Menyingkapi
Sengsara
Yak.
1: 1-27
Ketika
covid 19 mulai merebak di Wuhan, berbagai macam tanggapan yang berunculan untuk
menyingkapi masalah ini. Seorang pengkhotbah Islam yang sangat terkenal saat
ini di Indonesia menyatakan bahwa, covid 19 adalah ‘tentara Allah” untuk
menghantam pemerintah Cina, karena pemerintah Cina selama ini mengdiskriminasi
orang Islam Hui. Tetapi kemudian beberapa saat covid 19 ini juga sampai ke Arab
Saudi yang notabene dimana “baitullah (rumah Allah Islam)” berada, pengkhobah
tersebut diam dan tidak ada penjelasan selanjutnya.
Ketika
Tsunami melanda Aceh, banyak orang Kristen yang mengatakan bahwa Allah sedang
menghukum orang Aceh, karena sering menganiaya Gereja. Apakah Allah orang Kristen
seperti demikian?
Covid
19 adalah masalah dunia yang menciptakan masalah-samalah lainnya. Ada masalah
yang tersorot dan ada yang diabaikan, walau disaat yang lalu hal itu adalah hal
penting, tetapi saat ini, hal itu diabaikan, contohnya demokrasi, kebangkrutan
universitas, runtuhnya ekonomi dunia, dan banyak penderitaan lainnya.
Focus
kita saat ini yaitu, bagaimana kita menyingkapi kesusahan, penderitaan, dan
sengsara menurut iman Kristen. Hal pertama untuk menyingkapi mesalah itu adalah
mengenali penyebab kesusahan, penderitaan dan sengsara itu. Mengenal sebab
penderitaan, kesusahan dan sengsara agar orang percaya tepat dalam bersikap
terhadap sengsara berdasarkan sebab datangnya sengsara itu sendiri. Demikian
beberapa penyebab kesusahan, penderitaan dan sengsara:
a.
Dosa.
Jika
dosa adalah salah satu penyebab utama “penderitaan & sengsara” yang dialami
semua manusia di muka bumi ini, Alkitab
mengatakan: “semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah” (Rom.
3:23). Jika demikian, maka semua manusia tidak terlepas dari semua upah dosa
yaitu “maut” (Rom.6: 23), tetapi dari upah dosa itu Allah berkehendak untuk
mengampuni orang-orang percaya atas upah dosa yang terbesar yaitu maut.
Sebagaimana
Allah adalah Allah yang penuh kasih, maka kasih Allah ada yang bersifat umum
dan ada yang bersifat khusus. Kasih Allah yang bersifat khusus adalah Allah
memilih orang-orang tertentu untuk diselamatkan.
Hanya
keselamatan yang merupakan kasih Allah yang bersifat khusus, yang lainnya
adalah bersifat umum, dimana Allah memberikan hujan kepada orang beriman dan
kepada orang yang tidak beriman.
Dosa
membuat manusia dan dunia terkutuk dan tidak lepas dari pencobaan, sebab dunia
sedang terjual dalam kekuasaan si pencoba, bahkan Tuhan Yesus tidak lepas dari pencobaan
itu.
Dunia
yang berdosa ini tidak lepas dari penderitaan & sengsara, termaksud orang
beriman. Bahkan kesenangan & kekayaan, jika itu datangnya dari Iblis, juga
adalah bagian dari pencobaan itu sendiri.
Penderitaan
& sengsara dalam dunia berdosa ini, kadang datang dari bencana alam, wabah,
dan manusia itu sendiri, bahkan hewanpun tidak lepas dari kutukan dosa yaitu
sakit bersalin (Rom. 8:23).
Didalam
dunia yang berdosa ini, Allah berkehendak mengampuni dan menyelamatkan setiap
orang yang percaya, sehingga mereka terlepas dari upah dosa yang terakhir yaitu
maut (Rom. 5: 15-17; I Kor. 15: 26), oleh karena itu, orang beriman memiliki
pengharapan, walau untuk sepanjang hidup mereka, mereka masih mendapat imbas
dari dunia yang berdosa dimana kita berada saat ini. Bagi setiap kita yang
telah diselamatkan, hendaknya tidak lagi hidup didalam dosa.
b.
Si Pencoba.
