Sabtu, 02 Mei 2020

Mengalami Kuasa Kebangkitan






Kebangkitan Yesus menjadai dasar iman dan pengharapan Kristen, itulah sebabnya mengapa Rasul Paulus mengatakan: “tetapi apa yang dulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus….yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya” (Flp. 3: 7,10).

Kuasa kebangkitan Yesus bagi Paulus, bukan sekedar fakta sejarah masa lalu dan bukan sekedar rumusan teologi, tetapi telah menjadi tujuan hidup, kebenaran tertinggi, kekayaan dan motifasi hidup hari lepas-hari.

Jika demikian pentingnya kuasa kebangkitan Yesus bagi iman Kristen, maka pertanyaanya adalah, apa kuasa kebangkitan itu dan bagaimana kuasa kebangkitan Yesus, dinyatakan dan mempengaruhi kehidupan nyata kita setiap hari.

Secara filosofis, kuasa kebangkitan Yesus adalah kuasa perubahan yang tidak mampu dilakukan oleh manusia, tetapi hanya oleh Allah sendiri, dimana kuasa perubahan itu adalah:

1.     From Creation to Recreation (dari ciptaan yang telah jatuh ke dalam dosa, diperbaharui menjadi ciptaan baru, baik manusia, waktu dan alam semesta).

2.     From the Darkness to The Light. (dari kegelapan kepada terang yang ajaib)

3.     From the Death to the Live. (perubahan satatus dari kematian kepada kehidupan)[1].

Secara paktis, kuasa kebangkitan Yesus adalah kuasa yang merubah,  yaitu merubah setatus dan karekter orang percaya sebagai pemenang dalam menjalani kehidupan setiap hari.  

Kuasa kebangkitan Yesus tidak menjadikan kita hidup dalam tekanan untuk menjadi jaura. Juara dan pemenang sedikit berbeda. Anda tidak harus menjadi juara, tetapi harus menjadi pemenang. Pemenang bukan menang-menangan, bukan kalah, tetapi mengalah. Kadang mengorbankan diri, bukan mengorbankan orang lain. Tidak menaklukkan, tetapi menanggung dalam ketabahan, Pemenang adalah pejuang, tidak manja, tidak lemah dan gampang menyerah. Hal ini nampak dalam kata-kata Paulus: “tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit, kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa” (2 Kor. 7-9).

Orang Kristen tidak harus menjadi seorang juara, tetapi harus menjadi pemenang! “oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami dianggap sebagai domba-domba sembelihan. Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang” (Rom. 8: 36-37).  Sorang juara tidak ditindas, tidak dianiaya, tidak dihempaskan, tetapi pemenang, mungkin saja ia mengalami itu semua, tetapi mereka dapat melewatinya, bukan dengan perang, tetapi dengan ketabahan.

Sejarah mencatat bahwa orang Kristen sejak dari mula kemunculannya, telah mengalami penganiayaan yang biadab oleh Roma, tetapi pada akhirnya Roma runtuh dan Gereja masih ada hingga saat ini. Kristus yang bangkit itu telah menginspirasi dunia. Ia tidak memiliki tentara tetapi raja-raja dan bangsa-bangsa takluk kepada-Nya, ini lebih dari seorang pemenang. Hingga di dunia modern saat ini orang Kristen terus dianiaya, tetapi orang Kristen tidak pernah mengangkat senjata untuk melawan atau menjadi tirani atau menjadi teroris.  

Lomba lari 400 meter putra di Olimpiade 1992. Sebanyak 65 ribu penonton yang penasaran menatap gerak-gerik, Derek Redmond. Dia adalah pelari tercepat asal Inggris kala itu. Namanya cukup populer dan dia sangat berambisi merebut medali pada Olimpiade 1992 setelah gagal melakukannya di Korea, empat tahun sebelumnya pada Olimpiade 1988.Redmond dan semua atlet mulai mengadu kecepatan. Ketika sudah 250 meter, Redmond merangsek ke posisi keempat. Sedikit lagi mengamankan perunggu. Namun ketika balap lari itu menyisakan 150 meter, Redmond mengubur mimpinya meraih medali di Olimpiade. Dia tampak terpincang-pincang di lintasan lari. Derek tersungkur sambil memegangi pangkal pahanya. Tim medis pun menghampirinya dan menyebut bahwa Redmond mengalami cedera hamstring. Ketika Redmond berlari sambil menahan sakit, seorang pria bertopi tiba-tiba menerobos barikade keamanan. Pria bertopi itu ternyata ayah sekaligus pelatihnya, Jim Redmond. Ketika itu sang ayah sudah melarangnya untuk menyelesaikan balapan. "Kau tak harus melakukan ini, nak," kata Jim. Sambil berlari dan menangis, Derek menjawab pernyataan ayahnya. "Tidak ayah, saya ingin menyelesaikan perlombaan," ujarnya. Melihat kekuatan anaknya yang ingin menyelesaikan balapan, Jim tersentuh. Jim merangkul Redmond dan membantunya menuju garis akhir. Beberapa langkah dari garis finis, Jim melepaskan rangkulannya. Dia membiarkan Redmond memenuhi ambisinya. Ketika Redmond menyentuh garis finis, semua orang yang memadati stadion bertepuk tangan untuk kegigihannya. Redmond tidak keluar sebagai juara, tetapi ia tetap sebagai pemenang, apa yg dialaminya dan dilakukannya, justru mendapat tepuk tangan yang lebih meriah dari pada sang juara dan apa yang dilakukannya akan selalu tertulis sebagai suatu inspirasi.

Kuasa kebangkitan menjadikan kita sekalian sebagai pemenang, menang dalam menghadapi kedagingan dalam diri kita, menang atas diri kita terlebih dahulu, tidak menjadi serupa dengan dunia ini walau resikonya berat, pada akhirnya hanya orang-orang Kristen yang menang yang diperkenan Allah (Why. 2: 7;11;17; 26; 3:5; 12; 21; 6:2).

Kuasa kebangkitan Yesus membawa kita menjadi pemenang atas kesulitan-kesulitan dalam hidup, bagi dunia mungkin mustahil, tetapi bagi orang yang mengalami kuasa kebangkitan Yesus tidak ada yang mustahil jika Allah menyertai kita sekalian.

Oleh karena itu jangan lemah, jangan manja, jangan cengeng dalam menjalani hidup ini, kuasa kebangkitan-Nya menyertai kita sekalian. Kita sekalian lebih dari pemenang. 








[1] GRII Andika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

  1.    Nyanyian Pembuka: Aku Hendak Bersyukur Pada Tuhan   Aku hendak bersyukur pada Tuhan Kar'na keadilanNya Dan bermazm...