kebahagiaan hari ini, semangat hari ini, lebih
dari pada hari pertama. Bukankah Tuhan telah memberkati lebih dari hari
pertama? Dulu ketika masih ngekos bisa bahagia, tetapi ketika Tuhan sudah
memberkati dengan rumah, kog malah sering ribut?
Para murid merasa ulung, karena
mereka adalah nelayan, oleh karena itu, mereka merasa tidak membutuhkan Tuhan
Yesus, dan membiarkan-Nya tidur, toh Dia hanya tukang kayu dari anak tukang
kayu.
Jangan pernah perasaan
berpengalaman, sudah biasa, terlatih dan ulung,
menurunkan dan mematikan rasa ketergantungan kita pada Allah, ketika
perasan itu hadir, saat itulah kita akan hancur, karena kita tidak tahu berapa
besar badai yang akan menerpa kita.
Mungkin kita tidak seekstrim
itu menganggap Tuhan tidak mampu, tetapi bukankah kita sering menganggap bahwa
berdoa kurang tepat untuk suatu situasi tertentu, saat ini yang dibutuhkan
adalah uang bukan doa. Saat ini yang paling tepat adalah dokter bukan doa. Kita
butuh Tuhan, baik dihari pertama, maupun disepanjang hidup.
3. Damai ditengah
badai.
Ketika Minggu lalu panas tubuh penulis
mencapai 37’, penulis susah tidur, karena kuatir apakah terkena covid 19.
Kadang masalah-masalah sepele saja membuat kita susah tidur!
Beberapa tahun terakhir ini, dunia
digegerkan dengan aktivitas penjualan organ tubuh di Cina, dimana organ-organ
tubuh itu, diambil secara paksa dari para pengikut Falun Gong, yaitu kelompok
spiritual berbasis meditasi yang dilarang di Cina 20 tahun lalu, setelah 10.000
anggotanya muncul melakukan protes di Beijing. Dunia menuduh bahwa kekejian itu
di ketahui dan bahkan menjadi ladang binsni para pejabat PKT (Partai Komunis
Tiongkok).
Tribunal China mengatakan
temuan ini menunjukkan adanya indikasi pengambilan organ tubuh secara paksa. Pembela
hak asasi manusia, David Kilgour yang memberikan kesaksian di tribunal
mengatakan kepada program The World ABC bahwa praktik tersebut semakin buruk. "Saya
menjadi penuntut selama 10 tahun. Bukti yang didapatkan luar biasa,"
katanya."Kejahatan ini tidak hanya berlanjut, kami mendokumentasikan bahwa
kenyataannya semakin buruk. Pengambilan organ dari Falun Gong semakin besar,
bukan lebih kecil."[1] Perlu ditambahkan beberapa
tahun lalu, terjadi perdagangan manusia yang terdiri dari gadis-gadis remaja,
dimana penjualannya melalui Amazon, dan pembeli sebagian besar berasal dari
Cina.
PKT selalu melakukan penelitian
yang tidak manusiawi. Salah satu penelitian yang pernah dilakukan oleh PKT
adalah membuat beberapa tahanan tidak tidur selama seminggu. Apa yang terjadi?
orang-orang tersebut didapati menjadi gila dan memutilasi diri mereka sendiri.
Salah satu metode penyiksaan
PKT terhadap orang-orang Kristen dimasa lalu, yaitu memotong bulu mata mereka,
sehingga bulu mata itu (bagi mata sipit) akan menusuk bagian dalam mata, yang
mengakibatkan susah tidur.
Tidur adalah salah satu berkat
besar dari Tuhan. Ada 24 jam dalam sehari, perburuan Internasional mengambil 8
jam untuk bekerja, pihak kesehatan menganjurkan 8 jam untuk tidur, 8 jam
selebihnya dapat dipakai secara bebas. Waktu kerja, sama dengan waktu tidur. Orang-orang
hebat didunia ini adalah orang yang kualitas tidurnya bagus. Pemazmur mengatakan,
“Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya
Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman” (Mzm 4:8).
Ada berbagai tema lukisan yang
terkenal didunia ini, diantaraya adalah ‘sleeping beauty’. Kalau ada lukisan “sleep
in peace” maka lukisan Yesus yang tertidur di buritan adalah pemenangnya. Bagaimana
mungkin seseorang dapat tidur ditengah badai? Para pelukis dunia berusaha
melukiskan Yesus yang tertidur di buritan perahu di tengah badai, diantaranya
adalah, karya Jules Joseph Meynier (1826-1903), seorang pelukis Perancis. Di
dalam imajinasi Meynier, air danau seolah-olah sungkan menelan perahu tersebut
hanya karena ada Yesus di atasnya. Tangan-tangan ombak terpecah. Di satu sisi,
mereka ingin menarik turun perahu, di sisi Yesus tertidur, air menolak dengan
cara meninggikan-Nya.
Mengapa Yesus bisa tertidur di
tengah badai? Alkitab tidak menjelaskan secara eksplisit, tetapi secara
implisit kita dapat menarik dua alasan yaitu, karena kelelahan, dan kedua, karena
ada damai yang begitu kuat dalam diri Yesus. Damai hanya akan hadir dalam hati
orang yang tidak takut karena percaya penuh kepada Allah.
Saudara sekalian mungkin
keberatan dengan pernyataan diatas, bagaimana seseorang tidak takut dan panik
dengan badai? Bagaimana mungkin ada damai ditengah badai? Dari cerita ini, kita dapat menyimpulkan,
bahwa bahtera dimana Tuhan Yesus ada, walau tidak bebas dari badai, tetapi
badai tidak dapat menenggelamkannya.
Keluarga sering kali
diilustrasikan bagai sebuah bahtera yang sedang berlayar (bahtera rumah
tangga). Gereja juga sering diandaikan sebagai sebuah perahu yang sedang
berlayar, bahkan PGI memakai lambang perahu. Negara juga sering diandaikan
sebagai sebuah kapal yang sedang berlayar. Peristiwa Yesus tertidur di burtitan
bahtera, memberi pengharapan bahwa bahtera rumah tangga, bahtera Gereja, dimana
Tuhan Yesus ada didalamnya, tidak akan tenggelam, ia akan berlayar ditengah
badai dan akan sampai kepada Pelabuhan tujuan.
Kiranya badai apapun, badai
covid 19, termaksud dampa-dampaknya, tidak akan menenggelamkan kita.
Percayalah! Jika Yesus berada dalam bahtera rumah tangga, maka bahtera rumah
tangga itu tidak akan pernah tenggelam, ia akan terus berlayar sampai pada
Pelabuhan tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: