Sabtu, 27 Juni 2020

DOA ORANG SENGSARA, Mzm. 120


Apa itu sengsara? Adakah diantara kita yang sengsara? Doa orang sengsara banyak ditemukan didalam Mazmur, tetapi kalau kenyataan bahwa diantara kita tidak ada yang memenuhi kriteria sebagai orang sengsara, maka mungkin lebih tepatnya jika kita menyebut “doa orang susah”.
“Sengsara” dan “susah” sering dianggap sama, tetapi jika ditelaah lebih dalam, terdapat perbedaan mendalam dari keduanya. Sengsara dapat juga disebut sebagai “penderitaan holistic”. Sengsara menurut KBBI adalah: kesulitan dan kesusahan hidup; penderitaan.
Tak ada uang kita pasti susah, tetapi belum tentu menderita dan sengsara. Kita sakit pasti susah, tetapi belum tentu kita sengsara atau menderita. Kita stress akan masalah yang kita hadapi, tetapi masih bisa makan dan tidur, dan keringat kita belum seperti keringat Tuhan Yesus di Getsemani.
Dalam kesempatan kali ini, bukan untuk mengecilkan apa yang saudara semua rasakan, bukan untuk meremehkan apa yang saudara hadapi, tetapi mari kita jujur dan bersyukur bahwa kita belum, dan berharap tidak pernah mengalami kesengsaraan atau penderitaan dalam hidup kita. Tetapi jika suatu saatpun kita mengalaminya, tetap ada cara untuk mengatasinya, dan juga kita harus berdoa, agar kesengsaraan itu tidak menimpa kita, tetapi kalaupun hal itu terjadi, ada solusi bagi orang beriman yaitu “doa”.
Penulis membedakan antara sengsara dan susah. Susah adalah hal biasa dalam kehidupan manusia, setiap ada masalah pasti menyusahkan, tetapi belum tentu sengsara. Anda mungkin suka makan enak, karena terlalu sering makan enak dan banyak, maka anda mulai gemuk. Ketika anda mulai gemuk, anda susah bergerak. Karena anda sering makan enak, anda lupa bahwa si enak bersaudara dengan tidak sehat, maka kolesterol anda naik, maka anda mulai susah karena leher anda selalu tegang akibat kolesterol. Hal enakpun dapat membuat susah.
Menurut penulis, sengsara adalah “kesusahan holistic”. Sengsara itu bukan sekedar miskin, tetapi kelaparan, dan tidak ada orang yang mau tetap tinggal kelaparan, kelaparan karena tidak ada yang dapat dimakan. Bukan karena malas membeli, tetapi tidak dapat membeli.
 Sengsara itu bukan sudah harunya sakit, tetapi tiba-tiba sakit dan sakit yang mengancam nyawa dan tidak dapat berbuat apa-apa untuk berobat. Sengsara bukan hanya kekurangan, tetapi tidak memiliki hal-hal mendasar untuk menopang hidup didunia normal. Anda terpaksa harus jalan jauh karena tidak memiliki uang untuk membeli kendaraan atau uang untuk naik kendaraan umum.
Ada orang miskin, tetapi karena kebodohan dan kemalasan. Tetapi sengsara yaitu orang yang tetap miskin, meski sudah berupaya sekuat tenaga dan pikiran, ia masih tidak mampu menopang hal-hal dasar dalam hidupnya. Itulah sengsara, tidak ada pilihan yang dapat dilakukan untuk keluar dari masalah.  
Ada beberapa contoh orang dan siatuasi sengsara di Alkitab. Ketika Allah mengutus Musa ke Mesir untuk membebaskan orang Israel, Alkitab berkata: “lalu setelah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub” (Kel. 2: 23-24). Inilah gambaran sengsara. Nabi Habakuk mengatakan: “sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kendang (Hab. 3: 17), apa yang kita katakan dengan siatuasi yang digambarkan oleh nabi Habakuk? Yaitu siatuasi lengkap, menyeluruh atau holistic, inilah awal dari sengsara. Contoh nyata pribadi yang sengsara dalam Alkitab adalah Ayub. Tuhan Yesus adalah manusia yang paling sengsara (Kis. 26: 23).
 Mazmur 102 adalah “doa seorang sengsara, pada waktu ia lemah lesu dan mencurahkan pengaduannya kepada Tuhan” (ayat 1). Apa yang dimaksud dengan sengsara dalam pasal ini? pasal ini berlatar belakang Israel yang sudah dalam pembuangan, oleh karena itu ayat ini tidak mungkin ditulis jaman Daud. Masa pembuangan adalah masa penjajahan, dimana hidup sedang terancam, kemerdekaan sebagai manusia direnggut, diperbudak. Ada beberapa kata yang mengungkapkan makna sengsara dalam pasal ini: Aku tersesak (ayat. 3)’ Tulang-tulangku membara seperti perapian (sakit secara fisik), Hati terpukul (ayat.5), Aku tinggal tulang belulang atau kurus kering (ayat. 6), ditinggalkan sendirian (ayat. 8), tak bisa tidur atau tertekan (Ayat.9), dicela, Makan abu dan minum abu. Ini adalah bahasa siatuasi duka, dimana orang Yahudi ketika menghadapi kematian akan mengenakan kain karung dan menghamburkan debu dikepalanya sebagai tanda duka (Ayat. 21)
Penulis tidak sekdar akan membahas alasan beroda secara teologis semata, tetapi juga secara filosofis, sehingga alasan berdoa dapat dipahami baik oleh orang beriman, maupun ketika orang tidak beriman bertanya mengapa kita berdoa! Dan juga banyak orang yang berstatus Kristen, tetapi secara akal ia tidak memahami mengapa harus berdoa. Orang Kristen seperti ini sering kali mengatakan, untuk kaya maka harus bekerja, untuk terbebas dari penindasan maka harus berperang, untuk sehat maka kedoketer. Doa merupakan suatu basa bagi bagi orang modern saat ini. “doakan saya” padahal ia sendiri tidak berdoa!
Mengapa doa adalah salah satu cara bagi orang beriman, khusunya pemazmur, untuk menyelesaikan sengsaranya?
1.    Doa adalah kesadaran dan kejujuran manusia atas semua fakta dan realitas.
Adalah mudah bagi sesama orang beriman untuk menjelaskan mengapa kita berdoa, cukup dengan mengatakan karena Allah memerintahkannya dan karena Tuhan Yesus meneladankannya. Tetapi bagi orang Kristen yang keras tengkuk, ia akan membangun argument lain untuk membenarkan kemalasannya dan sikap abainya untuk tidak berdoa.
Bagi orang Kristen secara umum, alasan mengapa kita berdoa? sebaba: doa adalah kejujuran dasar manusia atas semua fakta dan realitas. Siapa tidak berdoa, adalah tidak jujur atas realitas dan fakta.
Fakta apa? Fakta bahwa ada hal rohani yang mengendalikan yang pisik, dan doa adalah jalan yang tepat untuk ditempuh dan dilakukan oleh beriman, bukan pertama-tama untuk mengendalikan dan memastikan apa yang akan terjadi, sebab memang sering kali kita tidak dapat memastikan apa yang akan terjadi dengan berdoa, tetapi hal terpenting yang mendasar adalah kita mengetahui dengan pasti bahwa kita telah berada di jalur yang benar.
Fakta bahwa, hidup manusia singkat, fakta bahwa manusia tidak dapat menentukan jalan hidupnya, fakta bahwa kita tidak dapat mengendalikan apa yang akan terjadi dilingkungan kita dan pada diri kita, fakta bahwa ada kekuatan jahat didunia ini yang berusaha untuk menguasai, memerbudak, dan membinasakan manusia, khususnya orang percaya. (I Ptr. 5: 8).  
Berdoa setiap saat, adalah kesadaran kita sebagai manusia dan orang percaya, bahwa kita masih ada dan masih hidup dengan baik-baik saja hingga saat ini bukan karena kebetulan, tetapi karena hidup kita masih berada didalam kendali dan perlindungan sang penguasa semesta, dan kalaupun situasi tidak baik-baik saja, kita tetap yakin dan memiliki pengharapan bahwa kita berada pada tangan yang tepat, yaitu Allah, Bapa kita.  

2.   Sengsara adalah kesusahan holistic.
Pada awal bahwa sengsara adalah “penderitaan holistic”, apa yang dimaksud dengan ‘penderitaan holistic”? hal itu dapat kita pahami seperti perkataan nabi habakuk dan apa yang terjadi pada Ayub. Dikatakan holistic karena tidak ada pilihan untuk menghindar. Seperti pada penjelasan di atas situasi yang digambarkan dalam maz. 102 ini.
Adakah saat ini orang Kristen yang “sengsara”? banyak! Hal itu dapat kita sakiskan dinegara-negara dimana orang Kristen didiskriminasi, seperti di Afganistan, iran, orang Kristen ditekan, diancam, mereka tidak dapat bekerja dengan bebas karena iman mereka, oleh sebab itu mereka menjadi miskin, tidak berpendidikan, dll, dan akhirnya mereka sengsara.  
Mengapa doa orang sengsara penting bagi orang Kristen, hal itu karena kata holistic (menyeluruh). Kita mungkin dapat menyelesaiakan satu masalah, tetapi jika masalah itu datang dari semua sisi, maka tidak ada manusia yang sanggup mengatassinya.
Doa pertama-tama seharusnya tidak dijadikan jalan menyelesaikan masalah, apa yang penulis maksud dengan hal ini, yaitu bahwa doa bukanlah reaktif, tetapi proaktif. Tuhan Yesus berkata: “berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging  lemah” (mat. 26: 41).
Manusia bagaikan setitik debu dalam semesta ini, demikian juga saya dan saudara. Jika kita mau mengendalikan hidup kita dengan kekuatan kita sendiri, maka sumber kekuatan itu hanya terletak pada tubuh, hati dan pikiran kita sendiri, tetapi sumber masalah yang dapat menyebabkan sengsara sungguh beragam datangnya dan sumbernya. Bisa dari alam, wabah pandemic, kecelakaan, sahabat, ah….bisa dari mana saja! Rasul Petrus mengingatkan: “sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (I Ptr. 5:8).
Sumber masalah tidak terbilang banyaknya! Tetapi jika saudara mau menyelesaiakan masalah dengan hanya bersandar pada diri sendiri, maka pasti anda dan saya tidak akan mampu. Doa adalah pilihan logis bagi manusia yang mengetahui bahwa Allah itu ada. Doa adalah penyerahan diri dan pilihan logis, psikologis dan teologis (rohani).  

3.    Doa adalah perintah Allah. (mzm. 105: 4; Yes. 55: 6; Ef. 6: 17-18)
Ada banyak bahasa khotbah mengenai doa, diantaranya, kita berdoa karena ada sejarah keselamatan bahwa Allah menciptakan manusia untuk bersekutu, tetapi ada perbedaan mendasar dan kualitas antara Allah dan manusia. Doa adalah salah satu sarana bagi manusia dan khususnya orang beriman untuk kembali kepada esensinya.
Ketika kuliah, karena dosen pembimbing berada di tempat lain dan penulis tidak memiliki WA, maka terjadi kendala komunikasi diantara kami berdua, oleh karena itu, kami menyepakati bagaimana kami berkomunikasi. Kami memutuskan berkomunikasi lewat “email dan jika sangat dibutuhkan, maka kami berbincang melalui skype”. Harus ada cara dan media yang disepakati untuk berkomunikasi. Doa adalah cara yang ditetapkan oleh Allah untuk berkomunikasi dengan-Nya.
Pada dasarnya jika dipahami dengan sungguh-sungguh, doa adalah “pemenuhan kebutuhan manusia sebagai mahluk rohani dan sosial”, tetapi aneh bahwa banyak orang, khususnya orang Kristen yang tidak berdoa. Tanpa dikabulkanpun, doa telah memnuhi kebutuhan kita sebagai manusia.
Doa adalah cara yang Allah tetapkan dan perintahkan Allah bagi orang percaya untuk bersekutu dengan-Nya. Doa adalah media komunikasi bagi orang percaya kepada Allah secara bebas. Doa adalah hak istimewa yang diberikan Allah kepada kita, utuk setiap masalah tanpa terbatas, kita dapat mengeluhkan setiap sengsara kita kepada-Nya.
Doa bukan sekedar diperintahkan Allah untuk media kominikasil, tetapi juga sebagai sarana pemeliharaan Allah bagi orang percaya, doa bersifat antisipatif, bukan reaktif. Doa juga adalah media yang disediakan Allah bagi kita untuk menyalurkan berkat-berkat-Nya.
Doa orang sengsara adalah salah satu contoh doa yang ada dalam Alkitab, bagaimana orang beriman menyelesaikan sengsaraannya, mengeluhkan dengan Allah yang dipercayai-Nya.
Jika saat ini saudara mengalami susah, derita dan sengsara, jangan lupa untuk berdoa, jangan lelah untuk berdoa, tidak ada doa orang beriman, apa lagi doa orang sengsara yang menjerit dan mengeluhkan ssengsaranya kepada Allah, tidak akan pernah sia-sia. Allah kita adalah Allah yang mendengar sengsara kita.  
 







Liturgi Ibadah Minggu


Liturgi Ibadah Minggu
Gereja Baptis Indonesia Bethesda
 

1. Introitus: (Iringan musik masuk, dan jemaat mengambil saat teduh).

2. Votum:
Pertolongan kita datangnya dari Allah, yang menjadikan langit dan bumi, dan yang tidak pernah meninggalkan ciptaan tangan-Nya. Amin

3. Salam:
Kasih dan damai sejahtera dari Allah Bapa, keselamatan oleh Yesus Kristus dan persekutuan Roh Kudus menyertai ibadah kita. Amin.

Holy, Holy, Holy

Suci, suci, suci, Allah Mahatinggi,
Puji kami naikkan di pagi yang sepi;
Suci, suci, suci, Allah Mahakasih!
Allah Tritunggal, mulia tak terp'ri.

Suci, suci, suci, Allah yang dipuja,
Oleh para saleh di surga dan dunia;
Ribuan malaikat sujud menyembah-Nya,
Allah yang agung s'lama-lamanya.

Suci, suci, suci, Walau tersembunyi,
Walau tak terlihat oleh orang keji;
Hanya Tuhan suci, lain tiada lagi,
Kuat sempurna, indah dan murni.

4. Nas Pembimbing:
“berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging  lemah” (mat. 26: 41).

5. Nyanyian Jemaat:  
Seperti Yang Kau Ingini

Bukan dengan barang fana
Kau membayar dosaku
Dengan darah yang mahal
Tiada noda dan cela
Bukan dengan emas perak
Kau menebus diriku
Oleh segenap kasih dan pengorbanan-Mu
Kutelah mati dan tinggalkan
Cara hidupku yang lama
Semuanya sia-sia dan tak berarti lagi
Hidup ini kuletakkan
Pada mezbah-Mu ya Tuhan
Jadilah padaku seperti
Yang Kau ingini.

6. Pengakuan Dosa:
“Ya Tuhan! Kami mengaku dengan kerendahan hati,  bahwa kami telah berdosa kepada-Mu, dengan melakukan apa yang Kau anggap jahat! Kami melawan kehendak-Mu dan mengikuti kehendak hati kami sendiri! Oleh karena itu kami memohon kemurahan-Mu, ampunilah kiranya dosa kami dan perbaharuilah kami dengan Roh yang teguh dan taat kepada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus penebus kami, kami berdoa. Amin.

7. Berita Anugerah:
“Sebab juga Kristus telah mati seklai untuk dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; IA yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh (I Ptr. 3: 18).

