Selasa, 28 Juli 2020

Manusia Terperangkap diantara keinginan, harapan dan visi.


Manusia Terperangkap diantara keinginan, harapan dan visi.

Pertanyaan:
  1. Kapan kita mulai merasa kurang? Kapan kita merasa isteri kita kurang cantic? Kapan kita merasa bahwa………semuanya di mulaikan ketika kita melihat yang dimiliki, yang dipakai, yang dinikmati orang lain?
  2. Apa yang menggerakkan hidup manusia? Apa yang menggerakkan aktifitasmu setiap hari? Apakah cari makan? Kita butuh makan, tidak makan maka kelaparan dan mati. Tetapi maukan saya katakan kita hidup untuk cari makan? Sering kita katakan aktifitas keseharian kita dengan kata “ekerja” pertanyaan adalah “kerja untuk apa”? kerja untuk makan!
  3. Apa yang menggerakkan hidup kita setiap hari? Apakah harapan? Visi? Ataukah keinginan? Jika kita katakana harapan? Harapan akan apa? Kabur khan? Cita-cita? ketika engkau telah mencapai cita-cita, lalu apa? Hanya memenuhi kebutuhan? (Amsal. 11: 28).


Manusia adalah mahluk yang luar biasa, Allah memberikan citra-Nya kepada manusia diantaranya, Allah memberikan pikiran dan sengan pikiran itu manusia memiliki kehendak dan kehendak itu berkembang sedemikian rupa.
Selain pikiran dan kehendak, ada hal yang natural dalam diri manusia, yaitu perasaan dan perasaan itu berkembang sedemikian rupa, cinta, suka, rindu, gairah seks dll. Cinta adalah sesuatu yang baik jika sejalan dengan kehendak Allah, tetapi jika cinta itu telah keluar dari kehendak Allah maka akan menjadi dosa besar.
Dari begitu luar biasanya manusia dan berbagai macam hal dalam diri manusia, kita akan focus kepada satu hal yang penting dalam sifat manusia yaitu “keinginan”.
Apa itu keinginan. Keinginan baik kata dasarnya maupun kata sifatnya semua berhubungan dengan kehendak manusia. Ingin dapat berupa materi maupun non materi. Keinginan sussah untuk dibatasi tetapi kebutuhan dapat di batasi.
Kebutuhan yang benar adalah sesuatu yang akan harus kita penuhi, sehingga kita bisa hidup normal. Definisi ini membantu kita dalam mengevaluasi kehidupan, sehingga kita bisa melihat apa yang sebenarnya harus ada di dalam hidup kita. Kebutuhan pokok umat Tuhan berkisar pada makanan, tempat tinggal yang layak (tidak harus rumah milik sendiri dan mewah), kesehatan, pendidikan, kesempatan untuk mengekspresikan diri, dan rekreasi. Daftar ini bisa ditambah lagi, namun tidak harus mahal dan tidak harus mengikuti iklan.
Apa peringatan dan perintah Allah mengenai “keinginan”?
  1. Banyak dosa dan kesesatan manusia bermula dari satu hal yaitu “keinginan” yang bertentangan dengan kehendak Allah. Itulah sebabnya mengapa mengenai keinginan ini secara khusus di muat dalam sepuluh hokum dan terletak pada hokum ke 10 yaitu “jangan mengingini apa materi yang dimiliki oleh sesamamu. (Kel, 20)
  2. Manusia mengalami berbagai macam pencobaan dan pertentangan yang disebabkan oleh keinginan manusia itu sendiri (Yak.)

Memahami manusia, juga termaksud memahami “hal-hal mendasar dalam diri manusia termaksud “kehendak” dengan berbagai macam manifestasi dari kehendak itu yaitu “keinginan”.
Mengerti keinginan dalam tema “Membangun Manusia Kristen” adalah penting dan mendasar, sebab jika kita memperhatikan pergerakan mansia secara umum dan khususnya banyak orang Kristen selalu di gerakkan oleh “keinginan”. Apa yang selalu dipikirkan akan menjadi focus hidup dan focus hidup akan menjadi tujuan hidup.
Karena mengingini, maka manusia menggerakkan seluruh waktu, focus, dan mengisi seluruh hari-harinya untuk mengejar apa yang diingininya itu, sementara manusia dan tujuan manusia itu sendiri tidak berdasarkan apa yang diingininya, tetapi berdasarkan “tujuan Allah dalam dirinya”.
Keinginan itu sendiri tidak hanya akan sebatas keinginan, sebab keinginan itu dapat berkembang sedemikian rupa menjadi beberapa tingkatan. Ada tiga tingkatan keinginan yaitu: Keinginan, hasrat, nafsu.
Mungkin anda akan berkata dalam hati, bagaimana mungkin kami semangat untuk bekerja tanpa mengingini
Mengapa pertanyaan apa yang menggerakan kita setiap hari menjadi penting? Karena apa yang menggerakkan hidup kita setiap hari akan menjadi focus dan focus akhirnya menjadi tujuan hidup. (Rick Warren. H. 29)
Menurut Warren bahwa orang percaya diciptakkan demi:
a.    Kesenangan Allah
b.    Keluarga kerajaan Allah.
c.    Menjadi serupa dengan Kristus.
d.    Untuk melayani Allah.
e.    Untuk sebuah misi.





Apa yang Alkitab Ajarakan mengenai keinginana?
  1. Jangan mengingini milik dan jangan ingin menjadi seperti seseorang! Karena peniru hanya akan selalu menjadi pengikut.
Adalah menarik untuk mencermati bahwa Perintah Pamungkas dalam "Sepuluh Firman" עֲשֶׂרֶת הַדְּבָרִים - ASERET HADEVARIM, adalah "Jangan mengingini," firman kesepuluh:
* Keluaran 20:17
LAI TB, Jangan mengingini (LO TAKH'MOD) rumah sesamamu; jangan mengingini (LO TAKH'MOD) isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.
KJV, Thou shalt not covet thy neighbour's house, thou shalt not covet thy neighbour's wife, nor his manservant, nor his maidservant, nor his ox, nor his ass, nor any thing that is thy neighbour's.
Ø  Jangan mengingkan apa yang dimiliki orang lain, karena rumput tetangga selalu lebih hijau.
Allah kita bukan hanya Allah yang memberkati umat, tetapi juga adalah Allah yang menjamin kepemilikkan berkat itu. Itulah sebabnya mengapa umat dilarang keras untuk mengingini milik orang lain dalam bentuk apapun.
Hokum ke 10 ini adalah hokum yang mengatur bukan hanya hubungan Allah dan umat, tetapi juga sesama manusia dengan segala haknya yang sah. Oleh karena itu dilarang mengini hak orang lain dengan cara apapun termaksud dengan “kedok hokum”.
Kita juga tidak boleh mengini hak orang lain yang berada dalam kuasa kita, seperti upah para pekerja kita atau mungkin barang pinjaman yang sementara waktu berada dalam kuasa kita, semuanya harus di kembalikan atau di berikan sesuai dengan perjanjian. Satu hal lagi ketika kita menjadi “agen asuransi dengan perjanjian yang jelas, maka kita tidak boleh menguragi apa yang harus menjadi hak klient.
Hal berikut yang sering kali dekat dengan kita yaitu “perebutan warisan”. Warisan menjadi “hak” ketika sang pemilik telah mati, tetapi ketika mereka masih hidup, maka semanya adalah milik mereka dan menjadi hak mereka dan mereka berkuasa untuk memberikan dan memakainya sekehendak mereka. Anak-anak tidak boleh mengingini milik orang tua mereka.
Hal berikut yaitu cara licik untuk menguasai milik orang lain dengan cara pinjaman, kita tidak boleh merugikan orang lain dengan barang jaminan, apa yang menjadi hak kita dana apa yang menjadi hak orang lain harus tetap terjaga secara adil dan wajar. Mungkin bagi dunia hal itu tidak dianggap kesalahan, tetapi bagi Allah kita itu adalah kesalahan.
Jangan jadi pembinor atau pelakor dengan menggunakan kesempatan yang ada dari masalah yang dihadapi oleh setiap rumah tangga.
Bagaimanapun juga, sadarilah bahwa Allah melarang kita menyerobot milik orang lain, sehingga ia menderita kerugian sementara kita puas dengan keserakahan kita.
.
Ø  Anda diciptakan tidak untuk menjadi sama, bukan berarti anda nyeleneh sendiri, tetapi untuk membuat perbedaan (Max Lucado: Diciptakan Untuk Membuat Perbedaan).
Diantara saudara saja kita sering kali mengingini apa yang dimiliki saudara kita. Bahkan untuk kasih saying orang tuang kita saling berebut, mengasihi yang lain lebih bukan berarti mengabaikan kita. Mengasihi yang lain lebih bukan berarti tidak adil, karena setiap orang berhak untuk mengkhususkan seseorang atau sesuatu secara lebih

  1. Kenginan dapat menjadi pencobaan.
Keinginan, dosa dan maut
Tidak semua kesalahan datangnya dari Iblis. Karena itu, bila memang Iblis yang merasuk seseorang, Iblis itu perlu diusir. Tapi kalau kesalahan akibat ulah sendiri, tidak ada gunanya mencari pertolongan kanan-kiri meminta dilepaskan dari kekuatan Iblis. Jangan mengambinghitamkan Iblis tanpa mau mengevaluasi diri. Bila tidak, kita sebenarnya telah menghina Alkitab.
Alkitab mengatakan bahwa keinginan-keinginan mencobai diri sendirilah yang membuat kita terjatuh dalam kesalahan. Alkitab memakai istilah ‘dibuahi’ yang menunjuk kepada suatu tindakan nyata yang disebut dosa yaitu tindakan melawan keinginan dan ketetapan Allah. Tindakan itulah yang akhirnya menjauhkan kita dari kebenaran Allah, menempatkan kita sebagai oposan Allah. Perwujudan dari dosa yang berlarut-larut akan membuahkan maut.
Dosa muncul dari keinginan untuk mencobai diri sendiri karena didorong oleh naluri untuk membenarkan diri, menang sendiri, memanjakan diri, menggeser kebenaran Allah serta meniadakan ketetapan Allah.
* Yakobus 4:1-6
4:1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
4:2 Kamu
mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa,
sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."


  1. Keinginan dan kebutuhan:
Doa Bapa kami pada permintaan ke 4 mengatakan “berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Dalam konkord Lutheran dikatakan: sesungguhnya Allah menyediakan makanan sehari-hari, bahkan bagi orang jahat, tanpa doa kita, tetapi kita berdoa dalam permintaan ini agar Allah membuat kita sadar atas Anugrah-Nya dan memampukan kita menerima makanan kita sehari-hari dengan ucapan syukur. (Konkord Lutheran,h. 453).
Tentukan Batasan Kebutuhan
Ø  Kebutuhan tiap-tiap orang itu unik dan berbeda. Untuk itu, kita tidak perlu membandingkan kebutuhan kita dengan orang lain. Ungkapan "rumput tetangga terlihat lebih hijau" membuat manusia merasa tidak puas dan menganggap kebutuhan mereka belum terpenuhi, sehingga mereka berusaha sekuat tenaga agar bisa hidup seperti "tetangga" mereka. Ini adalah "kompetisi" yang tidak sehat dan membuat hidup mereka tidak tenang. Ingatlah bahwa kebutuhan kita tidak ditentukan oleh tetangga atau iklan. Jadi, berusahalah untuk tidak mengikuti arus dan tentukan standar untuk diri kita sendiri.
Ø  Bagaimana cara menentukan batasan kebutuhan?
  1. .









Dicobai Oleh Keinginan Diri Sendiri
Penulis : Pdt Bigman Sirait | Tue, 15 September 2009 - 13:39 | Dilihat : 5503


Follow Twitter: @bigmansirait
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada orang yang mengasihi Dia. Apabila seseorang dicobai, janganlah berkata kalau percobaan itu datang dari Allah. Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
(Yakobus 1: 12 –18)
BOLEHKAH kita mengatakan bahwa pencobaan itu datangnya dari Allah? Alkitab, dalam Surat Yakobus di atas, dengan jelas mengatakan bahwa pencobaan tidak datang dari Allah. Lalu bagaimana kita memahami pencobaan yang terjadi terhadap Abraham?
Pencobaan memiliki dua dimensi pengertian yaitu dimensi positif dan negatif. Dalam dimensi positif, cobaan menguji dan memperbaiki sifat seseorang sementara yang negatif menggoda, menunjukkan kelemahan atau menjebak. Yang negatif dikerjakan iblis, sedangkan yang positif dikerjakan Allah.
Allah tidak mencobai siapa pun dalam pengertian negatif. Ia tidak menggoda siapa pun untuk menjatuhkan dan menjebaknya. Allah hanya mengerjakan hal yang positif untuk memperbaiki sifat seseorang agar layak menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Bagaimana iblis bekerja? Salah satunya adalah melalui keinginan kita sendiri. Ada tiga cara yang ditempuh manusia dalam mencobai dirinya sendiri yaitu: berpikir melampaui kemampuan (kesombongan intelektual), mengambil melebihi kebutuhan (keserakahan), dan mengatakan melebihi kebenaran (penipuan).
Berpikir melampai kemampuan
Yakobus menegaskan bahwa seseorang dicobai dan hancur oleh keinginannya sendiri. Bagaimana hal ini terjadi? Mari kita simak dalam Roma 12:3 “Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut kamu pikirkan, tapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.”
Di sini Rasul Paulus menggambarkan cara pertama kita mencobai diri kita sendiri yaitu berpikir melampaui apa yang boleh dipikirkan. Berpikir melampaui kemampuan yang Tuhan berikan, berarti mencobai diri sendiri yang berakibat pada kejatuhan. Itulah yang sering kita lakukan. Kita sering memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak bisa kita tangkap dalam alam pikiran kita. Kita berspekulasi tentang sesuatu yang tidak pernah dijelaskan Tuhan secara tuntas. Tentang hari kiamat misalnya, Yesus sendiri mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tahu tentang kapan hari kiamat itu terjadi. Tidak Anak Manusia, tidak juga malaikat, kecuali Bapa yang di dalam surga. Apakah Yesus sungguh tidak mengetahui kapan hal itu terjadi? Ia tidak mengetahui bukan karena Ia tidak tahu; Ia tidak mengetahui bukan karena Ia hanyalah seorang manusia. Ia Allah yang sempurna, tetapi Ia adalah Allah yang membatasi diri-Nya. Ia membatasi apa-apa yang penting di dalam hidup-Nya. Ia membatasi sifat keilahian-Nya yang mutlak pada diri-Nya.
Pada waktu Yesus membatasi diri-Nya, Ia mengatakan tidak ada yang tahu kecuali Allah Bapa. Tapi kenyataannya, manusia mulai mengintervensi bahkan melewati pemikiran Kristus sendiri. Mereka mulai menghitung, mencari tahu kapan Tuhan Yesus kembali, kapan akhir zaman itu? Mereka mulai mereka-reka dengan berbagai argumentasi yang sebenarnya tidak pada tempatnya. Lalu Yesus seakan-akan tampak bodoh karena Ia mengakui bahwa Ia sendiri tidak tahu, sementara banyak pendeta yang mengaku mengetahui tentang datangnya hari kiamat itu. Kalau para pendeta itu tahu, sementara Yesus tidak tahu, berarti Yesus lebih bodoh daripada pendeta. Atau pendeta itu lebih bodoh, tetapi memintar-mintarkan dirinya. Pendeta seperti ini sedang mencobai dirinya sendiri dengan mengatakan hal-hal yang sebenarnya sangat mengerikan. Memikirkan hal-hal yang bukan bagian kita, yang merupakan suatu misteri, kita sebenarnya tengah mencobai diri kita.
Tuhan tidak menyuruh kita memikirkan hal ini, tetapi Ia mengatakan hal yang jelas untuk kita pikirkan yaitu Dia, Yesus Kristus itu akan datang ke dunia ini seperti pencuri. Karena itu bersiap-siap dan berjaga-jagalah. Itu saja yang dimintaNya dari kita. Begitu sederhana. Kita tidak perlu memikirkan kapan saatnya tiba. Bila kita hidup dekat dengan Allah, hidup bersama Tuhan, kapan pun Tuhan datang, tak ada masalah. Jadi janganlah memikirkan sesuatu yang melebihi kemampuan lalu mulai berspekulasi dan akhirnya menyimpulkan sesuatu yang amat menakutkan.
Mengambil melebihi kebutuhan
Inilah cara kedua kita mencobai diri sendiri. Dalam Keluaran 16:4-5 kita baca, “Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: ‘Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukumKu atau tidak. Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari.’”
Orang Israel diberikan manna oleh Allah sendiri. Setiap orang diminta mengambil untuk kebutuhan sehari saja. Tetapi, ada di antara mereka yang serakah dan menginginkan lebih daripada yang diberikan oleh Tuhan. Mereka berpikir jangan hanya untuk satu hari, kalau boleh tiga atau lima hari. Mereka ingin memiliki deposito, jaminan atau garansi. Maka mereka pun menginginkan dan mengambil lebih daripada yang Tuhan tetapkan. Tindakan seperti ini digolongkan sebagai suatu kejahatan. Orang Israel mulai mencobai Tuhan dengan mencobai dirinya sendiri. Mereka menginginkan lebih dari apa yang sudah Tuhan tetapkan bagi mereka. Di situlah letak kesalahan dan sumber kejatuhan mereka dalam dosa.
Hiduplah secukupnya. Jangan melebihi yang dibutuhkan dan yang telah ditentukan Tuhan bagi Anda. Dalam Doa Bapa Kami, Yesus sendiri mengajarkan kita untuk memohon, “Berilah kami hari ini makanan kami yang secukupnya”. Apa arti ‘secukupnya’ disini? Bukankah artinya sangat relatif? Biarkanlah Tuhan memberikan arti ‘cukup’ kepadamu. Biarkan Tuhan yang mengatur segala kebutuhanmu. Itulah iman yang sungguh-sungguh.
Mengatakan melebihi kebenaran
Cara ketiga mencobai diri sendiri adalah dengan menipu atau memalsukan kebenaran demi kepentingan diri sendiri. “Dengan setahu istrinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?’” (Kisah Rasul 5: 2-3.
Sebagai suami-istri, Ananias dan Safira sepikir dan bersepakat dalam hal yang jahat. Mereka sudah mengatakan sesuatu melebihi kebenaran yang ada. Mereka tidak menyerahkan seluruh harta benda hasil penjualan yang harus dipersembahkan kepada Tuhan. Mereka menyimpan sebagian tetapi mengatakan sudah memberikan semuanya. Rasul Petrus menjadi sangat marah. Mereka mendapatkan hukuman yang sangat mengerikan.
Tak jarang kita terperangkap dalam kecenderungan ini. Untuk mendapatkan pujian orang, kita rela mengangkangi kebenaran. Kita menggeser kebenaran hanya untuk mengangkat nilai diri. Kita telah menipu diri dan akan terus terjerumus dalam rekayasa dan penipuan yang lebih besar lagi. Kita telah mencobai diri sendiri yang membuat kita terjerumus ke dalam perangkap. Dan si Setan, si Maut sudah menanti kita.
Keinginan, dosa dan maut
Tidak semua kesalahan datangnya dari Iblis. Karena itu, bila memang Iblis yang merasuk seseorang, Iblis itu perlu diusir. Tapi kalau kesalahan akibat ulah sendiri, tidak ada gunanya mencari pertolongan kanan-kiri meminta dilepaskan dari kekuatan Iblis. Jangan mengambinghitamkan Iblis tanpa mau mengevaluasi diri. Bila tidak, kita sebenarnya telah menghina Alkitab.
Alkitab mengatakan bahwa keinginan-keinginan mencobai diri sendirilah yang membuat kita terjatuh dalam kesalahan. Alkitab memakai istilah ‘dibuahi’ yang menunjuk kepada suatu tindakan nyata yang disebut dosa yaitu tindakan melawan keinginan dan ketetapan Allah. Tindakan itulah yang akhirnya menjauhkan kita dari kebenaran Allah, menempatkan kita sebagai oposan Allah. Perwujudan dari dosa yang berlarut-larut akan membuahkan maut.
Dosa muncul dari keinginan untuk mencobai diri sendiri karena didorong oleh naluri untuk membenarkan diri, menang sendiri, memanjakan diri, menggeser kebenaran Allah serta meniadakan ketetapan Allah.
Dihadapkan pada realita hidup yang warna-warni, yang sulit kita prediksi, janganlah kita menjadi orang bodoh atau mau dibodohi oleh berita-berita yang tidak benar sehingga kita terjebak dan pada akhirnya mencobai diri sendiri.


Diringkas oleh: Sri Setyawati
Keinginan dan kebutuhan adalah dua hal yang berbeda. Salah satu langkah agar bisa lepas dari konsumerisme adalah memiliki keterampilan untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Dengan begitu, kita dapat menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan dan membantu pelebaran Kerajaan Tuhan di muka bumi.
Setiap manusia memiliki keinginan. Namun, ketika keinginan tersebut berkembang tanpa batas, maka kita cenderung menjadi serakah dan terjebak dalam lingkaran konsumerisme. Kenyataan ini merupakan tantangan yang cukup sulit untuk kita kalahkan, karena itu kita harus belajar membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Ironisnya, banyak dari kita tidak mampu/tidak tahu membedakan kedua hal tersebut, sehingga kita selalu merasa tidak cukup. Mungkin ada juga dari kita yang merasa sudah berusaha sekuat tenaga, namun tetap saja kehabisan uang, karena kita tidak bisa mengalahkan keinginan kita yang sangat banyak. Berikut ini lima langkah yang dapat menolong kita untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
1. Mendefinisikan Arti Kebutuhan
Kebutuhan sering kali diartikan sebagai sesuatu yang membuat seseorang bahagia. Definisi ini membuat banyak umat Tuhan yang menganggap apa pun yang membuat hidup mereka menjadi lebih berbahagia sebagai kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Akibatnya, mereka cenderung hidup hanya untuk mencari/mengejar apa yang membuat mereka bahagia saat ini, tanpa mempertimbangkan waktu yang akan datang. Ketika kita mengejar apa yang kita anggap kebutuhan, biasanya kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan, karena sebetulnya kita tidak membutuhkan itu semua.
Definisi kebutuhan yang benar adalah sesuatu yang akan harus kita penuhi, sehingga kita bisa hidup normal. Definisi ini membantu kita dalam mengevaluasi kehidupan, sehingga kita bisa melihat apa yang sebenarnya harus ada di dalam hidup kita. Kebutuhan pokok umat Tuhan berkisar pada makanan, tempat tinggal yang layak (tidak harus rumah milik sendiri dan mewah), kesehatan, pendidikan, kesempatan untuk mengekspresikan diri, dan rekreasi. Daftar ini bisa ditambah lagi, namun tidak harus mahal dan tidak harus mengikuti iklan.
2. Tentukan Batasan Kebutuhan
Kebutuhan tiap-tiap orang itu unik dan berbeda. Untuk itu, kita tidak perlu membandingkan kebutuhan kita dengan orang lain. Ungkapan "rumput tetangga terlihat lebih hijau" membuat manusia merasa tidak puas dan menganggap kebutuhan mereka belum terpenuhi, sehingga mereka berusaha sekuat tenaga agar bisa hidup seperti "tetangga" mereka. Ini adalah "kompetisi" yang tidak sehat dan membuat hidup mereka tidak tenang. Ingatlah bahwa kebutuhan kita tidak ditentukan oleh tetangga atau iklan. Jadi, berusahalah untuk tidak mengikuti arus dan tentukan standar untuk diri kita sendiri.
Bagaimana cara menentukan batasan kebutuhan?
a. Menyadari adanya kebutuhan untuk menurunkan standar.
Kita harus berani mengubah gaya hidup kita. Ini bukan merupakan hal yang mudah. Tetapi hal ini akan memberi dampak positif bagi kita. Mengapa?
- Menurunkan standar sama dengan meningkatkan kualitas hidup.
Ketika kita menurunkan standar hidup kita, sebenarnya kita sedang berbuat baik untuk diri sendiri, karena kita akan merasakan hidup yang lebih damai. Kita juga harus menyadari bahwa menurunkan standar hidup tidak akan membuat kita menderita, malahan akan meningkatkan kualitas hidup kita. Kita harus menyadari bahwa kualitas hidup tidak ditentukan oleh standar hidup yang tinggi. Standar hidup yang tinggi senantiasa berhubungan dengan uang dalam jumlah besar, sedangkan kualitas hidup tidak berhubungan langsung dengan besarnya jumlah uang yang dikeluarkan.
- Menurunkan standar sama dengan menyelamatkan dunia.
Ada dua pilihan yang bisa diambil untuk menyelamatkan dunia. Pertama, kita memiliki standar hidup yang tinggi, tetapi menolak orang lain untuk memiliki standar hidup seperti kita. Kita berusaha menggunakan teknologi yang ramah lingkungan untuk meminimalkan polusi yang kita hasilkan. Kedua, kita mengizinkan orang lain berkembang dan mengurangi standar hidup mereka, sehingga setiap individu bisa memiliki gaya hidup yang sesuai dengan bagian mereka, sehingga tingkat polusi masih bisa diterima. Pilihan mana yang harus kita ambil? Pilihan kedua. Meskipun pilihan ini tidak sesuai dengan budaya saat ini, tetapi sebagai anak Tuhan, kita harus melakukan pilihan kedua, karena bisa membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi semua orang.
b. Menghitung kemampuan keuangan yang dimiliki.
Hitunglah dan lihatlah dengan jujur kemampuan keuangan yang Anda miliki.
c. Sekali-sekali umat Tuhan harus mengikuti kegemaran mereka.
Setiap orang memiliki kebutuhan untuk mengikuti kegemaran/hobi mereka. Membelanjakan uang dengan baik tidak selalu berarti berlawanan dengan menikmati kehidupan. Membelanjakan uang dengan baik membutuhkan keseimbangan. Hal ini akan memaksa seseorang untuk memangkas banyak pengeluaran. Namun, mereka juga tetap bisa menikmati kehidupan. Mereka tidak takut untuk membelanjakan uang untuk memenuhi keinginan mereka, tetapi juga tidak membiarkan diri mereka menjadi budak konsumerisme.
Jika kita melakukan kegemaran/hobi kita sesekali, tidak menjadi masalah. Hal ini akan menjadi masalah jika dilakukan secara terus-menerus.
d. Melakukan evaluasi.
Proses menentukan batasan kebutuhan ini bukanlah proses yang hanya dilakukan sekali, tetapi merupakan proses yang berkelanjutan. Dalam mengevaluasi keuangan tidak berarti kita harus melakukan penghematan secara berlebihan. Dengan adanya pertimbangan dan pengendalian diri kita bisa menyisihkan uang untuk ditabung.
Penghematan memang harus dilakukan, tetapi keseimbangan dalam hidup perlu dipertimbangkan. Jangan sampai akibat melakukan penghematan dengan ketat, ada banyak hal buruk terjadi dalam hidup dan keluarga kita. Melakukan penghematan memang perlu, tetapi jika kita melakukannya hingga menyebabkan keluarga kita menderita karena kebutuhan pokok yang tidak terpenuhi, hal itu tidak benar.
3. Perhatikan Dampak Bila Keinginan Tidak Terpenuhi
Untuk bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, kita bisa melihat dampak yang ditimbulkan dari keduanya. Keinginan tidak akan membawa dampak yang buruk jika tidak dipenuhi, sedangkan kebutuhan akan mengakibatkan dampak yang merugikan jika tidak dipenuhi. Keinginan biasanya hanya ada pada tingkat perasaan, sedangkan kebutuhan sangat nyata. Keinginan tidak akan berdampak jika ditunda, sebaliknya kebutuhan tidak bisa ditunda dan harus dipenuhi.
4. Periksa Kualitas Barang yang Dibutuhkan
Selain memeriksa dampak bila tidak terpenuhinya keinginan/kebutuhan, kita perlu melihat dampaknya bagi kita jika kualitas barang yang dibutuhkan/diinginkan diturunkan.
Keinginan bisa saja merupakan kebutuhan, tetapi dengan kualitas yang lebih tinggi daripada apa yang sebenarnya dibutuhkan. Untuk itu, kita harus memiliki pemahaman yang benar dalam membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
5. Sadari Kebutuhan Bisa Berkembang
Kita harus menyadari bahwa kebutuhan bisa berkembang. Banyak benda yang dulunya dianggap sebagai barang mewah yang hanya memuaskan keinginan seseorang, sekarang telah berubah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Terkadang produsen melalui iklan berusaha mengubah barang yang tidak penting menjadi suatu kebutuhan. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati ketika mereka menerima barang yang dulunya merupakan keinginan, sekarang sudah berubah menjadi kebutuhan. Kita harus memastikan bahwa kita memang benar-benar membutuhkan barang tersebut. Kita juga harus tetap berhati-hati terhadap keserakahan yang bisa membuat banyak keinginan diubah menjadi kebutuhan.
Ahli ekonomi memberi tahu kita bahwa sumber daya alam terbatas, tetapi keinginan manusia tidak terbatas. Sementara Mahatma Gandhi berkata: "Bumi menyediakan cukup untuk kebutuhan semua manusia, tetapi bukan untuk keserakahan semua manusia." Apakah yang membuat manusia bertindak secara serakah? Sifat alami manusia atau karena iklan?
Kesimpulan
Membedakan antara keinginan dan kebutuhan memang banyak diabaikan oleh kita -- umat Tuhan. Mereka merasa bahwa mereka tidak perlu melakukan tindakan ini. Namun, umat Tuhan harus melakukannya sehingga mereka bisa mendapatkan kebutuhan yang lebih baik. Mereka juga harus berhati-hati agar tidak melakukan penghematan secara ekstrem, sehingga merugikan diri sendiri dan keluarga mereka. Tujuan melakukan ini semua adalah untuk membuat hidup mereka menjadi lebih baik dan bukannya membuat hidup mereka menderita.
Diringkas dari:
Judul buku
:
Bebas dari Konsumerisme
Judul bab
:
Membedakan antara Keinginan dan Kebutuhan
Penulis
:
Benny Santoso
Penerbit
:
Penerbit ANDI, Yogyakarta 2006






















BP
Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus

Posts: 15065
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Postby BP » Wed Aug 02, 2017 9:34 pm



Yakobus 4:1-6 menuliskan hubungan antar manusia yang tercoreng oleh karena konflik keinginan.
* Yakobus 4:1-6
4:1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa,
sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Namun sebelum kita membahas ayat-ayat di atas, kita pahami dulu dengan melakukan "Study-kata" tantang apa itu "keinginan, hasrat dan nafsu." Di situs Sarapanpagi Biblika (SPB) ini, kita membiasakan diri untuk membaca ayat secara
פְּשָׁט - PESHAT, artinya: "polos (plain); sederhana (simple)," atau "lurus (straight)", atau "langsung (direct)." Memahami Alkitab dari artinya yang lurus/ plain; memahami arti harfiah/ pemahaman literal dari apa yang tertulis di Alkitab. Barulah kemudian menafsirkannya. Metode eksegesis Alkitab dari kalangan Yahudi adalah פַּרְדֵּס - PAR'DES ini sebenarnya adalah sebuah "akronim" (PaRDeS: פרדס - Fe-Resh-Dalet-Samekh) yang terbentuk dari masing-masing inisial dari empat tingkatan tersebut, yaitu: פ - Fe : פְּשָׁט - PESHAT, רֶמֶז - REMEZ, ד - Dalet : דְּרַשׁ - DERASH, dan ס - Samekh . Secara Singkat kita pahami, PESHAT, adalah penafsiran literal (simple/plain); REMEZ, adalah pemahaman arti kias atau non-literal; DERASH, adalah wawasan (hint)/ study komparatif yang diperluas dan aplikasinya dalam kehidupan ; dan SOD adalah "mystery," memahami makna yang tersembunyi/ makna rahasia dari ayat Alkitab.
Image

Saya pribadi menyukai membaca Alkitab dengan cara
פְּשָׁט - PESHAT, yang lurus, simple apa adanya. Baru jika diperlukan menimbang juga 3 tahapan yang lain: Remez, Derash & Sod. Tahapan awal, ayat dibaca dengan cara simple saja, karena itu adalah dasar. Demikian juga dalam bahasan kita kali ini, bahwa pembacaan secara lurus adalah langkah pertama dalam memahami ayat.

Kekristenan di Indonesia, mayoritas adalah hasil penginjilan dari misionaris-misionaris dari Barat. Yang dimana kita diperkenalkan Kekristenan dengan filosofi theolog-theolog Barat, Calvinisme, Lutheranisme, bahkan Karismatik adalah hasil penginjilan orang-orang barat dengan warna theology abad 16-Masehi Eropa, yang sezaman dengan VOC, Belanda menjajah Indonesia (bukan mengenal Kekristenan yang awal Masehi dari aslinya, dari tanah Israel). Sehingga warna Semitik Kekristenan itu hilang. Kitapun di sini bangga membaca Alkitab dalam bahasa Inggris, atau para pengkhotbah merefer istilah-istilah Inggris, dan para pendeta (eh sekarang mereka pengennya dipanggil pake istilah Inggris: "pastor" ding) juga sekolahnya pada sekolah theologi yang berbasis "barat" dengan kajian-kajian KJV dan NIV berbahasa Inggris. Banyak kesan bahwa kekristenan adalah agama bule. Tetapi sesungguhnya Kekeristenan adalah Timur, Semitik.

Ya, memang Yesus Kristus adalah Tuhan yang universal, Allah bagi segala bangsa. Kekristenan dari kalangan manapun mendapat kesempatan yang sama untuk mendapat keselamatan. Tetapi melalui Situs Sarapanpagi Biblika (SPB) ini, saya ingin kembali mengajak Anda untuk melihat betapa indahnya sastra Alkitab dalam bahasa asli Alkitab: Ibrani dan Yunani, yang keduanya masuk kedalam karya sastra Ibrani. Sastra Perjanjian Baru bahasa Yunani disebut (Judeo-Greek).

Mahatma Gandhi adalah orang yang pertama besikeras membedakan antara Injil Kristus dengan kebudayaan serta peradaban Barat. Menurutnya, Yesus Kristus adalah orang Asia tulen yang kemudian ajaran-ajaran-Nya terdistorsi oleh percampuran filosofi Barat dengan kekuasaan Roma. Jika ajaran Kristen memiliki pesan yang universal, mengapa hal ini harus disampaikan dalam bahasa Barat, istilah-istilah sejarah Barat, dan dari sudut pandang Barat? (Reff: Gandhi on Christianity, baca di gandhi-on-christianity-vt1191.html#p3713 ).
Image

Ketika orang-orang Kristen tidak ubahnya seperti orang-orang dunia, yang menuruti hawa nafsunya, keinginan duniawinya. Teladan Kristus sama sekali hilang dalam kehidupan mereka. Quote dari Mahatma Gandhi itu hendaknya menjadi perenungan bagi kita, Anda dan saya mungkin pernah mengabaikan teladan Kristus ketika "mengingini sesuatu."

Adalah menarik untuk mencermati bahwa Perintah Pamungkas dalam "Sepuluh Firman" עֲשֶׂרֶת הַדְּבָרִים - ASERET HADEVARIM, adalah "Jangan mengingini," firman kesepuluh:
* Keluaran 20:17
LAI TB, Jangan mengingini (LO TAKH'MOD) rumah sesamamu; jangan mengingini (LO TAKH'MOD) isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.
KJV, Thou shalt not covet thy neighbour's house, thou shalt not covet thy neighbour's wife, nor his manservant, nor his maidservant, nor his ox, nor his ass, nor any thing that is thy neighbour's.
Hebrew,

לֹא תַחְמֹד בֵּית רֵעֶךָ לֹֽא־תַחְמֹד אֵשֶׁת רֵעֶךָ וְעַבְדֹּו וַאֲמָתֹו וְשֹׁורֹו וַחֲמֹרֹו וְכֹל אֲשֶׁר לְרֵעֶֽךָ׃ פ
Translit interlinear, LO'-TAKHMOD {jangan engkau menginginkan, Negative Particle, Verb Qal Imperfect 2nd Mas. Sing.} BEYT {rumah} RE'EKHA {tetanggamu} LO'-TAKHMOD {jangan engkau menginginkan, Negative Particle, Verb Qal Imperfect 2nd Mas. Sing.} 'ESHET {isteri dari} RE'EKHA {tetanggamu} VE'AV'DO {dan hambanya laki-laki} VA'AMATO {dan hambanya perempuan} VESHORO {dan lembunya} VAKHAMORO {dan keledainya} VEKHOL {dan semua} 'ASHER {yang} LERE'EKHA {pada tetanggamu}
LXX, ουκ επιθυμησεις την γυναικα του πλησιον σου ουκ επιθυμησεις την οικιαν του πλησιον σου ουτε τον αγρον αυτου ουτε τον παιδα αυτου ουτε την παιδισκην αυτου ουτε του βοος αυτου ουτε του υποζυγιου αυτου ουτε παντος κτηνους αυτου ουτε οσα τω πλησιον σου εστιν
Translit, OUK EPITHUMÊSEIS TÊN GUNAIKA TOU PLÊSION SOU OUK EPITHUMÊSEIS TÊN OIKIAN TOU PLÊSION SOU OUTE TON AGRON AUTOU OUTE TON PAIDA AUTOU OUTE TÊN PAIDISKÊN AUTOU OUTE TOU BOOS AUTOU OUTE TOU HUPOZUGIOU AUTOU OUTE PANTOS KTÊNOUS AUTOU OUTE HOSA TÔ PLÊSION SOU ESTIN
VULGATE, non concupisces domum proximi tui nec desiderabis uxorem eius non servum non ancillam non bovem non asinum nec omnia quae illius sunt

Bandingkan:
* Ulangan 5:21
LAI TB, LAI TB, Jangan mengingini (LO TAKH'MOD) isteri sesamamu, dan jangan menghasratkan (LO TIT'AVEH) rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.
KJV, Neither shalt thou desire thy neighbour's wife, neither shalt thou covet thy neighbour's house, his field, or his manservant, or his maidservant, his ox, or his ass, or any thing that is thy neighbour's.
Hebrew,

וְלֹא תַחְמֹד אֵשֶׁת רֵעֶךָ ס וְלֹא תִתְאַוֶּה בֵּית רֵעֶךָ שָׂדֵהוּ וְעַבְדֹּו וַאֲמָתֹו שֹׁורֹו וַחֲמֹרֹו וְכֹל אֲשֶׁר לְרֵעֶֽךָ׃ ס
Translit interlinear, VELO TAKH'MOD {dan jangan engkau mengingini, Negative Particle, Verb Qal Imperfect 2nd Mas. Sing.} 'ESHET {istri dari} RE'EKHA {tatanggamu} VELO TIT'AVEH {dan jangan engkau saling menghasratkan, Negative Particle, Verb Hithpael Imperfect 2nd Mas. Sing.} BEIT {rumah dari} RE'EKHA {tetanggamu} SADEHU {ladangnya} VE'AV'DO {juga hambanya laki2} VA'AMATO {dan hambanya perempuan} SHORO {lembunya} VAKHAMORO {juga keledainya} VEKHOL {dan semua} 'ASHER {yang} LERE'EKHA {pada tetanggamu}

Keluaran 20:17: Kata Ibrani yang diterjemahkan "jangan mengingini": לֹא תַחְמֹד - LO TAKH'MOD, bentuk "Negative Particle, Verb Qal Imperfect 2nd Mas. Sing." dari verba dasar: חָמַד - KHAMAD.

Sedangkan Ulangan 5:21 menggunakan 2 Verba yang sinonim "ingin" ( חָמַד - KHAMAD) dan "Hasrat" ( אָוָה - 'AVAH), keduanya memiliki makna yang mirip, berarti keinginan, hasrat, kecenderung, nafsu. Kedua verba ini digunakan untuk menandakan keinginan terhadap sesuatu.

Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa karena keinginan/ hasrat/ nafsu kepada sesuatu, yaitu buah dari pohon pengetahuan baik & jahat (Lihat bahasan : Kejadian 2:9, 3:6 di bawah dan artikel terkait di 01-adam-kegagalan-harapannya-vt7910.html#p40365 ).

Perintah ke-10 dalam 10 Firman: "Jangan mengingini apapun yang dipunyai sesamamu." Sebab jika keinginan ini diterus-teruskan, maka akan menimbulkan pertikaian dan dosa. Perintah kesepuluh ini adalah yang terkuat dari 9 perintah lainnya, hukum yang membidik tepat ke tingkat paling sensitif dari kesadaran kita.


Tuhan Yesus memberi pengertian kepada kita tantang pemahaman perintah ke-10 ini ketika Dia mendefinisikan apa itu "perzinahan." Tidak melakukan zinah, belumlah cukup bagi hukum dari Tuhan Yesus, karena "membayangkan zinah" (menginginkan zinah walau masih dalam hati) menurut ukuran-Nya, adalah sudah termasuk zinah! Manusia tidak boleh berzinah dari sumbernya, yaitu dari dalam hati dan pikirannya yang penuh nafsu. Dia bersabda:
* Matius 5:27-28
5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
KJV, Ye have heard that it was said by them of old time, Thou shalt not commit adultery:
TR, ηκουσατε οτι ερρεθη τοις αρχαιοις ου μοιχευσεις
Translit interlinear, êkousate {kamu telah mendengar} hoti {bahwa} errethê {itu telah dikatakan} tois arkhaiois {dahulu kala} ou {janganlah} moikheuseis {berzinah}

5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
KJV, But I say unto you, That whosoever looketh on a woman to lust after her hath committed adultery with her already in his heart.
TR, εγω δε λεγω υμιν οτι πας ο βλεπων γυναικα προς το επιθυμησαι αυτης ηδη εμοιχευσεν αυτην εν τη καρδια αυτου
Translit interlinear, egô {Aku} de {tetapi} legô {berkata} humin {kepadamu} hoti {bahwa} pas {setiap} ho {orang yang} blepôn {memandang} gunaika {perempuan} pros {dengan maksud} to epithumêsai {menginginkan dengan nafsu birahi} autês {dia} êdê {karena itu kini} emoikheusen {ia sudah berzinah} autên {dengan dia} en {didalam} tê kardia {hati} autou {nya}

Itulah inti dari pencabulan. Itulah ketamakan (yaitu: menginginkan milik orang lain)! Dan, tentu saja keinginan yang menimbulkan pertikaian bukan hanya keinginan seksual saja, tetapi juga yang menyangkut kepemilikan rumah, ternak, hartabenda lainnya (Reff: Keluaran 20:17; Ulangan 5:21)

Ada 3 pokok bahasan tentang "NAFSU - HASRAT - KEINGINAN" yang akan kita lakukan Study Bersama, yaitu:

Mari belajar bersama.

BP
Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus

Posts: 15065
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Postby BP » Wed Aug 23, 2017 1:02 pm
1. Verba חָמַד - KHAMAD


Kata kerja חָמַד - KHAMAD, berarti: mengingini, menginginkan, merindukan, menginginkan dengan penuh semangat, menginginkan (untuk kenikmatan/ to take pleasure), menginginkan (secara nafsu).

Verba חָמַד - KHAMAD ini bisa berarti keinginan secara intens bahkan pada bentuk (stem) yang sederhana (yaitu Bin'yan PA'AL (QAL)).

10 Firman dalam Taurat Musa, melarang keinginan untuk mengingini apa yang dipunyai sesamanya, seperti aset rumah, istri, atau kepemilikan-kepemilikan yang lain (Ref. Keluaran 20:17, 34:24). Umat Israel diharapkan tidak mengingini (cemburu kepada) perak atau emas milik sesamanya (Ulangan 7:25, Yosua 7:21) atau ladang tanah orang lain (Mikha 2:2).

Kata חָמַד - KHAMAD itu juga bisa mengungkapkan sedikit variasi dalam arti dasarnya, yaitu "iri hati/ keinginan untuk memiliki/ menjadi sama." Misalnya, syair Mazmur 68:17 menuliskan secara figuratif: gunung Basan, termasuk gunung Hermon, tampak iri kepada gunung Sion yang dipilih Allah.
* Mazmur 68:16-17
68:16 LAI TB, Gunung Allah gunung Basan itu, gunung yang berpuncak banyak gunung Basan itu!
68:15 KJV, The hill of God is as the hill of Bashan; an high hill as the hill of Bashan.
Hebrew,

הַר־אֱלֹהִים הַר־בָּשָׁן הַר גַּבְנֻנִּים הַר־בָּשָֽׁן׃
Translit interlinear, HAR {gunung dari} -'ELOHIM {Allah} HAR-BASHAN {gunung basan} HAR {gunung yang} -GAV'NUNIM {berpuncak banyak} HAR-BASHAN {gunung basan itu}

68:17 LAI TB, Hai gunung-gunung yang berpuncak banyak, mengapa kamu menjeling cemburu (KHAMAD), kepada gunung yang dikehendaki Allah menjadi tempat kedudukan-Nya? Sesungguhnya TUHAN akan diam di sana untuk seterusnya!
68:16 KJV, Why leap ye, ye high hills? this is the hill which God desireth to dwell in; yea, the LORD will dwell in it for ever.
Hebrew,

לָמָּה תְּֽרַצְּדוּן הָרִים גַּבְנֻנִּים הָהָר חָמַד אֱלֹהִים לְשִׁבְתֹּו אַף־יְהוָה יִשְׁכֹּן לָנֶֽצַח׃
Translit interlinear, LAMAH {mengapa} TERATS'DUN {yang berpuncak banyak} HARIM {gunung2} GAV'NUNIM {berpuncak-puncak} HAHAR {gunung itu} KHAMAD {dia cemburu/ dia mengingini/ dia berhasrat, Verb Qal perfect 3rd Mas. Sing.} 'ELOHIM {Allah} LESHIV'TO {untuk Dia tinggal disana} 'AF-YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) YISH'KON {Dia berkemah/ tinggal} LANETSAKH {untuk seterusnya}

Verba חָמַד - KHAMAD dalam Amsal 1:22 diterjemahkan dalam LAI dengan "gemar." Ayat ini menuliskan sikap pencemooh yang "gemar" (bernafsu/ menyenangi) cara hidup naifnya yang tidak masuk akal:
* Amsal 1:22
LAI TB, "Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar (KHAMAD) kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan?
KJV, How long, ye simple ones, will ye love simplicity? and the scorners delight in their scorning, and fools hate knowledge?
Hebrew,

עַד־מָתַי פְּתָיִם תְּֽאֵהֲבוּ פֶתִי וְלֵצִים לָצֹון חָמְדוּ לָהֶם וּכְסִילִים יִשְׂנְאוּ־דָֽעַת׃
Translit interlinear, 'AD-MATAY {sampai kapan} PETAYIM {orang2 tak berpengalaman} TE'EHAVU {mereka masih mencintai} FETI {pada hal yg kosong/ tidak bermanfaat} VELETSIM {dan para pencemooh} LATSON {untuk mencemooh} KHAM'DU {mereka bernafsu/ mereka gemar, Verb Qal perfect 3rd Mas. Pl.} LAHEM {pada mereka} UKHESILIM {dan orang2 bebal} YIS'NE'U {mereka membenci} -DA'AT {pengetahuan}

Naskah Alkitab bahasa asli Ibrani, dalam telaah ayat-ayatnya, penting untuk memahami akar-kata ( שֹׁרֶשׁ -SHORESH) semitik-Ibrani-nya, dari pengkajian itu, kita akan dapat menarik makna yang lebih dalam untuk setiap pemahaman ayat Alkitab.
Image

Di bawah ini mari kita melihat Konjugasi Verba חָמַד - KHAMAD, Shoresh-nya adalah: חמד - Khet-Mem-Dalet, artinya: mengingini/ berhasrat, dalam Bin'yan PA'AL (QAL) saja, sbb:

Binyan PA'AL (Active) - QATAL/ PERFECT (bentuk rampung/ past):

Singular:
אני חָמַדְתִּי - 'ANI KHAMAD'TI - Aku telah mengingini
אתה חָמַדְתָּ - 'ATAH KHAMAD'TA - Engkau telah mengingini (masculine)
את חָמַדְתְּ - 'AT KHAMAD'T - Engkau telah mengingini (feminine)
הוא חָמַד - HU KHAMAD - Dia telah mengingini (masculine)
היא חָמְדָה - HI KHAM'DAH - Dia telah mengingini (feminine)
Note: perhatikan masing-masing suffix sesuai gender-nya

Plural:
אנחנו חָמַדְנוּ - 'ANAKHNU KHAMAD'NU - Kami telah mengingini
אתם חֲמַדְתֶּם - 'ATEM KHAMAD'TEM - Kalian telah mengingini (masculine)
אתן חֲמַדְתֶּן - 'ATEN KHAMAD'TEN - Kalian telah mengingini (feminine)
הם חָמְדוּ - HEM KHAM'DU - Mereka telah mengingini (masculine)
הן חָמְדוּ - HEN KHAM'DU - Mereka telah mengingini (feminine)
Note: perhatikan masing-masing suffix sesuai gender-nya

Binyan PA'AL (Active) - YIQ'TOL/ IMPERFECT (bentuk belum rampung/ future):

1st Person
אֲנִי אֶחֱמֹד - 'ANI 'EEKHEMOD, Aku akan mengingini
אֲנַחנוּ נַחֲמֹד - 'ANAKHNU 'NAKHAMOD, Kami akan menginginin

2nd Person :
אַתָּה תַּחֲמֹד - ATAH TAKHAMOD, Engkau akan mengingini (Mas. Sing.)
אַתְּ תַּחַמְדִי - 'AT TAKHAM'DI, Engkau akan menginginin (Fem. Sing.)
אַתֶּם תַּחַמְדוּ - 'ATEM TAKHAM'DU, Kalian akan mengingini (Mas. Pl.)
אַתֶּן תַּחַמְדוּ - 'ATEN TEKHAM'DU, Kalian akan mengingini (Fem. Pl.)

3rd. Person :
הוּא יַחֲמֹד - HU YAKHAMOD, Dia akan mengingini (Mas. Sing.)
הִיא תַּחֲמֹד - HI TAKHAMOD, Dia akan mengingini (Fem. Sing.)
הֵם יַחַמְדוּ - HEM YAKHAM'DU, Mereka akan mengingini (Mas. Pl.)
הֵן יַחַמְדוּ - HEM YEKHAM'DU, Mereka akan mengingini (Fem. Pl.)


Binyan PA'AL (Active) - dengan tenses present, istilah Ibraninya adalah
הוֹוֶה - HOVEH:

Masculine Singular:
אֲנִי חוֹמֵד - 'ANI KHOMED - Saya (sedang) mengingini
אַתָּה חוֹמֵד - 'ATAH KHOMED - Engkau mengingini
הוּא חוֹמֵד - HU KHOMED - Dia mengingini

Feminine Singular:
אֲנִי חוֹמֶדֶת - 'ANI KHOMEDET - Aku (sedang) mengingini
אַתְּ חוֹמֶדֶת - 'AT' KHOMEDET - Engkau mengingini
הִיא חוֹמֶדֶת - HI KHOMEDET - Dia (She) mengingini

Masculine Plural:
אֲנַחנוּ חוֹמְדִים - ANAKH'NU KHOM'DIM - Kami (sedang) mengingini
אַתֶּם חוֹמְדִים - 'ATEM KHOM'DIM - Kalian mengingini
הֵם חוֹמְדִים - HEM KHOM'DIM - Mereka mengingini

Feminine Plural:
אֲנַחנוּ חוֹמְדוֹת - ANAKH'NU KHOM'DOT - Kami (sedang) mengingini
אַתֶּן חוֹמְדוֹת - 'ATEN KHOM'DOT - Engkau mengingini
הֵן חוֹמְדוֹת - HEN KHOM'DOT - Mereka mengatakan

Binyan PA'AL (Active) - dengan tenses imperative, bentuk perintah/ request:
To a man (masculine, singular)
חֲמֹד - KHAMOD!, inginkanlah!

To a woman (feminine, singular)
חִמְדִי - KHIM'DI!, inginkanlah!

To men or women (plural)
חִמְדוּ - KHIM'DU!, (kalian semua) inginkanlah!

Binyan PA'AL (Active) - dengan tenses infinitive:

לַחֲמֹד - LEKHAMOD, Untuk mengingini/ To want/ to wish

Raja Salomo menuliskan hikmat agar tidak mengingini/ berhasrat/ bernafsu (keinginan seksual) kepada perempuan sundal (pendosa)
* Amsal 6:25
LAI TB, Janganlah menginginkan (LO TAKH'MOD) kecantikannya dalam hatimu, janganlah terpikat oleh bulu matanya.
KJV, Lust not after her beauty in thine heart; neither let her take thee with her eyelids.
Hebrew,

אַל־תַּחְמֹד יָפְיָהּ בִּלְבָבֶךָ וְאַל־תִּקָּֽחֲךָ בְּעַפְעַפֶּֽיהָ׃'
Translit interlinear, LO'-TAKHMOD {jangan engkau menginginkan, Negative Particle, Verb Qal Imperfect 2nd Mas. Sing.} YAF'YAH {pada kecantikannya} BIL'VAVEKHA {di dalam hatimu} VE'AL-TIQAKHAKHA {dan jangan engkau terpikat} BE'AF'APEIHA {pada bulu matanya}

Verba "ingin" ( חָמַד - KHAMAD) mengungkapkan ekspresi "kecenderungan utuk mendapatkan kenikmatan pada sesuatu" bisa kepada kenikmatan seksual (untuk melakukan perzinahan seperti yang diungkapan pada Amsal 6:25). Termasuk dalam artiannya secara alegoris "perzinahan rohani", yaitu penyembahan kepada benda-benda keramat yang merupakan kekejian bagi Allah:
* Yesaya 1:29
LAI TB, Sungguh, kamu akan mendapat malu karena pohon-pohon keramat yang kamu inginkan (KHAMAD); dan kamu akan tersipu-sipu karena taman-taman dewa yang kamu pilih.
KJV, For they shall be ashamed of the oaks which ye have desired, and ye shall be confounded for the gardens that ye have chosen.
Hebrew,

כִּי יֵבֹשׁוּ מֵאֵילִים אֲשֶׁר חֲמַדְתֶּם וְתַחְפְּרוּ מֵהַגַּנֹּות אֲשֶׁר בְּחַרְתֶּֽם׃
Translit interlinear, KI {sebab} YEVOSHU {mereka akan malu} ME'EILIM {karena pohon2} 'ASHER {yang} KHAMAD'TEM {mereka inginkan, mereka bernafsu} VETAKH'PERU {dan kalian akan tersipu} MEHAGANOT {karena taman2} 'ASHER {yang} BEKHARTEM {kalian telah memilih}


Bentuk Simple- Passive (Bin'yan Nifal) dari Verba חָמַד - KHAMAD menunjukkan seseorang yang dicintai atau disenangi (Yesaya 53:2), namun memiliki arti negatif dalam Ayub 20:20, menunjukkan keinginan atau keinginan yang berlebihan (Mazmur 39:12)
* Yesaya 53:2
LAI TB, Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya (KHAMAD).
KJV, For he shall grow up before him as a tender plant, and as a root out of a dry ground: he hath no form nor comeliness; and when we shall see him, there is no beauty that we should desire him.
Hebrew,

וַיַּעַל כַּיֹּונֵק לְפָנָיו וְכַשֹּׁרֶשׁ מֵאֶרֶץ צִיָּה לֹא־תֹאַר לֹו וְלֹא הָדָר וְנִרְאֵהוּ וְלֹא־מַרְאֶה וְנֶחְמְדֵהוּ׃
Translit interlinear, VAYA'AL {dan dia akan tumbuh} KAYONEQ {seperti tunas} LEFANAV {di hadapan-Nya} VEKHASHORESH {dan seperti dari akar} ME'ERETS {dari tanah} TSIYAH {yang kering} LO-TO'AR {tidak ada tampang} LO' {baginya} VELO {dan tidak} HADAR {kemolekan} VENIR'EHU {yang dapat kita lihat darinya} VELO-MAR'EH {juga tidak ada ketampanan} VENEKH'MEDEHU {sehingga dia diingini/ dicintai/ disenangi darinya, Verb Nifal Participle 3 Mas. Sing}

Bentuk Bin'yan Simple-Passive (Nifal) untuk Verba חָמַד - KHAMAD ini menunjukkan sesuatu yang dikehendaki/ diingini/ dinafsukan. Buah pohon pengetahuan tentang baik dan jahat tampak mengundang untuk mengingininya/ menghasratkannya, karena menarik (Kejadian 2:9, 3:6). Tapi terbukti bahwa "hasrat / keinginan" itu merusak. Dosa itu terjadi dari suatu "keinginan-hasrat-nafsu", kejadian mula-mula sudah membuktikannya:
* Kejadian 2:9, 3:6
2:9 LAI TB, Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik (KHAMAD) dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
KJV, And out of the ground made the LORD God to grow every tree that is pleasant to the sight, and good for food; the tree of life also in the midst of the garden, and the tree of knowledge of good and evil.
Hebrew,

וַיַּצְמַח יְהוָה אֱלֹהִים מִן־הָאֲדָמָה כָּל־עֵץ נֶחְמָד לְמַרְאֶה וְטֹוב לְמַאֲכָל וְעֵץ הַחַיִּים בְּתֹוךְ הַגָּן וְעֵץ הַדַּעַת טֹוב וָרָע׃
Translit Interlinear, VAYATS'MAKH {dan Dia menumbuhkan} YEHOVAH (dibaca 'Adonay, TUHAN) 'ELOHIM {Allah} MIN-HA'ADAMAH {dari tanah itu} KOL-'ETS {segala pohon} NEKH'MAD {yang menarik/ yang diingini, Verb Niphal Participle} LEMAR'EH {untuk dipandang} VETOV {dan baik} LEMA'AKHAL {untuk dimakan} VE'ETS {dan pohon} HAKHAYIM {kehidupan} BETOKH {ada di tengah} HAGAN {taman itu} VE'ETS {dan pohon} HADA'AT TOV VARA {pengetahuan baik dan jahat}

3:6 LAI TB, Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati (KHAMAD) karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
KJV, And when the woman saw that the tree was good for food, and that it was pleasant to the eyes, and a tree to be desired to make one wise, she took of the fruit thereof, and did eat, and gave also unto her husband with her; and he did eat.
Hebrew,

וַתֵּרֶא הָאִשָּׁה כִּי טֹוב הָעֵץ לְמַאֲכָל וְכִי תַאֲוָה־הוּא לָעֵינַיִם וְנֶחְמָד הָעֵץ לְהַשְׂכִּיל וַתִּקַּח מִפִּרְיֹו וַתֹּאכַל וַתִּתֵּן גַּם־לְאִישָׁהּ עִמָּהּ וַיֹּאכַל׃
Translit Interlinear, VATERE {dan dia melihat} HA'ISHAH {perempuan itu} KI {bahwa} TOV {baik} HA'ETS {pohon} LEMA'AKHAL {untuk dimakan} VEKHI {dan bahwa} TA'AVAH-HU {dia itu menarik} LA'EYNAYIM {kelihatannya} VENEKH'MAD {dan sedap/ menarik/ menggiurkan/ diingini, Verb Niphal Participle} HA'ETS {pohon itu} LEHASKIL {karena memberi pengertian} VATIQAKH {dan dia mengambil} MIPIR'YO {pada buahnya} VATOKHAL {dan dia memakan} VATITEN {dan dia mengambil} GAM-LE'ISHAH {juga untuk suami-nya} 'IMAH {bersama dia (perempuan itu)} VAYOKHAL {dan dia (Adam) memakan}
Lihat bahasan di : 01-adam-kegagalan-harapannya-vt7910.html#p40365

Bentuk jamak dari bentuk Bin'yan Ni'fal Participle (passive) dari Verba ini: הַֽנֶּחֱמָדִים - HANEKHEMADIM mengekspresikan kepuasan atau pahala karena mematuhi Hukum Allah :
* Mazmur 19:11
LAI TB, lebih indah (HANEKHEMADIM) dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.
19:10 KJV, More to be desired are they than gold, yea, than much fine gold: sweeter also than honey and the honeycomb.
Hebrew,

הַֽנֶּחֱמָדִים מִזָּהָב וּמִפַּז רָב וּמְתוּקִים מִדְּבַשׁ וְנֹפֶת צוּפִֽים׃
Translit Interlinear, HANEKHEMADIM {lebih diingini} MIZAHAV {daripada emas} UMIPAZ RAV {bahkan lebih banyak dari emas tua} UMETUQIM {dan lebih manis} MID'VASH {daripada madu} VENOFET {dan bahkan tetesan dari} TSUFIM {sarang-sarang lebah}


Dari Verba חָמַד - KHAMAD membentuk nomina maskulin: מַחְמָד - MAKH'MAD, pleasant thing, desire, contoh ayatnya:
* Kidung Agung 5:10, 16
5:10 LAI TB, Putih bersih dan merah cerah kekasihku, menyolok mata di antara selaksa orang
NASB,"My beloved is dazzling and ruddy, Outstanding among ten thousand.
KJV,My beloved is white and ruddy, the chiefest among ten thousand.
Hebrew,

דֹּודִי צַח וְאָדֹום דָּגוּל מֵרְבָבָה׃
Translit, DODI {kekasihku} TSAKH {putih bersih} VE'ADOM {dan merah cerah} DAGUL {menyolok} MER'VAVAH {dari antara selaksa orang}

5:16 LAI TB, Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik (MAKH'MADIM). Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem
NASB, "His mouth is full of sweetness. And he is wholly desirable. This is my beloved and this is my friend, O daughters of Jerusalem."
KJV, His mouth is most sweet: yea, he is altogether lovely. This is my beloved, and this is my friend, O daughters of Jerusalem.
Hebrew,

חִכֹּו מַמְתַקִּים וְכֻלֹּו מַחֲמַדִּים זֶה דֹודִי וְזֶה רֵעִי בְּנֹות יְרוּשָׁלִָם׃
Translit Interlinear, KHIKO {mulutnya} MAM'TAQIM {manis} VEKHULO {dan segala sesuatu padanya} MAKHAMADIM {menarik/ lovely} ZEH {inilah} DODI {kekasihku} VEZEH {dan inilah} RE'I {sahabatku} BENOT {para putri} YEROUSHALAIM {Yerusalem}



Note:
Ayat di Kidung Agung 5:10, 16 sering di-klaim oleh kaum polemikus Muslim sebagai nubuat bagi Sang Nabi mereka. Mereka meninjau dari "kemiripan bunyi" מַחֲמַדִּים MAKHAMADIM dengan nama "Muhammad."
Kita, orang Kristen sudah terbiasa dengan hujatan mereka: "Alkitabmu palsu, tidak asli lagi, kemudian Kitab Kidung Agung adalah kitab porno," dll. banyak sekali tuduhan-tuduhan yang mereka lontarkan. Tapi di satu hal mereka masih mencari-cari adanya "nubuat bagi nabi mereka" di dalam Alkitab kita "yang mereka tuduh palsu dan porno" itu, ironis.
Reff: 62-muhammad-dalam-perjanjian-lama-vt729.html#p1702








BP
Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus

Posts: 15065
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Postby BP » Wed Aug 23, 2017 3:43 pm
2. Verba אָוָה - 'AVAH


Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa Verba "ingin" ( חָמַד - KHAMAD) dan "Hasrat" ( אָוָה - 'AVAH), keduanya memiliki makna yang mirip, berarti ingin, berhasrat, cenderung, rindu, bernafsu. Kedua verba ini digunakan untuk menandakan keinginan terhadap sesuatu. Penulisan "Jangan Mengingini" (Firman ke-sepuluh) yang ditulis kembali (diulang kembali) di dalam Kitab Ulangan, menggunakan kedua verba ini:
* Ulangan 5:21
LAI TB, Jangan mengingini (LO TAKH'MOD) isteri sesamamu, dan jangan menghasratkan (LO TIT'AVEH) rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.
KJV, Neither shalt thou desire thy neighbour's wife, neither shalt thou covet thy neighbour's house, his field, or his manservant, or his maidservant, his ox, or his ass, or any thing that is thy neighbour's.
Hebrew,

וְלֹא תַחְמֹד אֵשֶׁת רֵעֶךָ ס וְלֹא תִתְאַוֶּה בֵּית רֵעֶךָ שָׂדֵהוּ וְעַבְדֹּו וַאֲמָתֹו שֹׁורֹו וַחֲמֹרֹו וְכֹל אֲשֶׁר לְרֵעֶֽךָ׃ ס
Translit interlinear, VELO TAKH'MOD {dan jangan engkau mengingini, Negative Particle, Verb Qal Imperfect 2nd Mas. Sing.} 'ESHET {istri dari} RE'EKHA {tatanggamu} VELO TIT'AVEH {dan jangan engkau saling menghasratkan, Negative Particle, Verb Hithpael Imperfect 2nd Mas. Sing.} BEIT {rumah dari} RE'EKHA {tetanggamu} SADEHU {ladangnya} VE'AV'DO {juga hambanya laki2} VA'AMATO {dan hambanya perempuan} SHORO {lembunya} VAKHAMORO {juga keledainya} VEKHOL {dan semua} 'ASHER {yang} LERE'EKHA {pada tetanggamu}

Verba אָוָה - 'AVAH itu mungkin juga menandakan hasrat menerima barang-barang seperti makanan atau kemolekan perempuan (Mazmur 45:12; Mikha 7:1); Dan juga untuk kebenaran dan Tuhan (Yesaya 26:9, Mikha 7:1).
* Mazmur 45:12
LAI TB, Biarlah raja menjadi gairah ('AVAH) karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!
45:11 KJV, So shall the king greatly desire thy beauty: for he is thy Lord; and worship thou him.
Hebrew,

וְיִתְאָו הַמֶּלֶךְ יָפְיֵךְ כִּי־הוּא אֲדֹנַיִךְ וְהִשְׁתַּֽחֲוִי־לֹֽו׃
Translit interlinear, VEYIT'AV {biarlah dia menjadi bernafsu/ berhasrat/ bergairah, Verb Hithpael Imperfect 3rd Mas. Sing.} HAMELEKH {sang raja} YAF'YEKH {karena kecantikanmu} KI {sebab} HU {dia adalah} 'ADONAYIKH {tuanmu} VEHISH'TAKHAVI {dan sujudlah engkau} -LO {kepadanya}


Baik Tuhan maupun manusia bisa menjadi subjek bagi kata אָוָה - 'AVAH ini:
* Yesaya 26:9
LAI TB, Dengan segenap jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati aku mencari Engkau ('AVAH) pada waktu pagi; sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar.
KJV, With my soul have I desired thee in the night; yea, with my spirit within me will I seek thee early: for when thy judgments are in the earth, the inhabitants of the world will learn righteousness.
Hebrew,

נַפְשִׁי אִוִּיתִיךָ בַּלַּיְלָה אַף־רוּחִי בְקִרְבִּי אֲשַֽׁחֲרֶךָּ כִּי כַּאֲשֶׁר מִשְׁפָּטֶיךָ לָאָרֶץ צֶדֶק לָמְדוּ יֹשְׁבֵי תֵבֵֽל׃
Translit interlinear, NAF'SHI {jiwaku} 'IVITIKHA {merindukan Engkau, Verb Piel Perfect 1st Com. Sing.} BALAILAH {pada waktu malam} 'AF-RUKHI {juga jiwaku} VEQIR'BI {dengan sepenuh hatiku} 'ASHAKHAREKA {mencari engkau} KI {sebab} KA'ASHER {seperti yang} MISH'PATEIKHA {penghakiman-Mu} LA'ARETS {kepada bumi} TSEDEQ {kebenaran} LAM'DU {mereka telah belajar} YOSH'VEY {penduduk2 dari} TEVEL {dunia}

* Mazmur 132:13-14
132:13 LAI TB, Sebab TUHAN telah memilih Sion, mengingininya ('AVAH) menjadi tempat kedudukan-Nya:
KJV, For the LORD hath chosen Zion; he hath desired it for his habitation.
Hebrew,

כִּֽי־בָחַר יְהוָה בְּצִיֹּון אִוָּהּ לְמֹושָׁב לֹֽו׃
Translit interlinear, KI {sebab} -VAKHAR {Dia telah memilih} 'YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) BETSIYON {di sion} 'IVAH {Ia telah mengingini, Verb Piel Perfect 3rd Mas. Sing.} LEMOSHAV {untuk menjadi tempat kedudukan} LO {bagi-Nya}

132:14 LAI TB, "Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya ("AVAH).
KJV, This is my rest for ever: here will I dwell; for I have desired it ('AVAH).
Hebrew,

זֹאת־מְנוּחָתִי עֲדֵי־עַד פֹּֽה־אֵשֵׁב כִּי אִוִּתִֽיהָ׃
Translit interlinear, ZOT {inilah} -MENUKHATI {tempat perhentian-Ku} 'ADEY-'AD {untuk selama-lamanya} POH {di sini} -'ESHEV {Aku akan tinggal} KI {sebab} 'IVITIHA {Aku telah menginginkannya, Verb Piel Perfect 1st Com. Sing.}
User avatar
BP
Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus

Posts: 15065
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Postby BP » Wed Aug 23, 2017 7:37 pm
3. Dosa dan Rupa-rupa Kejahatan berasal dari Keinginan/ Nafsu/ Hasrat


Manusia pertama, Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa yang pertama kalinya karena keinginan (Ibrani: חָמַד - KHAMAD) dan juga ayatnya menuliskan kata nomina feminine: תַּאֲוָה - TA'AVAH yang berasal dari verba: "Hasrat" ( אָוָה - 'AVAH):
* Kejadian 3:6
LAI TB, Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap (TA'AVAH) kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati (KHAMAD) karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
KJV, And when the woman saw that the tree was good for food, and that it was pleasant to the eyes, and a tree to be desired to make one wise, she took of the fruit thereof, and did eat, and gave also unto her husband with her; and he did eat.
Hebrew,

וַתֵּרֶא הָאִשָּׁה כִּי טֹוב הָעֵץ לְמַאֲכָל וְכִי תַאֲוָה־הוּא לָעֵינַיִם וְנֶחְמָד הָעֵץ לְהַשְׂכִּיל וַתִּקַּח מִפִּרְיֹו וַתֹּאכַל וַתִּתֵּן גַּם־לְאִישָׁהּ עִמָּהּ וַיֹּאכַל׃
Translit Interlinear, VATERE {dan dia melihat} HA'ISHAH {perempuan itu} KI {bahwa} TOV {baik} HA'ETS {pohon} LEMA'AKHAL {untuk dimakan} VEKHI {dan bahwa} TA'AVAH-HU {dia itu menarik} LA'EYNAYIM {kelihatannya} VENEKH'MAD {dan sedap/ menarik/ menggiurkan/ diingini, Verb Niphal Participle} HA'ETS {pohon itu} LEHASKIL {karena memberi pengertian} VATIQAKH {dan dia mengambil} MIPIR'YO {pada buahnya} VATOKHAL {dan dia memakan} VATITEN {dan dia mengambil} GAM-LE'ISHAH {juga untuk suami-nya} 'IMAH {bersama dia (perempuan itu)} VAYOKHAL {dan dia (Adam) memakan}
Lihat bahasan di : 01-adam-kegagalan-harapannya-vt7910.html#p40365

Rasul Yakobus dalam Perjanjian Baru, menuliskan sumber utama dari sengketa dan pertengkaran di antara umat manusia berpusat pada "keinginan/ hawa nafsu". Keinginan untuk dihormati, diakui, memperoleh kuasa, kesenangan, uang, dan keunggulan, dll. Pemuasan keinginan yang mementingkan diri menjadi lebih penting daripada kebenaran dan kehendak Allah (band. Markus 4:19; Lukas 8:14; Galatiac5:16-20). Apabila hal ini terjadi, muncullah pertikaian yang saling mementingkan diri di dalam hubungan antar manusia.
* Yakobus 4:1-6, Hawa Nafsu dan Persahabatan dengan Dunia
4:1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Sengketa dan pertengkaran dikemukakan sebagai kontras dengan "damai" ( שָׁלוֹם - SHALOM) yang dikemukakan sebelumnya di Yakobus 3:18. Dalam perikop Yakobus 4:1-10, yang dimaksudkan oleh Rasul Yakobus bukanlah pertengkaran atau peperangan di antara bangsa dalam skala besar, tetapi perselisihan dan perpecahan yang terjadi di kalangan jemaat Kristus. Namun demikian, ayat ini juga dapat diterapkan dalam hubungan antara manusia yang lebih luas. Sumber dari terjadinya semua pertikaian dan dosa ini ialah hawa nafsu (Yunani: δονή - hêdonê), yang juga berarti kenikmatan) yang menonjol menjadi hasrat tujuan untuk memperolehnya. Kata Yunani δονή - hêdonê adalah asal kata dari istilah "Hedon" atau "Hedonisme" yang memiliki makna: ahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup.

Kata Yunani δονή - hêdonê ini oleh Naskah Ha-Berit diterjemahkan dengan nomina feminine: תַּאֲוָה - TA'AVAH, keinginan, hawa-nafsu, hasrat.


Walaupun naskah PB itu ditulis dalam bahasa Yunani, namun telaah naskah bahasa Ibrani-nya tetap penting. Sebab, kita harus mengingat bahwa Naskah Yunani PB bukan naskah Yunani Helenistik biasa. Tetapi Naskah PB Yunani adalah juga termasuk dalam sastra Ibrani, olehnya naskah-naskah PB Bahasa Asli Yunani itu disebut dengan istilah "Judeo-Greek". Demikian pula naskah-naskah dari Septuaginta (terjemahan Tanakh Ibrani dalam bahasa Yunani), juga masuk ke dalam sastra Ibrani: Judeo-Greek. Maka dalam membahas Yakobus 4:1-6, di sini saya juga menyertakan sajian terjemahan Ibrani Ha-Berit untuk naskah bahasa asli Yunani "Textus Receptus", dan kembali membandingkan naskah Yunani-nya ini dengan istilah-istilah Ibrani yang sudah kita pelajari di atas.

Naskah Perjanjian Baru Yunani disebut Judeo-Greek, sebab meski secara naskah ditulis dalam bahasa Yunani, tetapi penulisnya adalah orang-orang Semit Yahudi, yang menulis dengan latar budaya Yahudi dengan filosofi semitik Yahudi, dan bahkan cara ungkapannya menuliskan istilah-istilah "Ibrani" dalam bahasa Yunani secara harfiah. Misalnya ungkapan "Amen Amen" (ada gaya bahasa "Tautologia" yang khas sastra Ibrani). Dan juga ungkapan-ungkapan narrative Ibrani yang sering menggunakan prefix "VA-" artinya "dan" (konjugasi Vayiqtol atau Veqatal) yang ditulis secara harfiah dalam naskah Yunani PB "kai." Dan masih banyak contoh-contoh lainnya dimana gaya bahasa Ibrani itu "di-Yunani-kan" dalam Naskah PB.

Selanjutnya, mari kita masuk kepada pokok bahasan Yakobus 4:1-10:

Banyak orang beranggapan bahwa musuh Allah adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Benarkah demikian? Namun dalam ayat-ayat ini, Rasul Yakobus mengemukakan bahwa "musuh Allah" dapat pula berasal dari jemaat Kristus sendiri. Yaitu orang-orang Kristen yang bersahabat dengan dunia, yang masih menuruti hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang menimbulkan persengketaan-persengketaan di antara orang-orang percaya.
4:1 LAI TB, Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu (HÊDONÊ) yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
KJV, From whence come wars and fightings among you? come they not hence, even of your lusts that war in your members?
TR, ποθεν πολεμοι και μαχαι εν υμιν ουκ εντευθεν εκ των ηδονων υμων των στρατευομενων εν τοις μελεσιν υμων
Translit interlinear, pothen {darimanakah} polemoi {sengketa2} kai {dan} makhai {pertengkaran2} en {di dalam} humin {kalian} ouk {bukankah} enteuthen {dari ini} ek {dari} tôn hêdonôn {hawa nafsu2} humôn {kalian} tôn strateuomenôn {yang saling berjuang} en {di dalam} tois melesin {anggota tubuh} humôn {kalian}
Ha-Berit,

הַמִּלְחָמוֹת וְהַמְּדָנִים אֲשֶׁר בֵּינֵיכֶם מֵאַיִן הֵמָּה הֲלֹא מִתּוֹךְ הַתַּאֲוֹת הַמִּתְגָּרוֹת בְּאֵבָרֵיכֶם׃
Translit interlinear, HAMIL'KHAMOT {peperangan/ sengketa} VEKHAM'DANIM {dan pertengkaran2} 'ASHER {yang} BEYNEYKHEM {ada di antara kalian} ME'AYIN {darimanakah} HEMAH {adanya mereka} HALO {bukankah} MITOKH {karena diantara kalian} HATA'AVOT {keinginan2/ nafsu2} HAMIT'GAROT {yang berjuang} BE'EVAREYKHEM {di dalam tubuh kalian}

Rasul Yakobus menegur orang-orang beriman penerima surat ini, dan dia menegur dengan begitu keras. Karena dalam perilaku ibadah dan doa pun, orang-orang percaya ini tidak mengutamakan kehendak Allah, yaitu damai dan kebenaran (Yakobus 3:18).
4:2 LAI TB, Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
KJV, Ye lust, and have not: ye kill, and desire to have, and cannot obtain: ye fight and war, yet ye have not, because ye ask not.
TR, επιθυμειτε και ουκ εχετε φονευετε και ζηλουτε και ου δυνασθε επιτυχειν μαχεσθε και πολεμειτε ουκ εχετε δε δια το μη αιτεισθαι υμας
Translit interlinear, epithumeite {kalian menginginkan} kai {tetapi} ouk {tidak} ekhete {kalian mendapatkan} phoneuete {kalian membunuh} kai {dan} zêloute {kalian iri-hati/ cemburu/ mengingini} kai {dan} ou {tidak} dunasthe {kalian dapat} epitukhein {memperolehnya} makhesthe {kalian bertengkar} kai {dan} polemeite {kalian berkelahi} ouk {tidak} ekhete {kalian mendapatkan} de {tetapi} dia {karena} to mê aiteisthai {tidak meminta} humas {kalian}
Ha-Berit,

אַתֶּם מִתְאַוִּים וְאֵין לָכֶם תְּרַצְּחוּ וּתְקַנְאוּ וְהַשֵּׂג לֹא תַשִּׂיגוּ תָּרִיבוּ וְתִלָּחֲמוּ וְאֵין לָכֶם מִפְּנֵי שֶׁלּא־שְׁאֶלְתֶּם׃
Translit interlinear, 'ATEM {kalian} MITE'AVIM {dari keinginan2/ nafsu2} VE'EIN {namun tidak terjadi} LAKHEM {pada kalian} TERATS'KHU {kalian membunuh UTEQAN'U {kemudian kalian iri hati} VEHASEQ {dan mencapai tujuan} LO {tidak} TASIGU {kalian berhasil} TARIVU {kemudian kalian bertengkar} VETILAKHAMU {dan kalian berkelahi} VE'EIN {namun tidak terjadi apa2} LAKHEM {pada kalian} MIF'NEY SHELO {oleh karena tidak} -SHE'EL'TEM {kalian memintanya/ mendoakannya}

Meski telah menjadi orang-orang yang beriman kepada Kristus. Mereka masih memperjuangkan nafsu sendiri (Yakobus 4:1-2). Dalam kerohanian yang penuh semangat. Namun dalam kehidupan ibadah mereka, masih berkembang rasa iri, yaitu keinginan memiliki yang menimbulkan pertengkaran. Dan bahkan persengketaan antar saudara sesama pengikut Kristus ini, jika terus dibuahi dan dipelihara, akan menimbulkan pembunuhan.

Sikap iri-hati yang berasal dari hasrat/ keinginan, menimbulkan pertikaian dan kemarahan antar saudara. Tuhan kita Yesus Kristus pernah mengingatkan demikian:
* Matius 5:21-22a
5:21 LAI TB, Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
KJV, Ye have heard that it was said by them of old time, Thou shalt not kill; and whosoever shall kill shall be in danger of the judgment:
TR, ηκουσατε οτι ερρεθη τοις αρχαιοις ου φονευσεις ος δ αν φονευση ενοχος εσται τη κρισει
Translit interlinear, êkousate {kalian telah mendengar} hoti {bahwa} errethê {itu telah dikatakan} tois arkhaiois {kepada orang2 yg dahulu} ou {jangan} phoneuseis {kamu membunuh} hos d an {dan siapa saja yang} phoneusê {membunuh} enokhos {ia dapat dituntut} estai {ialah kepada} tê krisei {pengadilan}
Ha-Berit,

הֲלֹא שְׁמַעְתֶּם כִּי נֶאֱמַר לָרִאשֹׁנִים לֹא תִרְצָח וַאֲשֶׁר יִרְצַח חַיָּב הוּא לְבֵית דִּין׃
Translit interlinear, HALO {bukankah} SHEMA'ETEM {kalian telah mendengar} KI {bahwa} NE'EMAR {yang difirmankan} LARI'SHONIM {kepada orang2 yg dahulu} LO {jangan} TIR'TSAT {kamu membunuh} VA'ASHER {dan yang} YIR'TSAKH {dia membunyh} KHAYAV {ia dapat dituntut} HU {dia} LE'BEIT DIN {di pengadilan}

5:22a LAI TB, Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum;
KJV, But I say unto you, That whosoever is angry with his brother without a cause shall be in danger of the judgment:
TR, εγω δε λεγω υμιν οτι πας ο οργιζομενος τω αδελφω αυτου εικη ενοχος εσται τη κρισει
Translit interlinear, egô {Aku} de {tetapi} legô {berkata} humin {kepada kamu} hoti {bahwa} pas {setiap} ho {(orang yang )} orgizomenos {memarahi} tô adelphô {saudara} autou {nya} eikê {tanpa suatu sebab} enokhos {bersalah (dapat dituntut)} estai {ia akan menjadi} tê krisei {kepada penghakiman}
Ha-Berit,

וַאֲנִי אֹמֵר לָכֶם כָּל־אֲשֶׁר יִקְצֹף עַל־אָחִיו חִנָּם חַיָּב הוּא לְבֵית דִּין
Translit interlinear, VE'ANI {dan Aku} 'OMER {berkata} LAKHEM {kepada kalian} KOL-'ASHER {semua yang} YIQ'TSOF {memarahi} 'AL-AKHIV {kepada saudaranya} KHINAM {tanpa suatu sebab} KHAYAV {dia harus dituntut} HU {dia} LE'BEIT DIN {di pengadilan}

Tuhan Yesus menggandengkan perbuatan pembunuhan dengan kemarahan/ kebencian hati. Kedua-duanya harus sama mendapatkan penghukuman. Kemarahan dan kebencian adalah akar dari pembunuhan. Dan Iblis adalah bapaknya si pembunuh

Bagi Tuhan Yesus, bukan saja pembunuhan, namun bahkan akarnya – yaitu kemarahan dan kebencian dari dalam hati – itulah yang harus diusut, dan itu pulalah yang harus dibasmi dan dihukum. Tuhan Yesus sama sekali tidak bertoleransi terhadap kejahatan pembunuhan, apapun alasannya, dan siapapun Allahnya yang diatas-namakan!.


Tuhan Yesus berkata :
* Yohanes 8:44
LAI TB, Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
KJV, Ye are of your father the devil, and the lusts of your father ye will do. He was a murderer from the beginning, and abode not in the truth, because there is no truth in him. When he speaketh a lie, he speaketh of his own: for he is a liar, and the father of it.
TR, υμεις εκ πατρος του διαβολου εστε και τας επιθυμιας του πατρος υμων θελετε ποιειν εκεινος ανθρωποκτονος ην απ αρχης και εν τη αληθεια ουχ εστηκεν οτι ουκ εστιν αληθεια εν αυτω οταν λαλη το ψευδος εκ των ιδιων λαλει οτι ψευστης εστιν και ο πατηρ αυτου
Translit interlinear, umeis {kamu} ek {dari} patros {bapak (mu)} tou diabolou {iblis} este {berasal} kai {dan} tas epithumias {nafsu-nafsu} tou patros {bapak} humôn {mu} thelete {kamu ingin} poiein {melakukan} ekeinos {(ia) itulah} anthrôpoktonos {pembunuh manusia} ên ap {dari} arkhês {permulaan} kai {dan} en {dalam} tê alêtheia {kebenaran} oukh {tidak} estêken {berdiri} hoti {sebab} ouk {tidak} estin {ada} alêtheia {kebenaran} en {didalam} autô {dia} otan {apabila} lalê {ia mengatakan} to pseudos {perkataan dusta} ek {keluar dari} tôn {(kemauan)} idiôn {-nya sendiri} lalei {ia mengatakan} hoti {sebab} pseustês {pendusta} estin {ia adalah} kai {dan} ho patêr {bapak} autou {dari (perkataan dusta) itu}

Sikap ibadah yang egoistis itu selain tidak berkenan kepada Allah, juga tidak bermanfaat apa pun karena Allah tidak akan merespons permintaan-permintaan umat dalam doa mereka. Bila orang Kristen menjadi duniawi atau mengutamakan kenikmatan dunia sebagai "ilah-ilah yang baru" dan menyukai pola hidup dari orang yang tidak kenal Tuhan, itu artinya ia telah berzinah dengan dunia ini. Bahkan Rasul Yakobus menggunakan istilah yang begitu keras bahwa "orang-orang yang mencintai dunia" adalah adalah "para pezinah", Yunani: μοιχοι και μοιχαλιδες - moikhoi () kai moikhalides (), naskah Ha-Berit menggunakan istilah הַנֹּאֲפוֹת - HANO'AFOT, hai para pezinah. Orang Kristen duniawi yang masih berkeinginan kepada hal-hal yang duniawi, mereka adalah musuh Allah ( אֹיֵב לֵאלֹהִים 'OYEV LELOHIM).
4:3 LAI TB, Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu (HÊDONÊ).
KJV, Ye ask, and receive not, because ye ask amiss, that ye may consume it upon your lusts.
TR, αιτειτε και ου λαμβανετε διοτι κακως αιτεισθε ινα εν ταις ηδοναις υμων δαπανησητε
Translit interlinear, aiteite {kalian meminta} kai {tetapi} ou {tidak} lambanete {kalian menerima} dioti {sebab} kakôs {dengan salah} aiteisthe {kalian meminta} hina {supaya} en {dalam} tais hêdonais {nafsu3/ keinginan2} humôn {kalian} dapanêsête {kalian memboroskan/ memuaskan}
Ha-Berit,

הֵן שֹׁאֲלִים אַתֶּם וְלֹא יִנָּתֵן לָכֶם עַל־אֲשֶׁר שְׁאֶלְתֶּם בְּרָעָה לְמַעַן תְּבַלּוּ בְּתַאֲוֹתֵיכֶם׃
Translit interlinear, HEN SHO'ALIM {atau berdoa/ meminta} 'ATEM {kalian} VELO {tetapi tidak} YINATEN {dia mendapatkan} LAKHEM {pada kalian} 'AL-ASHER {yang disebabkan} SHE'EL'TEM {permintaan2/ doa2 kalian} BERA'AH {dalam kejahatan} LEMA'AN {oleh karena} TEVALU {untuk kesenangan/ hawa nafsu kalian} BETA'A'OTEYKHEM {yang ada pada diri kalian}

4:4 LAI TB, Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
KJV, Ye adulterers and adulteresses, know ye not that the friendship of the world is enmity with God? whosoever therefore will be a friend of the world is the enemy of God.
TR, μοιχοι και μοιχαλιδες ουκ οιδατε οτι η φιλια του κοσμου εχθρα του θεου εστιν ος αν ουν βουληθη φιλος ειναι του κοσμου εχθρος του θεου καθισταται
Translit interlinear, moikhoi {hai para lelaki pezinah} kai {juga} moikhalides {hai para perempuan2 pezinah} ouk {tidakkah} oidate {kalian tahu} hoti {bahwa} hê philia {persahabatan} tou kosmou {dengan dunia} ekhthra {adalah perseteruan berdarah} tou theou {sengan Allah} estin {adalah} hos an {siapa saja} oun {karena itu} boulêthê {ingin} philos {sahabat} einai {mejadi} tou kosmou {dunia} ekhthros {perseteruan berdarah} tou theou {kepada Allah} kathistatai {ia dijadikan}
Ha-Berit,

(הַנֹּאֲפִים וְ) הַנֹּאֲפוֹת הֲלֹא יְדַעְתֶּם כִּי־אַהֲבַת הָעוֹלָם אֵיבַת אֱלֹהִים הִיא וְעַתָּה הֶחָפֵץ לִהְיוֹת אֹהֵב הָעוֹלָם יִהְיֶה אֹיֵב לֵאלֹהִים׃
Translit interlinear, HANO'AFOT {hai para pezinah} HALO {tidakkah} YEDA'ETEM {kalian mengetahui} KI {bahwa} -'AHAVAT HA'OLAM {mencitai kepada dunia, bernafsu kepada dunia} 'EYVAT {menjadi perseteruan dengan} 'ELOHIM {Allah} HI {adalah} VE'ATAH {tetapi sekarang} HEKHAFETS {yang berkeinginan} LIH'YOT {menjadi} 'OHEV HA'OLAM {sahabat bagi dunia} HIH'YEH {dia akan menjadi} 'OYEV {musuh dari} LELOHIM {Allah}

Di dalam kemurahan-Nya, Allah tidak akan membiarkan umat-Nya mengalami kehidupan sesat demikian. Melalui Rasul Yakobus , ia memberi tegoran. Allah telah memperbarui roh kita dan mengingini roh kita sepenuhnya sebab Ia Allah yang cemburuan adanya. Ia menuntut agar kita merendahkan hati dan menerima pentahiran dari Allah, sungguh-sungguh bertobat serta melawan Iblis dan dunia.
4:5 LAI TB, Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
KJV, Do ye think that the scripture saith in vain, The spirit that dwelleth in us lusteth to envy?
TR, η δοκειτε οτι κενως η γραφη λεγει προς φθονον επιποθει το πνευμα ο κατωκησεν εν ημιν
Translit interlinear, ê {atau} dokeite {kalian menyangka} hoti {bahwa} kenôs {dengan tanpa tujuan} hê graphê {kitab suci} legei {berkata} pros {sampai/ dengan} phthonon {kecemburuan} epipothei {ia mengingini} to pneuma {akan Roh} ho katôkêsen {Ia menyuruh mendiami} en {di dalam} hêmin {kita}
Ha-Berit,

הַתְדַמּוּ בְנַפְשְׁכֶם כִּי לָרִיק אָמַר הַכָּתוּב בְּקִנְאָה יִתְאַוֶּה לָרוּחַ אֲשֶׁר הִשְׁכִּין בְּקִרְבֵּנוּ׃
Translit interlinear, HATEDAMU {kalian menyangka} BENAF'SHEKHEM {dalam kesia2an} KI {sebab} LARIQ {untuk kesia2an} 'AMAR {berkata} HAKATOV {seperti yang dituliskan (dlm kitab suci)} BEQIN'AH {dalam kecemburuan} YITE'AVEH {Dia mengingini} LARUAKH {kepada Roh} 'ASHER {yang} HISH'KIN {Dia telah menempatkan} BEQIR'BENU {di antara kita}

Di sini ada kontras yang menjelaskan bahwa "persahabatan dengan dunia" dan menjadikan "nafsu kepada kenikmatan-kenikmatan duniawi" sebagai "ilah-ilah yang baru", hal-hal tersebut menjadikan "permusuhan dengan Allah," dan perlakuan tersebut adalah "perzinahan rohani."


Allah secara alegoris digambarkan sebagai "Suami dari umat." Alkitab banyak sekali menggambarkan bahwa dosa melawan Allah, berpaling menyembah ilah-ilah lain adalah "perzinahan", misal Imamat 17:7, Yeremia 13:27, Hosea 2:2, Yehezkiel 23:43 dll. Berpaling dari Allah dengan menyembah ilah-ilah lain (murtad) adalah Perzinahan/ pencabulan secara rohani. Istilah tsb. dapat kita hubungkan dengan ayat-ayat menggambarkan bahwa Allah mempunyai sifat "pencemburu" (Reff: Imamat 17:7, Ulangan 31:16-21, Yeremia 13:27, Hosea 2:2, Yehezkiel 23:43). Cemburu Allah itu, dikaitkan dengan kasih-Nya kepada umat-Nya dan kedudukan-Nya sebagai "suami bagi umat". Dan "Cemburu Ilahi" ini sebagai tuntutan kesucian (Lihat bahasan di: allah-pencemburu-vt26.html#p63 ).
4:6 LAI TB, Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak (HUPERÊPHANOS), tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
KJV, But he giveth more grace. Wherefore he saith, God resisteth the proud, but giveth grace unto the humble.
TR, μειζονα δε διδωσιν χαριν διο λεγει ο θεος υπερηφανοις αντιτασσεται ταπεινοις δε διδωσιν χαριν
Translit interlinear, meizona {yang lebih besar} de {tetapi} didôsin {Ia memberikan} kharin {anugerah} dio {karena itu} legei {Ia berkata} ho theos {Allah} huperêphanois {orang2 yg congkak} antitassetai {Ia menentang} tapeinois {kepada orang2 yg rendah-hati} de {ettapi} didôsin {Ia memberikan} kharin {anugerah}
Ha-Berit,

וְגַם יַגְדִּיל לָתֶת־חֵן עַל־כֵּן הַכָּתוּב אוֹמֵר אֱלֹהִים לַלֵּצִים יָלִיץ וְלַעֲנָוִים יִתֶּן־חֵן׃
Translit interlinear, VEGAM {dan yang juga} YAG'DIL {dia menjadi besar} LATET {untuk diberikan} -KHEN {demikian} 'AL-KEN {karena itu} HAKATOV {dituliskan} 'OMER {berkata} 'ELOHIM {Allah} LALETSIM {kepada orang2 yg congkak} YALITS {Dia menentang} VELA'ANAVIM {tetapi kepada yang rendah-hati} YITEN {Dia memberikan} -KHEN {anugerah}

Rasul Yakobus dalam ayat ini menggunakan adjektiva περήφανος - HUPERÊPHANOS yaitu gabungan dari preposisi 'HUPER/ HYPER', "di atas", "melampaui" dan kata kerja 'PHAINÔ', "muncul, menampakkan diri". HUPERÊPHANOS merujuk kepada seseorang yang menganggap dirinya terlalu tinggi ketimbang orang lain dan menganggap kecil orang lain.

Allah menetapkan diri-Nya menentang orang yang sombong/ congkak (Yakobus 4:6, 1 Petrus 5:5). Dosa kesombongan dapat menjauhkan diri dari Allah dan dari orang-orang lain. Alikitab telah memberi nasehat kepada dosa kesombongan ini: "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan" (Amsal 16:18). Ada pula tertulis "Kerendahan-hati membawa kehormatan. Ada dalam Alkitab, Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian" (Amsal 29:23). Rabbi Saul memberikan nasehat yang senada, bahwa mereka yang sombong akan jatuh. "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12). Lihat bahasan sombong-congkak-kesombongan-study-kata-vt166.html#p347 ).

----

Jadi, yang namanya "gaya hidup hedonis" mencintai hal-hal duniawi seolah bagai "ilah-ilah yang lain", itu bukan hal yang baru. Kita mendengar ada keluarga pendeta yang rebutan aset gereja dan bertikai sampai ke pengadilan, dan juga pertikaian-pertikaian lain di dalam Gereja Kristus, itu bukan hal yang baru. Dari zaman para rasul juga sudah ada. Di sini, Rasul Yakobus mengingatkan. Bahwa banyak orang menamakan dirinya "orang-orang Kristen", tetapi hatinya bukan Kristen. Mereka menjadi penentang-penentang Allah. Perilaku mereka sehari-hari justru mencemarkan kekristenan dan mempermalukan nama Allah. Tentu tak seorang pun dari kita mau disebut sebagai musuh Allah.

Namun, Rasul Yakobus dalam perikop ini tidak hanya mengkritik, tetapi ia juga mendorong jemaat Kristus untuk bertobat. Dan, satu-satunya pilihan bagi kita adalah tunduk kepada Allah. Dengan menundukkan diri kepada Allah, maka tidak ada tempat lagi yang kita sediakan bagi Iblis dan diri sendiri. Tunduk kepada Allah berarti bertobat sungguh-sungguh yaitu bertobat dengan hati yang remuk di hadapan Tuhan.
* Yakobus 4:7-10 Ajakan untuk Bertobat
4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
4:8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
4:9 Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
4:10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.

Ayat 7 adalah panggilan untuk tunduk kepada Allah (imperatif pertama dari delapan yang saling berdekatan secara logis mengikuti janji kasih karunia bagi mereka yang rendah hati. Jalan satu-satunya untuk menghindari dosa ialah: menyerahkan diri kepada Allah:
4:7 LAI TB, Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
KJV, Submit yourselves therefore to God. Resist the devil, and he will flee from you.
TR, υποταγητε ουν τω θεω αντιστητε τω διαβολω και φευξεται αφ υμων
Translit interlinear, hupotagête {tunduklah kalian, verb - second aorist passive imperative - second person} oun {karena itu} tô theô {kepada Allah} antistête {lawanlah} tô diabolô {iblis} kai {maka} pheuxetai {ia akan melarikan diri} aph {dari} humôn {kalian}

Iblis, musuh Allah itu, harus dilawan, dan apabila ia dilawan, ia akan lari daripadamu (bdg. Matius 4:1-11). Ini merupakan langkah-langkah penting untuk menghindari dosa keduniawian. Rasul Yakobus memberikan nasehat untu mendekat kepada Allah. Allah berjanji untuk mendekati semua orang yang berbalik dari dosa, menguduskan hati, dan berseru kepada-Nya dalam pertobatan yang sungguh. Mendekatnya Allah akan mendatangkan kehadiran, kasih karunia, berkat, dan kasih-Nya.
4:8 LAI TB, Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
KJV, Draw nigh to God, and he will draw nigh to you. Cleanse your hands, ye sinners; and purify your hearts, ye double minded.
TR, εγγισατε τω θεω και εγγιει υμιν καθαρισατε χειρας αμαρτωλοι και αγνισατε καρδιας διψυχοι
Translit interlinear, eggisate {kalian mendekat, verb - aorist active middle - second person} tô theô {kepada Allah} kai {dan} eggiei {Ia akan mendekat} humin {kepada kalian} katharisate {kalian menahirkan, verb - aorist active middle - second person} kheiras {tangan2} hamartôloi {hai orang2 berdosa} kai {dan} agnisate {kalian membersihkah, verb - aorist active middle - second perso} kardias {hati} dipsukhoi {hai orang2 yg mendua hati}

Persekutuan yang erat dengan Allah memastikan sikap bersahabat dari-Nya (dan Ia akan mendekat kepadamu) dan mengasingkan orang tersebut dari dunia. Keduniawian adalah dosa, sehingga perlu pembersihan/ pentahiran pada tangan. Suatu ungkapan alegoris untuk tidak berbuat dosa. sucikanlah hatimu, acuan kepada motivasi batiniah. Orang yang mendua hati adalah orang yang kesetiaannya bercabang. Dan menurut ayat ini, keduniawian ialah kesetiaan yang bercabang.

Kembali kepada ajakan untuk mendekat kepada Allah. Hal ini mengingatkan kita kepada sabda Tuhan Yesus untuk tinggal melekat di dalam Dia:
* Yohanes 15:5
LAI TB, Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
KJV, I am the vine, ye are the branches: He that abideth in me, and I in him, the same bringeth forth much fruit: for without me ye can do nothing.
TR, εγω ειμι η αμπελος υμεις τα κληματα ο μενων εν εμοι καγω εν αυτω ουτος φερει καρπον πολυν οτι χωρις εμου ου δυνασθε ποιειν ουδεν
Translit interlinear, egô eimi {Akulah} hê ampelos {pohon anggur} humeis {kalian} ta klêmata {ranting2} ho menôn {orang2 yg tinggal} en {di dalam} emoi {Aku} kagô {juga Aku} en {di dalam} autô {dia} houtos {orang ini} pherei {menghasilkan} karpon {buah} polun {banyak} hoti {sebab} khôris {terpisah} emou {dari Aku} ou {tidak} dunasthe {kalian dapat} poiein ouden {berbuat apa2}
Ha-Berit,

אָנֹכִי הוּא הַגֶּפֶן וְאַתֶּם הַשָּׂרִיגִים הָעֹמֵד בִּי וַאֲנִי בוֹ הוּא יַעֲשֶׂה־פְּרִי לָרֹב כִּי בִלְעָדַי לֹא תוּכְלוּן עֲשׂוֹת דָּבָר׃
Translit interlinear, 'ANOKI HU {Akulah} HAGEFEN {Pohon Anggur} VE'ATEM {dan kalian} HASARIGIM {ranting2} HA'OMED BI {tinggalah di dalam Aku} VE'ANI VO {dan Aku di dalamnya} HU {dia} YA'ASHEH-PERI {dia akan dapat menghasilkan buah} LAROV {yang banyak} KI {sebab} BIL'ADAY {tanpa Aku} LO {tidak} TOKH'LUN {kalian tidak kalian dapat} 'ASOT {melakukan} DAVAR {sesuatu}


Seruan kepada pertobatan diteruskan pada ayat 9 ini. Bahwa ketika seseorang melakukan dosa yang serius. Sadarilah kemalanganmu, yaitu, "sadarilah betapa celaka dirimu" (bdg. Roma 7:24), berdukacita dan merataplah. Semua sikap ini lebih cocok dibandingkan dengan tertawa dan sukacita (yakni beria-ria dan menganggap enteng keadaan dunia sekeliling) mengingat situasinya. "Dukacita"ialah ungkapan keadaan tertekan dari orang-orang yang malu dan menyesal kepada dosa.
4:9 LAI TB, Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
KJV, Be afflicted, and mourn, and weep: let your laughter be turned to mourning, and your joy to heaviness.
TR, ταλαιπωρησατε και πενθησατε και κλαυσατε ο γελως υμων εις πενθος μεταστραφητω και η χαρα εις κατηφειαν
Translit interlinear, talaipôrêsate {sadarilah akan kemalangan} kai {dan} penthêsate {berdukacitalah} kai {juga} klausate {merataplah} ho gelôs {tawa} humôn {kalian} eis {menjadi} penthos {ratapan} metastraphêtô {hendaklah ia diubah} kai {dan} hê khara {kegembiraan} eis {menjadi} katêpheian {kemurungan}

Rasul Yakobus kembali kepada nasihat pertamanya (Yakobus 4:7) dengan mempergunakan kata-kata "rendahkanlah diri kalian." Nasihat ini disertai dengan janji, dan la akan meninggikan kalian:
4:10 LAI TB, Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.
KJV, Humble yourselves in the sight of the Lord, and he shall lift you up.
TR, ταπεινωθητε ενωπιον του κυριου και υψωσει υμας
Translit interlinear, tapeinôthête {rendahkanlah dirimu} enôpion {di hadapan} tou kuriou {Allah} kai {lalu} hupsôsei {Ia akan meninggikan} humas {kalian}

Namun demikian di dunia ini masih ada banyak orang-orang yang sombong. Maka, janganlah kita takabur dan turut menjadi sombong. Adalah sesuatu yang sungguh indah dan luar biasa, karena Allah mengasihi manusia, dan betapa indahnya dikasihi oleh Allah, apalagi hal itu disertai dengan janji bahwa Allah juga akan meinggikan. Alkitab menulis "Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehomatan dan kehidupan" (Amsal 22:4); "tetapi orang yang rendah hati menerima pujian" (Amsal 29:23) dan "Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah" (Mazmur 37:11).

Amin.


Blessings in Christ,
BP
23 August 2017.



Sumber:
Warren Baker, ed., Complete Word Study Dictionary: Old Testament (Word Study Series), AMG Publisher, 2003, p. 24 (AVAH), p. 348 (KHAMAD)




http://www.grii-andhika.org/images/grii.gif
Ringkasan Khotbah : 01 Agustus 2010
Pergumulan Kristen: Apakah Itu?
Nats: Matius 19:16-22
Pengkhotbah : Pdt. Thomy J. Matakupan 

Nats Alkitab kita pada hari ini merupakan salah satu contoh yang Kristus ajarkan tentang bagaimana mengikut Dia. Tuhan Yesus berkata kepada orang muda itu demikian: ada yang masih perlu kamu kerjakan agar sempurna yaitu juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin lalu ikutlah Aku. Orang muda itu merasa susah untuk melakukan apa yang Tuhan mau. Injil Lukas mencatat bahwa orang muda itu adalah seorang pemimpin, berarti dia mempunyai kemampuan untuk mencerna apa yang Tuhan Yesus katakan. Orang muda ini adalah orang yang sangat rohani, dia berani berdiri dengan kepala tegak dan berkata kepada Tuhan Yesus bahwa semuanya itu sudah dia lakukan sejak masa mudanya, masih adakah lagi yang kurang. Tuhan Yesus berkata bahwa masih ada yang kurang. Jawaban ini tidak pernah terpikirkan oleh orang muda ini lalu dia pergi membelakangi Tuhan Yesus. Ada semacam pertimbangan pemikiran di dalam diri orang muda ini.
Khotbah pada hari ini hendak menyoroti tentang pergumulan Kristen. Kita banyak sekali menggunakan istilah “pergumulan“ ini. Apa yang sebenarnya menjadi pergumulan orang muda ini? Mengapa dia bergumul? Apa yang menjadi esensi pergumulan Kristen?
Apakah pergumulan itu sebenarnya? Secara realita, ketika kita berkata bahwa kita sedang bergumul, sebenarnya kita sedang ada masalah. Sebagai orang Kristen, kita lebih cenderung memilih kata “bergumul“ daripada kata “masalah“ untuk menjaga identitas kekristenan kita. Pergumulan Kristen yang sebenarnya adalah ketika dalam menghadapi suatu masalah orang tersebut mencari kehendak Allah dalam masalah tersebut. Jikalau tidak menyertakan Tuhan dalam masalah yang sedang dihadapi, maka hal tersebut bukanlah merupakan pergumulan.
Kita menemukan suatu problema yang besar dalam suatu pergumulan yaitu Allah memiliki kehendak sedangkan kitapun memiliki kehendak. Jadi pergumulan itu muncul ketika kita berusaha menempatkan kehendak kita bersama-sama dengan kehendak Allah; mulailah muncul konflik didalamnya karena terjadi benturan kehendak; kita tidak ingin kalau kehendak kita dikesampingkan. Kalau kita taat kepada kehendak Tuhan maka tidak akan ada lagi kesusahan/ benturan. Selama kita masih merasa susah merupakan tanda bahwa pergumulan kita belum selesai, kita masih “bertarung“ dengan Tuhan sama seperti Yakub yang bertarung dengan Allah semalaman dan menyerah ketika menjelang fajar setelah Tuhan mematahkan pangkal pahanya. Kita bergumul sampai “fajar tiba“, mungkin sampai 1 minggu atau 1 bulan atau 1 tahun atau bahkan bertahun-tahun.
Kita sebenarnya mempunyai pergumulan yang sama dengan orang muda ini. Kita bertanya tentang kehendak Tuhan. Setelah Tuhan memberitahukan kehendakNya, kita mempertimbangkan dan memikirkannya. Di sinilah mulai muncul permasalahan, hati kita menjadi tidak senang lalu kita pergi meninggalkan Tuhan. Kalau kita mau taat kepadaNya maka kita akan dengan hati tenang berkata: Tuhan, kehendakMu yang jadi. Kita akan hidup dengan hati tenang dan tanpa kesulitan jika kita hidup dalam kehendak Tuhan.
Ada 4 penyebab dari pergumulan yang belum selesai yaitu:
1)       karena kita merasa ada sesuatu yang berharga dalam hidup kita.
Sesuatu yang berharga itu bukanlah materi melainkan keinginan untuk mengatur diri sendiri. Orang muda ini senang dengan hal-hal rohani, dengan apa yang Tuhan kerjakan, bahkan dia mengerjakan semuanya itu sejak kecil. Tetapi ketika Tuhan Yesus menyuruhnya untuk menjual segala miliknya lalu mengikut Dia, orang muda itu menolak. Hal ini menunjukkan adanya wilayah dalam hidup orang muda ini yang tidak keberatan untuk diberikannya kepada Allah, tetapi ada juga wilayah yang dia keberatan kalau dituntut Tuhan dari dia. 2 wilayah ini mungkin juga ada dalam hidup kita. Ada “wilayah aman“ dimana kita rela mengorbankan apapun karena kerugiannya hanya sedikit, ada juga wilayah dimana Tuhan menuntut hati kita dan wilayah inilah yang sangat sulit untuk kita berikan kepada Dia. Kita bermain-main dengan Allah, seakan-akan Allah tidak tahu kalau kita mempunyai wilayah seperti itu. Tuhan menuntut wilayah yang tak terbatas yaitu hati kita. Alkitab mencatat bahwa orang muda ini sedih karena hartanya banyak. Hal ini sebenarnya bukan karena hartanya banyak melainkan karena hatinya tidak rela memberikan hartanya yang banyak itu.
Sepanjang kita mempunyai keingian sendiri yang dianggap sangat berharga maka pergumulan kita tidak akan selesai. Untuk menyelesaikan pergumulan kita, kita mulai memakai metode-metode tertentu seperti: a) metode tawar menawar, contohnya: Tuhan, aku akan setia jika Engkau meluluskan permintaanku; b) metode tukar guling, contohnya: Tuhan, aku akan tukar bagian saya dengan bagianMu, jangan lupa dengan yang telah aku berikan; c) metode tarik ulur, contohnya: Tuhan, sekarang saya patuh kepadaMu, tetapi ... Semua metode itu muncul karena kita ingin menyertakan keinginan kita sendiri berjalan bersama dengan kehendak Tuhan. Kita lupa bahwa Tuhan bukanlah seorang juru runding. Tuhan tidak punya penawaran, yang dipunyaiNya adalah tuntutan. Manusia tidak punya penawaran, yang dipunyainya hanyalah ketundukkan.
2)       karena adanya perasaan kepemilikan.
Kita tahu bahwa semua yang ada pada kita adalah milik Tuhan, bukan milik kita, tetapi di sisi lain kita masih juga susah ketika harus memberikannya kembali kepada Tuhan karena kita merasa semua yang Tuhan berikan kepada kita adalah menjadi milik kita, telah terjadi perubahan status kepemilikan. Kita merasa sulit untuk melepaskannya karena sudah terlanjur mencintai hak kepemilikan tersebut.
Kita harus sadar bahwa suami/istri/anak kita bukanlah milik kita, dan ketika suatu hari Tuhan mengambilnya kembali maka kita boleh sedih sekaligus mengingat bahwa itu bukanlah milik kita. Tuhan mengambil bukan berarti orang tersebut meninggal dunia tetapi bisa juga dalam arti Tuhan mau memakainya menjadi hambaNya. Tuhan mengambil untuk memberikan kembali yang baik dan untuk membawa kita kepada kebenaran bahwa kita tidak memiliki apa-apa. Alkitab mencatat bahwa kita datang ke dunia ini telanjang dan pulang telanjang. Tuhan mengambil untuk meluputkan orang tersebut dari dosa merasa memiliki apa yang Tuhan miliki.
3) karena kita merasa mempunyai hak untuk diperlakukan sepatutnya.
Orang muda ini merasa mempunyai hak untuk diperlakukan dengan sepatutnya oleh Tuhan karena sejak kecil sudah melakukan apa yang Tuhan mau. Tuhan Yesus hendak menunjukkan bahwa dia tidaklah sempurna, ada kurangnya. Kemudian orang muda ini sepertinya berkata: Tuhan, aku sudah melakukan semuanya itu tetapi mengapa justru Engkau yang membuat hubungan ini menjadi buruk?
Ada seseorang di abad ke-16 yang hidupnya sangat rohani, senang berdoa. Suatu hari dia menemukan bahwa pengalaman doa bukan lagi menjadi sesuatu yang menyenangkan tetapi justru menyakitkan karena dia menjumpai keadaan dimana Allah tidak menjawabnya. Sampai-sampai dia menuliskan kalimat demikian: Tuhan, kalau memang demikian Engkau memperlakukan sahabat-sahabatMu, maka tidaklah heran kalau Engkau punya banyak musuh.
Kita mungkin tidak berani berkata seperti diatas tetapi kita mungkin akan bertanya:“ Mengapa Engkau membuat semuanya menjadi buruk?“ ketika kita menerima perlakuan tidak seperti yang kita pikirkan sepatutnya kita terima. Perlu kita sadari bahwa Allah berhak melakukannya.  
3)       karena takut kepada tuntutan Allah.
Setiap kehendak Allah selalu disertai dengan konsekuensi. Jangan ingin mengerti kehendak Allah jika tidak bersiap menerima konsekuensinya. Tidak ada kehendak Allah yang tanpa konsekuensi. Janganlah kita berpikir bahwa ketakutan itu muncul karena problema psikologi. Ketakutan itu muncul karena kita tidak siap menerima kehendak Tuhan.
Alkitab mengatakan bahwa Allah mungkin hadir dalam semua kekacauan hidup manusia. Allah tidak selalu hadir dalam ketenangan. Ketika kita menjadi susah hati karena kehendak kita berbenturan dengan kehendakNya, justru itulah momen dimana Allah hadir dalam hidup kita. Dia hadir dan menyatakan kehendakNya maka kita akan gelisah. Janganlah mencari ketentraman yang lain kecuali kita tunduk kepadaNya maka kita akan menemukan ketenangan dalam jiwa kita.
Elia menemukan kehadiran Tuhan dalam peperangan, dalam ketakutan dan gemetarnya dirinya pada saat bertarung dengan nabi-nabi Baal. Bagaimana jadinya kalau Tuhan tidak menurunkan api ketika dia memintanya? Elia menjadi gemetar. Elia juga menemukan Allah didalam angin sepoi-sepoi ketika dia bersembunyi di gua dalam pelariannya.
Apa sebenarnya yang menjadi esensi pergumulan kita? Dengan kata lain: apa yang menjadi masalah dalam kerohanian kita? Yang menjadi masalah adalah :
1)       pergumulan untuk mengenal dan mengasihi Dia.
Orang muda ini lulus dalam hal melakukan perintah Tuhan yang berkaitan dengan sesama tetapi dia kurang dalam hal mengasihi Tuhan. Kita seharusnya lebih banyak mengesampingkan keinginan kita dan memberikan perhatian lebih banyak kepada keinginan Tuhan. Selama pergumulan kita hanyalah berkisar apa yang Tuhan buat bagi kita dan apa yang bisa kita dapatkan dari Tuhan maka itu bukanlah esensi dari pergumulan. Marilah kita menyelesaikan pergumulan utama kita yaitu bagaimana kita bisa mengenal dan mengasihi Tuhan.
2)       pergumulan untuk bisa percaya dan menerima Dia.
Kita berada dalam kondisi yang susah untuk bisa percaya kepada Dia. Kalau kita tidak bisa percaya kepadaNya maka kita tidak akan bisa menerima Dia. Kalau kita punya keinginan untuk percaya merupakan tanda bahwa Tuhan sudah hadir dalam hidup kita dan mencondongkan hati kita untuk mencari cara agar hati kita bisa percaya. Kalau kita mengabaikannya berarti kita telah membuang anugerah dan kesempatan itu. Kita patut berterima kasih kepada Tuhan kalau kita ada keinginan untuk percaya, dan minta Tuhan untuk mengajarkannya kepada kita. 
Kalau kita memulai dengan iman yang tidak beres mencari kehendak Tuhan, maka hasilnya adalah kita akan pergi membelakangi Tuhan dan menjadi kecewa. Iman yang tidak beres akan menghasilkan ketidaksediaan untuk mau percaya. Marilah kita katakan kepada Tuhan: Tuhan, aku mau mengizinkan hatiku untuk mau percaya kepadaMu dan tunduk kepada kebenaran Tuhan. Lalu tetapkan dalam hati kita bahwa hati kita adalah milik Dia.
3)       pergumulan untuk tetap mengikut Dia.
Kalau kita merasa ikut Tuhan adalah senang selalu, mungkin sekali kita sedang hidup dalam iman yang tidak mempedulikan kehendak Tuhan. Hidup ikut Tuhan tidaklah selalu senang. Pada saat awal kita mengikut Tuhan, kita memiliki kehidupan rohani yang menyenangkan karena setiap doa kita dijawab oleh Tuhan, setelah sekian lama hal ini tidak lagi terjadi dan hati kita merasa susah, disinilah kita sedang mengalami pertumbuhan iman. Pertumbuhan selalu membawa kesusahan/ kesakitan. Kita harus terima kenyataan bahwa ikut Tuhan itu susah. Janganlah kita lari/ menolaknya karena mungkin  Tuhan hadir disana. Semakin kita dewasa, kita harus dapat menerima realita hadirnya Tuhan, dan kita masuk ke dalam pergumulan bagaimana untuk tetap ikut Dia.
Kristus memanggil kita untuk memikul salib, menderita, masuk ke dalam kekudusan tetapi zaman ini memanggil kita untuk bersenang-senang di dalam Dia, menikmati kenyamanan di dalam Dia, dan menikmati kebahagiaan murahan yang menjijikkan.

Renungkanlah:
  1. Hal apakah yang paling bernilai dalam hidup Anda? Apakah hal ini sudah Anda persembahkan pada Allah? Berdoa dan hal apa lagi yang Anda mau lakukan supaya hal tersebut boleh menjadi persembahan yang lebih diperkenan oleh Allah?
  2. Sharingkan pada rekan seiman Anda sebuah pelajaran iman yang Anda dapatkan atas satu “pergumulan” yang pernah Anda alami baru-baru ini dalam saling membangun iman percaya pada Kristus.
    (Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)










Apakah Orang Kristen Tidak Boleh Kaya?

apakah-orang-kristen-tidak-boleh-kaya
Oleh Joanna Hor, Singapura
Artikel asli dalam bahasa Inggris: Can We Be Rich and Godly At The Same Time?
Komisi pemuda di gereja kami baru saja memulai pendalaman Alkitab tentang khotbah di bukit. Ketika kami sedang mencoba memahami maksud dari perkataan Yesus dalam Lukas 6:20, salah seorang pemuda bertanya, “Apakah ayat ini hendak mengatakan bahwa orang Kristen tidak boleh kaya?”
Sangat wajar jika pertanyaan ini muncul, karena pernyataan Yesus memang sepertinya mengarahkan orang untuk berpikir demikian. Jika orang miskinlah yang akan mendapatkan Kerajaan Allah, apakah itu berarti orang Kristen harus dengan sengaja hidup miskin? Haruskah orang Kristen menghindari kelimpahan materi?
Jika kita membaca keseluruhan Alkitab, aku pikir kita akan menemukan bahwa jawabannya jelas “tidak”. Orang “miskin” yang disebutkan pada bagian ini bukanlah sembarang orang miskin. Mereka tidak hidup dalam kelimpahan materi karena iman mereka. Alkitab sendiri mencatat banyak orang yang melayani Tuhan sekaligus memiliki banyak harta. Allah memberkati mereka dan memuji sikap hidup mereka. Abraham, Ayub, dan Daud adalah contoh orang-orang kaya yang dekat kepada Allah.
Mungkin pertanyaan yang lebih besar di balik pertanyaan tadi adalah: apakah kita bisa menjadi kaya dan sekaligus menjadi orang yang mengutamakan Allah dalam hidup ini? Bagaimana bila kita adalah orang yang sudah diberkati dengan kekayaan karena latar belakang orangtua atau pekerjaan kita? Salahkah jika kita kaya, atau ingin menjadi kaya? Bagaimana orang Kristen harus melihat kekayan?
Setidaknya, ada tiga prinsip yang bisa kita pegang:
1. Kita tidak boleh terobsesi untuk menjadi kaya (atau lebih kaya)
“Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1 Timotius 6:10).
Jika kita berusaha mencari-cari argumen yang dapat membenarkan keinginan kita untuk mengejar Tuhan sekaligus mengejar kekayaan materi, kita akan kecewa. Aku akan menjadi orang pertama yangmengakui bahwa aku bergumul dengan dua hal tersebut. Sudah berulang kali aku berkeinginan untuk mengejar kekayaan materi, namun berulang kali pula Tuhan mengingatkan aku melalui firman-Nya dan sesama bahwa itu bukan sikap yang seharusnya aku miliki.
Uang pada dasarnya tidak jahat. Masalahnya bukan bukan terletak pada apakah kita memiliki banyak uang atau tidak, tapi pada keinginan untuk menjadi kaya dan cinta pada uang. Bagian Alkitab ini menunjukkan pada kita, bahwa sekali kita terjerat pada godaan untuk mencintai uang, kita tidak akan pernah merasa cukup dan makin lama makin menjauh dari Tuhan. Tidak heran, Yesus mengingatkan murid-murid-Nya dalam Matius 6:24, bahwa tidak mungkin seseorang bisa menjadi hamba Tuhan sekaligus hamba uang. “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Jadi, jika tujuan utama kita adalah hidup dekat dengan Tuhan, akan bijaksana bila kita menjauhkan diri dari godaan untuk mengejar kekayaan materi. Salah satu bagian firman Than yang baik untuk direnungkan dalam konteks ini adalah Ibrani 13:5, “‘Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’”
2. Kita tidak boleh menumpuk harta di dunia
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ jua hatimu berada” (Matius 6:19-21). Ayat ini memberi gambaran tentang apa yang fana. Kekayaan materi di bumi ini tidak akan bertahan selamanya—semua bisa rusak dan pada akhirnya tidak ada lagi. Yang akan bertahan selamanya adalah apa yang kita lakukan bagi kemuliaan Tuhan; itu yang akan memberi kita harta abadi. Sebab itu, harta yang seharusnya kita inginkan adalah upah yang dijanjikan Tuhan kepada umat yang setia kepada-Nya—orang-orang yang mencari dan melakukan kehendak Tuhan dengan segenap hati, akal budi, jiwa, dan kekuatan.
Jika tujuan hidup dan yang membuat kita sibuk adalah upaya mengumpulkan banyak uang untuk membeli rumah yang besar, mobil yang bagus, pakaian yang mahal, serta untuk sekadar menikmati hidup yang mudah dan nyaman, kita tidak ada bedanya dengan orang kaya yang bodoh dalam perumpamaan Yesus. Orang kaya itu berpikir bahwa yang paling penting dalam hidup adalah menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya. Ia tidak menyadari bahwa ada kehidupan setelah kematian dan kekayaannya di dunia tidak dapat dibawa ke sana (Lukas 12:13-21).
Mentalitas yang hanya mencari kesenangan diri sendiri bukan saja tidak alkitabiah, tetapi, Yesus menyebutnya sebagai suatu kebodohan.
3. Kita harus siap berpisah dengan kekayaan yang kita miliki
“Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: ‘Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: ‘Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah’” (Markus 10:21-23).
Jika saat ini kita memiliki banyak harta—baik itu hasil kerja keras kita atau warisan keluarga kita—kita diingatkan untuk tidak menggenggam kekayaan itu terlalu erat. Jika kita memegangnya terlalu erat, bisa jadi kita lebih mengandalkan harta kita daripada mengandalkan Allah.
Alkitab juga secara konsisten memanggl kita untuk menolong mereka yang membutuhkan. Salah satu aplikasinya adalah memberikan uang kepada orang-orang yang berkekurangan. Dalam Injil Lukas, Yohanes Pembaptis mendorong orang banyak untuk membagikan pakaian dan makanan yang mereka miliki kepada sesama yang tidak punya (Lukas 3:11). Beberapa orang Kristen yang kukenal tidak punya banyak uang, tetapi selalu menjadi orang-orang yang pertama memberikan apa yang mereka punya ketika ada sesama yang membutuhkan.
Kita yang berkelebihan dipanggil untuk memberi kepada mereka yang berkekurangan. Ini adalah sebuah tanggung jawab yang diberikan Allah kepada kita bersama berkat-berkat yang diberikan-Nya. Tanggung jawab ini sesuai dengan perintah untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri.
Jadi, salahkah bila orang Kristen menjadi kaya? Alkitab menunjukkan bahwa yang bermasalah itu bukanlah banyaknya kekayaan yang kita miliki, tetapi hati yang selalu mengejar dan melekat pada kekayaan. Tidak salah menjadi kaya atau bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan yang baik, selama kita tidak terjebak untuk mencari uang lebih daripada mencari Allah.
Bila hati kita dikuasai keinginan untuk mengumpulkan kekayaan di dunia, mari kita melepaskannya. Mari berjuang mengumpulkan harta di sorga dan menggunakan apa yang telah dikaruniakan Allah untuk memberkati sesama.