Pencobaan adalah
tindakan yang dilakukan oleh oknum tertentu yaitu iblis dan sasaran yang khusus
yaitu orang beriman. Iblis tidak perlu mencobai orang yang tidak beriman, sebab
orang yang tidak beriman sudah berada dalam kuasanya.
Pencobaan tidak
mungkin datang dari Allah, sebab Allah tidak mencobai (Yak. 1: 13). Mengapa
Allah tidak mencobai? Sebab tidak ada kegelapan dalam Allah. Kegelapan apa yang
dimaksud? Pencobaan bertujuan menjatuhkan seseorang dan bertujuan membuat
seseorang terkungkung dalam penderitaan.
Pencoba tidak maha
tahu, tetapi Allah maha tahu. Allah tahu batasan seseoang, Allah tahu batasan
kemampuan seseorang, Ia tidak perlu mencobai untuk tahu, berbeda dengan Iblis. Allah
juga tidak menghendaki kebinasaan manusia, termaksud orang berdosa.
Iblis disebut pencoba
dan pencoba adalah pekerjaannya. Segala sesuatu yang stabil berupaya
digoncangnya agar jatuh, bahkan orang percaya yang berada dalam lindungan
Allah, selalu diupayakan agar iman mereka gugur (Luk. 22: 31-34). Semakin
seseorang beriman dan posisi mereka dalam persekutuan orang beriman penting,
maka mereka akan menjadi fakus sasaran Iblis (Mat. 6: 13; 26: 41).
Kita mungkin bertanya,
mengapa orang percaya, dimana Roh Allah ada dalam diri mereka, masih sering
jatuh dalam pencobaan? Apakah Allah tidak melindungi orang percaya sehingga
tidak jatuh dalam pencobaan?
Manusia berdosa karena
jatuh dalam pencobaan iblis, bahkan itu ketika manusia belum berdosa, terlebih
lagi ketika manusia telah berdosa dan akibat dari dosa itu ia dibuang dari Eden
yaitu dunia yang telah jatuh kedalam dosa, dunia yang telah dikuasai dosa.
Dalam dunia inilah, orang percaya yang diselamatkan dan orang berdosa yang
belum diselamatka berada. Dunia yang berada dalam kekuasaan Iblis.
Kita sering kali ingin
meminta kekhususan agar kita tidak berada dalam pencobaan, dan memang kita
meminta hal itu dalam doa Bapa Kami, kita memintanya karena memang kita berada
didunia ini yang terjual dalam kekuasaan Iblis.
Allah memang memberi
kekususan yaitu tidak mungkin membiarkan kita berada dalam pencobaan yang
membuat iman kita gugur dan binasa (I Kor. 10: 13; ), tetapi bukan
pencobaan-pencobaan biasa yang dialami oleh semua mahluk yang berada dalam
dunia yang berdosa.
Walau dunia terjual
dalam kekuasaan si pencoba, Allah tetap
adalah yang tertinggi. Dalam cerita Ayub, Allah tetap memberikan batasan kepada
Iblis ketika mencobai Ayub, yaitu tidak berkuasa mencabut nyawa Ayub. Demikian
juga dengan orang pilihan Allah, yang dipilih untuk diselamatkan, Roh Kudus
memastikan agar iman mereka tidak akan gugur dan karya keselamatan itu menjadi
pasti.
c.
Kebodohan manusia itu sendiri.
Adakah
manusia yang memilih untuk susah & Sengsara? Banyak! Mereka memilih untuk
penderitaan itu.
Contoh:
Tetangga saya yg gagah,
punya isteri yang cantik, dan punya 4 orang putri yang canti-cantik. Hidupnya
tidak berlebihan, tetapi cukup, apa lagi dengan anak dan istri yang cantik,
adalah cukup alasan untuk berbahagia. Tetapi dia memilih untuk selingkuh dengan
janda yang Ponorogo yang secara fisik lebih jelek dan lebih tua dari istrinya.
Mengenai janda itu lebih baik, aku melihat istrinya adalah wanita baik, bahkan
rela menderita untuk keluarganya dan untuk suaminya.
Apa yang dilakukan
oleh pria bodoh ini, bukan hanya menyusahkan dan menjadikan dirinya menderita,
tetapi juga anak-anaknya dan isterinya menderita baik fisik dan psikis yang
berkepanjangan.