8. Nyanyian Kemenangan:
Di Jalan Hidupku

Di hidupku ku ada sobat yang setia
Yang s’nantiasa berjalan sertaku
Masa gelap dibuatnya terang ceria
Itulah Yesus Jurus’lamatku
Reff:
Ku tak cemaskan jalan yang naik turun
Lewat lembah dan gunung yang terjal
Sebab Tuhan berjalan t’rus disampingku
Membimbingku keneg’ri yang kekal.

Hari Yang Terindah

Hari yang terindah k’tika ku jumpa
Dengan Yesus yang menjadi kekasih hatiku
Walau banyak rintangan
Jalan yang dihadapkan
Kasih-Nya kini jadi kuatku
Reff:
Di hatiku ada cinta-Nya
Di hatiku ku cinta pada-Nya
Ku ingin selalu mendengar suara-Nya
Tumbuh dalam iman kepada-Nya.

9. Doa Syafaat:
a. Nyanyian:
Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan adalah gembalaku
Tak’kan kekurangan aku
Ia membaringkan aku
Di padang yang berumput hijau
Ia membimbingku ke air yang tenang
Ia menyegarkan jiwaku
Ia menuntunku di jalan yang benar
Oleh kar’na nama-Nya
Sekalipun aku berjalan
Dalam lembah kekelaman
Aku tidak takut bahaya
Sebab Engkau besertaku
Gada-Mu dan Tongkat-Mu
Itulah yang menghibur aku.

b.Pokok Doa:

10. Pemberitaan Firman Tuhan.
a. Nyanyian Firman Tuhan:
Ku Mau S'perti-Mu Yesus

Bagaikan bejana siap dibentuk
Demikian hidupku di tangan-Mu
Dengan urapan kuasa Roh-Mu
Ku dibaharui selalu
Jadikan ku alat dalam rumah-Mu 
Inilah hidupku di tangan-Mu 
Bentuklah s'turut kehendak-Mu 
Pakailah sesuai rencana-Mu
Reff:
Ku mau s’perti-Mu Yesus
Disempurnakan selalu 
Dalam seg’nap jalanku
Memuliakan nama-Mu.

b.Doa Firman Tuhan:
c.Pembacaan Firman Tuhan:
d.Homili:
e.Doa Syukur:

11. Pelayanan Persembahan:
a. Anyanyian Jemaat:

NP 124 Kudengar BerkatMu Turun

Kudengar berkatMu turun
Bagai hujan yang lebat;
Aku bagai tanah gurun,
Kurang air alhayat.
Sayanglah padaku:
B'rilah air hayatMu!

KasihMu, ya Yesus Kristus,
RahmatMu, ya Allahku,
KuasaMu, ya Rohulkudus,
Nyatakanlah dalamku.
Sayanglah padaku:
Nyatakanlah dalamku!

b.Doa Syukur Persembahan:

12. Pengutusan & Berkat:
a. Nyanyian Pengutusan

NP 143 Mengikut Yesus Keputusanku

Mengikut Yesus keputusanku;
Mengikut Yesus keputusanku;
Mengikut Yesus keputusanku,
Ku tak ingkar, Ku tak ingkar.

Tetap kuikut, walau sendiri;
Tetap kuikut, walau sendiri;
Tetap kuikut, walau sendiri,
Ku tak ingkar, Ku tak ingkar.

Ku ikut sampai kulihat Yesus;
Ku ikut sampai kulihat Yesus;
Ku ikut sampai kulihat Yesus;
Ku tak ingkar, Ku tak ingkar.

b. Pengutusan:  
Karena itu, kembalilah ke dalam hidupmu masing-masing dan jadilah pembawa berita keselamatan yang dari pada Allah itu untuk disampaikan kepada siapapun yang kamu jumpai. Dan terimalah berkat-Nya

c.Doa Berkat:
“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera”.


LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.   Introitus: (Iringan musik masuk, dan jemaat mengambil saat teduh). 2.   Votum: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yan...