Sabtu, 30 Oktober 2021

Liturgi Ibadah Minggu

 

 

1.   AjakanBeribadah:

“carilah Tuhan selama Ia berkenan ditermui, berserulah kepada-Nya selama Ia dekat” (Yes. 55: 6).

2.   Lagu Pembuka:

NP 104 Ciptaan Bapaku

 

Ciptaan Bapaku, Memuji Khaliknya;

Dendang riang berkumandang, Selalu bergema.

Ciptaan Bapaku permai tak terperi;

Lembah, bukit, laut, langit

Bernyanyi tak henti.

 

Ciptaan Bapaku, Mentari yang cerah,

Bunga bakung, Kicau burung Memuji Khaliknya.

Ciptaan Bapaku permai tak terperi;

Lembut merdu bisikanMu

Di pagi berseri.

 

Ciptaan Bapaku, Ingatlah: Sang Raja

Menciptakan perdamaian bagi manusia.

Ciptaan Bapaku permai tak terperi;

Sebab darah Domba Allah tercurah di bumi.

 

3.   Votum: “Dalam namaBapa. Anak, dan Roh Kudus, kiranya menyertai ibadah kita saat ini. Amin”

 4.   Salam: “kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, serta persekutuan Roh Kudus, menyertai kita sekalian”.

 

5.   Lagu Pengakuan Dosa:

Sejauh Timur Dari Barat  

 

 Sejauh Timur Dari Barat

    Engkau Membuang Dosaku

    Tiada Kau Ingat Lagi Pelanggaranku

  

 Jauh Kedalam Tubir Laut

    Kau Melemparkan Dosaku

    Tiada Kau Perhitungkan Kesalahanku

 

Reff:  

   Betapa Besar, Kasih

    Pengampunanmu Tuhan

    Tak Kau Pandang Hina

    Hati Yang Hancur

    Kuberterima Kasih

    Kepadamu Ya Tuhan

    Pengampunan Yang Kau Beri

    Pulihkanku.

  

6.   Doa Pengakuan Dosa : “Ya Tuhan! Kami mengaku dengan kerendahan hati,  bahwa kami telah berdosa kepada-Mu, dengan melakukan apa yang Kau anggap jahat! Kami melawan kehendak-Mu dan mengikuti kehendak hati kami sendiri! Oleh karena itu kami memohon kemurahan-Mu, ampunilah kiranya dosa kami dan perbaharuilah kami dengan Roh yang teguh dan taat kepada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus penebus kami, kami berdoa. Amin.

 7.   Berita Anugerah:

“Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yes. 1:18).

8.   Nyanyian Kelepasan:

Sebab Dia Hidup

 

Anak Allah Yesus namanya

Menyembuhkan, menyucikan

Bahkan mati tebus diriku

Kubur kosong membuktikan dia hidup

Reff:

Sebab Dia hidup pada hari esok

Sebab Dia hidup ku tak gentar

Karena kutahu Dia pegang hari esok

Hidup jadi berarti sebab Dia hidup

 

Tuhan Yesus Baik

 

Tiada berkesudahan kasih setia-Mu Tuhan

Slalu baru rahmat-Mu bagiKu

Hari berganti hari tetap ku lihat kasih-Mu

Tak pernah berakhir di hidupku

Reff:

Tuhan Yesus baik, sungguh amat baik

Untuk selama-lamanya Tuhan Yesus baik

Tuhan Yesus baik, sungguh amat baik

Untuk selama-lamanya Tuhan Yesus baik.

9.   Amanat Hidup Baru:

 10.               Nyanyian Jemaat:

NP 160 Mulia SetiaMu

 

Mulia setiaMu, ya Allah Bapa,

Tak selintas pun sinarMu lenyap;

Engkau tetap kasihMu pun teguhlah;

Bagai yang sudah, rahmatMu tetap.

Reff:

Mulia setiaMu, Mulia setiaMu,

RahmatMu kualami selalu;

Yang kuperlukan telah tersedia;

Mulia setiaMu, ya Tuhanku. Amin.

 

Musim beralihlah, waktu berlalu;

Surya, bulan, bintang di angkasa

Turut bersaksi dengan seg'nap alam

Atas setia dan rahmat Bapa.

 

Hapusnya dosaku, damai abadi,

Jalan yang t'rang karna pimpinanMu,

Kuasa kini, kelak kemenangan,

Hujan berkat kurasakan s'lalu.

 

11.               DoaSyafaat:

 

12.                PelayananFirman          :

Ø  Nyanyian  Jemaat:  

 

NP 207 SuaraMu Kurindukan

 

SuaraMu kurindukan: Buka telingaku;

SuaraMu kurindukan: Diamkan jiwaku.

Reff:

SuaraMu, Tuhan, kurindukan;

Buka telingaku;

Ku menyembah, ku menyerah:

Kurindukan suaraMu.

 

SuaraMu kurindukan: Sucikan hidupku;

SuaraMu kurindukan: Kuatkan hambaMu.

 

SuaraMu kurindukan: Hatiku milikMu;

SuaraMu kurindukan: T'rimalah diriku.

 

Ø  DoaFirman               :

Ø  PembacaanFirman   :

Ø  Homili                      :        

 

13.                Persembahan:(membacakan Maleakhi 3: 10)

Ø  Nyanyian Jemaat:  

NP 299 B'ri yang Terbaik

 

Tuhan memanggilmu: "B'ri yang terbaik!"

Apapun milikmu, b'ri yang terbaik.

K'rahkan tenagamu, tanpa upah,

Hanya untuk kemuliaan Allah.

Reff:

Tiap bakti diberkatiNya,

Tapi yang terbaik dipintaNya;

Apapun milikmu, Ya, sabdaNya:

"B'rikan kepadaKu segalanya!"

 

Janganlah harapkan hormat dunia;

Janganlah hiraukan godaannya;

Allah hendak memb'ri banyak berkat;

B'ri yang terbaik dengan penuh hasrat.

 

 

Ø  Doa Persembahan:

 

14.               Pengutusan/ Berkat     :

a.   Nyanyian pengutusan:

 

NP 277 Aman di Tangan Yesus

 

Aman di tangan Yesus, Aman dijagaNya;

Rasa jiwaku damai, Dan berbahagia.

Hai dengarkanlah suara, para malaikatNya

Yang menyanyi di sana, Di surga mulia.

Reff:

Aman di tangan Yesus, Aman dijagaNya;

Rasa jiwaku damai, Dan berbahagia.

 

Aman di tangan Yesus, Susahku hilanglah;

Dosa pun tak berdaya, Bila ku di sana.

Bebaslah dari duka, Dari ketakutan,

Dari marabahaya, Aku diluputkan.

 

Yesus perlindunganku, T'lah mati bagiku;

Ya, pada Batu Zaman, Ku beriman teguh.

Jadikan aku sabar, Hingga gelap tiada,

Sampai terbitNya fajar, Di pantai mulia.


b.   Berkat:

“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera”.

 


 

Kekuatan Kata-Kata:

 

Kata pribahasa: “memang lidah tak bertulang, tak sebatas kata-kata”, bahwa kata-kata kadang dianggap sesuatu yang remeh, malas, dusta. Berkata-kata memang mudah, tetapi berkata yang teratur, tersusun, terarah, mengarahkan, berpengetahuan, itu sulit. Kata-kata yang tersusun dengan baik menjadi kalimat, kalimat yang tersusun menjadi bab, bab disusun menjadi risalah, buku, article, jika berkata-kata itu mudah maka tentu semua dengan mudah menjadi sarjana, sastrawan, jurnalis dll.

 Manusia hidup pasti melakukan berbagai kegiatan: berbicara, bekerja, mendengar, menulis, membaca, dan juga berpikir. Semua kegiatan ini tidak bisa terlepas dari kata-kata. Tanpa kata-kata, tak ada yang bisa kita bicarakan. Tanpa kata-kata, tak ada yang bisa kita mengerti. Tanpa kata-kata, tak bisa kita berkarya. Kata-kata memiliki kekuatan yang dahsyat, karena tanpa kata-kata, kita layaknya seperti orang mati saja.

Engkau tak dapat memukul paku untuk membangun rumah dengan kata-kata, tetapi sesaat saja, engkau dapat meruntuhkan rumah tangga yang dibangun bertahun-tahun dengan kata-kata! 

Manusia lebih terpengaruh dan menaruh perhatian pada kata-kata negative dari pada kata-kata positif. Beribu-ribu kata-kata kebenaran, pengharapan, motifasi, yang diberikan seseorang kepada kita, tetapi yang sering ada yait,u kita mengatakan “ngomong tok”, dan kita tidak terpengaruh, tidak bertindak, tetapi coba, kalau kata-kata itu adalah kata negative hinaan, kita tidak pernah katakan ngomong tok!

          Demikian penting kata-kata dan berkata-kata, tentu kita ingat bahwa setiap kata selalu membawa dampak, baik itu dampak yang baik dan juga buruk. Dulu kita mengenal pepatah “mulutmu harimaumu”, sekarang hanya sedikit bergeser yaitu “jarimu harimaumu”.

          Karena kata-kata, banyak masyrakat terpecah, karena kata-kata banyak persekutuan yang kacau, karena kata-kata banyak rumah tangga yang hancur, karena kata-kata banyak anak-anak yang tawar hatinya. Bagaimana seharusnya orang percaya memahami kekuatan kata-kata:

1.    Kata-kata adalah cermin pikiran, perasaan dan cermin diri.

2 Kor. 4: 13; 2 Tes. 2:16-17; Am. 29: 20; Kej. 45: 27;

       
 
Kata disebut kata karena memiliki arti. Kata dikeluarkan oleh manusia kepada manusia lainnya atau kepada Allah. Setiap orang berkata-kata bukan karena hanya memiliki mulut, tetapi memiliki hati dan pikiran, oleh karena itu kata-kata mencerminkan pikiran, perasaan dan maksud orang yang berkata-kata kepada objek yang dituju.

          Karena kata-kata memiliki arti dan maksud, serta mencerminkan pikiran dan perasaan dari orang yang berkata-kata, oleh karena itu jangan sembarang berkata-kata, terlebih lagi kita kadang memiliki beberapa setatus sekaligus, mungkin suami/isteri, ayah, pemimpin. Ingatlah Firman Tuhan: “juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya” (Ams. 17: 28).

           Karena kata-kata memiliki arti dan maksud, serta mencerminkan pikiran dan perasaan dari orang yang berkata-kata, maka setiap kata-kata harus dipertanggungjawabkan, bahkan Firman Tuhan katakana: Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. (Mat 12:36). Hanya kata-kata orang yang belum dewasa dan orang gila yang tidak dapat dituntut secara hukum, baik oleh hukum manusia maupun hukum Allah.

          Salah satu ciri kedewasaan dan ciri orang berhikmat adalah kemampuan Menyusun kata-kata secara benar sesuai dengan maksud pikirannya.

          Lebih dari sekedar tanda kedewasaan dan hikmat, orang beriman harus berkata-kata sesuai dengan imannya, baik secara praktis maupun secara teologis. Ambil contoh praktis: ketika seseorang bertanya kepada anda: Pernakah anda ke Yerusalem? Atau saya yang bertanya kepada anda: pernakah anda ke Yerusalem? Apa jawab anda?

“Saya tidak pernah ke Yerusalem”! 

“Saya belum pernah ke Yerusalem”!

Apakah kedua jawaban ini sama? Tentu tidak! Jawaban pertama sekedar menjawab sesuai kenyataan, tetapi yang kedua, selain menyatakan kenyataan, Ia juga mengandung “harapan”, dan harapan lahir dari iman.

          Seharusnya setiap orang percaya berkata-kata sesuai dengan imannya, sebagaimana Rasul Paulus berkata-kata yang sebelumnya diawali dengan pikiran Kristen yaitu pikiran positif dan penuh pengharan: “dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa,…………namun kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata” (2 Kor. 4: 7-13).

          Hendaklah setiap perkataan kita adalah perkataan yang terbit dari iman, menguatkan iman kita dan orang lain, memberi pengharapan iman, dan menumbuhkan iman lainnya.

 

2.   Kata-kata itu adalah kekuatan

Ef. 4: 29. Mrk. 1:27; Luk. 4:32; Mat. 16: 19

Rasul Yakobus mengandaikan “perkataan itu bagaikan api dan kemudi”, ia memiliki kuasa untuk menghanguskan dan mengendalikan. Lidah atau perkataan memiliki kuasa untuk membangun dan juga kekuatan penghancur yang dasyat.  (Yak. 3: 1-12), Oleh karena itu, berpikirlah sebelum berkata-kata: sebab kata-kata memiliki kekuatan.

Dalam dunia supranatural kita mengenal yang namanya: “mantra dan kutukan”, dua hal ini mungkin kita dapat katakan bahwa hanya sebatas kata, tetapi tidak jarang terbukti bahwa keduanya memiliki kuasa hebat.

Dalam dunia orang beriman, kita juga mengenal “berkat dan kutuk”, kedua-duanya hanya perkataan, tetapi belum ada yang dapat menyangkali bahwa keduanya telah banyak terbukti dampaknya dalam sejarah. Dalam sejarah Israel kita mengenal yang namanya Bileam yang diundang untuk mengutuk Israel (Ul. 22). Demikian juga kita tentu ingat bagaimana Tuhan Yesus mengutuk pohon ara, dan kutukan itu sangat terbukti kuasanya.

Selain berkat dan kutuk, kita juga mengenal yang namanya “doa”, doa hanya kata-kata, tetapi kuasa doa sangatlah terbukti, bahkan Rasul Yakobus sendiri mengatakan: “karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yak. 5: 16).

Dalam ilmu Antropologi, ada satu cabang ilmu yang disebut “labelling theory” atau “teori menandai.” Jika kita terus melebali seseorang dengan kata-kata tertentu, besar kemungkina hal itu akan terjadi dan menjadi identitas diri. Contoh: kamu nakal, kamu bodoh, kamu bukan suami yang baik, dll.

Andrew Newberg, M.D. dan Mark Robert Waldman, dalam bukunya, “Words Can Change Your Brain”, bahawa suatu kata punya kekuatan mempengaruhi gen yang mengatur tekanan fisik dan emosional seseorang.

Begitu banyak bagian Firman Tuhan yang mengingatkan kita betapa kata-kata memiliki kuasa, dimana kuasa itu seperti pisau yang dapat menyembuhkan dan juga dapat menghancurkan, melemahkan atau memberi pengharapan, mennyatukan atau menceraiberaikan:

Ø  Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia. (Ams 12:25)

Ø  Perkataan orang fasik menghadang darah, tetapi mulut orang jujur menyelamatkan orang. (Ams 12:6)

Ø  Kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik. (2Tes 2:17)

 

 

Sabtu, 23 Oktober 2021

Dampak Pengabaian Firman Allah

 


Firman Tuhan (Alkitab) telah begitu banyak merubah dunia. Dunia Barat adalah bukti perubahan itu, tetapi di abad 21 ini seiring bangkitnya sekulerisme dan Postmodernisme, Alkitab telah banyak ditinggalkan, gereja-gereja menjadi kosong, dikontrakkan, bahkan beberapa diantaranya berubah menjadi rumah ibadah agama lain.

Mengapa Alkitab diabaikan bahkan ditinggalkan? Karena Firman Tuhan dianggap sebagai penghalang keinginan daging zaman, sehingga kita menyaksikan perubahan-perubahan justru yang mengarah kepada kemerosotan moral, etik, semangat kerja.

Dalam Survei Sosial Umum 2018 tentang sikap masyarakat AS, "tidak ada agama" menjadi grup tunggal terbesar, mengalahkan jumlah penganut Kristen evangelis. Mengapa semua ini terjadi? Tentu bahwa hal yang mendasar dalam iman Kristen yaitu “Firman Tuhan” yang menjadi dasar dan pondasi iman gereja, telah diabaikan.

Voltaire, filsuf Prancis abad ke-18, yang menulis: "Jika Tuhan tidak ada, maka sangat perlu untuk menciptakannya”. Berbeda dengan pergeseran agama, Menciptakan Tuhan, tidak pernah berjalan secara frontal atau revolusi, tetapi berjalan secara perlahan. Pertama, menciptakan denominasi, model gereja, pemilihan suatu focus liturgis untuk menjadi identitas, dan akhirnya konsep allah yang sesuai selera. Mengapa semua ini dapat terjadi? Karena firman Tuhan telah diabaikan sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya Kristus yang diberitakan di mimbar-mimbar gereja, bukan lagi Kristus yang diceritakan Alkitab, tetapi Kristus yang disesuaikan dengan selera jaman dan selera jemaat.

Dampak-pengabaian dan penolakkan terhadap Firman Tuhan?  