Selain
ada yang memilih, ada pula yang tidak tahu bahwa ia sedang melakukan kebodohan
karena bodoh. Maka akibat dari kebodohan itu, entah karena keinginan, Hasrat,
nafsu, telah banyak membuat orang menderita dan sengsara.
d.
Ujian.
Ujian dan pncobaan
berbeda. Iblis adalah pencoba, sementara Allah adalah penguji. Ujian memiliki
maksud kudus dan maksud mulia yaitu “kenaikan tingkat dan pemurnian iman” (Yes.
48: 10).
Allah
selain adalah Bapa yang baik, Ia juga adalah guru agung, yang mengajar setiap
murid-murid-Nya dengan cara memberikan ujian kepada mereka. Guru yang baik akan
memberikan soal ujian menurut tingkat kelas masing-masing murid. Tidak ada yang
diuji diluar kemampuan mereka. Bagaimana mengetahui suatu batasan ujian, yaitu
dengan melewati ujian itu.
Sengsara,
derita dan kesusahan bukan satu-satunya tetapi salah satu ujian yang Allah
pakai, untuk menjadikan iman dan pribadi orang percaya timbul dari emas murni.
Ujian
yang diijinkan Allah terjadi dalam kehidupan orang beriman, tidak akan berlalu
begitu saja, tanpa pemahaman, tanpa kedewasaan, walau ujian itu sampai pada
kematian, hal itu tidak akan pernah sia-sia, hal itu akan dipahami oleh orang
beriman yang menjalaninya, maupun oleh orang beriman lain yang menyaksikannya.
Salah
satu perbedaan ujian dan pencobaan yaitu: Allah tidak pernah menginginkan
kematian orang-orang beriman dalam setiap ujian-Nya, tetapi pencobaan iblis,
jika bisa, maka bertujuan kematian, jika bisa, maka kematian dalam kesesatan.
(Mzm. 16: 10; Ayub. 2: 6).
Ketika Allah
mengijinkan pencobaan terjadi dalam kehidupan Stefanus dan jemaat mula-mula,
Pada mulanya jelas itu adalah rencana Iblis untuk menghambat pertumbuhan
Gereja, tetapi ketika Allah mengijinkannya, maka itu adalah ujian iman yang
terjadi dalam kehidupan Stefanus dan jemaat mula-mula, dimana orang-orang
Yahudi menuduh Stefanus menghujat Allah dan Stefanus akhirnya dirajam batu
hingga mati, itu adalah ujian terbesar bagi Stefanus karena ia harus mati.
Disinilah kita melihat
perbedaan kedua dari ujian dan pencobaan yaitu, ujian akan selalu memurnikan
iman dan juga membuahkan dan menguatkan iman orang percaya lainnya. Ketika
Stefanus mati, hal itu terjadi dihadapan Paulus yang saat itu adalah seteru
Allah dan orang-orang beriman, tetapi kematian Stefanus, justru menggangu
pikiran Paulus, dan justru dari kematian itu, menjadi titik awal dan menjadi
benih iman yang teguh dari Paulus. Itulah sebabnya mengapa dalam memberitakan
Injil Paulus tidak pernah takut mati (Kis. 6: 8-7:60).
Kesusahan,
penderitaan dan sengsara adalah hal biasa yang terjadi dalam dunia yang berdosa
ini (Rom. 8: 18-30). Demikian pula dengan nikmat, kesensenangan dan kekayaan,
bisa dari Allah dan juga bisa dari Iblis datangnya (Luk. 4: 8).
Demikianlah
bagi setiap orang percaya, harus dapat membedakan antara “pencobaan dan ujian
dari Allah”, mengetahui penyebab dari mana pencobaan itu datang adalah hikmat
penting untuk menempatkan sikap terhadapnya. Berdoalah senantiasa kepada Allah agar dijauhkan dari pencobaan,
tetapi ketika hal itu terjadi, maka hanya bersama Allah kita bisa melewatinya
dan mengalahkannya.
Ketika sengsara itu
datangnya karena kebodohan dan dosa, maka marilah kita memohon ampun pada Allah
dan bertobat. Ketika Allah mengijinkan ujian berupa sengsara dan penderitaan,
maka ketahuilah bahwa Allah sedang
memurnikan kita seperti emas murni yang ditempa pada dapur sengara. Semua
demi kebaikan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: