Rabu, 20 Mei 2020

Khotbah Kenaikan Yesus Ke Sorga

Gerakan Kembali.
Yoh.14:1-14


Suatu ketika penulis mengunjungi Museum Nasional Jayapura, penulis melihat Mumi yang berasal dari suku Dani yang diawetkan dengan cara diasap selama 200 hari memakai lemak babi. Ketika melihat posisis mumi yang duduk dengan kepala medekati lutut, penulis bertanya kepada guide wisata mengapa posisinya demikian, mengapa tidak dibaringkan seperti mumi Toraja atau mumi Mesir? Pemandu wisata mengatakan bahwa dalam kepercayaan mereka bahwa manusia itu berasal dari kandungan maka ketika mereka dimumikan mereka diposisikan seperti seorang bayi dalam kandungan. Posisi mumi suku dani sama dengan posisi pemakaman orang suku Sabu. Penulis menyimpulkan satu hal mengenai kecendrungan pemahaman secara umum agama suku di Indonesia mengenai pemakaman, yaitu mengembalikan seseorang pada asalnya semula.
Iman Israel dan iman Kristen memiliki kesamaan sebab mengakui sumber kebenaran yang sama yaitu Alkitab. Alkitab memberitahukan kepada kita sekalian, bahwa manusia dengan segala kegemilanganya diciptakan Tuhan dari tanah dan juga akan kembali menjadi tanah sebab dari sanalah ia berasal. Selain dari tanah, Allah menghembuskan roh atau nafas dalam hidup manusia, sehingga ia menjadi mahluk hidup, itulah sebabnya mengapa Alkitab “dan debu Kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya (Pkh. 12: 7). Kematian menurut Alkitab adalah kembali kepada asalnya.
 Hanya karena Allah manusia dapat bangkit kembali dari tanah dan hanya karena kuasa Yesus yang telah mengalahkan maut, manusia dapat terlepas dari dunia orang mati.
Kenaikkan Yesus ke Surga adalah suatu peristiwa dan fakta yang dialami dan disaksikan oleh para Rasul dan murid-murid angkatan pertama. Mengapa Ia harus naik dan disaksikan oleh semua murid?

1.      Kenaikan Tuhan Yesus ke surga adalah suatu peristiwa kembali, yaitu kembali kepada asal-Nya. Ia naik ke Sorga sebab dari sanalah Ia berasal. Kandungan Maria hanyalah wadah untuk kedatangan-Nya di tengah-tengah dunia ini sebagai manusia sejati.
Gerakan kembali akan mengungkapkan asal sesuatu, itulah sebabnya mengapa Pengkhotbah mengatakan “pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaklah orang yang hidup memperhatikannya (Pkh. 7: 2). Menurut Pengkhotbah bahwa akhir manusia mengungkapkan asal dan nasib manusia, akhir menyingkapkan titik permulaan, “akhir sesuatu hal lebih baik dari awalnya” (Pkh. 7: 8). Pada akhirnya semua yang hidup akan melakukan gerakan kembali, atau ia akan dihalau untuk kembali. Manusia akan kembali ke tanah, karena memang dari sanalah manusia diambil dan diciptakan.

2.      Kenaikkan Yesus ke surga selain membuktikan dari mana Yesus berasal dan dari mana Ia datang. kenaikan Yesus ke sorga juga membuktikan perkataan dan claim-claim-Nya adalah benar adanya, yaitu: Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagim (Yoh. 14:2)”, Claim ini adalah benar adanya dan sebagai dasar iman dan dasar pengharapan setiap orang yang percaya, kemana mereka akan berakhir ketika mereka percaya kepada-Nya.
Suatu saat sewaktu tujuh calon mahasiwa teologi akan bertolak dari Kendari menuju Surabaya via kapal laut, mereka harus transit ke Buton satu malam, maka calon mahasiswa itu menjadi bingung, dimana mereka akan tidur dan makan, sebab uang yang penulis berikan kepada mereka untuk tiket sangat minim, tetapi penulis mengatakan kepada mereka, jangan takut, saya orang Buton, disana aku memiliki banyak keluarga dan teman. Benar ketika penulis memberitahu seorang tante penulis, tante tersebut menyediakan keperluan mereka sejak tiba di Buton, hingga melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Setibanya di Surabaya, para calon mahasiwa tersebut mengatakan kepada penulis betapa mereka dijamu dan dilayani sedemikian rupa, bahkan kepada mereka diberikan uang tambahan oleh tante. Penulis katakan “aku sudah bilang bahwa aku dari Buton dan banyak keluarga di sana, kalian tidak mungkin terlantar”. Tuhan Yesus katakana “dirumah Bapa-Ku”, tentu ini adalah jaminan Ilahi, melebihi semua janji manusia, janji itu ya dan pasti.

Kadatangan Yesus ke dunia ini, adalah kedatangan dalam kerendahan sebagai manusia, dimana Ia menanggalkan segala kuasa keAllahan yang dimiliki-Nya, atau yang kita kenal dengan “kenosis”. Rasul Paulus menulis: “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, malainkan telah mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” (Flp. 2: 6-7).Yesus telah menanggalkan semua kuasa ke-Allahan itu dan merendahkan diri menjadi sama dengan manusia, itulah sebabnya Ia lapar dan mengalami semua penderitaan manusia, hingga Ia harus mati di kayu salib. Tetapi setelah kebangkitan-Nya, Ia mengclaim bahwa “kepada-Ku telah telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Mat. 28: 18). Claim itu adalah benar adanya, sebab ia telah sengsara dan mati mengalahkan maut, bangkit, dan kenaikan-Nya ke sorga adalah kembali pada kepenuhan keAllahan-Nya untuk duduk di sebelah kanan Bapa di Sorga.
Yesus harus naik ke sorga untuk menerima kuasa di sorga, dengan kuasa yang diterima-Nya itulah Ia mengutus para murid-murid untuk pergi keseluruh bumi memberitakan Injil.
4.      Tujuan kenaikan ke sorga agar Roh Kudus dapat datang.
Roh Kudus selalu bekerja sepanjang jaman, demikian juga dengan Bapa selalu bekerja, tetapi cara Allah Tritunggal bekerja selalu harmonis, selalu ada yang menjadi subjek utama. Contoh, Roh Kudus berkarya sejak Yesus dikandung, tetapi focus utama tetap Kristus.
Kenaikan Yesus ke sorga, agar Roh Kudus dapat turun serta berkarya dalam Gereja, membimbing Gereja dalam mengenal Kristus, membimbing dan menghibur orang percaya dalam hidup beriman mereka dan menyertai pemberitaan Gereja akan jalan keselamatan didalam Kristus.

Kenaikan Yesus ke sorga adalah keharusan, tetapi dibalik kenaikan-Nya itu, ada tujuan-tujuan mulia yang menjadi dasar iman dan pengharapan Kristen. Kenaikan Yesus ke Sorga adalah kenaikan yang membawa hal yang lebih baik, membawa sukacita dan pengharapan.


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar:

LITURGI IBADAH RAYA MINGGU

    1.    Intoitus: (saat teduh). 2.    Nyanyian Pembuka: Dengan Apa Kan Ku Balas   Kau Allah Yang Setia, Bapa Yang Mulia. Ka...