1.    Firman tidak lagi menadi dasar dari semua kegiatan agama.

Semua agama selalu memiliki claim eksklusif bahwa hanya dirinya satu-satunya yang benar, hanya dalam agama itu jalan keselamatan, bahkan calim-claim yang lain, seperti ‘agama damai dan lain sebagainya, tetapi kita dapat menilai semua claim itu berdasarkan “apa yang tersurat dan tersirat dalam kitab suci setiap agama”.

Gereja dan iman Kristen dibangun di atas batu karang yang teguh yaitu, firman Kristus. Hidup orang Kristen adalah kitab yang terbuka, tetapi bukan Kitab Suci yang menjadi dasar kebenaran iman.

Gereja adalah persekutuan orang-orang kudus di sepanjang zaman dan di segala tempat. Tuhan Yesus mengandaikan Gereja dengan “tubuh, kawanan, bangunan (dimana Kristus sebagai Batu penjuru). Kita ambil contoh bangunan. Yang terpenting pada bangunan adalah “dasarnya”, jika dasarnya bengkok maka bengkoklah bangunan, jika dasarnya tidak kokoh maka bangunan dapat retak dan runtuh.

Firman Tuhan adalah dasar dari Gereja & iman, itulah sebabnya mengapa Tuhan Yesus mengatakan, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku”, dimana alam maut tidak dapat menguasainya.

Sejak pada Perjanjian Lama, Allah menegur Israel, mengabaikan  & menghukum mereka karena mereka mengabaikan Firman-Nya, bahkan ibadah yang mereka lakukan dianggap sebagai kejijikan oleh Allah, karena mereka melakukan ibadah itu bukan untuk mendekati hadirat Allah untuk mendengarkan-Nya, tetapi hanya sebagai kewajiban agamis semata: jagalah llangkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat. (Pkh. 5:1).

Firman Tuhan adalah dasar dari semua kegiatan agama, khususnya ibadah Kristen. Semua kegiatan agama yang tidak didasari oleh Firman dapat tersesat dan tidak dikenan Allah.

Doa adalah salah satu hal pokok dalam ibadah Kristen, tetapi tanpa kesukaan pada Firaman Allah, maka Allah tidak berkenan untuk menddengarkan, bahkan dimurkai Allah. ‘apabila mereka berseru-seru kepada-Ku, maka Aku tidak akan mendengarkan mereka’. (Yer: 11: 11).

Teguran Tuhan Yesus kepada Marta: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu : Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Luk.10:41). Tentu bahwa pelayanan yang dilakukan Marta adalah penting, tetapi ia mengabaikan yang menjadi dasar utama untuk melayani yaitu mendengar Firman.

 

2.    Alkitab tidak lagi menjadi sumber kebijaksanaan orang beriman. 


Bagai iman Kristen, Alkitab adalah Firman Allah, dan iman datangnya dari pendengaran akan Firman Kristus (Rom.10:17). Tuhan Yesus mengatakan bahwa: dari buahnya kita akan mengenal suatu pohon, bahwa tindakan kelakuan adalah hasil pikiran, dan pikiran adalah hasil dari apa yang diimani atau dipercayai, dengan demikian apa yang dilakukan seseorang berhubungan langsung dengan apa yang diimaninya.

Karena Alkitab adalah firman Allah, oleh karena itu Alkitab adalah kebenaran. Kebenaran Alkitab bukan karena diimani sebagai kebenaran, tetapi pada dasarnya Ia adalah kebenaran. Sampai saat ini, Alkitab tidak pernah salah dalam hal apapun.

Mengabaikan Alkitab, bukan saja mengabaikan firman Allah, tetapi juga mengabaikan Allah itu sendiri. Menolak kebenaran Alkitab adalah menolak Kristus dan Allah itu sendiri. “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku. (Luk 10:16).

Kebanaran Alkitab terbukti telah merubah dunia, baik budaya, HAM. Pilitik (Politik etis yang pernah dilakukan Belanda di Indonesia, diinisiasi oleh seorang Pendeta Belanda yang menjadi Perdana Mentri Belanda yaitu: Abraham Kuyper), teknologi, seni dan lain sebagainya, tetapi ketika Alkitab yang adalah Firman Tuhan itu diabaikan, maka apa lagi yang menjadi hikmat yang menyebut diri mereka berhikmat? Sebagaimana Firman Tuhan melalui nabi Yeremia: “Orang-orang bijaksana akan menjadi malu, akan terkejut dan tertangkap. Sesungguhnya, mereka telah menolak firman TUHAN, maka kebijaksanaan apakah yang masih ada pada mereka?” (Yer 8:9).

          Ketika orang beriman mengabaikan Alkitab, maka, jangankan menjadi ahli diberbagai bidang, untuk menjadi suami & istri saja mereka bermasalah. Jangankan menjadi pengusaha yang jujur dan adil, menjadi pegawai atau karyawan yang baik saja akan sulit terlaksana.

 

3.    Diabaikan & ditolak Allah:


Sering kali kita samakan cinta Allah dengan cinta manusia berdosa. Sering kali ada pertanyaan: “enak mana, mencintai atau dicintai”? lalu banyak orang bodoh yang menjawab bahwa “enak dicintai”, karena apa? Mereka kira kalau dicintai maka mereka dapat berbuat apa saja kepada orang yang mencintai mereka dengan tulus.

Allah mencintai kita manusia berdosa, kasih itu berbeda dengan kasih manusia, berbeda dengan ketika manusia lainnya mencintai kita. Kasih Allah adalah kasih yang kudus, kasih yang tidak pantas diterima oleh manusia, atau dapat kita katakan bahwa “kasih Allah kepada kita adalah anugerah”.

Ketika Allah memutuskan untuk memilih dan mencintai seseorang, bukan berarti bahwa Allah tergantung kepada objek yang dicintai-Nya. Ia tidak tergantung kepada Israel, Ia tidak tergantung kepada kita, tetapi justru kita semakin tergantung kepada-Nya. Cinta-Nya tidak dapat dipermainkan.

Israel selalu merasa diri mereka sebagai bangsa yang istimewa, karena setatus mereka sebagai bangsa pilihan, mereka menganggap bahwa karena Allah memilih mereka dan mengasihi mereka, maka mereka bebas berbuat apa saja kepada Allah, toh Allah akan terus mencari mereka. karena penolakkan Israel kepada Firman Allah, maka Allah beralih kepada bangsa-bangsa lain sebagai Israel rohani. (Rm. 10:16-21).

Bagi manusia beriman, diabaikan Allah, dibiarkan Allah, ditolak Allah adalah suatu kebinasaan, sesuatu yang sangat menyakitkan. Itulah sebabnya mengapa Tuhan Yesus berseru di kayu salib: “Eli..Eli lama sabaktani”, karena demikian sakit ditinggalkan Allah.

Diabaikan Allah, yaitu Allah manarik pimpinan Roh-Nya kepada orang yang mengabaikan-Nya. Seperti Tuhan Yesus yang terus berupaya mengulurkan tangan-Nya kepada Yudas Iskaryot, tetapi ketika Yudas menerima roti dari Yesus di perjamuan terakhir dan kerasukkan: “Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."(Yoh. 13: 27). Jika kita kita bahasakan kata-kata ini dalam kontek Surabaya, sama saja dengan mengatakan: “sak karepmu”.

Diabaikan dan ditolak Allah, sama dengan Allah manarik pemeliharaan-Nya dan perlindungan-Nya kepada kita. Pemazmur Daud menganggap pemeliharaan Allah adalah yang utama dalam dirinya, itulah sebabnya ia berkata: Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku! (Mzm 27:9)

Terakhir, bahwa diabaikan, dibiarkan dan ditolak Allah berarti, Allah menarik berkat-berkat-Nya. Tidak semua uang dan harta benda adalah berkat Allah. Ada uang dan harta benda yang justru menghancurkan orang yang memilikinya, tetapi berkat Allah selalu membawa damai sejahtera terhadap siapa Allah berkehendak memberikan-Nya. Firman Allah katakana: “Jadi tanah itu akan ditinggalkan mereka dan akan pulih dari akibat tahun-tahun sabat yang dilalaikan selama tanah itu tandus, oleh karena ditinggalkan mereka, dan mereka akan membayar pulih kesalahan mereka, tak lain dan tak bukan karena mereka menolak peraturan-Ku dan hati mereka muak mendengarkan ketetapan-Ku. (Im 26:43). Biarlah Firman Tuhan memerintah dalam hidup kita sekalian.

 


LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.   Introitus: (Iringan musik masuk, dan jemaat mengambil saat teduh). 2.   Votum: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yan...