Keinginan Daging, Pencobaan, dan Dosa

Seperti dinyatakan dalam judul di atas, artikel ini adalah tentang pencobaan dan bagaimana pencobaan—apabila tercapai tujuannya—dapat memengaruhi persekutuan kita dengan Tuhan. Pembahasan dalam artikel ini tidak akan mencakup segala sesuatu tentang pencobaan1. Sebaliknya, kita akan berkonsentrasi pada bagian Alkitab dari Yakobus 1:14-15, dengan mempelajari secara mendalam apa yang dikatakan dalam ayat-ayat tersebut disertai empat contoh dari Firman Allah.
1. Si Pencoba
Karena kita akan membahas tentang pencobaan, akan lebih baik apabila kita terlebih dahulu mengetahui seorang yang paling terlibat dalam hal ini, yang karenanya ia pun disebut sebagai “si pencoba”. Dalam Matius 4:3 kita membaca:
Matius 4:3
“Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya [Yesus]: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.”
Apa yang dicatat dalam bagian Alkitab di atas adalah tentang pencobaan yang Yesus alami di padang gurun. Yang mencobai-Nya adalah Iblis, yang untuk alasan ini disebut sebagai “si pencoba”. Sebutan ini juga digunakan untuknya dalam 1 Tesalonika 3:5, di mana dikatakan:
1 Tesalonika 3:5
“Itulah sebabnya, maka aku [Paulus], karena tidak dapat tahan lagi, telah mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku kuatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia.”
Tugas si pencoba adalah untuk mencobai, untuk mencoba, dengan tujuan agar orang yang dicobai itu jatuh. Seperti yang jelas dinyatakan dalam ayat-ayat di atas, yang melakukan hal ini adalah si Iblis.
2. Yakobus 1:14-15
Setelah mengetahui siapa si pencoba itu, mari kita masuk ke ayat sentral dari artikel kita, yakni Yakobus 1:14-15. Di sana dikatakan:
Yakobus 1:14-15
“Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Mengenai kata “keinginan”, ini adalah bentuk jamak dari kata benda “epithumia” yang muncul 38 kali dalam Perjanjian Baru dan paling sering diterjemahkan sebagai “keinginan” dalam artian keinginan daging, keinginan manusia lama, keinginan yang berdosa, sehingga oleh karenanya yang dimaksudkan “keinginan” di sini adalah keinginan yang berlawanan dengan Allah dan kehendak-Nya. Bahwa keinginan daging sama sekali tidak menyenangkan hati Allah dinyatakan dengan jelas dalam Roma 8:5-8. Di sana kita membaca:
Roma 8:5-8
“Sebab mereka yang hidup menurut daging [natur lama], memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh [natur baru], memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah MAUT, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.”
Tentu saja yang termasuk juga dalam keinginan daging yang adalah perseteruan dengan Allah, adalah keinginan dari natur lama kita. Tentang keinginan inilah Yakobus 1:14-15 berbicara. Yakobus tidak merujuk kepada keinginan manusia baru, karena keinginan manusia baru menyenangkan hari Allah dan tidak memimpin kepada pencobaan.
Mengenai anak kalimat “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya”, ini bukan berarti bahwa sebuah pencobaan itu lahir hanya sebagai akibat dari keinginan natur lama kita, juga bukan berarti bahwa setiap kali seseorang dicobai, ia pasti akan terseret dan jatuh dalam dosa. Bahwa cara pandang tersebut salah, terbukti dari fakta bahwa Yesus Kristus “sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibrani 4:15). Apakah Yesus dicobai karena ia diseret oleh oleh keinginan daging? Bila Ia diseret, berarti Ia telah berdosa. Tetapi, Ia tidak diseret atau terseret, dan Ia tidak berdosa, meskipun sama seperti kita Ia telah dicobai. Oleh karena itu, apa yang Yakobus 1:14-15 katakan bukan semata-matatentang bagaimana sebuah pencobaan lahir tetapi, bagaimana pencobaan itu berhasil mencapai tujuannya (dosa). Pencobaan (baik secara implisit maupun eksplisit) selalu merupakan pekerjaan si pencoba, atau si Iblis, dan pencobaan akan mencapai tujuannya (dosa), apabila kita diseret, dan dipikat oleh keinginan dari natur lamakita, apabila kita ingin memuaskan keinginan daging kita dan jatuh dalam dosa.
Mungkin pemahaman yang lebih baik tentang pembahasan di atas dapat kita peroleh melalui beberapa contoh dari Alkitab. Berikut ini, kita akan menyelidiki empat contoh, dimulai dari 1 Timotius 6:9-10.
2.1. 1 Timotius 6:9-10
Dalam 1 Timotius 6:9-10 kita membaca:
“Tetapi mereka yang INGIN kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu [epithumies]yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Kita telah memahami bahwa pencobaan mencapai tujuannya (dosa) ketika orang diseret dan dipikat oleh keinginan dari natur lama mereka. Seperti yang kita baca di atas, salah satu dari keinginan itu adalah keinginan untuk kaya, yang menurut ayat di atas, akan memimpin kepada pencobaan, ke dalam berbagai nafsu yang mencelakakan dan akhirnya ke dalam kehancuran. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa keinginan untuk kaya bukanmerupakan keinginan Allah, tetapi keinginan2daging .
Tentu saja, ini bukan berarti Allah tidak ingin kita mengumpulkan harta. Namun, harta yang Ia ingin agar kita kumpulkan bukan harta di bumi, melainkan harta di sorga. Sebagaimana yang Yesus Kristus katakan:
Matius 6:19-21, 24-25
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada………Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” [Ini adalah kata bahasa Aram yang berarti “kekayaan”]”
Tidak mungkin mengabdi kepada Allah dan kepada kekayaan. Anda harus memilih salah satunya, apakah Anda memilih untuk mengabdi pada kekayaan, yang apabila melakukannya Anda mungkin akan bertanya-tanya setelah beberapa waktu apa yang terjadi dengan Firman yang pernah ditaburkan dalam hati Anda (Matius 13:22), atau Anda memilih untuk mengabdi kepada Allah yang apabila melakukannya kebutuhan Anda akan dipenuhi secara melimpah (Filipi 4:9, Matius 6:25-34) dan harta yangkekal telah menanti Anda di sorga.
2.2. Hawa dan ular
Contoh lain di mana kita melihat Iblis menjerat dan memikat agar orang yang dicobainya mau melakukan apa yang berlawanan dengan kehendak Allah, terdapat dalam Kejadian 3. Dalam kejadian 2, Allah memberi perintah kepada manusia bahwa “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." (Kejadian 2:16-17). Jadi, Adam dan Hawa tahu bahwa bukan kehendak Allah untuk memakan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Tetapi, Kejadian 3:1-5 mengatakan kepada kita:
Kejadian 3:1-5
“Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
Pencobaan dengan maksud jahat selalu merupakan pekerjaan Iblis, “si pencoba”, dan di sini kita melihat ia melaksanakan pekerjaannya dengan baik sekali. Pertama-tama ia menantang Hawa dengan sebuah pertanyaan tentang apa yang telah Allahfirmankan. Kemudian, setelah melihat reaksi wanita itu, ia maju dengan pernyataan yang sama sekali bertentangan dengan Firman Allah, lalu meyakinkan Hawa bahwa apabila mereka memakan dari pohon tentang pengetahuan yang baik dan yang jahat, mereka akan menjadi seperti Allah, tahu yang baik dan yang jahat. Jelas di sini bahwa Iblis sedang memperdaya Hawa. Sebagaimana 2 Korintus 11:3 katakan kepada kita:
2 Korintus 11:3
“Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.”
Juga 1 Timotius 2:14 berkata:
"wanitalah yang tertipu, sehingga melanggar perintah Allah” [IBIS]
Membandingkan pencobaan yang dialami Tuhan Yesus Kristus yang dicatat dalam Matius 4:1-11 dengan pencobaan yang dialami Hawa di sini, kita dapat melihat bahwa dalam kedua kasus, Iblis pertama-tama mencoba menipu mereka. Misalnya ketika ia menjanjikan kepada Yesus ”Semua itu [kerajaan dunia dan kemegahannya (Matius 4:8)] akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku” (Matius 4:9), ia jelas-jelas mencoba untuk menipu-Nya3. Namun ia gagal total. Sebagaimana Matius 4:10 katakan kepada kita mengenai pencobaan ini:
Matius 4:10
“Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Yesus tidak tertipu. Seandainya tertipu, itu berarti Ia telah berjalan melawan kehendak Allah (yang dimaksud “tertulis” dalam ayat di atas) dan jatuh dalam dosa. Tetapi, sebagaimana Firman Allah katakan: “sama seperti kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibrani 4:15). Yesus tidak tertipu tetapi sepenuhnya Ia berpegang kepada Firman Allah. Hasilnya, setelah melihat usahanya gagal, Iblis pun meninggalkan Dia (Matius 4:11). Sebaliknya, Hawa, ketika diseret dan ditipu oleh musuh, ia mengabaikan Firman Allah dan……
Kejadian 3:6
“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
Ketika dirangsang oleh Iblis, perempuan ini mengabaikan Firman Allah, diseret untuk memenuhi keinginan pancaindranya4, dan sebagai akibatnya, ia (dan suaminya) berdosa dan mati5.
2.3 Penghitungan jumlah penduduk yang diperintahkan oleh Daud
Contoh lain di mana kita melihat Iblis menggerakkan seseorang untuk bertindak berlawanan dengan kehendak Allah, terdapat dalam 1 Tawarikh 21. Di sana, mulai dari ayat 1 kita membaca:
1 Tawarikh 21:1-4
“Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel. Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada para pemuka rakyat: "Pergilah, hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, dan bawalah hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka." Lalu berkatalah Yoab: "Kiranya TUHAN menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang. Ya tuanku raja, bukankah mereka sekalian, hamba-hamba tuanku? Mengapa tuanku menuntut hal ini? Mengapa orang Israel harus menanggung kesalahan oleh karena hal itu?"
Peraturan mengenai penghitungan jumlah penduduk dicatat dalam Keluaran 30:11-16. Di sana, ayat ke-12 mengatakan:
Keluaran 30:12
"Apabila engkau menghitung jumlah orang Israel pada waktu mereka didaftarkan, maka haruslah mereka masing-masing mempersembahkan kepada TUHAN uang pendamaian karena nyawanya, pada waktu orang mendaftarkan mereka, supaya jangan ada tulah di antara mereka pada waktu pendaftarannya itu.
Oleh karena itu, jelaslah apabila sebuah sensus tidak dilakukan berdasarkan peraturan dari Keluaran 30, maka tulah akan menimpa Israel, dan tepat seperti itulah yang terjadi dalam kasus ini. 2 Samuel 24:15 mengatakannya dengan jelas kepada kita:
2 Samuel 24:15
“Jadi TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel.........”
Fakta yang menimpa orang Israel karena penghitungan tersebut, memperlihatkan bahwa Daud tidak mematuhi peraturan dari Keluaran 30 tersebut. Sebagaimana Hawa, Daud mengetahui Firman Allah tetapi ia mengabaikannya6. Kita tidak diberitahukan apa tepatnya yang Iblis lakukan untuk membuat Daud berjalan berlawanan dengan kehendak Allah, tetapi kita diberitahukan bahwa dialah yang telah membujuk Daud untuk melakukannya, untuk berbuat dosa (yakni mengadakan penghitungan penduduk tanpa mengikuti peraturan Hukum Taurat) untuk melihat apa yang diinginkan matanya (2 Samuel 24:3). Ayat 7 menunjukkan kepada kita apa yang Allah rasakan tentang tindakan Daud:
1 Tawarikh 21:7
“Tetapi hal itu jahat di mata Allah,”
Allah senang bila kita melakukan kehendak-Nya dan Ia tidak senang ketika kita tidak melakukan kehendak-Nya. Pekerjaan si pencoba adalah menipu kita agar kita mengabaikan Firman Allah, dan melakukan apa yang bukan merupakan kehendak Allah, yang adalah dosa. Sebagaimana yang Daud katakan ketika ia mengakui dosanya:
1 Tawarikh 21:8
“Lalu berkatalah Daud kepada Allah: "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh."
Kapan pun kita berdosa, kita berhasil ditipu dan kita sedang “melakukan perbuatan yang sangat bodoh”, sekalipun kita mungkin pada awalnya tidak mengerti hal itu.
2.4 Daud dan Batsyeba
Akhirnya, contoh terakhir akan kita lihat adalah dari 2 Samuel 11-12 dan ini pun merujuk kepada Daud. Di sana, mulai dari ayat pertama, kita membaca:
2 Samuel 11:1
“Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, SEDANG Daud sendiri tinggal di Yerusalem.
Selain informasi historis yang diberikan, Firman Allah dalam ayat ini juga menunjukkan (lihat kata “SEDANG” di sana) fakta bahwa meskipun itu adalah waktu “raja-raja biasanya maju berperang”, Daud sendiri tinggal…… di rumah. Ini tentu bukan sesuatu yang biasanya dilakukan oleh seorang laki-laki sepemberani Daud. Tetapi, mari kita lanjutkan:
2 Samuel 11:2-3
“Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.”
Daud melihat seorang perempuan cantik yang ia sukai lalu menanyakan tentang dia. Dari informasi yang didapatnya, ia mengetahui bahwa perempuan itu adalah isteri Uria orang Het. Tentu kita berpikir setelahmengetahui hal ini,Daud seharusnya berpikir pun tidak untuk berani mendekati perempuan itu, karena ia tahu dengan pasti bahwa menurut Hukum Taurat (Imamat 20:10 dan Ulangan 22:22) hal itu adalah dosa dan orang yang melakukannya akan dihukum mati. Sayangnya….. Daud tidak berpikir sesuai harapan kita. 2 Samuel 11:4 menceritakan apa yang terjadi:
2 Samuel 11:4-5
“Sesudah itu [sesudah ia tahu bahwa Batsyeba adalah isteri Uria]Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: “Aku mengandung.”
Dalam ayat 1 Daud tinggal di rumah dan bukannya melakukan apa yang biasanya raja-raja lakukan, yaitu memimpin orang-orangnya dalam pertempuran. Dalam ayat 2 ia bangun dari tempat tidurnya untuk berjalan-jalan tepat pada saat Batsyeba mandi. Dalam ayat 3 ia menanyakan tentang perempuan itu dan mengetahui bahwa ia telah menikah. Saya tidak tahu apakah sampai di sini, ada yang tidak beres dengan Daud, tetapi saya tahu pasti bahwa ada yang tidak beres dengannya dalam ayat ke-4, ketika ia tidur dengan seorang perempuan bersuami yang akhirnya juga dihamilinya. Sejak saat itu, satu dosa segera memimpin kepada dosa yang lain. Ayat 6-12 mengatakan kepada kita:
2 Samuel 11:6-12
“Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: "Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku." Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud. Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja. Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. Diberitahukan kepada Daud, demikian: "Uria tidak pergi ke rumahnya." Lalu berkatalah Daud kepada Uria: "Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?" Tetapi Uria berkata kepada Daud: "Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!" Kata Daud kepada Uria: "Tinggallah hari ini di sini. Besok aku akan melepas engkau pergi." Jadi Uria tinggal di Yerusalem pada hari itu. Keesokan harinya.”
“Solusi” Daud untuk mengatasi masalah yang diciptakannya sendiri adalah dengan mengirim Uria ke rumahnya agar ia tidur dengan isterinya sehingga kehamilan isterinya seakan disebabkan olehnya! Namun, Uria tidak bisa diajak “bekerja sama.” Ia tidak bisa terima bahwa tabut Allah berada di padang, dan rekan seperjuangannya sedang bertempur, sementara ia sendiri tidur dengan isterinya di rumah. Bukan kebetulan Firman Allah menggolongkan Uria sebagai salah satu dari tiga puluh tujuh “pahlawan yang mengiringi Daud.” (2 Samuel 23:8, 39). Uria pastilah seorang tentara Daud yang sangat setia, meskipun Daud tidak setia kepadanya.
Setelah gagal menipu Uria, Daud bertindak lebih jauh lagi. Ayat 13-15 mengatakan kepada kita:
2 Samuel 11:13-15
“Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya.Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.”
Sungguh sulit dipercaya, seorang yang digerakkan oleh Allah (2 Petrus 1:21) untuk menuliskan sejumlah besar Firman-Nya, dan seorang yang namanya disebutkan ratusan kali dalam Firman Allah, telah menuliskan juga surat yang isinya begitu keji yang ia kirimkan melalui tangan korbannya sendiri! Namun, ingatlah bahwa apa yang kita baca di sini bukan tindakan yang dilakukan Daud sebagai seorang abdi Allah. Daud TIDAK lagi berjalan sebagai seorang abdi Allah, ketika ia melakukan hal-hal ini. Sebaliknya, ia sedang hidup tanpa persekutuan dengan Allah, setidaknya sejak ia tidur dengan Batsyeba. Mari kita lanjutkan:
2 Samuel 11:16-17, 26-27
“Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa. Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati………Ketika didengar isteri Uria, bahwa Uria, suaminya, sudah mati, maka merataplah ia karena kematian suaminya itu. Setelah lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya.”
Rencana Daud membunuh Uria akhirnya berhasil. Mungkin ia berharap sekarang tidak ada lagi masalah, karena tak seorang pun, kecuali sejumlah kecil orang, yang tahu apa yang telah ia lakukan. Tetapi kisahnya tidak berhenti sampai di sini. Karena, meskipun tidak ada orang yang tahu. Allah mengetahuinya. Jadi, mari kita lihat apa yang Allah lakukan:
2 Samuel 11:27, 12:1-13
“Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN. TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata kepadanya: "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu." Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan."Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu. Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan." Lalu berkatalah Daud kepada Natan: “AKU SUDAH BERDOSA KEPADA TUHAN.”
Daud, telah menghina perintah Allah, Firman Allah, Allah sendiri, seperti yang juga ia lakukan dengan mengadakan sensus dan seperti yang juga Hawa lakukan dengan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (namun yang tidak Kristus lakukan, meskipun sama seperti kita Ia pun dicobai). Apa hasilnya: Dosa dan kejahatan. Namun, setelah ditegur, Daud bertobat dan mengakui dosanya. Mari kita lihat, apakah Allah mengampuninya, dan apa yang terjadi dengan hukuman mati yang telah ditetapkan dalam Hukum Taurat. Ayat 13 mengatakan kepada kita:
2 Samuel 12:13
“Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.”
Tuhan telah menjauhkan dosa Daud begitu ia bertobat dari dosanya itu. Pertobatannya juga menyelamatkannya dari hukuman mati. Anak kalimat “engkau tidak akan mati”, jelas merujuk pada hukuman mati sesuai Hukum Taurat. Hal ini tidak berlaku hanya bagi Daud. Allah sesungguhnya tidak pernah menginginkan hukuman mati bagi seorang berdosa. Sebaliknya, Ia selalu menginginkan pertobatan orang yang berdosa itu. Sebagaimana dikatakan dalam Yehezkiel 33:11:
Yehezkiel 33:11
“Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup.”
Apa yang Allah inginkan adalah HIDUP dan persekutuan dengan-Nya. Itulah sebabnya, Ia segera mengampuni Daud, seperti juga Ia pun akan segera mengampuni kita, bila kita bertobat dan mengakui dosa-dosa kita kepada-Nya.
3. Kesimpulan
Jadi kesimpulannya adalah:
i) Tuan dari pencobaan, yakni si pencoba, adalah Iblis.
ii) Kita menyerah kepada pencobaan ketika kita berhasil ditipu oleh musuh (baik secara eksplisit maupun implisit) untuk mengejar hal-hal yang berlawanan dengan kehendak Allah, baik yang telah dinyatakan di dalam Alkitab maupun melalui penyataan. Hasilnya adalah dosa. Hawa mengabaikan apa yang Allah katakan mengenai pohon tentang pengetahuan yang baik dan yang jahat. Hasilnya? Dosa. Daud mengabaikan apa yang Firman Allah katakan tentang penghitungan penduduk. Hasilnya? Dosa. Daud juga mengabaikan apa yang Firman Allah katakan tentang perzinaan. Hasilnya? Dosa. Sebaliknya, Yesus Kristus menghormati Firman Allah. Ia tidak pernah mengabaikannya, melainkan Ia menggunakan Firman Allah itu untuk menghadapi pencobaan dari si Iblis. Hasilnya? “sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibrani 4:15). Dengan kata lain, mari kita mencari dan mengerti kehendak Allah, yakni Firman-Nya, dan mari kita menyimpannya dalam-dalam di dalam hati kita. Mari memegang erat dan jangan pernah mengabaikan Firman-Nya, maka Iblis tidak akan bisa menyeret kita dan membuat pencobaan itu mencapai hasil yang diinginkannya, yaitu dosa.
iii) Apabila kita telah jatuh dan berdosa maka kita harus bertobat dan mengakui dosa kita kepada Tuhan, dan Ia akan segera mengampuni kita. Sebagaimana 1 Yohanes 1:9, 2:1-2 katakan kepada kita:
I Yohanes 1:9, 2:1-2
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan……Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.”
Begitu kita bertobat dan mengakui dosa-dosa kita kepada Tuhan, Ia segera mengampuni kita.Kita telah melihat hal itu terjadi pada Daud. Ia melakukan kejahatan yang keji. Ia bahkan membunuh salah seorang tentaranya yang paling setia. Namun begitu ia bertobat dan mengakui dosanya, “TUHAN telah menjauhkan dosamu itu”(2 Samuel 12:13).Menyerah pada pencobaan berarti berdosa dan dosa membutuhkan pengampunan: oleh karena itu, bertobatlah, akuilah dosa Anda kepada Tuhan, ampuni juga diri Anda sendiri serta mereka yang mungkin turut berperan di dalamnya, mintalah pengampunan kepada mereka yang mungkin telah Anda lukai, belajarlah apa pun yang bisa Anda pelajari dari kejadian itu, dan bergeraklah maju.
Masalah yang berhubungan dengan keinginan daging tidak dapat diselesaikan dengan memandang kepada daging dan melihat apa yang telah terjadi. Sebaliknya, itu harus diselesaikan dengan memandang kepada Allah dan menggunakan semaksimal mungkin semua yang telah Ia berikan kepada kita di dalam kelahiran yang baru. Sebagaimana Galatia 5:16-18 katakan kepada kita:
Galatia 5:16-18
“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh[natur yang baru], maka[hasilnya adalah]kamu tidak akan menuruti keinginan [epithumies] daging [natur yang lama]. Sebab keinginan daging [epithumo (bentuk kata kerja dari epithumia, kata yang terjemahkan sebagai keinginan daging dalam Yakobus 1:14-15)]berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”
Natur lama dan natur baru bertentangan satu dengan yang lain dan bagian Firman Allah di atas mengatakan bagaimana caranya agar kita tidak menuruti keinginan natur lama kita yang membawa kepada pencobaan dan dosa. Caranya sederhana: “hiduplah oleh Roh [natur yang baru]” (dengan kata lain kenakan dan arahkan hati Anda kepada manusia yang baru, dan semua yang Allah telah berikan dalam kelahiran yang baru), “maka [sebagai hasilnya] Anda tidak akan menuruti keinginan daging” (sehingga karena itulah Iblis tidak dapat, meskipun ia akan terus berusaha, menyeret Anda agar berbuat dosa dan jatuh).













LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.   Introitus: (Iringan musik masuk, dan jemaat mengambil saat teduh). 2.   Votum: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yan...