Apa itu sengsara? Adakah diantara kita yang
sengsara? Doa orang sengsara banyak ditemukan didalam Mazmur, tetapi kalau
kenyataan bahwa diantara kita tidak ada yang memenuhi kriteria sebagai orang
sengsara, maka mungkin lebih tepatnya jika kita menyebut “doa orang susah”.
“Sengsara” dan “susah” sering dianggap sama,
tetapi jika ditelaah lebih dalam, terdapat perbedaan mendalam dari keduanya. Sengsara
dapat juga disebut sebagai “penderitaan holistic”. Sengsara menurut KBBI
adalah: kesulitan dan kesusahan hidup; penderitaan.
Tak ada uang kita pasti susah, tetapi belum
tentu menderita dan sengsara. Kita sakit pasti susah, tetapi belum tentu kita
sengsara atau menderita. Kita stress akan masalah yang kita hadapi, tetapi
masih bisa makan dan tidur, dan keringat kita belum seperti keringat Tuhan
Yesus di Getsemani.
Dalam kesempatan kali ini, bukan untuk
mengecilkan apa yang saudara semua rasakan, bukan untuk meremehkan apa yang
saudara hadapi, tetapi mari kita jujur dan bersyukur bahwa kita belum, dan
berharap tidak pernah mengalami kesengsaraan atau penderitaan dalam hidup kita.
Tetapi jika suatu saatpun kita mengalaminya, tetap ada cara untuk mengatasinya,
dan juga kita harus berdoa, agar kesengsaraan itu tidak menimpa kita, tetapi
kalaupun hal itu terjadi, ada solusi bagi orang beriman yaitu “doa”.
Penulis membedakan antara sengsara dan susah.
Susah adalah hal biasa dalam kehidupan manusia, setiap ada masalah pasti
menyusahkan, tetapi belum tentu sengsara. Anda mungkin suka makan enak, karena terlalu
sering makan enak dan banyak, maka anda mulai gemuk. Ketika anda mulai gemuk,
anda susah bergerak. Karena anda sering makan enak, anda lupa bahwa si enak bersaudara
dengan tidak sehat, maka kolesterol anda naik, maka anda mulai susah karena leher
anda selalu tegang akibat kolesterol. Hal enakpun dapat membuat susah.
Menurut penulis, sengsara adalah “kesusahan holistic”.
Sengsara itu bukan sekedar miskin, tetapi kelaparan, dan tidak ada orang yang
mau tetap tinggal kelaparan, kelaparan karena tidak ada yang dapat dimakan. Bukan
karena malas membeli, tetapi tidak dapat membeli.
Sengsara
itu bukan sudah harunya sakit, tetapi tiba-tiba sakit dan sakit yang mengancam
nyawa dan tidak dapat berbuat apa-apa untuk berobat. Sengsara bukan hanya
kekurangan, tetapi tidak memiliki hal-hal mendasar untuk menopang hidup didunia
normal. Anda terpaksa harus jalan jauh karena tidak memiliki uang untuk membeli
kendaraan atau uang untuk naik kendaraan umum.
Ada orang miskin, tetapi karena kebodohan dan
kemalasan. Tetapi sengsara yaitu orang yang tetap miskin, meski sudah berupaya sekuat
tenaga dan pikiran, ia masih tidak mampu menopang hal-hal dasar dalam hidupnya.
Itulah sengsara, tidak ada pilihan yang dapat dilakukan untuk keluar dari masalah.
Ada beberapa contoh orang dan siatuasi sengsara
di Alkitab. Ketika Allah mengutus Musa ke Mesir untuk membebaskan orang Israel,
Alkitab berkata: “lalu setelah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel
masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak
mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. Allah mendengar
mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan
Abraham, Ishak dan Yakub” (Kel. 2: 23-24). Inilah gambaran sengsara. Nabi
Habakuk mengatakan: “sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak
berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak
menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada
lembu sapi dalam kendang (Hab. 3: 17), apa yang kita katakan dengan siatuasi
yang digambarkan oleh nabi Habakuk? Yaitu siatuasi lengkap, menyeluruh atau holistic,
inilah awal dari sengsara. Contoh nyata pribadi yang sengsara dalam Alkitab
adalah Ayub. Tuhan Yesus adalah manusia yang paling sengsara (Kis. 26: 23).
Mazmur
102 adalah “doa seorang sengsara, pada waktu ia lemah lesu dan mencurahkan
pengaduannya kepada Tuhan” (ayat 1). Apa yang dimaksud dengan sengsara dalam
pasal ini? pasal ini berlatar belakang Israel yang sudah dalam pembuangan, oleh
karena itu ayat ini tidak mungkin ditulis jaman Daud. Masa pembuangan adalah
masa penjajahan, dimana hidup sedang terancam, kemerdekaan sebagai manusia
direnggut, diperbudak. Ada beberapa kata yang mengungkapkan makna sengsara
dalam pasal ini: Aku tersesak (ayat. 3)’ Tulang-tulangku membara seperti
perapian (sakit secara fisik), Hati terpukul (ayat.5), Aku tinggal tulang
belulang atau kurus kering (ayat. 6), ditinggalkan sendirian (ayat. 8), tak
bisa tidur atau tertekan (Ayat.9), dicela, Makan abu dan minum abu. Ini adalah
bahasa siatuasi duka, dimana orang Yahudi ketika menghadapi kematian akan
mengenakan kain karung dan menghamburkan debu dikepalanya sebagai tanda duka (Ayat.
21)
Penulis tidak sekdar akan membahas alasan
beroda secara teologis semata, tetapi juga secara filosofis, sehingga alasan
berdoa dapat dipahami baik oleh orang beriman, maupun ketika orang tidak beriman
bertanya mengapa kita berdoa! Dan juga banyak orang yang berstatus Kristen,
tetapi secara akal ia tidak memahami mengapa harus berdoa. Orang Kristen
seperti ini sering kali mengatakan, untuk kaya maka harus bekerja, untuk
terbebas dari penindasan maka harus berperang, untuk sehat maka kedoketer. Doa
merupakan suatu basa bagi bagi orang modern saat ini. “doakan saya” padahal ia
sendiri tidak berdoa!
Mengapa
doa adalah salah satu cara bagi orang beriman, khusunya pemazmur, untuk
menyelesaikan sengsaranya?
1.
Doa
adalah kesadaran dan kejujuran manusia atas semua fakta dan realitas.
Adalah mudah bagi sesama orang beriman untuk
menjelaskan mengapa kita berdoa, cukup dengan mengatakan karena Allah memerintahkannya
dan karena Tuhan Yesus meneladankannya. Tetapi bagi orang Kristen yang keras tengkuk,
ia akan membangun argument lain untuk membenarkan kemalasannya dan sikap
abainya untuk tidak berdoa.
Bagi orang Kristen secara umum, alasan mengapa
kita berdoa? sebaba: doa adalah kejujuran dasar manusia atas semua fakta dan
realitas. Siapa tidak berdoa, adalah tidak jujur atas realitas dan fakta.
Fakta apa? Fakta bahwa ada hal rohani yang
mengendalikan yang pisik, dan doa adalah jalan yang tepat untuk ditempuh dan
dilakukan oleh beriman, bukan pertama-tama untuk mengendalikan dan memastikan
apa yang akan terjadi, sebab memang sering kali kita tidak dapat memastikan apa
yang akan terjadi dengan berdoa, tetapi hal terpenting yang mendasar adalah
kita mengetahui dengan pasti bahwa kita telah berada di jalur yang benar.
Fakta bahwa, hidup manusia singkat, fakta
bahwa manusia tidak dapat menentukan jalan hidupnya, fakta bahwa kita tidak
dapat mengendalikan apa yang akan terjadi dilingkungan kita dan pada diri kita,
fakta bahwa ada kekuatan jahat didunia ini yang berusaha untuk menguasai, memerbudak,
dan membinasakan manusia, khususnya orang percaya. (I Ptr. 5: 8).
Berdoa setiap saat, adalah kesadaran kita
sebagai manusia dan orang percaya, bahwa kita masih ada dan masih hidup dengan
baik-baik saja hingga saat ini bukan karena kebetulan, tetapi karena hidup kita
masih berada didalam kendali dan perlindungan sang penguasa semesta, dan kalaupun
situasi tidak baik-baik saja, kita tetap yakin dan memiliki pengharapan bahwa
kita berada pada tangan yang tepat, yaitu Allah, Bapa kita.
2.
Sengsara
adalah kesusahan holistic.
Pada awal bahwa sengsara adalah “penderitaan holistic”,
apa yang dimaksud dengan ‘penderitaan holistic”? hal itu dapat kita pahami
seperti perkataan nabi habakuk dan apa yang terjadi pada Ayub. Dikatakan holistic
karena tidak ada pilihan untuk menghindar. Seperti pada penjelasan di atas situasi
yang digambarkan dalam maz. 102 ini.
Adakah saat ini orang Kristen yang “sengsara”?
banyak! Hal itu dapat kita sakiskan dinegara-negara dimana orang Kristen
didiskriminasi, seperti di Afganistan, iran, orang Kristen ditekan, diancam,
mereka tidak dapat bekerja dengan bebas karena iman mereka, oleh sebab itu
mereka menjadi miskin, tidak berpendidikan, dll, dan akhirnya mereka sengsara.
Mengapa doa orang sengsara penting bagi orang
Kristen, hal itu karena kata holistic (menyeluruh). Kita mungkin dapat
menyelesaiakan satu masalah, tetapi jika masalah itu datang dari semua sisi,
maka tidak ada manusia yang sanggup mengatassinya.
Doa pertama-tama seharusnya tidak dijadikan
jalan menyelesaikan masalah, apa yang penulis maksud dengan hal ini, yaitu
bahwa doa bukanlah reaktif, tetapi proaktif. Tuhan Yesus berkata: “berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut,
tetapi daging lemah” (mat. 26: 41).
Manusia bagaikan setitik debu dalam semesta
ini, demikian juga saya dan saudara. Jika kita mau mengendalikan hidup kita
dengan kekuatan kita sendiri, maka sumber kekuatan itu hanya terletak pada
tubuh, hati dan pikiran kita sendiri, tetapi sumber masalah yang dapat menyebabkan
sengsara sungguh beragam datangnya dan sumbernya. Bisa dari alam, wabah
pandemic, kecelakaan, sahabat, ah….bisa dari mana saja! Rasul Petrus
mengingatkan: “sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan
keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat
ditelannya” (I Ptr. 5:8).
Sumber masalah tidak terbilang banyaknya! Tetapi
jika saudara mau menyelesaiakan masalah dengan hanya bersandar pada diri
sendiri, maka pasti anda dan saya tidak akan mampu. Doa adalah pilihan logis
bagi manusia yang mengetahui bahwa Allah itu ada. Doa adalah penyerahan diri
dan pilihan logis, psikologis dan teologis (rohani).
3.
Doa
adalah perintah Allah. (mzm. 105: 4; Yes. 55: 6; Ef. 6: 17-18)
Ada banyak bahasa khotbah mengenai doa,
diantaranya, kita berdoa karena ada sejarah keselamatan bahwa Allah menciptakan
manusia untuk bersekutu, tetapi ada perbedaan mendasar dan kualitas antara
Allah dan manusia. Doa adalah salah satu sarana bagi manusia dan khususnya
orang beriman untuk kembali kepada esensinya.
Ketika kuliah, karena dosen pembimbing berada
di tempat lain dan penulis tidak memiliki WA, maka terjadi kendala komunikasi
diantara kami berdua, oleh karena itu, kami menyepakati bagaimana kami
berkomunikasi. Kami memutuskan berkomunikasi lewat “email dan jika sangat
dibutuhkan, maka kami berbincang melalui skype”. Harus ada cara dan media yang
disepakati untuk berkomunikasi. Doa adalah cara yang ditetapkan oleh Allah
untuk berkomunikasi dengan-Nya.
Pada dasarnya jika dipahami dengan
sungguh-sungguh, doa adalah “pemenuhan kebutuhan manusia sebagai mahluk rohani
dan sosial”, tetapi aneh bahwa banyak orang, khususnya orang Kristen yang tidak
berdoa. Tanpa dikabulkanpun, doa telah memnuhi kebutuhan kita sebagai manusia.
Doa adalah cara yang Allah tetapkan dan
perintahkan Allah bagi orang percaya untuk bersekutu dengan-Nya. Doa adalah media
komunikasi bagi orang percaya kepada Allah secara bebas. Doa adalah hak istimewa
yang diberikan Allah kepada kita, utuk setiap masalah tanpa terbatas, kita
dapat mengeluhkan setiap sengsara kita kepada-Nya.
Doa bukan sekedar diperintahkan Allah untuk
media kominikasil, tetapi juga sebagai sarana pemeliharaan Allah bagi orang
percaya, doa bersifat antisipatif, bukan reaktif. Doa juga adalah media yang
disediakan Allah bagi kita untuk menyalurkan berkat-berkat-Nya.
Doa orang sengsara adalah salah satu contoh
doa yang ada dalam Alkitab, bagaimana orang beriman menyelesaikan sengsaraannya,
mengeluhkan dengan Allah yang dipercayai-Nya.
Jika saat ini saudara mengalami susah, derita
dan sengsara, jangan lupa untuk berdoa, jangan lelah untuk berdoa, tidak ada
doa orang beriman, apa lagi doa orang sengsara yang menjerit dan mengeluhkan
ssengsaranya kepada Allah, tidak akan pernah sia-sia. Allah kita adalah Allah
yang mendengar sengsara kita.