Rabu, 06 Mei 2020

GALILEA




GALILEA


 
Setiap orang memiliki tempat-tempat paforit. Suatu tempat menjadi paforit, karena tempat itu memiliki cerita tersendiri dalam hidup seseorang dan cerita itu selalu manis. Beberapa tahun lalu, melintas di depan RKZ adalah hal yang paling penulis benci, sebab di tempat itu aku menyaksikan seorang sahabat dipanggil Tuhan.
Apa keistimewaan Galilea, sehingga kota ini menjadi tempat khusus bagi Kristus yang bangkit itu? “Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea” (Mat. 26: 32; Mat. 27: 55). Mengapa bukan Yerusalem dengan predikatnya sebagai kota Allah? Kota rohani, dimana Bait Allah didirikan? Mengapa Galillea yang menjadi tempat khusus bagi Kristus yang bangkit?
Jika tempat paforite selalu dihubungkan keindahan, kemakmuran, kedamaian dan kenangan indah. Galilea jauh dari semua itu. Galiea adalah negeri orang terbuang, dimana iman Yahudi dan bangsa lain saling bercampur baur, kawin-mawin, dan beranak pinak, imoral. Galilea adalah negeri kaum marginal, negeri yang dihina oleh orang Yahudi sendiri karena ketidakmampuan mereka menjaga orthodoxi. Bahkan Natanael murid Yesus, ketika Filipus mengatakan kepadanya bahwa mereka telah menemukan seorang Israel sejati yaitu Yesus, Natanael justru menjawab: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?( Yoh. 1: 46).  Nazaret adalah seperti kecamatan bagi propinsi Galilea, sehingga sama saja Natanael mengatakan: “mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Galilea?. Tidak ada yang dapat dibanggakan dengan Galilea.  
Galilea juga dikenal dengan tanah Zebulon atau tanah Naftali. Tanah ini dikenal sebagai tanah yang penuh dengan kesuraman, itulah sebabnya Yesaya menubuatkan “tetapi tidak selamanya ada kesuraman untuk negeri yang terhimpit itu. Kalau dulu Tuhan merendahkan tanah Zebulon dan tanah Zaftali…(Yes. 9: 1).
Walau dengan segala predikat pahit dan gelap yang dimiliki Galilea, tanah ini, memiliki tempat khusus dihati Yesus. Galilea memiliki cerita tersendiri dalam hidup Anak Allah yang tunggal. Ia disebut sebagai nabi Yesus dari Nazaret di Galilea. (Mat. 21: 11; 28: 7, 10,16). Pesisir Danau Galilea adalah tempat Yesus memilih para murid, yaitu orang-orang terbuang dari yang terbuang (Mrk. 1: 16).
Galiea bukan tempat aman, Galilea bukan tempat makmur, Galilea bukan tempat berbudaya, dan Galilea bukan tempat religius. Kita salah menilai, ketika Yesus menyingkir ke Galilea setelah mendengar bahwa Yohanes Pembaptis di penggal oleh Herodes, kita sering berpikir bahwa Ia pergi mencari aman di Galilea, tetapi Injil mencatat, bahwa Ia menyingkir ke Galilea justru untuk menggenapi nubuat Yesaya akan tanah Naftali dan Zebulon (Yes. 9:1), yaitu memberitakan Injil Allah (Mrk. 1: 14, 39). Tanah yang suram itu, justru dipilih oleh Yesus sebagai titik awal memberitakan “bertobatlah sebab kerajaan Sorga sudah datang”.
Pada akhirnya dititik awal kerajaan sorga diberitakan, menjadi titik akhir pertemuan dengan murid, sebelum Kristus yang bangkit untuk naik ke surga, itulah sebanya Ia mengatakan “akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea”.
Hal apa yang dapat kita renungkan dari  kekhususan Galiela dihati Yesus?
  1.  Tuhan kadang menempatkan kita di tanah dan tempat yang suram, tertinggal, dan kadang kurang rohani dimata orang, tentu bahwa tempat itu bukan tempat yang nyaman bagi kita, tetapi justru Tuhan sedang mengutus kita untuk menjadi terang di tempat itu, mengutus kita untuk menyatakan kasih dan anugerah-Nya. 
  2.  Tempat yang suram seperti Galilea, kadang menjadi titik awal bagi Allah, untuk menyatakan pekerjaan-Nya, rencana-Nya bagi kita secara pribadi. Oleh karena itu, jangan tergesa-gesa meenolak sesuatu yang tidak nyaman bagi kita disaat ini, mungkin ditempat itu adalah jalan menuju damai sejahtera Allah, mungkin ditempat itu menjadi tempat yang permai yang sedang Allah sediakan bagi kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

  1.    Nyanyian Pembuka: Aku Hendak Bersyukur Pada Tuhan   Aku hendak bersyukur pada Tuhan Kar'na keadilanNya Dan bermazm...