Sabtu, 24 Juli 2021

Berkat Tuhan Dimasa Sulit

 


Jangan pernah katakan bahwa dulu lebih baik dari sekarang, sebab bukan dengan hikmat engkau menyatakannya. Setiap masa dan setiap jaman ada sengsaranya sendiri-sendiri, ada kesusahan dan penderitaannya masing-masing.

Jika saat ini seluruh dunia mengalami pandemic Covid 19 serta dampak-dampaknya yang membuat kita sulit, bukan berarti bahwa masa ini lebih buruk daru masa lalau. Kita tidak mengalami dampak perang dunia I dan II, kita tidak mengalami masa PKI dan DI/TII, kita tidak mengalami wabah polio & Flu Spanyol.

Sampai saat ini korban jiwa akibat Covid 19 adalah 700.00 lebih, tetapi apakah kita ingat tgl 24 Des 2014 hanya dalam beberapa waktu 150.000 lebih jiwa melayang di Aceh dan diluluhantahkan oleh Tsunami? Kita tidak mengecilkan situasi saat ini, tetapi mari kita belajar bahwa setiap masa ada kesusahan dan berkatnya masing-masing.

Apa yang mau saya katakan, bahwa kesusahan, penderitaan dan sengsara sangat dekat dengan manusia, setua dengan usia manusia itu sendiri. kesulitan adalah nyata disetiap masa dan jaman. Kesulitan menghampiri manusia dengan berbagai macam cara, seperti sakit, kekurangan dan kehilangan orang terkasih.

Saya tidak berbicara penderitaan, tetapi “kesulitan”. Penderitaan pasti kesulitan, tetapi kesulitan belum tentu penderitaan. Apa itu kesulitan? Jika dulu sebelum covid, kita dapat dengan mudah mencari nafkah, sekarang lebih sulit. Kekurangan pasti sulit, tetapi belum tentu menderita.

Ditengah situasi pandemic ini, saya tahu bahwa kita semua mengalami kesulitan, tetapi tidak semua kita menderita. Yang terpenting adalah bahwa Tuhan selalu punya cara untuk memberkati kita. Focus kita kali ini, bukanlah menghitung berkat-Nya, tetapi memahami bagaimana cara Allah berkarya dalam memberkati umat-Nya ditengah kesulitan.

1.   Rancangan Allah berbeda dengan rancangan manusia.

“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikian firman Tuhan”. (Yes. 55: 8).

Dalam pikiran manusia pada umumnya, berkat yaitu keuntungan, pemeliharaan, kekuatan, kenyamanan. Pada sisi lain kesulitan bukanlah berkat, tetapi hukuman, kedua hal ini adalah sesuatu yang bertentangan dalam pemikiran kita.

Sejarah Alkitab adalah sejarah perjanjian Allah dan Israel, sejarah pemeliharaan Allah kepada Israel dan orang beriman, sejarah penyelamatan Allah kepada orang pilihan. Sejarah adalah sesuatu yang pernah terjadi. Alkitab selain menceritakan kepada kita perbuatan-perbuatan Allah dimasa lalu, juga Allah berjanji Ia akan tetap setia, itu semua adalah ya dan amin.


Bagi manusia pada umumnya, ombak kencang adalah bahaya dan ancaman, tetapi bagi seorang peselancar itu adalah tantangan. Bagi manusia pada umunya, seluruh jenis sakit adalah penderitaan, tetapi bagi dokter, ada sakit yang merupakan cara Tuhan memeliharakan manusia.

Kesulitan itu sendiri bukan satu keuntungan, juga bukan tanda kehidupan yang suci. Kesulitan bukan satu cara memperoleh sesuatu dari Tuhan, atau sebagai cara mengalahkan kedagingan (seperti dalam askese atau penyiksaan diri). Sedapat mungkin kesulitan harus dihindari. Kristus juga menghidari kesulitan, kecuali kalau itu merupakan tuntutan kepatuhan kepada kehendak Bapa. “Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depan-nya” (Pengkhotbah 7:14).

Yakub hidup dalam kesulitan. Hidup dalam perantauan, ketidakadilan, kecurangan dan penipuan Laban mertuanya, telah menjadi hari-harinya. Ditupu dalam pernikahannya, ditipu dalam hal upah: “tetapi ayahmu telah berlaku curang kepadaku dan telah sepuluh kali mengubah upahku, tetapi Allah tidak membiarkan dia berbuat jahat kepadaku” (Kej.31:6-7), walau karena kerja keras dan kehadiran Yakub, Tuhan memberkati Laban (Kej.31:40-42). Tetapi Allah tetap memiliki cara untuk memberkati Yakub ditengah-tengah kesulitan dan himpitan. Laban merancang kecurangan, tetapi berkat Tuhan tidak dapat dihalangi oleh siapapun dan oleh situasi apapun.

Kesulitan yang dialami Yakub, tidak seberat yang dialami oleh Yusuf anaknya. Dijual menjadi budak oleh para saudaranya sendiri, menjadi budak dan difitnah di rumah Potifar, dipenjara, diabaikan oleh juru minum Firaun, tetapi akhir dari semuanya ia berkata: “jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir” (Kej. 45:8).

Kisah kedua Patriakh Israel ini, menyaksikan, bahwa Allah tidak merancangkan kesulitan, tetapi Ia tetap berkarya dalam kesulitan untuk menyatakan kemuliaan dan pemeliharaan-Nya, serta berkat-berkat-Nya. Ia menjadikan rancangan jahat menjadi rancangan damai sejahtera bagi orang-orang pilihan-Nya.

 2.   Yesus Kristus telah meninggalkan damai sejahtera bagi kita.  

Damai sejahtera adalah salah satu berkat besar yang diberikan Allah kepada orang beriman. Damai sejahtera adalah kata untuk menunjukkan berkat sorgawi yang sempurna, dimana tidak ada perang, kesusahan, penyakit, tidak ada air mata duka. Tetapi adakah damai sejahtera yang sempurna di dunia berdosa ini? tidak ada! Damai sejahtera di dunia ini, adalah damai sejahtera yang menuju kepenuhannya ketika Yesus Kristus datang yang kedua kali.

Sebelum Tuhan Yesus naik ke Sorga, Ia menjanjikan damai sejahtera kepada para murid, tetapi juga tegas Ia mengatakan bahwa damai sejahtera yang diberikan-Nya berbeda dengan damai sejahtera yang dunia ini berikan.

Damai sejahtera kristus, adalah damai sejahtera yang berfokus pada kesenangan Allah dan bukan kesenangan manusia. Damai sejahtera Kristus, adalah damai sejahtera yang ditemukan disaat seseorang mengikut Dia dengan memikul salib dan menyangkal diri (Yoh. 14: 27).

Damai sejahtera yang Kristus berikan adalah damai sejahtera yang tidak dapat dirampas oleh dunia, bahkan mautpun tidak dapat merampas damai sejahtera yang diberikan-Nya (Yoh, 14: 30; Rom. 8: 35-39). Tetapi ada banyak hal yang dapat merampas damai sejahtera yang diberikan dunia, kekurangan, penyakit, perang dan lain sebagainya.

Pandemic covid-19 mengakibatkan berbagai macam kesulitan, mungkin ada beberapa diantara kita yang menderita, tetapi janji Yesus Kristus tetap berlaku bagi kita sekalian, bahwa damai sejahtera-Nya tidak dapat direnggut oleh kesulitan-kesulitan yang kita hadapi saat ini.  

 3.   Namun!

Dua poin sebelumnya adalah cara Allah dalam memberkati kita ditengah kesulitan. Allah tidak memberkati dengan cara mengabaikan kemanusiaan kita. Allah menyertakan kita, yaitu: kehendak, keputusan dan tindakan kita sebagai manusia. Allah tetap turut bekerja dalam hati, pikiran, kehendak dan keputusan kita dalam meraih dan mewujudkan berkat-berkat Allah dalam kesulitan.

Alkitab memberikan kita contoh yang sangat baik dalam menghadapi kesulitan bahkan penderitaan, yaitu nabi Habakuk: “tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh imannya” (Hab. 2: 4; Rom.1:16-17)...Ya! hanya dengan iman yang dianugerahkan Allah, kita mampu menyingkapi dan menghadapi kesulitan dengan benar dan menaklukkannya.

Dengan iman Habakuk berkata: “….namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami. Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkkan aku” (Hab. 3: 17-18).  

Dengan iman kitapun dapat mengatakan, “namun”! walau sulit namun! walau kurang, namun! Allah yang setia tidak akan pernah meninggalkan kita. Kiranya kita diberi kekuatan dan dapat menyaksikan berkat-berkat-Nya. Amin! 


 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.    Intoitus: (saat teduh). 2.    Nyanyian Pembuka: Kubersyukur Bapa   Banyak yang Kau perbuat Didalam hidupku Rancanga...